Spekto
Spekto
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Instrumental
yaitu Spektrofotometer.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makaliah ilmiah tentang Spektrofotometer ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
PENDAHULUAN
Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya
pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau warna terbentuk, sehingga
prosesnya tersebut dapat keluar hasil yang dibutuhkan untuk menganalisis suatu pemeriksaan.
3
PEMBAHASAN
a. Definisi Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilserap sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.
Spektrofotometri merupakan salah satu jenis teknik dari spektroskopi yang mempelajari
tentang absorpsi dan emisi radiasi dari suatu senyawa. Radiasi tersebut didasarkan atas
gelombang elektromagnetik dengan kecepatan m/detik.
a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak,
4
ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat
dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang
gelombang (l ) adalah 350 – 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai
sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di
daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur intensitas cahaya
melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati
sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T)
sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T (Underwood 2002)
5
b. Prinsip Kerja
Spektrofotometer bekerja dengan cara mengukur jumlah relatif cahaya dari panjang
gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan ditransmisikan oleh suatu senyawa. Gambar 1
menjelaskan mekanisme kerja spektrofotometer yang mana cahaya putih dibiaskan oleh prisma
menjadi sejumlah cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Cahaya tersebut akan
melewati sampel dan kemudian melewati tabung/kuvet yang mengubah energi cahaya menjadi
energi listrik yang digunakan untuk mengukur densitas sampel tersebut.
Teknik spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisi baik secara kuantitatif maupun
secara kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan adanya pola spektrum yang
mengenali suatu senyawa dan secara kuantitatif berdasarkan hukum Lambert-Beer. Hukum
Lambert-Beer mengatakan bahwa intensitas suatu cahaya yang diserap berbanding lurus dengan
konsentrasi senyawa. Semakin besar suatu konsentrasi, maka semakin besar nilai absorbasinya.
Dengan adanya Hukum ini, maka dapat dirumuskan nilai absorbansi dengan persamaan:
Keterangan :
A = Absorban
ε = koefisien ekstingsi molar
b = tebal larutan (kuvet)
c = konsentrasi larutan
6
c. Pemanfaatan Spektrofotometri
Spektrofotometri digunakan sebagai salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan
dalam spektrofometri disebut spektrofotometer.
d. Jenis-Jenis Spektrofotometri
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan
simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 ºC) dibanding
logam lainnya. Karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat
dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang
akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
dihasilkan harus benar-benar stabil.
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein
terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna
agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.
7
Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide
pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada
panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan
banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein
terlarut dalam sample.
2. Spektrofotometer UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometer visible, pada spektrofotometer UV berdasarkan interaksi
sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber
sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan
isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium
mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan
tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang berarti
‘dua’, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi
oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa
yang tidak memiliki warna.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan
reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun
perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip
dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel
koloid apalagi suspensi.
Sebagai contoh pada analisa protein terlarut (soluble protein). Jika menggunakan
spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat berwarna dengan reagent Folin, maka bila
menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat langsung dianalisa. Ikatan peptide pada
protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang gelombang sekitar 280 nm. Sehingga
semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi tinggi), maka konsentrasi protein terlarut
semakin besar. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding
spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample.
8
Namun harus berhati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari
senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi
menimbulkan bias pada hasil analisa.
3. Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometer UV Vis merupakan alat yang terdiri dari dua komponen utama yaitu
spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan spectra dengan panjang gelombang
tertentu, sedangkan fotometer merupakan alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif bila
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang.
Kelebihan spektrometer dari fotometer adalah kemampuan alat tersebut untuk lebih
menyeleksi panjang gelombang yang diinginkan dengan adanya alat pengurai seperti prisma,
grating atau celah optis.
Bila seberkas sinar cahaya keluar dari sumber sinar, maka sinar akan masuk ke dalam
sistem monokromator melalui slit. Monokromator akan menyeleksi panjang gelombang berkas
sinar yang diinginkan untuk memasuki sel. Seleksi panjang gelombang dilakukan dengan
memutar tombol panjang gelombang pada alat. Selanjutnya sinar yang monokromatis akan
masuk melewati sel yang berisi larutan cuplikan. Sinar yang diteruskan selanjutnya akan masuk
ke detector, dan sinyal detector akan disampaikan ke operator dalam bentuk read out.
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama
dengan Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada
sistim optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari
Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah dari persamaan gelombang yang
dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari
Perancis.
9
Dari deret Fourier tersebut intensitasgelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu
atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari
daerah waktu ke daerah frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier
Transform).
Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai
dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi
elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan oleh
Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831).
a. PC dan boot sistem operasi PC dinyalakan. Jika printer telah terhubung ke sistem, maka nyalakan
printer.
b. Dinyalakan spektrofotometer dan ditunggu sampai cahaya indikator spektrofotometer berwarna
hijau. Proses ini meliputi pengujian spektrofotometer dan mengambil waktu sekitar 1 menit.
c. Diletakkan sampel yang telah dimasukkan kedalam kuvet pada sample compartment. Sebelum
sample di ukur, preparasi sample terlebih dahulu.
d. Sistem siap untuk digunakan.
e. Lampu hijau akan berkedip, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran sedang berlangsung.
f. Jika spektrofotometer berhenti, hal ini menunjukkan bahwa pengukuran telah siap berlangsung.
g. Data absorbansi dan spektrum akan terbaca di komputer, yang berbentuk grafik hubungan antara
panjang gelombang dengan absorbansi
10
f. Cara Perawatan Spektrofotometer
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang maksimum, 650 nm. Hasil
absorbansi biru metilen digunakan sebagai kurva standar yang menghubungkan konsentrasi dan
absorbannya. Selanjutnya kurva standar digunakan untuk menghitung konsentrasi sampel yang
belum diketahui konsentrasinya. Praktikan mampu menggunakan alat spektrofotometer,
membuat kurva standard dan menghitung konsentrasi sampel. Sehingga Percobaan berhasil
dilakukan.
B. Saran
Dari makalah ini penulis mungkin memiliki kesalahan dalam penulisan makalah yaitu seperti
dalam melakukan percobaan menggunakan spektrofotometer. Maka dari itu dalam melakukan
analisis menggunakan Spektrofotometer harus dilakukan dengan prosedur penggunaan yang
benar dan harus diperhatikan secara cermat dan teliti.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer
http://depe22.blogspot.co.id/2012/05/m-spektrofotometer.html
http://dyahdeviyanti.blogspot.co.id/2015/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
13