Anda di halaman 1dari 4

Kesimpulan

Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya hereditas atau keturunan,
ras, lingkungan, usia, kondisi obesitas, riwayat persalinan, dislipidemia, hipertensi, konsumsi alkohol,
merokok, diabetes gestational, serta konsumsi obat anti-depresan dan anti-psikotik. Etiologi tersebut
menyebabkan terjadinya defisiensi insulin yang dapat terjadi melalui mekanisme rusaknya sel beta
pankreas, penurunan reseptor glukosa pada sel beta pankreas dan kerusakan reseptor insulin di
jaringan perifer. Penyakit DM tipe 2 ditandai dengan kondisi polidipsi, polifagi, poliuria, nafsu makan
bertambah tapi BB cepat turun, mudah lelah, kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk
jarum, rasa kebal di kulit, kemampuan seksual menurun, pada ibu hamil keguguran atau BBL >4000
gram, pandangan kabur, gatal-gatal yang sangat mengganggu, gigi mudah goyah dan lepas, mudah
mengantuk, kelelahan, kram ,iritabilitas dan emosi yang labil akbat ketidak seimbangan elektrolit.
Melalui data yang ada, dapat diidentfikasi masalah yang dialami Nn. X, yaitu:
- Nilai lab HbA1c meningkat dari nilai normal
- Nilai lab GD2JPP meningkat dari nilai normal
- Nilai lab GDP meningkat dari nilai normal
- Indikasi tanda gejala DM
- Asupan kalori berlebih (193.0%)
- Asupan karbohidrat berlebih (234.8%)
- Asupan proteini berlebih (197.7%)
- Asupan lemak berlebih (188.8%)
- Kurang patuh terhadap rekomendasi diet yang diberikan
Melalui identifikasi masalah tersebut maka dapat ditegakkan diagnose gizinya, yaitu:
1. NI – 2.2 Asupan makanan dan minuman per oral berlebih disebabkan pasien tidak patuh
terhadap rekomendasi diet ditandai dengan hasil sq ffq berlebih dari kebutuhan 193.0%
2. NC – 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gzi disebabkan penyakit DM tipe 2 ditandai
dengan nilai hba1c tinggi, gd2jpp tinggi, gdp tinggi, keringat dingin, lemas, tangan terasa kebal
3. NB – 1.6 Kurang patuh terhadap rekomendasi diet terkait gizi disebabkan pasien sudah pernah
mendapatkan edukasi gizi tetapi sulit menerapkan rekomendasi diet dan mudah lupa ditandai
pola makan yang salah dan pemilihan BM yang kurang tepat dan mengonsumsi makanan yg
bersifat allergen pada pasien.
Melalui diagnose gizi yang tealh ditegakkan, maka dapat ditentukan intervensi yang akan diberikan,
yaitu :
1) ND – 1 Makanan utama dan snack diberikan 3 utama dan 2 snack dengan prinsip 3J (tepat
jumlah,jenis dan jadwal) porsi kecil tapi sering, makanan biasa diberikan secara peroral denga
target mecapai kebutuhan.
2) C – 1 konseling gizi – pendekatan dasar teori
Menjelaskan terkait diet DM kepada pasien, menekankan pentingnya dukungan keluarga
dalam perubahan perilaku pasien, makanan yg diperbolehkan dan tidak, dan menjelaskan
pola hidup yg sehat sesuai kondisi pasien, Mengajarkan pasien cara menghitung asupan
energy dan diet, mengajarkan cara membaca rekomendasi diet, mengajarkan cara mencatat
dalam food record, mengajarkan cara membaca hasil. Dilakukan saat visite sasaran adalah
keluarga dan pasien waktu: 30-60 menit
3) RC – 1 Kolaborasi dengan tenaga medis lain terkait penyakit DM tipe 2, alergi, pemberian obat
dan nilai laboratorium, kondisi fisik klinis pasien.
Intervensi yang diberikan, akan di monitoring dan di evaluasi untuk mengetahui perkembangan
kesehatan pasien dan untuk mengetahui keefektifan intervensi yang diberikan. Maka untuk itu,
rencana monev yang dapat diberikan, yaitu:
1. BD - 1.5 profil glukosa
Pemantauan nilai lab terkait kondisi DM yang dilakukan jika ada data lab terbaru dengan
target nilai lab normal
2. FH - 5.1 tentang kepatuhan
Wawancara dengan bantuan form tingkat kepatuhan dan monitor diri dengan sakala yang
ditentukan oleh ahligizi saat konseling. Target: pasien patuh (skor: 5)
3. AD 1.1 pemantauan terkait fisik klinis
Dengan cara melihat langsung atau melihat hasil rekam medis. Target: fisik klinis normal
4. FH 1.1.1 asupan energy
Pemantauan asupan dilakukan dengan food record 2 hari weekday 1 hari weekend catatan
diserahkan pada ahli gizi saat konseling dengan target asupan mencapai normal
5. FH 4.1 pengetahuan terkait makanan dan gizi
Pre dan post test saat konseling
Target: jawaban benar > 80%
6. FH 1.2.2 asupan makanan dan minuman
Pemantauan asupan dilakukan dengan food record 2 hari weekday 1 hari weekend catatan
diserahkan pada ahli gizi saat konseling dengan target asupan mencapai normal
7. FH 1.2.1 asupan lemak dan kolesterol
Pemantauan asupan dilakukan dengan food record 2 hari weekday 1 hari weekend catatan
diserahkan pada ahli gizi saat konseling dengan target asupan mencapai normal
8. FH 1.5.2 asupan protein
Pemantauan asupan dilakukan dengan food record 2 hari weekday 1 hari weekend catatan
diserahkan pada ahli gizi saat konseling dengan target asupan mencapai normal
9. FH 1.5.3 asupan KH
Pemantauan asupan dilakukan dengan food record 2 hari weekday 1 hari weekend catatan
diserahkan pada ahli gizi saat konseling dengan target asupan mencapai normal
10. FH 7.3 aktivitas fisik
Target: pasien melaksanakan aktivitas fisik yang sudah ditentukan frekuensi : setiap konsleing
metode: wawancara dan pencatatan aktivitas fisik harian.
Melalui data yang telah dirancang tersebut, maka tahap selanjutnya ialah membuat rencana
diet yang tepat yang sesuai dengan tujuan, prinsip, syarat dan kebutuhan pasien, yaitu:
a. Tujuan:
1. Membantu memperbaiki kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik
yang lebih baik
2. Menurunkan kadar glukosa darah supaya mendekati kadar normal
3. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal
4. Memberi cukup energi untuk mempertahankan status gizi
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan
6. Mencegah komplikasi dan progesifitas penyakit Diabetes Melitus
7. Meminimalisir terjadinya hipoglikemi dan hiperglikemi
8. Memenuhi kebutuhan gizi pasien
b. Prinsip Diet :
- Energi cukup
- Karbohidrat cukup
- Protein cukup
- Lemak cukup
- Tepay 3J (Jadwal, Jenis, Jumlah)
c. Syarat Diet :
- Energi diberikan 25 kkal/kg BB aktual
- Karbohidrat diberikan 60 % dari total kebutuhan energi
- Protein diberikan 15 % dari total kebutuhan energi
- Lemak diberikan 25 % dari total kebutuhan energi, lemak jenuh <10 %, lemak tidak
jenuh ganda/PUFA 10 %
- Kolesterol dibatasi ≤300 mg
- Serat diberikan 25 g/hari diutamakan jenis serat larut air seperti pada sayur dan buah
- Pemanis alternative dapat digunakan selama tidak melebihi batas aman harian
- Bila glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan mengkonsumsi gula murni 5% dari
total kebutuhan energi
- Apabila tekanan darah normal, diperbolehkan konsumsi natrium dalam bentuk garam
dapur seperti pada orang normal yaitu 3000 mg/hari. Apabila tidak normal diberikan,
natrium dibatasi yaitu ≤1200 mg/hari.
- Cukup vitamin dan mineral
d. Perhitungan Kebutuhan :
- Energi 25 kkal x BB = 25 x 42 = 1.050 kkal + 20 % (koreksi akrivitas fisik)
= 1.260 – 5 % (koreksi umur)
= 1.197 kkal
- Karbohidrat : 60 % x 1.197 kkal = 718,2 kkal : 4 = 179,55 gram
- Protein : 15 % x 1.197 kkal = 179,55 kkal : 4 = 44,88 gram
- Lemak : 20% x 1.197 kkal = 239,4 kkal : 9 = 26, 6 gram

Intervensi yang diberikan untuk mengubah perilaku pasien DM tipe 2 dilakukan dengan
metode konseling gizi. Konten konseling gizi disesuaikan dengan pada fase perubahan mana pasien
berada. Fase perubahan terdiri dari fase prakontemplasi, kontemplasi, preparasi, aksi, pemeliharaan,
dan relaps. Konseling gizi dilakukan dengan tujuan untuk membantu klien mengidentifikasi dan
menganalisis masalah serta memberikan alternative pemecahan masalah, mengarahkan klien untuk
memilih pemecahan masalah yang sesuai dengan kondisi pasien, membantu klien dalam upaya
mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi sehingga status gizi dan kesehatan klien menjadi lebih
baik. Tahapan melakukan konseling dimulai dari membangun dasar konseling, menggali masalah,
menegakkan diagnosa, intervensi gizi, monitoring dan evaluasi hingga mengakhiri konseling. Dalam
melakukan konseling, konselor membutuhkan data berupa data antropometri, biokimia, fisik klinis,
dan riwayat personal pasien. Media atau alat bantu dapat memaksimalkan berjalannya proses
konseling gizi. Media yang digunakan daat berupa poster, leaflet, Food Model, video edukasi, lembar
balik (flipchart), booklet, flashcard/kartu bergambar, brosur, buku foto makanan depkes, daftar bahan
makanan penukar, standar diet, software konseling, serta buku-buku pedoman tatalaksana.
Keefektivitasan proses konseling gizi dan rencana perubahan perilaku sangat dipengaruhi oleh
faktor keluarga. Keluarga harus ikut berperan aktif dalam memberikan dukungan terhadap hasil/
rekomendasi konseling gizi dengan membantu pasien mematuh irekomendasi diet dan aktivitas fisik
dengan cara menyediakan jenis dan jumlah makanan yang tepat bagi anggota keluarga dan ikut
mengkaji kualitas dan kebutuhan gizi sesuai rekomendasi, keluarga mengajak dan menemani klien
dalam melakukan aktivitas fisik,serta memberikan motivasi untuk sembuh dan memantau klien untuk
tetap disiplin.

Rekomendasi
- Mahasiswa sebaiknya sudah mempersiapkan diri dengan belajar, sehingga dalam berpendapat
tidak hanya terpacu pada membaca tapi juga mampu memahami nya.

Anda mungkin juga menyukai