PEMBAHASAN
3) Gudang 5.08 Cm
Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, antara lain beban yang
direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti biaya
konstruksi, dan waktu konstruksi. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu
menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu,
tanah pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup
5
untuk memikul beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan. Dalam
kasus tertentu, apabila sudah tidak memungkinkan untuk menggunakan
pondasi dangkal, maka digunakan pondasi dalam.
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur
atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem strukturnya.Untuk memilih tipe pondasi
yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai
keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan
secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya. Hal-hal berikut perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
6
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat
pengaruh luar.
lapukan batuan yang terdiri dari butiran (agregat) mineral- mineral padat,
bahan organik yang melapuk, serta zat cair serta gas yang mengisi ruang
kosong diantara butiran. Sebutan dan deskripsi perbedaan fisik tanah berikut
dapat membantu mengerti tentang bagaimana tanah dikelompokan untuk
kepentingan rekayasa bangunan.
7
– 0.06 mm (0.25 – 0.002 Inch). Bersama-sama kerikil sering disebut
sebagai tanah berbutir kasar.
Lanau (Silt). Ukuran butir lanau lebih kecil dari pasir, yakni berkisar
antara 0.06 – 0.002 mm (0.002 – 0,00008 mm. Lanau ini relatif
memiliki sifat mirip pasir, tanah berbutir.
Lempung (Clay). Butiran lempung berukuran lebih kecil dari lanau,
kurang dari 0.00008 mm. Karena kecilnya ukuran dan berbutir
lempeng, jenis tanah ini bersifat stabil, sangat dipengaruhi kandungan
pori dan jumlah air yang mengisi pori tanah lempung.
Humus (peat). Humus dan jenis tanah organik lain tidak diperkenankan
untuk menerima beban pondasi. Karena banyak mengandung bahan
organik, butiran tanah ini tidak kekal dan mudah berubah volume
karena dipengaruhi oleh faktor biologis dan usia.
Untuk kepentingan bidang teknik sipil deskripsi tersebut masih kurang untuk
dapat menggambarkan jenis, simbol dan sifat tanah. Karenanya, dilakukanlah
sistem klasififikasi tanah oleh sekelompok ahli atau lembaga mulai dari bidang
pertanian hingga bidang tranportasi. Unified Soil Classification System (USCS)
dan American Association of State Highway Transportation Officials System
(AASHTO) adalah sistem klasifikasi yang banyak dirujuk dan relevan untuk
kepentingan bidang teknik sipil.
Pengujian Tanah
8
analis butiran dan komposisi butiran/ gradasi, kadar air, berat isi, berat jenis
(specific garfity) uji geser dengan alat geser langsung maupun dan alat triaxial
hingga uji pemampatan tanah (consolidation test) . Berikut di sampaikan
sebagian uji tanah yang perlu untuk diketahui terkait dengan sifat tanah.
Kandungan air pada jenis tanah tertentu sangat berpengaruh terhadap sifat fisik
maupun kekuatannya. Karennya uji kadar air uji awal yang paling banyak
dilakukan terkait dengan fisik tanah. Kadar air dinyatakan dalam angka
persentase (%). Formula untuk kadar air (water content) dapat dikemukakan
sebagai berikut.
Wc = Ww/Wsd *100%
Uji untuk mengetahui karakter fisik terkait dengan ukuran butiran yang
umumnya cukup dilakukan dengan analisis ayakan (Sieve analysis) untuk tanah
berbutir kasar. Sedang untuk tanah yang berbutir halus seperti lempung
diperlukan uji dengan Hydrometer (Hydrometer test set). Peralatan uji ayakan
dan hydrometer ditunjukkan pada Gambar 5.1 dan Gambar 5.2.
Dari pengujian dengan analisis ayakan akan diperoleh indeks ukuran butiran
tanah mulai dari dari diameter butiran paling banyak / dominan, koefisien
gradasi tanah maupun koefisien keseragaman tanah yang diperlukan untuk
mengklasifikasikan tanah. Diameter lubang saringan dan contoh isian tabel uji
9
ayakan untuk keperluan klasifikasi stanah ditunjukan pada Tabel 5. 2 dan Tabel
5.3.
10
Gambar 5.1. Set ayakan untuk uji ukuran butir dan gradasi tanah
Sumber: Dok. Lab TS-FTUM
Batas konsistensi tanah sering disebut batas Atterberg. Besaran batas batas konsistensi
merupakan besaran kadar air (%) untuk menandai kondisi tanah terhadap kandungan
air. Batas konsistensi ini terdiri dari batas cair (Liquid Limit / LL), bata plastis (Plastic
Limit/ PL) maupun batas susut (shirinkage Limit). Batas cair merupakan kadar air tanah
sehingga tanah pada kadar air tersebut bersifat layaknya zat alir/ cair. Batas plastis
merupakan kadar air dimana dengan kondisi tersebut bersifat plastis dari kondisi tanah
kering yang bersifat padat / keras. Sedangkan batas susut merupakan kadar air
maksimum agar saat tanah dikeringkan tidak mengalami susut/ perubahan volume.
3
menjatuhkan cawan. Jika tanah uji di letakkan pada cawan setebal 1 cm, kemudian
dibuat alur menggunakan alat pembuat alur (groover), dan kemudian melakukan
ketukan ( blow). Akibat ketukan tersebut, alur yang dibuat akan kembali menutup.
Kemudahan menutupnya alur tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah air dalam tanah
tersebut. Batas cair merupakan kadar air tanah uji (%) jika dilakukan ketukan sebanyak
25 kali menyebabkan alur tanah pada cawan Cassagrande berimpit 1.25 cm (1/2 Inch).
Gambar 5.3. Alat uji Batas Cair dan batas plastis: Cawan Cassagrande
Sumber: Dok. Lab TS-FTUM
Batas Plastis merupakan besaran kadar air tanah dimana saat dilakukan pilinan pada
contoh tanah hingga Æ 3 mm mulai terjadi retakan dan tidak putus. Tanah uji batas
plastis ini umumnya menggunakan tanah uji batas cair yang diangin-anginkan
kemudian dibuat bola tanah Æ 1 cm. Bola tanah tersebut kemudian dipilin dengan jari
di atas permukaan halus. Jika kondisi pilinan tanah Æ = 3 mm dan mulai retak, segera
lakukan uji kadar air. Kadar air pada kondisi itulah sebagai batas platis.
Indek Plastisitas (PI) merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis. Jika ditulis
dalam formula adalah sebagai berikut. Indeks plastisitas inilah yang memberikan
indikasi terkait dengan kerekatan/ kohesifitas keplastisan suatu tanah uji oleh pengaruh
air yang dikandungnya. Tanah lempung untuk bahan genting umumnya memiliki
angka/ indeks plastisitas yang lebih tinggi dibanding tanah lanau.
PI = LL – PL
4
LL = Batas Cair,
PL = Batas plastis
Pengujian kekuatan geser tanah dapat dilakukan dengan menggunakan Set Alat Geser
langsung (Direct Shear Test Set) dan Alat Uji Triaxial (Triaxial Test Set), seperti pada
Gambar 5.4. Walaupun kurang memiliki ketelitian alat geser langsung sering digunakan
untuk menentukan tegangan geser tanah (t) dan atau beserta sudut geser tanah (q).
Tanah uji untuk test ini umumnya adalah tanah asli tanpa terganggu (undisturbed).
Untuk pelaksanaan uji contoh uji diberi tegangan normal ( ) sebesar tekanan tanah yang
ada di atas tanah uji, = g . h. Dimana g adalah berat isi tanah dan h merupakan
kedalaman tanah uji. Contoh hasil uji geser langsung dapat ditunjukkan pada Tabel 5.4.
Sudut geser (q) ditentukan berdasarkan kemiringan grafik uji = Arc Tan t/ . Sedangkan
angka rekatan (cohesiveness) ditentukan dari besaran tegangan geser pada tegangan
normal = 0. Berdasarkan hasil uji tersebut didapatkan bahwa q = 37 o, dan angka kohesi
(c) = 0.075 kg/cm2.
5
0.00 75.00 35.00 45.00 4.95 0.16 75.00
1' 30" 87.50 40.00 82.00 9.07 0.29
1' 45" 100.00 37.00 70.00
2' 00" 112.50 63.00
2' 15" 125.00
Besaran sudut geser dalam dan besaran rekatan tersebut diperlukan untuk perhitungan
geseran dari tanah untuk keperluan perhitungan pondasi maupun dinding penahan.
6
Uji tekan bebas ini merupakan uji tekan searah, tanpa tahanan dari arah samping (
lateral) dari contoh tanah silindris pada kondisi asli. Data yang dihasilkan dari uji ini
adalah data tegangan tekan maksimum tanah uji. Data ini cukup bermanfaat untuk
memperkirakan besaran daya dukung tanah pada tepian tebing dalam menerima beban.
Uji tekan bebas ini relatif cepat dan bermanfaat sebagai data tambahan uji Triaxial
Uji berat isi tanah dimaksudkan untuk menentukan berat tanah per satuan volume.
Satuan yang umum digunakan adalah gr / Cm3, kg / liter atau ton / m3. Uji didahului
dengan pengambilan sampel di lapangan dengan menggunakan tabung sampel. Tanah
uji berbentuk silindris yang diambil kemudian dikeluarkan untuk ditimbang dan
dihitung volumenya. Perhitungan berat isi dapat ditunjukkan sebagai berikut.
7
memungkinkan pemadatan menghasilkan berat isi maksimum disebut sebagai kadar air
optimum (w optimum). Besaran berat isi maksimum tanah dan kadar air optimum dapat
dilihat pada Tabel 8.5
Tabel 5.5. Besaran berat isi maksimum tanah dan kadar air optimum
g) Uji Triaxial
Uji triaxial ini dilakukan untuk memperoleh kekuatan geser tanah (t) saat tanah
menerima tegangan normal dengan besaran tertentu, dan sudut geser (q). Data sangat
penting untuk perancangan pondasi telapak, tiang maupun untuk perancangan dinding
penahan ( retaining wall). Sampel tanah untuk uji ini disarankan berupa tanah asli tak
terganggu (undisturbed specimen). Uji ini sedikit mirip dengan uji tekan bebas, dengan
penahan dan pengukuran ke arah samping akibat tekanan aksial.
Salah satu data penting untuk perancangan pondasi dalam adalah mengetahui jenis
tanah di tiap kedalaman / lapisan tanah. Alat uji ini dapat berupa bor dengan
menggunakan tenaga manusia dan tenaga mesin (Gambar 5.7). Data yang dapat
8
dihasilkan adalah berupa lembar bor (Boring Log) yang berisikan deskripsi fisik tanah
di tiap kedalaman yang diperlukan. Deskripsi yang dimaksud umumnya tentang fisik
tanah: warna tanah, jenis tanah, dan keseragaman butiran. Uji boring biasanya disertai
Uji Penetrasi Standar (SPT). Karenanya lembar data bor tersebut biasanya
mencamtumkan pula data SPT berupa jumlah pukulan dan tingkat kekerasan tanah.
Gambar 5.7. Set alat boring tanah dan alat pengambil sampel
Uji ini pada prinsipnya seperti memancang tiang dalam tanah. Pengujian ini ini
biasanya dilakukan bersamaan dengan pekerjaan boring, yakni mencari data kekerasan
tanah yand diindikasikan dalam bentuk jumlah pukulan ( n blows) yang diperlukan
untuk memasukkan split sampler sedalam 30 cm. Split sampler merupakan ujung
pancang yang dapat di belah untuk sekaligus memperoleh contoh tanah yang diukur
kekerasannya. Dari contoh tanah tersebut dapat ditentukan jenis dan sifat tanah uji. Data
uji penetrasi standar tersebut belum memberikan infomasi besaran kekuatan. Untuk itu
diperlukan konversi jumlah pukulan terhadap kekuatan dengan uji lain misal sondir.
Tabel 5.6 menampilkan besaran jumlah pukulan dan tingkatan kepadatan untuk jenis
tanah tak berkohesi (granular) dan tanah berkohesi (cohhesive soil) seperti lempung.
9
Tabel 5.6. Jumlah pukulan hasil Uji SPT dan tingkat kepadatan tanah
Sumber: Brockenbrough dkk, 2003
Uji ini mirip dengan uji penetrasi standar, yang membedakan adalah bahwa ujung alat
ini berupa konus (Gambar 5.9) yang dimaksudkan memberikan tekanan pada pompa
pengukur. Konus tersedia dua macam bentuk, konus tunggal dan konus ganda. Konus
tunggal hanya dapat mengukur tahanan tanah ujung. Sedangkan konus ganda, selain
tahanan tanah ujung dapat mengukur pula gesekan tanah (soil friction).
Ukuran kekerasan tanah maupun gesekan dapat dilihat pada manometer yang
dinyatakan dalam besaran tegangan tanah (kg/cm2). Pengujian dengan alat ini relatif
murah untuk diselenggarakan dengan hasil data yang cukup memadai untuk
perancangan pondasi.
10
Gambar 5.10: Konus tunggal dan konus ganda pada alat Sondir
Sumber: Gaylord Jr, dkk, 1997
2.3 JENIS JENIS PONDASI
11
dipakai adalah pondasi plat jalur (strip footing atau well footing ) atau plat penuh (mat
foundation) yang hampir memenuhi seluruh luas proyeksi bangunan.
Jenis –Jenis Pondasi Dangkal:
a. Pondasi Batu Kali
Pondasi Batu Kali biasanya hanya dipakai untuk konstruksi yang tidak berat,seperti
pagar,rumah tinggal sederhana yang tidak bertingkat. Pondasi batu kali biasanya
ditempatkan menerus untuk pondasi dinding. Seluruh beban atap/beban bangunan
umumnya dipikul oleh kolom dan dinding,diteruskan ke tanah melalu pondasi
menerus sepanjang dinding bangunan. Pondasi batu kali hanya mempertimbangkan
berat beban yang bekerja tanpa mempertimbangkan beban momen yang terjadi
,yang oleh karena itu kurang tepat apabila dipakai pada konstruksi bangunan yang
berat/bertingkat tinggi sedangkan untuk konstruksi bangunan 2 lantai atau lebih
perlu dikombinasikan dengan pondasi jenis lain dengan perhitungan tertentu.
12
4
13
mengeringkan air tanah yang terdapat di sekitar badan pondasi. Bila lapisan tanah
untuk pondasi mengandung pasir atau cukup kering. Lapisan Aanstamping tidak
diperlukan. Cukup diberi lapisan pasir dasar yang sudah dipadatkan setebal 10 cm.
3. Badan pondasi, dibuat dari pasangan batu kali dengan perekat (beraping)
campuran 1 kp:1 sm:2 ps atau 1 pc:3 ps. Untuk pondasi dinding luar bangunan,
sejak ketinggian 10 cm di bawah halaman sampai ke atas, dipakai perekat/plesteran
trasraam (kedap air) yaitu campuran 1 pc : 2 ps. Menyusun/menggambar batu kali
pada badang pondasi, tidak boleh terdapat siar segari baris vertikal maupun
harizontal. Untuk memudahkan pemasangannya, batu pada bagian tepi harus dibuat
lebih tinggi daripada batu pada bagian tengah. Posisi ini juga akan mencegah
campuran berapen melimpah terlalu banyak ke luar badan pondasi.
4. Sloof beton bertulang, campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr di atas sepanjang pondasi.
Berfungsi untuk menyalurkan beban dari dinding tembok di atasnya agar terbagi
secara merata di sepanjang pondasi. Lebarnya setebal tembok di atas dan tingginya
20-30 cm, balok-balok yang memikul beban selalu diletakkan tegak (tidak rebah)
agar daya pikul bebannya lebih besar.
5. Tanah urug, untuk mengisi sisa lubang pondasi yang tidak terisi pasangan
pondasi. Sebelum sisa galian ditimbun, sebaiknya dinding badan pondasi
diberap/dilapis dengan perekatnya agar rata dan untuk menutup celah antara
pasangan batu yang mungkin ada dan bisa dimasuki binatang kecil atau akar
tanaman yang dapat merusak pondasi.
6. Kemiringan tanah galian untuk pondasi batu kali adalah 5:1
14
Pemasangan Pondasi Batu Kali:
MULAI
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PENGGALIAN
PERBAIKI
TIDAK CEK
- ELEVASI
- DIMENSI
YA
PEKERJAAN AANSTAMPING
PERBAIKI
TIDAK CEK
- ELEVASI
- DIMENSI
YA
PEKERJAAN SLOOF
SELESAI
a. Pekerjaan persiapan
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan pekerjaan pondasi batu
kali yaitu persiapan alat, bahan dan tenaga kerja .
15
b. Pekerjaan pembersihan, pengukuran dan pemasangan bowplank
Pekerjaan berikutnya adalah pembersihan lahan, ini dilakukan untuk membersihkan
tempat kerja dari sampah-sampah, pohon, rumput dan akar-akar tanaman untuk
mempermudah pekerjaan selanjutnya. Setelah proses pembersihan selesai maka
dilakukan pekerjaan pengukuran as-as bangunan yang sesuai dengan gambar kerja
untuk proses pengukuran bisa langsung dikerjakan pemasangan papan duga
(bowplank) sebagai acuan pengalian tanah.
16
akan sangat mempengaruhi kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat
dikatakan pondasi tidak seseuai lagi dengan fungsinya. Sedangkan untuk lebar
bagian bawah trapezium tergantung perhitungan dari beban di atasnya, tetapi pada
umumnya dapat dibuat sekitar 70 – 80 cm.
Pasangan batu kali diusahakan tidak saling bersentuhan dan selalu ada perekat/
spesi diantaranya hingga rapat. Celah – celah yang besar antara batu diisi dengan
batu kecil yang cocok padatnya, dan pada pasangan batu kali sudah harus disiapkan
anker besi untuk sloof dan kolom, ini dilakukan untuk mengikat sloof dan kolom
pada pondasi sehingga menjadi satu kesatuan.
Kedalaman anker minimal 30 cm dan harus dicor dan panjang besi yang muncul
diatasnya minimal 75 cm.Sloof diberikan pada atas pondasi, tujuannya untuk
mengikat bangunan dan mendistribusikan beban bangunan dari atasnya kepada
pondasi sehingga diharapkan tidak terjadi penurunan yang tidak bersamaan. Pada
umumnya sloof dibuat dari beton bertulang cor dengan ukuran 15 cm x 20 cm dan
di anker pada pondasi. Setelah pekerjaan pembuatan sloof selesai maka dilakukan
pengurugan tanah pada samping – samping pondasi bekas galian, dengan tujuan
untuk melindungi pondasi dari faktor cuaca dan dapat pula memberikan daya
dukung tanah yang cukup untuk menahan beban bangunan di atasnya.
17
kekuatan pondasi.Selain itu pondasi jenis ini juga digunakan dalam bangunan-
bangunan kuno,seperti arca, candi dan lain-lain. Sehingga cukup sulit untuk
mendapatkan gambarnya karena memang pondasi ini jarang digunakan karena
dinilai pemasangannya kurang praktis, terlampau rumit dan memerlukan banyak
waktu.
2
1
18
3. Badan pondasi, terbuat dari konstrksi bata yang diplester dengan adukan kasar
ketebalan kurang lebih 1,5 cm.
4. Sloof beton bertulang, campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr di atas sepanjang pondasi.
Berfungsi untuk menyalurkan beban dari dinding tembok di atasnya agar terbagi
secara merata di sepanjang pondasi. Lebarnya setebal tembok di atas dan tingginya
20-30 cm, balok-balok yang memikul beban selalu diletakkan tegak (tidak rebah)
agar daya pikul bebannya lebih besar.
19
Pemasangan Pondasi Batu Bata:
MULAI
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PENGGALIAN
PERBAIKI
TIDAK CEK
- ELEVASI
- DIMENSI
YA
PERBAIKI
TIDAK CEK
- ELEVASI
- DIMENSI
YA
PEKERJAAN SLOOF
SELESAI
a. Pekerjaan persiapan
Beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum mengerjakan pekerjaan pondasi batu
kali yaitu persiapan alat, bahan dan tenaga kerja.
20
Pekerjaan berikutnya adalah pembersihan lahan, ini dilakukan untuk membersihkan
tempat kerja dari sampah-sampah, pohon, rumput dan akar-akar tanaman untuk
mempermudah pekerjaan selanjutnya. Setelah proses pembersihan selesai maka
dilakukan pekerjaan pengukuran as-as bangunan yang sesuai dengan gambar kerja
untuk proses pengukuran bisa langsung dikerjakan pemasangan papan duga
(bowplank) sebagai acuan penggalian tanah.
21
Sedangkan untuk tanah yang mengandung air dibuat dari campuran :
- 1 PC : 4 Pasir atau 1 PC : 5 Tras
- 1 PC : ½ Kapur : 5 Pasir
22
b.Untuk bangunan dengan dinding 1 bata
Pada tipe bangunan seperti ini maka bisa dilakukan pondasi batu bata dengan
lebar atas 45 cm dan lebar bawah kurang lebih 77 cm. Dibuat selebar 45
cm,karena bila disamakan dengan lebar dinding dikhawatirkan dalam
pelaksanaan pemasangan pondasi tidak tepat dan akan sangat mempengaruhi
kedudukan dinding pada pondasi sehingga dapat dikatakan pondasi tidak
sesuai lagi dengan fungsinya.
c. Pondasi Rakit
Pondasi rakit adalah sebuah pelat beton besar yang digunakan untuk
menghubungkan permukaan (interface) antara satu atau lebih kolom di dalam
beberapa garis (jalur) dengan tanah dasar. Secara umum pelat pondasi rakit
dapat dianalisis dengan dua anggapan. Pertama pelat pondasi rakit dianggap
merupakan struktur yang fleksibel, berarti pelat pondasi akan mengalami
deformasi yang tidak sama akibat beban yang bekerja. Kedua, pelat pondasi
rakit dianggap merupakan struktur yang kaku yang berarti pelat dianggap
mengalami deformasi yang sama akibat beban yang bekerja. Pondasi ini dapat
menopang gedung bertingkat banyak, tendon air minyak, mesin, peralatan
industri, dan bangunan berat lainnya. Terutama memiliki luasan besar.
23
Pelat yang telapak ada di bawah kolom
Balok dan pelat
Pelat dengan kaki tiang
Dinding ruang bangunan bawah tanah sebagai bagian pondasi
telapak
Pertimbangan penggunaan/pemilihan jenis Pondasi rakit/pelat, antara lain jika:
Kekokohan landasan tidak memenuhi kebutuhan, atau beban bangunan
besar sehingga pondasi lajur menjadi lebar menjadi seluas gedung. Struktur
bangunan rangka dengan jarak tiang dengan beban yang tinggi dan jaraknya
<8m
Beban bangunan yang besar sudah dibagi seragam pada seluruh luas
bangunan oleh struktur bangunan masif
Wilayah bangunan yang sering banjir dan pondasi pelat beton bertulang
dilengkapi dinding kaki beton bertulang yang sekaligus kedap air sehingga
menghindari naiknya air dari bawah.
Perhitungan dilakukan seperti perhitungan pelat lantai yang terbalik tekanan
tanah = beban berguna dari bawah dan kolom dengan beban bangunan =
reaksi tumpuan dari atas ke bawah pada gedung dengan pondasi pelat beton
bertulang berada di bawah permukaan air tanah perlu diperhatikan gaya
apungnya.
24
Gambar 4 Pondasi Rakit Beton
Kelebihan Pondasi Rakit :
Pondasi rakit sangat bagus digunakan pada tanah yang banyak mengandung air
misalnya seperti tanah rawa.
Apabila terjadi banjir pondasi ini sedikit terakat, tetapi tidak mengalami
pergeseran dan apabila banjir telah surut pondasi tersebut kembali ke posisinya
semula.
Struktur pada pondasi rakit mengalami deformasi yang tidak sama akibat beban
yang bekerja, sehingga pondasi ini termasuk struktur yang fleksibel.
Pondasi ini cocok digunakan pada bangunan yang memiliku luasan yang luas.
Biaya pembuatan pondasi ini lebih murah dari pembuatan pondasi batu kali
Penurunan pada pondasi rakit bersamaaan
Kekurangan Pondasi Rakit :
Apabila tidak menggunakan grand anchor pondasi tersebut akan terangkat dan
menyebabkan bangunan pondasi bergerak.
Pondasi ini kurang bagus dibangun pada tanah jenis keras
Kurang efektif apabila digunakan di kedalaman > 6 m
25
Pemasangan Pondasi Rakit:
Mul ai
Pekerjaan Persiapan
Tidak
Checklist bersama
Apakah besi sudah sesuai SD dan raft
siap dicor ?
Ya
Pemeliharaan Beton
Selesai
a. Pekerjaan Persiapan
26
b. Pekerjaan Pembuatan Lantai Kerja dan Bekisting Permanent yang Terbuat
Dari Batako
Pekerjaan pembuatan lantai kerja mulai dikerjakan setelah pekerjaan galian
tanah layer 3 selesai dikerjakan. Lantai kerja merupakan dasar basement yang
memiliki elevasi – 11.55 m. Proyek ini menggunakan raft fondation sebagai
pondasi bangunan, jadi harus ada lantai kerja dimana lantai kerja dibuat dengan
menggunakan batako sebagai bekisting permanent.
Tahap pembuatan lantai kerja yaitu pemasangan batako, lantai kerja di timbun
oleh tanah lalu dipadatkan dengan menggunakan backhoe sebelum lantai kerja
dicor karena ada penurunan elevasi pada lantai kerja yang akan dibuat kolom,
setelah itu baru pengecoran dilakukan.
c. Pekerjaan GA vertical
Pekerjaan GA vertical dikerjakan setelah pekerjaan lantai kerja selesai
dikerjakan. Tahapan pekerjaan GA vertical terdiri dari pekerjaan pengeboran,
fabrikasi strand, cleaning dan desanding, Install strand, grouting, pasang plat
dan angker block, stressing, pemotongan strand dan grouting finish pada lantai.
d.Pekerjaan Tulangan
Pekerjaan tulangan raft fondation dimulai dengan pabrikasi. Pabrikasi tulangan
dilakukan di los pekerja, diameter tulangan utama yang digunakan sesuai
dengan bar bending schedule (BBS). Tahapan pekerjaan pembesian Raft
fondation adalah sebagai berikut:
1)Penyimpanan baja tulangan
Penyimpanan baja tulangan akan lebih jelas dibahas pada sub bab berikutnya.
2)Mempelajari gambar rencana atau shop drawing
3)Pemotongan tulangan
4)Pembengkokan tulangan
5)Perakitan baja tulangan
Baja diangkat oleh tower crane dari los pekerja ke lokasi pekerjaan raft
fondation, setelah itu tulangan dirangkai sesuai dengan SD. Pada saat perakitan
tulangan raft fondation, dirakit pula tulangan utama kolom.
27
Tulangan utama kolom dirakit setelah tulangan raft fondation hampir selesai
dirakit. Elevasi tulangan raft fondation harus sesuai dengan rencana, maka
digunakan beton decking atau beton tahu untuk menjaga tulangan utama
tetap pada posisinya.Beton decking itu sendiri dibuat dengan campuran pasir
beton dan semen dengan tebal 7 cm. Tebal raft fondation adalah 1.35 m dan area
pembuatan kolom adalah 1.75 m, untuk menjaga jarak ketebalan digunakan
cakar ayam.Pada saat perakitan tulangan raft foundation juga dipasang kawat
harmonika untuk menjaga beton supaya tidak melebar pada saat pengecoran.
Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pengecekan terhadap diameter tulangan,
jumlah tulangan, jarak antar tulangan dan panjang penyaluran tulangan, serta
ikatan tulangan.
f.Pekerjaan bekisting
Pekerjaan bekisting Raft foundation hanya dikerjakan pada pinggir – pinggir
saja, karena bekisting pada Raft foundation berfungsi sebagai stop cor.
Bekisting terbuat dari papan phenolite film atau multiplek yang tebalnya ± 12
mm. Setelah pekerjaan bekisting selesai dilakukan pengecekan terhadap
kekokohan bekisting, kelurusan bekisting, jika bekisting sudah memenuhi maka
sudah siap untuk pengecoran.
-Slump test
28
Slump test diuji pada saat concrete mixer tiba di proyek sebelum pengecoran.
Setiap satu concrete mixer melakukan satu kali pengujian slump test.
Slump test dilakukan langsung dilapangan untuk mengetahui konsistensi atau
workability beton yang akan digunakan.
-Uji kuat tekan beton
Pengujian kuat tekan beton dilakuan dengan cara menghitung kekuatan tekan
beton yang berasal dari sample yang diambil pada saat pengecoran. Sample
beton biasanya berupa silinder yang memiliki diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada saat umur beton 7 hari dan 28 hari.
2)Penuangan beton pada cetakan
Pengecoran dilakukan pada malam hari, karena suhu dan cuaca relatif stabil.
Sebelum pengecoran raft fondation dikerjakan, untuk menyambungkan beton
lama dengan beton baru maka digunakan bonding agent pada dinding atau
bagian pinggir beton lama. Area yang akan dicor harus ditutupi terpal karena
beton menggunakan admixture atau bahan tambah serta floor hardener. Beton
disalurkan dari concrete mixer ke concrete pump, kemudian disalurkan lagi
melalui pipa ke area yang akan dicor. Tinggi jatuh beton dari pipa pada saat
pengecoran ≤ 50 cm.
3)Pemadatan beton
Beton yang sudah dituang, lalu digetarkan dengan menggunakan vibrator,
supaya tidak keropos. Setelah cetakan terisi penuh, permukaan beton langsung
dirapihkan dan diratakan dengan menggunakan ruskam sehingga merata.
4)Pelaksanaan floor hardener
Floor hardener merupakan suatu bahan sejenis semen yang digunakan pada
lantai. Penggunaan bahan ini dimaksudkan untuk memperkeras lapisan atas atau
permukaan beton dan sebagai bahan finishing lantai. Selain itu, digunakan pada
daerah yang banyak mengalami gesekan atau benturan seperti pada tempat
parkir kendaraan. Metode pelaksanaan floor hardener terdiri dari :
1.Untuk mendapatkan permukaan yang rata maka pelaksanaan
pengecoran harus dilakukan dengan mengikuti relat yang telah
disiapkan dengan pengukuran menggunakan theodolite yang continue
pada seluruh permukaan lantai.
2.Jidar atau ruskam sebaiknya menggunakan bahan yang kuat dan kaku
( alumunium box )
29
3.Floor hardener mulai ditaburkan secara manual setelah air yang naik
ke permukaan tidak terlihat lagi. Pemakaiannya dengan dosis 4 kg/m²
atau sesuai dengan yang disyaratkan.
4.Penaburan awal menggunakan sekitar 2/3 bagian dari dosis, lalu
ditaburkan secara merata pada seluruh permukaan dan dibiarkan sampai
meresap pada permukaan setelah itu diratakan secara manual.
h.Pembongkaran Bekisting
Setelah beton sudah mengeras maka cetakan bekisting dibuka. Pembongkaran
bekisting raft fondation dikerjakan jika umur beton sudah mencapai ≥ 24 jam
(dilaksanakan pekerjaan ini di karenakan sistem pengecoran raft foundation per
zone, jadi bekisting berfungsi sebagai stop cor).
D. Pondasi Umpak
Jenis pondasi ini sangat cocok untuk area tanah yang keras karena pondasi ini
tidak memerlukan kedalaman yang lebih untuk membuatnya, sampai sekarang
30
pun pondasi ini masih banyak digunakan didaerah tertentu namun dengan
bantuan ditopang oleh pondasi batu kali yang diletakakn tepat di bawahnya.
Pondasi ini juga termasuk kedalam pondasi yang tahan gempa karena pengikat
struktur dan angkur yang mengikat umpak pada kayu atau batu dibagian
bawahnya dilunakkan sehingga dapat menyelaraskan getaran yang timbul
akibat gempa atau getaran lain yang tidak diinginkan sehingga bagian struktur
bangunan tidak mudah patah.Jenis pondasi ini hampir mirip dengan pondasi
telapak yang sudah saya jelaskan diatas, fungsi dari pondasi ini adalah untuk
pengganti pondasi batu kali, kelebihan dari pondasi ini adalah sangat kuat
karena seluruh pondasi terdiri dari beton bertulang, selain itu pondasi ini juga
tergolong murah.Ukuran pondasi plat beton ini hampir mirip dengan pondasi
batu kali yaitu memiliki lebar bawah 70 cm, seperti yang saya katakan diatas
bahwa jenis pondasi ini bisa jadi alternatif bagi anda yang ingin membuat
pondasi batu kali namun susah untuk mendapatkan material batu.
F. Pondasi Tikar
Jenis Pondasi tikar ini terdiri dari plat beton bertulang yang lebar dan
membentang pada area pondasi yang ditentukan, ini digunakan untuk
menyebarkan beban yang ditopang ke seluruh area, biasanya pondasi ini
digunakan untuk bangunan yang memiliki beban kolom atau beban lainnya
yang saling berdekatan dan saling berinteraksi. Kelebihan dari pondasi ini
31
banyak sekali diantaranya untuk mengurangi penurunan yang terjadi di area
tertentu, plat beton akan mengimbangi jumlah beban yang harus dipikul
sehingga bisa rata kesemua pondasi, jenis pondasi ini biasanya digunakan untuk
tanah dengan keadaan lunak atau empuk yang membutuhkan plat untuk
menopang beban berat.
Jenis pondasi seperti ini biasa kita temui pada bangunan besar atau gedung bertingkat,
fungsinya tentu hampir sama dengan pondasi dangkal namun pondasi dalam lebih di
prioritaskan untuk bangunan besar yang membutuhkan penopang beban yang kuat, berikut
dibawah ini adalah jenis-jenis pondasi dalam.
32
Jenis-jenis Pondasi Sumuran
Jenis pondasi sumuran adalah pondasi cor beton yang dicampur dengan batu kali dan
diberi pembesian juga dibagian atasnya, diameter pondasi ini antara 60 sampai 80 cm
dengan kedalaman yang beragam mulai dari 1 meter hingga ada yang mencapai 5 meter,
pondasi ini jarang dipakai karena memang kurang evektif dan cenderung boros
mengingat bahan yang digunakan terhitung mahal.
Pondasi ini biasanya digunakan untuk kondisi tanah yang labil seperti tanah bekas
timbunan rawa, atau kondisi tanah yang berlumpur, biasanya pada bagian atas pondasi
diberikan pembesian supaya dapat mengikat sloof yang memiliki ukuran lebih besar
daripada sloof pada umumnya.
33
Jenis-jenis Pondasi Tiang Pancang
Jenis pondasi ini menggunakan bahan beton yang langsung ditancapkan kedalam tanah
dengan menggunakan bantuan mesin pemukul pancang, ujung dari pondasi ini berbntuk
meruncing supaya mempermudah proses penancapan.
Pondasi tiang pancang biasa digunakan untuk tanah pada rawa atau yang memiliki struktur
tanah lembek dan memiliki kadar air yang tinggi, sengingga untuk menemukan tanah yang
keras dibutuhkan kedalaman yang lebih, bahan untuk membuat pondasi ini antar lain kayu,
besi, baja, dan beberapa campuran beton bertulang.
34
3. Tiang Pancang Baja
Jenis tiang pancang baja ini sering digunakan juga untuk beberapa bangunan, biasanya
berbentuk tiang pancang baja pipa dan tiang pancang paja kotak, tiang pancang ini
nantinya akan diisi oleh aduka beton dengan komposisi tertentu, mutu beton yang baik
menjadi perhatian utama.
Maka ukuran minimum beton yaitu harus fc = 20 MPa atau bisa juga K-250, hal ini
supaya struktur daya memiliki kekuatan yang baik, itulah tadi beberapa jenis pondasi
tiang pancang
35
Tahap Perencanaan Pondasi Dalam (tiang pancang) - Pada umumnya terdapat dua macam
pondasi yang sering dipakai dalam kontruksi gedung, yaitu pondasi dangkal (shallow
foundations) dan pondasi dalam (deep foundations). Pondasi dangkal digunakan untuk kasus-
kasus konstruksi gedung sederhana (1- 3 lantai) dengan beban standard dan bentang pendek.
Beberapa contoh pondasi dangkal adalah pondasi batu kali, pondasi tapak, pondasi raft, dan
pondasi rollag bata. Sedangkan untuk kasus gedung tingkat tinggi tentu menggunakan pondasi
dalam seperti : pondasi tiang pancang (pilecap foundation) dan pondasi tiang bore (bore pile).
Beberapa point dalam perencanaan pondasi tiang pancang adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan kuat dukung pondasi,
2. Perhitungan jumlah tiang pondasi,
3. Perhitungan tebal dan dimensi pile cap,
4. Kontrol gaya geser dua arah (geser pons),
5. Kontrol gaya lateral (metode brooms),
6. Penulangan pile cap,
7. Gambar detail.
Bagan alir dari perhitungan pondasi dalam (pondasi tiang pancang) ditunjukkan pada Gambar
berikut :
36
Gambar 1. Bagan Alir Perhitungan Pondasi Dalam (Pondasi Tiang Pancang)
37
terpusat tersebut, dimana d adalah tinggi efektif pelat. Tegangan geser pons pada pile cap yang
terjadi di sekitar beban terpusat (bidang kritis) ditunjukkan pada Gambar berikut :
38
6. Penulangan Pile Cap
Penulangan pilecap dihitung tinjauan bidang kritis pada arah x dan y seperti ditunjukkan pada
Gambar berikut :
Salah satu keuntungan dari pondasi piers ini yaitu lebih murah jika dibandingkan dengan
membuat pondasi menerus atau pondasi batu kali, namun ada juga kerugian jenis pondasi ini
yaitu jika lempengan pondasi kekurangan ukuran makan kekuatn pondasi ini pun akan
berkurang dari keadaan normal.
39
Cara kerja lompengan beton diafragma ini akan mengalirkan beban seluruh bangunan yang ada
kedalam tanah, untuk anda yang memiliki basemant atau ruang bawah tanah pada rumah sangat
dianjurkan menggunakan jenis pondasi ini, karena boton yang dipasang akan sangat berguna
sebagai dinding pada ruang bawah tanah.
Perhitungan daya dukung tiang pancang tunggal yang akan Kita bahas kali ini ditinjau
berdasarkan nilai N-SPT dan CPT.
40
Gambar 1. Data N-SPT
Harga N rata-rata =
Dimana :
Nb = nilai rata- rata N-SPT pada dasar tiang,
Ab = luas penampang dasar tiang (m2),
N = nilai N-SPT rata- rata,
41
Ap = luas selimut tiang untuk diameter tiang 0,6 m.
Maka
Q ult = 380 x 36,57 x 0,2826 = 3927,17 kN = 392,71 ton.
Untuk ukuran besar lingkaran lubang atau kedalaman galian tanah yang dibutuhkan juga
struktur penulangan beton dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung tanah
terhadap beban konstruksi yang akan dipikul.
Cara kerja jenis pondasi ini sendiri tidak jauh beda dengan pondasi tiang pancang dimana
berfungsi sebagai media penerus beban struktur pada bangunan yang berada diatas ke bagian
bawah tanah sampai mencapai kedalalam yang dianggap aman dan kuat, karena itu diperlukan
sondir terlebih dahulu supaya kekuatan tanah dapat diketahui secara tepat.
Jenis pondasi ini sendiri sangat cocok untuk bangunan di perkotaan yang biasanya jarak antara
bangunan satu kebangunan lain sangat mepet, karena dalam proses pembuatan pondasi bor pile
ini sendiri tidak begitu berisik seperti pembuatan pondasi tiang pancang yang memasangnya
dilakukan dengan pukulan.
42
sembarangan dalam membangun pondasi yang kuat dan bisa berdiri kokoh menopang beban
diatasnya
Setidaknya kita harus mengetahui lahan yang akan dibangun pondasi, akan lebih baik jika
kita mengeceknya langsung.
Pemeriksaan Tanah
Pertama yang harus dilakukan tentu pemeriksaan yaitu kita harus memeriksa lokasi sekaligus
tanah yang akan dibangun pondasi, jangan sampai kita hanya asal gambar pondasi tetapi setelah
dibuat dilapangan ternyata tidak cocok sehingga tidak dapat diterapkan.
43
Manfaat dari pemeriksaan tanah ini diantaranya adalah
Untuk menentukan bagaimana sifat fisis dan juga mekanis lapisan tanah yang ada
dilokasi dengan hasil uji laboratorium terhadap contoh tanah yang terganggu dan
contoh tanah yang tidak terganggu.
Untuk mengetahui bagaimanan kekuatan tanah yaitu dengan cara sondir.
Untuk mengetahui bagaimana kedalaman muka air tanah yaitu dilakukan dengan cara
Boring.
Untuk mengambil sampel tanah dengan cara Boring
Melakukan Analisa
Setelah melakukan pemeriksaan tanah barulah langkah selanjutnya kita lakukan hal yang tidak
kalah penting yaitu melakukan analisa dengan pengujian sample tadi di laboratorium, hai ini
untuk mengetahui berbagai hal diantaranya.
Menentukan daya dukung pondasi dangkal dan pondasi dalam berdasarkan pada kuat
geser tanah atau insitu test.
Mengevaluasi besar kecilnya penurunan tanah akibat beban pada bangunan.
44
Setelah semua hal diatas dilakukan, tentunya kita sudah mendapat data-data pemeriksaan tanah,
setelah itu barulah data itu diberikan pada enginering, data tersebut nantinya akan menentukan
jenis, ukuran dan detail pondasi seperti apa yang tepat untuk dibangun dilapangan.
1. Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang kuat. Hal ini bertujuan untuk
menyalurkan beban pondasi ke tanah keras, untuk menahan beban vertikal, lateral, dan
beban uplift.
45
2. Untuk mencegah mencegah bahaya mesin pemancang harus diberi tali atau rantai
secukupnya
Gambar 6. Mesin pemancang dengan kerek dan tali (sumber : pembangunan pondasi 1 tiang
pancang jembatan di Palembang , 2016).
3. Mesin pemancang tidak boleh digunakan didekat jaringan listrik yang tidak diamankan
sebelumya. Hal ini dilakukan untuk menghindari dari bahaya robohnya jaringan listrik yang
ada disekitar lokasi pemancangan. Pada gambar 7 mesin pancang sudah memenuhi syarat
K3, akan tetapi pekerjanya yang tidak memenuhi syarat K3. Pekerja ini tidak menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) yaitu penutup telinga yang berguna untuk melindungi telinga
dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup
keras dan bising. Terkadang efeknya bersifat jangka panjang, bila setiap hari mendengar
suara bising tanpa penutup telinga ini. Selain itu pekerja ini tidak menggunakan pakaian
kerja, tidak menggunakan sarung tangan melindungi tangan dari benda-benda keras dan
tajam selama menjalankan kegiatan pemancangan, tidak menggunakan kacamata kerja
untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin.
46
Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh
mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.
Gambar 7. Instalasi alat pemancang yang dekat dengan tiang listrik (sumber : pembangunan
pondasi 2 tiang pancang jembatan di Palembang , 2016).
4. Bila digunakam dua buah mesin pemancang maka jarak antara mesin-mesin tersebut
sekurang kurangnya sepanjang kakinya yang terpanjang.
5. Untuk mencapai lantai kerja dan roda penggerak pada ujung atas harus berupa tangga yang
memenuhi syarat keselamatan.
47
6. Tiang –tiang yang dikerek dengan tali harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak
berputar-putar atau mengayun.
7. Bila tiang sedang dibawa ke posisi pemancangan tidak boleh diarahkan dengan tangan
tetapi harus dengan tali pengarah.
Gambar 9. Pekerja yang menggunakan tali pada saat pemancangan (sumber : pembangunan
pondasi tiang pancang baja jembatan di Palembang , 2016).
8. Lantai kerja dan tempat kerja operator alat pemancang harus terlindung dari cuaca.
Gambar 10. Lokasi kerja yang harus terlindung dari cuaca (sumber : pembangunan pondasi 2
tiang pancang jembatan di Palembang , 2016).
48
9. Pada saat tidak digunakan palu mesin pemancang harus terkunci di bagian
bawah.
Gambar 11. Palu mesin pemancang yang sudah terkunci saat tidak dioperasikan (sumber :
pembangunan pondasi 2 tiang pancang jembatan di Palembang , 2016).
10. Tiang pancang harus tersusun rapi
Gambar 12. Tiang pancang yang sudah tersusun dengan rapi dilokasi kerja (sumber :
pembangunan pondasi 2 tiang pancang jembatan di Palembang , 2016).
49
11. Semua yang terlibat dalam pemancangan harus mengunakan APD yang memenuhi Syarat.
Gambar 13. Pekerja yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan prosedur
(sumber : pembangunan pondasi tiang pancang jembatan di Palembang , 2016).
50
Gambar 13. Ponton yang digunakan untuk mengangkat mesin pemancang tiang pancang
(sumber : pembangunan pondasi tiang pancang di dalam air pada jembatan di Palembang ,
2016)
2. Mesin pancang terapung harus dilengkapi sirine, peluit, tuter atau alat signal lainnya.
3. Mesin pancang terapung harus dilengkapi pemadam kebakaran.
4. Berat muatan harus didistribusikan dengan sama rata sehingga deck pelampung selalu
horizontal.
5. Lambung dari mesin pancang harus terbagi-bagi menjadi bagian yang anti bocor.
6. Bagian-bagian antibocor harus diberi semacam bejana yang berhubungan untuk menghisap
keluar air yang masuk.
7. Pintu-pintu lantai deck harus mempunyai penutup.
8. Lubang-lubang pada lantai deck harus diberi pagar atau pengaman.
9. Tangki bahan bakar dibawah deck harus ada lubang angin dan diberi alat pencegah api.
10. Untuk setiap tangki bahan bakar deck harus ada keran penyetop aliran yang dipasang
dibatas deck.
11. Roda pengerak yang cukup harus dipasang pada deck untuk mengarahkan mesin
pemancang dengan aman ke semua jurusan.
51
Gambar 14.(sumber : pembangunan pondasi tiang pancang
di dalam air pada jembatan di Palembang , 2016)
12. Kamar kemudi harus mempunyai pemandangan yang luas dan tidak terhalang benda
1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek
konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian
kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang
bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan
sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
52
Gambar 14. Pakaian kerja yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik Sipil
Polsri, 2016).
2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-
mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah.
Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari
atas.
53
Gambar 15. Sepatu kerja yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik Sipil
Polsri, 2016).
3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih
besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil
yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan.
Gambar 16. Kacamata kerja yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik Sipil
Polsri, 2016).
4. Sarung Tangan
Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan
sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam
selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti mendorong
gerobak cor secara terus-menerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan
yang bersentuhan dengan besi pada gerobak.
54
Gambar 17. Sarung tangan kerja yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik
Sipil Polsri, 2016).
5. Helm
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung kepala, dan sudah merupakan
keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai
peraturan. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas,
misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang,
sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya
dapat membahayakan diri sendiri.
55
Gambar 18. Helm Kerja kerja yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik
Sipil Polsri, 2016).
6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu
atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atausafety belt. Fungsi
utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat
bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.
7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin
yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka
panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
56
Gambar 19. Penutup Telinga yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik
Sipil Polsri, 2016).
8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi
lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang
merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong,
mengamplas, mengerut kayu.
Gambar 20. Masker yang digunakan pekerja (sumber : Bengkel Terbuka Teknik Sipil Polsri,
2016).
57
9. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja
konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana
konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Demikianlah peralatan standar K3 di proyek yang memang harus ada dan disediakan oleh
kontraktor dan harusnya sudah menjadi kewajiban. Tindakan preventif
jauh lebih baik untuk mengurangi resiko kecelakaan.
Gambar 21. P3K yang digunakan pekerja jika terjadi kecelakaan kerja (sumber : Bengkel
Terbuka Teknik Sipil Polsri, 2016).
Contoh Pemancangan Tiang Pancang yang Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
dan Tidak Menggunakan ALat Pelindung Diri (APD).
Pada Gambar 22 terlihat bahwa para pekerja tetap saja yang memakai Alat Pelindung Diri
(APD) dengan benar, sedangkan pekerja harian tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD)
sama sekali dalam bekerja. Seharusnya pekerja harian itu diberi Alat Pelindung Diri (APD)
juga untuk melindungi dirinya dari bahaya-bahaya pada saat pemancangan tiang pancang.
58
Gambar 22. Pekerja tetap saja yang memakai APD sedangkan pekerjaan harian tidak
memakai APD
-Gerobak
59
-Sekop
-Ayakan
-Cetok
60
-Pengaduk Molen
-Bowplank
61
-Benang
-Ember
62
Bahan-bahan penyusun pondasi terdiri dari:
-Batu Gamping
-Pasir
63
-Semen
-Air
64
-Batu (batu kali,batu gunung,dll)
65
66