Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Instalasi Rawat Intensif atau unit perawatan intensif adalah suatu unit

perawatan di Rumah Sakit yang khusus mengelola pasien dalam kondisi kritis

atau sakit berat, cedera dengan penyulit yang mengancam jiwa, yang

membutuhkan tenaga terlatih dengan didukung oleh peralatan khusus. Untuk

itu perawat di unit perawatan intensif perlu bekal ilmu dan pengalaman yang

cukup, sehingga kompeten dalam penanganan pasien kritis.


Kompetensi menjadi suatu bagian yang penting dalam pengembangan

diri seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sehingga akan tercapai

tujuan dari pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit. Ruang lingkup

kompetensi adalah pengetahuan, sikap dan komunikasi serta keterampilan

yang dimiliki perawat (Nursalam, 2001).


Kompetensi perawat dalam penanganan pasien kritis dan menjaga

mutu pelayanan ini tidak hanya membutuhkan ilmu dan pengalaman yang

cukup, namun juga tingkat kepedulian dalam merawat pasien dengan

komunikasi yang efektif. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi

perawat dengan pasien, keluarga pasien serta profesi atau unit lain. Perawat

wajib berkomunikasi dengan pasien sadar maupun yang tidak sadar pada saat

melakukan tindakan keperawatan dan komunikasi penting dilakukan dalam

penentuan tingkat kesadaran pasien.


Untuk memberikan pelayanan yang bermutu pada pasien rawat

intensif, dibutuhkan kerjasama antara profesi dokter, perawat, apoteker,

1
radiografer, analis kesehatan, ahli gizi, fisioterapis, biomedis dan staf

pendukung medis di Rumah Sakit. Dalam memberikan pelayanan pada pasien

kritis, peran perawat cukup besar untuk mengelola pasien dan bersinergi

dengan profesi lain untuk menghasilkan pelayanan yang berkualitas.

B. Lingkup Kajian
Dari latar belakang yang ditulis diatas, maka lingkup kajian adalah

sebagai berikut : Bagaimana gambaran kompetensi perawat ICU dalam

rangka peningkatan mutu pelayanan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri?

2
BAB II

GAMBARAN KEADAAN

A. Keadaan Sekarang
Pada saat ini ICU RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

mempunyai kapasitas 10 tempat tidur, dengan tingkat hunian (BOR) rata-rata

84%. Sarana dan prasarana di ICU sudah sangat lengkap dari yang sederhana

dan sangat canggih. Pasien-pasien di ICU merupakan pasien kritis yang

memerlukan penanganan keperawatan yang cepat dan akurat. Oleh karena itu

dibutuhkan perawat dengan kompetensi keperawatan kritis.


Akan tetapi keadaan saat ini, di ICU RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri, tenaga perawat yang memiliki dasar pelatihan ICU belum

maksimal. Dari 20 orang perawat hanya 3 orang perawat (15%) yang

memiliki dasar pelatihan ICU. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja

perawat dalam melaksakanan asuhan keperawatan pasien, sehingga mutu

pelayanan yang diberikan tidak maksimal.

B. Keadaan yang di inginkan


Kompetensi menjadi suatu bagian yang penting dalam pengembangan

diri seorang perawat dalam melaksanakan tugasnya sehingga akan tercapai

tujuan dari pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit tidak terkecuali

pelayanan ICU.
Untuk mencapai Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan dengan

Kepmenkes no.129 tahun 2008, pada jenis pelayanan intensif ditetapakan

3
bahwa standar perawat ICU adalah 100% perawat minimal D3 Keperwatan

dengan sertifikat mahir ICU.


Untuk mencapai standar itu rumah sakit harus memilih (rekrutmen)

dan menilai (seleksi), menugaskan (penempatan) dan orientasi serta

mengembangkan perawat sesuai dengan kriteria di atas.


Pihak manajemen harus memberikan prioritas tenaga perawat ICU

untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan mahir ICU.

4
BAB III

PERMASALAHAN

A. Identifikasi Masalah

Topik permasalahan yang akan diangkat dalam karya tulis ini adalah :

gambaran kompetensi perawat ICU dalam meningkatkan mutu pelayanan di

ICU RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri saat ini masih sangat

kurang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka

perumusan masalah di atas adalah bagaimana cara meningkatkan kompetensi

perawat ICU dalam perannya dalam peningkatan mutu pelayanan intensif.

5
BAB IV

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis

Pelayanan keperawatan di ICU merupakan pelayanan yang diberikan

kepada pasien dalam kondisi kritis yang mengancam jiwa, sehingga harus

dilaksanakan oleh tim terlatih dan berpengalaman di ruang perawatan

intensif. Tujuan keperawatan intensif sesuai Standar Pelayanan Keperawatan

di ICU (Dep. Kes. RI , 2006) adalah : 1) Menyelamatkan nyawa; 2)

Mencegah terjadinya kondisi memburuk dan komplikasi melalui observasi

dan monitoring yang ketat, disertai kemampuan menginterpretasikan setiap

data yang didapat dan melakukan tindak lanjut; 3) Meningkatkan kualitas

hidup pasien dan mempertahankan kehidupan; 4) Mengoptimalkan

kemampuan fungsi organ tubuh pasien; 5) Mengurangi angka kematian dan

kecacatan pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien.

Untuk mencapai tujuan tersebut, perawat di unit perawatan intensif

perlu bekal ilmu dan pengalaman yang cukup, sehingga kompeten dalam

penanganan pasien kritis. Kompetensi teknikal perawat merupakan

kompetensi tidak terbatas pada kemampuan melakukan tindakan keperawatan

namun lebih penting adalah keterampilan mendapatkan data yang valid dan

terpercaya serta keterampilan melakukan pengkajian fisik secara akurat,

keterampilan mendiagnostik masalah menjadi diagnosis keperawatan,

6
keterampilan memilih dan menentukan intervensi yang tepat (Rosjidi &

Harun, 2011).

Selain mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien kritis,

perawat di unit perawatan intensif juga dituntut untuk mampu menjaga mutu

pelayanan yang berkulitas. Dalam menjaga mutu pelayanan di unit perawatan

intensif, fungsi dan peran perawat sangat besar, karena proses perawatan

pasien diantaranya dengan observasi kondisi pasien secara ketat yang

dilakukan oleh perawat. Beberapa peran perawat dalam menjaga mutu

pelayanan intensif yaitu : mencuci tangan setiap five moment berinteraksi

dengan pasien, mampu mengatasi pasien dalam keadaan gawat secara cepat,

menjaga kesterilan setiap alat invasive yang terpasang pada pasien,

memonitor pasien yang terpasang alat invasif, mengubah posisi pasien yang

tirah baring lama, menjaga keamanan pasien yang beresiko jatuh, merawat

pasien dengan luka post operatif, menjaga kesterilan saat melakukan

suctioning pada pasien dengan ventilasi mekanik serta memelihara kesterilan

selang pada mesin ventilator. .

Kompetensi teknik minimal yang harus dipenuhi oleh perawat ICU

antara lain:

1. Resusitasi jantung paru.

2. Pengelolaan jalan napas, termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan

ventilator.

3. Terapi oksigen.

4. Pemantauan EKG terus menerus.

7
5. Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat.

6. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral.

7. Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh.

8. Pemakaian pompa infuse atau semprit untuk terapi secara titrasi.

9. Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai dengan keadaan pasien.

10. Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama

transportasi pasien gawat.

Data yang penulis peroleh dari bagian Diklat rumah sakit didapatkan

bahwa perawat yang telah dilatih pelatihan mahir ICU baru 5 perawat, 3

perawat di ICU, 1 perawat di Kamar Operasi dan 1 perawat di keperawatan.

Hasil rekruetmen PNS perawat baru tidak ada yang bersertifikat ICU. Tenaga

perawat ICU yang berkompeten bisa diperoleh dari rekruitmen.

Untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi teknik perawat

ICU, penulis melakukan 2 kali pengamatan kompetensi teknik terhadap

semua perawat ICU. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Rata-rata 90% perawat bisa melakukan tindakan-tindakan keperawatan

seperti: resusitasi jantung paru, terapi oksigen, pemberian nutrisi enteral

dan parenteral, memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat portabel

selama transportasi pasien gawat, Pemeriksaaan laboratorium khusus

dengan cepat dan menyeluruh, pemakaian pompa infuse atau semprit

untuk terapi secara titrasi, dan Kemampuan melakukan tekhnik khusus

sesuai dengan keadaan pasien. Hasil wawancara kepada perawat,

8
tindakan-tindakan ini merupakan kompetensi dasar yang harus bisa

dilakukan semua perawat baik perawat ICU maupun perawat di ruangan.

Tindakan-tindakan di atas sudah sering dilakukan oleh semua perawat.

2. Hanya 3 orang (15%) perawat yang bisa pengelolaan jalan napas,

termasuk intubasi trakeal dan penggunaaan ventilator, Pemantauan EKG

terus menerus dan Pemasangan alat pacu jantung dalam keadaan gawat.

Hal ini disebabkan kompetensi ini membutuhkan pelatihan khusus dan

hanya bisa dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih.

Sesuai standar perawatan ruang ICU yang ditetapkan Kemenkes

seluruh perawat ICU harus mampu mengerjakan 100% tindakan keperawatan,

sehingga dengan pencapaian nilai perawat ICU RSUD dr. Soediran Mangun

Sumarso Wonogiri masih kurang dari target yang ditetapkan.

Conley (2004) menyatakan keterampilan adalah memiliki kemampuan

dalam bekerja. Keterampilan tersebut dapat berupa kemampuan memahami

masalah, kemampuan bekerja pada berbagai situasi, kemampuan mencari

jalan keluar dari masalah yang dihadapi, kemampuan menyelesaikan masalah

berdasarkan informasi yang ada, kemampuan memberi nilai lebih pada hasil

pekerjaan, kemampuan membangun hubungan kerjasama, dan kemampuan

berkomunikasi untuk mengembangkan ide-ide yang dimiliki.

B. Pemecahan Masalah

Kompetensi teknikal perawat merupakan kompetensi tidak terbatas

pada kemampuan melakukan tindakan keperawatan namun lebih penting

9
adalah keterampilan mendapatkan data yang valid dan terpercaya serta

keterampilan melakukan pengkajian fisik secara akurat, keterampilan

mendiagnostik masalah menjadi diagnosis keperawatan, keterampilan

memilih dan menentukan intervensi yang tepat (Rosjidi & Harun, 2011).

Berdasarkan analisa yang diuraikan diatas, maka upaya-upaya dalam

meningkatkan kompetensi perawat ICU diantaranya adalah:

1. Manajemen keperawatan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri

sebaiknya melakukan perencanaan untuk memberikan pelatihan

keterampilan perawat ICU secara berkesinambungan, evaluasi dan

supervisi yang bertujuan mencari dan menilai kemajuan yang diperoleh

perawat selama periode waktu tertentu.

2. Manajemen sebaiknya memiliki standar baku penerimaan dan seleksi

tenaga perawat di ruang ICU.

3. Tenaga yang melamar sebagai perawat sebaiknya dilakukan test

kompetensi.

4. Manajemen sebaiknya memiliki standar dalam penempatan tenaga

perawat di masing-masing unit.

5. Manajemen memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh perawat

untuk mendapatkan pelatihan.

10
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kompetensi teknik perawat ICU RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri masih kurang. Setiap perawat ICU harus mampu mengerjakan

seluruh tindakan yang dinilai, mengingat ruang ICU sebagi ruang

perawatan pasien yang dalam kondisi kritis maka setiap perawat sebaiknya

memiliki kemampuan yang baik dalam asuhan keperawatan pasien.

2. Secara rekruitmen sebenarnya telah diatur dalam peraturan direktur,

namun dalam pelaksanaannya rekrutmen tenaga perawat tidak melibatkan

unit yang membutuhkan dan pengangkatan tenaga perawat sesuai dengan

kebutuhan unit layanan.

3. Penempatan tenaga baru di unit layanan rumah sakit belum berdasarkan

keahlian/kompetensi yang dimiliki oleh tenaga baru karena belum adanya

standar penempatan tenaga perawat yang berlaku.

4. Kebijakan manajemen dalam memberikan kesempatan tenaga perawat

untuk memperoleh pelatihan terhadap perawat di ICU masih kurang.

11
B. Saran

Bagi pihak manajemen RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Wonogiri diharapkan:

1. Melakukan evaluasi secara berkesinambungan, evaluasi dan supervisi

yang bertujuan mencari dan menilai kemajuan yang diperoleh perawat

selama periode waktu tertentu.

2. Melakukan sistem rekruitmen sesuai kompetensi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Conley, C.,2004, Leveraging Design’s core competencies. Design


ManagementInstitute, 15(3). 44-51. Juni 19, 2015,
http://www.id.iit.edu/141/getdocument.php?id=63
Kemenkes RI, 2006, Standar Pelayanan Keperawatan ICU DI Rumah Sakit,
Jakarta:Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan & Keteknisian Medik
Kemenkes RI
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimimal Rumah Sakit.
Nursalam, 2001, Manajemen Keperawatan-Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesiona,Jakarta :Salemba Medika
Rosjidi, Harun, C., 2011, Proses Keperawatan, Ponorogo : Umpo Press

13

Anda mungkin juga menyukai