PENDAHULUAN
Suatu bangunan yang dirancang baik oleh seorang arsitek maupun mahasiswa arsitektur
tentu memerlukan ilmu konstruksi bangunan pada saat perancangan agar dapat menunjang
kenyamanan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan yang dirancang.
Dalam ilmu konstruksi bangunan, mahasiswa akan mempelajari tentang elemen-elemen
bangunan, salah satunya adalah pengetahuan Utilitas Dasar sebagai salah satu penunjang
suatu bangunan sederhana. Utilitas adalah kelengkapan fasilitas dalam suatu bangunan.
Salah satu bagian dari sistem utilitas adalah pencahayaan. Kenyamanan visual dalam
sebuah bangunan memiliki hubungan yang kuat dengan pencahayaan. Cahaya merupakan
jembatan penghubung antara manusia dengan objek sekitarnya. Pemanfaatan sistem
pencahayaan alami pada sebuah ruang/bangunan sangat mempengaruhi kenyaman pada
civitas yang melakukan kegiatan ataupun aktivitas pada ruang/bangunan tersebut. Maka
dari itu, diperlukan adanya pengkajian lebih lanjut mengenai pemanfaatan, standardisasi
serta perencanaan sistem pencahayaan alami yang tepat sehingga kenyamanan visual bagi
civitas dapat tercapai dengan baik. Mahasiswa dalam memahami materi sistem utilitas
tidaklah cukup hanya didasari teori saja namun juga memerlukan studi terjun ke lapangan
secara langsung sehingga mahasiswa bisa melakukan perbandingan keadaan di lapangan
dengan teori yang sudah ada sehingga mahasiswa lebih memahami pengaplikasian sistem
utilitas itu sendiri.
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa arsitektur akan memperoleh pengetahuan yang
cukup mengenai sistem pencahayaan pada bangunan dan pengaplikasiannya dalam suatu
bangunan khususnya pada bangunan bertingkat agar tercapai hasil yang cukup baik dalam
perancangannya.
1
1.2. Rumusan Masalah
1) Faktor apa saja yang mempengaruhi dalam merancang pencahayaan alami dalam
bangunan?
2) Bagaimana penerapan sistem pencahayaan alami yang terdapat pada objek
observasi?
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
a. Mahasiswa
b. Masyarakat
2
BAB II
3
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan penelitian
langsung terhadap sistem pencahayaan alami pada rumah tersebut. Yang
disurvey meliputi : jenis pencahayaan alami yang ada pada objek observasi.
c. Metode Studi Pustaka dan Perbandingan
Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari hasil observasi
langsung dengan pengukuran dan penelitian dengan data dari bestek rumah
tinggal yang dimiliki oleh pemilik rumah.
3. Tahap Pengumpulan
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
4
2.2 Metode Pembahasan
Metode Pembahasan / Analisis merupakan metode yang digunakan untuk
melakukan analisis terhadap sistem dan komponen sistem yang diamati. Metode yang
digunakan dalam melakukan analisis adalah dengan cara membandingkan sistem yang
telah ada pada obyek observasi dengan prinsip–prinsip dan teori–teori dasar dalam
merancang sebuah utilitas bangunan. Analisis dilakukan berdasarkan prinsip–prinsip
dan teori-teori yang telah dipahami dari hasil pembelajaran mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan Sains Bangunan dan Utilitas 1. Tidak lupa metode analisis ini
juga menggunakan pengamatan obyek secara langsung. Dengan adanya pengamatan
secara langsung maka penulis dapat merasakan aspek–aspek kenyamanan, keamanan,
dan aspek-aspek lainnya yang berkaitan serta menentukan seberapa berhasilnya
sebuah sistem utilitas bekerja pada suatu bangunan.
5
BAB III
LANDASAN TEORI
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber cahaya yang berasal
dari alam, seperti matahari, bintang, bulan, dll. Matahari adalah sumber pencahayaan alami
yang paling utama, namun sumber pencahayaan ini tergantung pada waktu (siang hari atau
malam hari), musim, dan cuaca (cerah, mendung, berawan). Diantara seluruh sumber cahaya
alami, matahari memiliki kuat sinar yang paling besar sehingga keberadaanya sangat
bermanfaat dalam penerangandalam ruang. Cahaya matahari yang digunakan untuk
penerangan interior disebut dengan daylight. Daylight memiliki fungsi yang sangat penting
dalam karya arsitektur dan interior. Distribusi cahaya alami yang baik dalam ruang berkaitan
langsung dengan konfigurasi arsitektural bangunan, orientasi bangunan, kedalaman, dan
volume ruang.
Jendela merupakan salah satu komponen pada dinding berupa bukaan yang sangat
berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas pencahayaan alami siang hari pada suatu
ruang. Ada beberapa kreteria yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan
letak jendela pada suatu tapak dengan pertimbangan orientasi matahari. Ketentuan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
6
Luas dan Jumlah Bukaan
Distribusi cahaya matahari ke dalam ruangan tidak terlepas dari dimensi
bukaannya. Prinsipnya semakin besar bukaan atau jendela maka semakin banyak
cahaya dari luar yang masuk ke dalam ruangan. Disamping itu, jenis dan variasi
tipe bukaan juga dapat menentukan banyaknya cahaya yang masuk. Semakin
besar dan tinggi ukuran jendela maka semakin banyak cahaya matahari yang
masuk ke ruangan.
Langit-langit dan dinding dalam di seberang jendela lebih efektif memantulkan
cahaya daripada dinding samping dan lantai.
Untuk memperoleh pencahayaan alami yang seimbang, masukan cahaya alami
setidaknya harus berasal dari dua arah.
Peletakan/penempatan jendela di dekat dinding samping dapat digunakan
sebagai alternatif tambahan untuk menghasilkan cahaya yang cukup pada ruang
karena cahaya mendapat pantulan dari dinding samping tersebut.
Gambar 3.1
Bentuk dan kedalaman ruang
Sumber : Ernest Orlando (Tips for Daylighting)
7
3.3 Kenyamanan Visual
Angka Pantul %
Bidang Tanah
Jenis Bidang
Rumput 6
Pepohonan 25
Tanah 7
Beton 55
Marmer putih 45
Bata merah 30
Gravel 13
Aspal 7
Bidang putih di 75
cat baru
8
Bidang putih di 55
cat lama
Tabel 1
Angka Pantul Bidang Tanah Jenis Bidang
Sumber : Standarisasi Nasional SNI 03 – 2396 – 1991
Faktor-faktor eksternal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi kualitas untuk
masuknya pencahayaan alami ke dalam ruangan, sehingga dalam penerapannya hal-
hal diluar ruangan tersebut harus diperhatikan secara serius, karena terkadang akibat
yang dapat ditimbulkan tidak terpikirkan sebelumnya. Faktor-faktor eksternal tersebut
diantaranya:
A. Bangunan Sekitar
Adanya bangunan lain disekitar gedung dapat menentukan intensitas dan kualitas
cahaya alami yang dapat masuk ke dalam ruangan, karena semakin dekat jarak
antar bangunannya semakin kecil kemungkinan cahaya alami yang dapat masuk ke
dalam ruangan.
Gambar 3.2
Bangunan di Sekitar
9
Sumber : Ernest Orlando (Tips for Daylighting)
B. Vegetasi Sekitar
Pola vegetasi akan mempengaruhi radiasi, intensitas, dan terang langit. Vegetasi
juga dapat memberi pembayangan dan mengurangi panas yang didapat. Tanaman,
semak-semak, dan pohon menyerap radiasi pada proses fotosintesis.
Gambar 3.3
Rasio Vegetasi di Sekitar Bukaan Jendela
Sumber : Ernest Orlando (Tips for Daylighting)
10
Kisi Peneduh Matahari
Gorden / kerai
vegetasi
Terkait dengan sistem pencahayaan objek, Berikut adalah rencana pintu jendela dan
detail jendela dari objek yang kami observasi untuk mengetahui dimensi maupun
bentuk dari bukaan pada rumah ini.
11
BAB IV
TINJAUAN OBJEK
LOKASI OBJEK
Gambar 3.1
Lokasi Objek
Nama Pemilik Objek Bangunan : dr. Putu Gede Indra Suyasa, S.Ked
Ni Made Suartini
12
Gambar 3.2
Civitas dari rumah berjumlah 4 orang yang terdiri dari sepasang suami istri
dan 2 anak laki-laki dan perempuan. Pemilik rumah berprofesi sebagai seorang dokter
umum (suami) dan ibu rumah tangga (istri) sedangkan anak laki-laki seorang
mahasiswa di universitas warmadewa dan anak perempuan duduk di bangku sekolah
menengah pertama (smp). Aktifitas dari penghuni antara lain di hari biasa pada pagi
hari ketiga civitas pergi untuk bekerja dan bersekolah sedangkan ibu melakukan
kegiatan rumah tangga,hingga sore hari ketiga civitas kembali ke rumah kemudian
13
mandi, makan dan beristirahat. Pada hari libur, keempat civitas beristirahat atau keluar
rumah untuk berlibur.
Adapun pembagian yang terdapat pada rumah ini. Pada lantai 1 merupakan area
publik dan semi publik yang terdiri ruang keluarga, dapur, ruang makan, gudang, toilet
dan teras belakang, sedangkan pada lantai 2 merupakan area private civitas, area private
ini memang di khususkan pada lantai 2 karena menurut pemilik agar terhindar dari
kebisingan. Area private ini terdiri dari 3 kamar tidur yang berukuran 3500mm x 3000mm
yang terdiri dari 1 kamar tidur utama, 2 kamar tidur anak, selain itu pada lantai 2 terdapat
1 kamar mandi utama yang berukuran 3000mm x 1200mm dan 1 kamar mandi anak
2000mm x 1500mm, dan juga terdapat merajan pada lantai 2
Berikut ini adalah gambar denah, tampak, serta potongan bangunan hasil observasi:
14
15
16
17
18
BAB V
Gambar 5.1
Variasi Jendela Ruang Keluarga Lt. 2
sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.2
Variasi Jendela pada dapur Lt. 1
Sumber: Dokumen Pribadi
19
Gambar 4.3
Variasi Jendela Ruang Tidur
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.4
Variasi Jendela unuk dapur dan ruang makan.
Sumber: Dokumen Pribadi
Secara keseluruhan, Variasi yang digunakan pada rumah ini adalah
bentuk jendela persegi panjang dengan ukuran yang cukup besar namun
divariasikan dengan jumlah yang lebih banyak dengan susunan yang
berbeda pula. Jendela yang ada pada rumah ini bisa mendapatkan cahaya
alami yang cukup untuk menerangi ruangan.
20
5.2 Analisis Bentuk dan Kedalaman Ruang
Umumnya luas lantai kerja yang dapat diterangi oleh cahaya alami yaitu 1,5 –
2 kali dari dimensi tinggi suatu bukaan. Besarnya bukaan jendela adalah 1/8 –
1/6 luas lantai ditambah bovenlist sedikitnya 1/3 kali luas bidang jendela. Secara
keseluruhan bukaan ideal mencapai 40 – 80% luas keseluruhan dinding atau 10
– 20% luas keseluruhan lantai.
Gambar 4.6
warna dinding interior
Sumber: Dokumen Pribadi
21
b. Analisis Tekstur Permukaan Interior
Bahan penutup lantai yang digunakan pada rumah tinggal ini adalah granit
berwarna putih agak abu-abu, serta dinding permukaannya dibuat halus,
sehingga pemantulan cahaya dari permukaan interior cukup baik.
Gambar 4.7
Warna Lantai
Sumber: Dokumen Pribadi
bangunan objek observasi ini posisinya berada diantara persawahan dan tidak
terdapat banyak bangunan. Sehingga cahaya yang didapatkan optimal pada
segala arah. Oleh sebab itu, orientasi bukaan pada bangunan mengarah ke Utara
dan Selatan, dimana pada arah ini, cahaya alami masih dapat masuk ke dalam
ruang secara tidak langsung. Sehingga kualitas pencahayaan yang masuk ke
dalam ruang, masih tetap optimal.
- Analisis Vegetasi Sekitar
Tidak terlalu banyak dapat ditemukan vegetasi pada sekitar bangunan, apabila
ada jarak vegetasi dengan bangunan rumah tinggal objek observasi kami cukup
berdekatan, sehingga dapat mengurangi tingkat intensitas cahaya matahari yang
berlebihan khususnya pada ruangan di lantai 1 karena vegetasi tidak terlalu
tinggi.
22
Gambar 5.9
Vegetasi di sekitar bangunan
Sumber: dokumen pribadi
- Analisis Arah Lintasan Matahari
Orientasi utama bangunan rumah tinggal ini pada arah utara dan selatan.
Sehingga paparan cahaya matahari yang masuk tidak akan berlebih.
23
b. Gorden juga dipakai pada bangunan ini untuk mengurangi cahaya yang
masuk kedalam rumah. Gorden digunakan pada ruang dalam pada rumah
ini.
Gambar 5.10
Gorden
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.11
Gorden
Sumber: Dokumen Pribadi
24
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sistem pencahayaan alami merupakan salah satu pelajaran dalam arsitektur
yang mempelajari secara khusus mengenai cara pemanfaatan sumber daya yang berasal
di alam secara maksimal. Perencanaan tersebut sangat bermanfaat untuk menciptakan
hubungan yang harmonis antara keadaan lingkungan sekitar dengan bangunan yang
akan dibuat. Sistem Pencahayaan pada gedung ini cukup optimal. Penghuni
memaksimalkan bukaan pada sisi utara dan selatan dikarenakan bangunan ini
berorientasi ke arah utara dan selatan, tetapi tetap memanfaatkan dinding barat, karena
langsung mengarah ke persawahan. Karakteristik bukaan yang dimilki oleh rumah ini
adalah variasi jendela yang cukup banyak dan memiliki bentuk serta susunan yang unik
tanpa mengurangi intensitas cahaya yang masuk namun tetap menjaga tingkat cahaya
yang masuk dengan kisi-kisi ataupun gorden. Komponen kisi yang digunakan pada
bangunan ini adalah kisi peneduh horizontal, dan gorden untuk mengurangi cahaya
yang masuk.
6.2 Saran
Pada bangunan ini dapat ditanami vegetasi yang lebih tinggi di sekitaran
bangunan untuk mereduksi panas yang masuk ke dalam ruangan seperti pohon kamboja
atau pohon lainnya.
25
DAFTAR PUSTAKA
ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/.../68
Sihombing, Ferry Anderson. 2008. Studi Pemanfaatan Pencahayaan Alami Pada Beberapa Rancangan
Ruang Kelas Perguruan Tinggi di Medan. Medan
SNI. No. 03-2396-1991: Tata cara peracangan Penerangan Alami Siang Hari Untuk Rumah dan
Gedung
26
27