FURUNKEL
Oleh:
PRESEPTOR:
Dr. dr. Qaira Anum, SpKK (K), FINSDV, FAADV
2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendahuluan
dijumpai, dan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-
ekonomi. Secara umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu
Stafilokokus dan Streptokokus. Furunkel dapat disebabkan juga oleh kuman gram
ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Setiap orang memiliki potensi
terkena penyakit ini, namun beberapa orang dengan penyakit diabetes, sistem
imun yang lemah, jerawat atau problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi.
Gambaran klinis penyakit ini adalah timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas
atau yang dikenal infeksi metastasis sepsis. Manipulasi pada lesi akan
2
Penatalaksanaan furunkel meliputi pengobatan topikal,sistemik, dan
adekuat tersebut, namun ada beberapa penderita yang mengalami rekurensi yang
2. Definisi
sekitarnya. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih dari
faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh
yang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut di
aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan
3. Sinonim
4. Epidemiologi
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik
anak, remaja sampai dewasa muda frekuensi terjadinya antara pria dan wanita.2
5. Etiologi
3
Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi,
yang lain, sehingga kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya
melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi
diabetes mellitus.3
6. Patogenesis
Kulit memiliki flora normal, salah satunya S. aureus yang merupakan flora
residen pada permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluran
hidung. Predileksi terbesar penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau
paha. Bakteri tersebut masuk melalui luka, goresan, robekan dan iritasi pada kulit.
terhadap infeksi S.aureus adalah pengerahan sel PMN ke tempat masuk kuman
tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi
oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokin
TNF (tumor necrosis factor) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang dikeluarkan oleh
sel endotel dan makrofag yang teraktivasi. Hal tersebut menimbulkan inflamasi
dan pada akhirnya membentuk pus yang terdiri dari sel darah putih, bakteri dan
penyakit furunkel. Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat
4
Kemudian pada tempat rambut keluar tampak bintik-bintik putih sebagai mata
bisul. Nodus tadi akan melunak (supurasi) menjadi abses yang akan memecah
melalui lokus minoris resistensi yaitu di muara folikel, sehingga rambut menjadi
rontok atau terlepas. Jaringan nekrotik keluar sebagai pus dan terbentuk fistel.
Karena adanya mikrolesi baik karena garukan atau gesekan baju, maka kuman
furunkel yaitu, musim panas (karena produksi keringat berlebih), kebersihan dan
hygiene yang kurang, lingkungan yang kurang bersih. Sedangkan faktor endogen
7. Faktor Risiko
1. Anemia
2. Pemakaian antibiotik tidak adekuat sebelumnya
3. Riwayat pada keluarga
4. Diabetes mellitus
5. Riwayat rawat inap rumah sakit
6. Multiple lesi
7. Personal hygiene yang kurang
5
8. Gejala Klinis
kemudian menjadi pustul dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus
keluar dengan meninggalkan sikatriks. Awal juga dapat berupa macula eritematosa
Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya di
hidung dan lubang telinga luar. Bisa timbul gejala kostitusional yang sedang,
seperti panas badan, malaise, mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan
dapat sering kambuh. Predileksi dari furunkel yaitu pada muka, leher, lengan,
9. Diagnosa
a. Anamnesa
Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul
tersebut meningkat dalam beberapa hari. Beberapa pasien mengeluh demam dan
malaise.4
b. Pemeriksaan Fisik
Terdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi
setelah kira-kira 5-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal
(single follicular orifices). Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuk
lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahan
dengan granulasi.8
6
c. Pemeriksaan Penunjang
furunkel menunjukkan proses inflamasi dengan PMN yang banyak di dermis dan
bergerombol seperti anggur, dan tidak bergerak. Kultur pada medium agar MSA
(Manitot Salt Agar) selektif untuk S.aureus. Bakteri ini dapat memfermentasikan
manitol sehingga terjadi perubahan medium agar dari warna merah menjadi
kuning. Kultur S. aureus pada agar darah menghasilkan koloni bakteri yang lebar
(6-8 mm), permukaan halus, sedikit cembung, dan warna kuning keemasan. Uji
a. Hidradenitis Suppurativa
furunkel. Berbeda dengan furunkel, penyakit ini ditandai oleh abses steril dan
sering berulang. Selain itu, daerah predileksinya berbeda dengan furunkel yaitu
pada aksila, lipat paha, pantat atau dibawah payudara. Adanya jaringan parut yang
lama, adanya saluran sinus serta kultur bakteri yang negatif memastikan diagnosis
11. Penatalaksanaan
Pada furunkel di bibir atas pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya
dirawat inapkan. Pengobatan topikal, bila lesi masih basah atau kotor dikompres
7
dengan solusio sodium chloride 0,9%. Bila lesi telah bersih, diberi salep natrium
diberikan selama tujuh sampai sepuluh hari. Lebih baiknya, antibiotik diberikan
8
Antimicrobial Agent Dosing (PO Unless Indicated), Usually
For 7 to 14 Days
Cefaclor 250–500 mg q8h
Cefprozil 250–500 mg q12h
Cefuroxime axetil 125–500 mg q12h
Cefixime 200–400 mg q12–24h
Erythromycin group
Erythromycin ethylsuccinate 250–500 mg (adults) qid for 10 days; 40
mg/kg per day (children) qid for 10 days
Clarithromycin 500 mg bid for 10 days
Azithromycin Azithromycin: 500 mg on day 1, then 250
mg qd days 2–5
Clindamycin 150-300 mg (adults) qid for 10 days; 15
mg/kg per day (children) qid for 10 days
Tetracylines
Minocycline 100 mg bid for 10 days
Doxycycline 100 mg bid
Tetracycline 250–500 mg qid
Miscellaneous agents
Trimethoprim-sulfamethoxazole 160 mg TMP + 800 mg SMX bid
Metronidazole 500 mg qid
Ciprofloxacin 500 mg bid for 7 days
dapat diberikan vankomisin sebesar 1 gram tiap 12 jam. Pilihan lain adalah
tetrasiklin, namun obat ini berbahaya untuk anak-anak. Terapi pilihan untuk
alergi terhadap penisilin dapat dipilih golongan eritromisin. Pada orang yang
kulit harus ditingkatkan. Jika masih berupa infiltrat, pengobatan topikal dapat
diberikan kompres salep iktiol 5% atau salep antibotik. Adanya penyakit yang
9
mendasari seperti diabetes mellitus, harus dilakukan pengobatan yang tepat dan
Pasien dengan furunkel yang berulang memerlukan evaluasi dan penanganan lebih
komplek.2
12. Prognosis
mengalami resolusi, setelah mendapatkan terapi yang tepat dan adekuat. Beberapa
kekebalan tubuh.2
10
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AM
Umur : 23 tahun
No MR : 01007226
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl. Minahasa 1 No. 7, Jati, Padang
Status Perkawinan : Belum Menikah
Negeri Asal : Dangung-dangung, Kabupaten Lima Puluh Kota
Agama : Islam
Suku : Minang
ANAMNESIS
Seorang pasien laki-laki usia 26 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin
Keluhan Utama
Bintil merah yang terasa nyeri pada perut kanan sejak 1 hari yang lalu
Awalnya 3 hari yang lalu, pasien mengeluhkan perut kanan digigit serangga,
kemudian timbul bintil merah yang terasa gatal, pasien menggaruk bintil
tersebut hingga kulit mengelupas / luka dan terasa nyeri. Kemudian 1 hari
11
yang lalu, bintil merah membesar dan terasa nyeri. Nyeri dirasakan terutama
tidak ada
Pasien tidak mengetahui apakah pasien pernah berkontak dengan orang yang
Riwayat Pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : Sakit ringan
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 kali permenit
Frekuensi Nafas : 19 kali/menit
Suhu : Afebris
Berat badan : 74 kg
12
Tinggi badan : 170 cm
IMT : 25,6
Status gizi : Overweight
Mata : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan thorak : diharapkan dalam batas normal
Pemeriksaan abdomen : diharapkan dalam batas normal
Pemeriksaan ekstremitas : tidak ada kelaiann
KGB : Tidak teraba adanya pembesaran pada KGB
Status Dermatologikus
Lokasi : Perut kanan
Distribusi : Terlokalisir
Bentuk : Tidak khas
Susunan : Soliter
Batas : Tidak tegas
Ukuran : Lentikular
Efloresensi : Papul eritem dengan nodus eritem berbentuk kerucut ada
RESUME
13
Pasien laki-laki usia 23 tahun dengan keluhan bintil kemerahan yang
semakin membesar dan nyeri pada perut kanan sejak 1 hari yang lalu. Awalnya 3
hari yang lalu, pasien mengeluhkan perut kanan digigit serangga, kemudian
timbul bintil merah yang terasa gatal, pasien menggaruk bintil tersebut hingga
kulit agak mengelupas / luka dan terasa nyeri. Kemudian 1 hari yang lalu, bintil
merah membesar dan terasa nyeri. Nyeri dirasakan terutama saat ditekan/disentuh.
bentuk tidak khas, susunan soliter, batas tidak tegas, ukurannya lentikular dan
efloresensi papul eritem dengan nodus eritem berbentuk kerucut dengan skuama
putih.
DIAGNOSIS KERJA
Furunkel
DIAGNOSIS BANDING
Folikulitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan Gram belum bisa
DIAGNOSIS
Furunkel
14
TERAPI
Umum:
Menjelaskan penyebab, faktor yang mempengaruhi, tatalaksana, dan
Khusus:
PROGNOSIS
Pro :A
15
Umur : 23 Tahun
Alamat : Jalan Minahasa 1 No. 7, Jati, Padang
BAB III
DISKUSI
Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan keluhan bintil kemerahan yang
semakin membesar dan nyeri pada perut kanan bawah sejak 1 hari yang lalu.
Awalnya, sekitar 3 hari lalu pasien mengeluhkan perut kanan bawah digigit
serangga, kemudian muncul bintil merah yang terasa gatal. Pasien menggaruk
hingga kulit sedikit mengelupas dan terasa nyeri, kemudian satu hari lalu makin
membesar dan nyeri. Riwayat gelembung berisi cairan seperti nanah disangkal.
Riwayat asma, alergi, dan bersin dipagi hari disangkal. Pada pasien ini terdapat
riwayat trauma yaitu menggaruk-garuk kulit, sehingga mengelupas dan luka, yang
terlokalisir bentuk tidak khas, susunan soliter, batas tidak tegas, ukuran lenticular
16
ditemukan efloresensi nodul eritem berbentuk kerucut, papul peritem, dan skuama
putih
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosa kerja pasien ini
adalah furunkel. Furunkel adalah radang pada folikel rambut dan sekitarnya yang
disebabkan oleh bakteri Staphlococcus aureus. Lokasi lesi biasanya tempat yang
banyak terkena gesekan (friksi), pada pasien ini adalah diperut yang digaruk.
Gram karena belum ditemukan adanya pus untuk spesimen pemeriksaan gram.
Prognosis dari penyakit ini, quo ad sanationam yaitu bonam, quo ad vitam
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A. Pioderma. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2010. hal 60.
2. Abdullah, Benny. Furunkulosis. In: Dermatologi Pengetahuan Dasar dan
Kasus di Rumah Sakit. SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU
Haji.Surabaya. 2009. hal 113-115.
3. Timothy G. Bacterial Infection. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine. 7th Edition. United States of America: The McGraw-Hill
Companies. 2008. pp 1689-1702.
4. Suyoso Sunarso, dkk. Furunkel. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair.
2005. Hal 29-32.
5. Sterry, Wolfram et al. Bacterial Desease. In: Thieme Clinical Companions
Dermatology. 5th edition. New York: Georg Thieme Veriag. 2006. pp 73-75.
6. Murtiastutik Dwi (editor), dkk. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-2
Cetakan kedua. Surabaya: Dep/SMF Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RSUD
dr.Soetomo. 2010. Hal 30-32.
7. Cohen P.R et al. Bacterial Infection. In: Harry L.A et al, editor . Andrews
Disease of The Skin: Clinical Dermatology. 10 th edition. Philadelphia: W.B.
Saunders Company. 2006. pp 253-254
8. Ray J. Bacterial Infection. In: ABC of Dermatology. Fourth Edition. London:
BMJ Publishing Group Ltd. 2003. pp 90.
18
19