Ringkasan Materi UN Matematika IPS SMA
Ringkasan Materi UN Matematika IPS SMA
Matematika
Pak Anang
http://pak-anang.blogspot.com/
28
Kelas X Semester 1 n n
a a
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5) = n
b b
Memecahkan Menggunakan
6) a0 = 1
masalah yang aturan pangkat, akar,
berkaitan dengan dan logaritma. 1
7) a − n = n
bentuk pangkat, Melakukan a
akar, dan logaritma. manipulasi aljabar
B. Bentuk Akar
dalam perhitungan
yang melibatkan Pada bentuk akar berlaku:
m
pangkat, akar, dan 1) n
am = a n
logaritma. 2) m a × n b = m × n a × b
m a m a
A. Bentuk Pangkat 3) =
n b n b
Bentuk pangkat meliputi: pangkat bulat positif,
pangkat bulat negatif, dan pangkat nol. 4) m
a × n a = mn an × a m
Secara umum perpangkatan bulat positif suatu
bilangan real didefinisikan:
m
a mn an
5) =
n
b am
an = a × a × a × ... × a C. Logaritma
sebanyak n faktor Logaritma merupakan invers (kebalikan) dari per
pangkatan, sehingga dapat didefinisikan sebagai
Sifat-sifat bilangan berpangkat bilangan bulat untuk berikut.
a, b ∈ R; m, n ∈ B ; a ≠ 0, b ≠ 0 (R = himpunan bilangan
real dan B = himpunan bilangan bulat) berikut. x = an ⇔ alog x = n
1) am × an = am +n
am untuk a > 0, a ≠ 1 dan x > 0.
2) n
= am − n
a
3) (am)n = am × n Keterangan:
a = bilangan pokok atau basis logaritma
4) (ab)n = an × bn
x = numerus, bilangan yang dicari logaritmanya,
x>0
n = hasil logaritma, nilainya dapat positif, nol, atau
negatif
29
1) a
log a = 1
2) alog 1 = 0
log a
a log x
8) a =x
an m
9) log x m = . a log x
n
1 a
10) log = − log x
a
x
1
11) a log x = − a log x
13) alog an = n
30
31
32
33
34
3) Implikasi, yaitu gabungan antara dua pernyataan C. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
dengan memakai kata hubung ”jika …maka…”, Dari implikasi p ⇒ q dapat dibentuk implikasi baru,
dinotasikan: yaitu:
Konvers: q ⇒ p
p → q dibaca: jika p maka q, Invers: ~p ⇒ ~q dan
p hanya jika q,p syarat cukup untuk q, Kontraposisi: ~q ⇒ ~p
q syarat perlu untuk p, atau q jika p
35
∃(x) p(x)
2) Penarikan kesimpulan dari pernyataan ber
(dibaca: “Ada x sehingga berlaku p(x)”)
kuantor
Ingkarannya: Contoh:
p(x) : Jika suatu segitiga merupakan segitiga
~(∃x p(x)) ≡ ∀x ~p(x) (dibaca: “ingkaran
sama kaki maka mempunyai dua sudut
beberapa x berlaku p(x) adalah semua x
sama besar.
bukan p(x)”).
≡ Setiap segitiga sama kaki mempunyai dua
sudut sama besar.
E. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan terbagi atas:
1) Penarikan kesimpulan dari pernyataan majemuk,
dengan aturan:
a) Modus Ponens, berlaku:
Jika p ⇒ q benar dan p benar
maka pernyataan q bernilai benar.
p⇒q
p
∴ q
36
37
38
Kelas X Semester 2 Kedudukan suatu garis terhadap garis lain (dua garis)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar dibedakan atas:
Menentukan Menentukan 1) Berimpit 3) berpotongan
kedudukan, jarak, kedudukan titik, 2) Sejajar 4) bersilangan
dan besar sudut garis, dan bidang
yang melibatkan dalam ruang dimensi
titik, garis, dan tiga.
bidang dalam ruang Menentukan jarak
dimensi tiga. dari titik ke garis dan
dari titik ke bidang
Kedudukan suatu bidang terhadap bidang lain (dua
dalam ruang dimensi
tiga. bidang) dibedakan atas:
Menentukan besar 1) Berimpit
sudut antara garis 2) Sejajar
dan bidang dan 3) Berpotongan
antara dua bidang
dalam ruang dimensi
tiga.
39
40
k = 1 + 3,3 log n
x1 + x 2 + x 3 + .... + x n i =1
xi ∑
x= =
n n
Keterangan:
k = banyak kelas n = banyak data
2) Rata-rata untuk data berkelompok, rumusnya:
3) Tentukan interval kelas dengan rumus: n
f x + f x + f x + .... + fn x n
∑
fx
i =1
i i
R x= 1 1 2 2 3 3 = n
I= f1 + f2 + f3 + .... + fn
k
∑f
i =1
i
Keterangan:
I = interval kelas k = banyak kelas 3) Rata-rata sesungguhnya, rumusnya:
n
R = range = jangkauan = data tertinggi – data
terendah
∑f d i i
x = x0 + i =1
n
4) Tentukan batas atas kelas (Ba) dan batas bawah
kelas (Bb).
∑f
i =1
i
Tabel distribusi frekuensi dapat dibedakan atas: 4) Rata-rata sesungguhnya dengan mem-
1) Tabel distribusi frekuensi relatif: mempunyai faktorkan interval kelasnya, rumusnya:
frekuensi relatif dalam bentuk persentase
(%). Besarnya frekuensi relatif dapat ditentu n
kan dengan rumus:
∑f u
i i
x = x0 + i =1 I
Fungsi relatif kelas ke-k = n
∑ i =1
fi
frekuensi kelas ke-k
Frekuensi relatif kelas ke-k = ×100%
banyak data
41
42
b) simpangan rata-rata atau deviasi rata-rata (SR), b) Banyaknya permutasi dari n objek, di mana
rumusnya: ada beberapa objek sama, misalnya ada m1
objek yang sama, ada m2 objek yang sama
n n n
∑ x −∑
x xi i −x
1 n
∑
fi x i − x serta m3 objek yang sama, dan seterusnya
SR = SR =
i =1
n
i =1
n
atau atau
atau
n i =1
∑
i =1
SR = SR f=i x i − xn adalah
fi∑
i =1 n!
c) simpangan baku/standar deviasi/deviasi standar n Pm1 , m2 , m3,.... =
m1 ! m2 ! m3 ! ....
(SD), rumusnya:
2) Permutasi siklis, berlaku:
n
∑ (x − x) Banyaknya permutasi siklis dari n objek =
2
i
SD = i =1
jika n > 30 (n – 1)!
n
Kombinasi
n
Banyaknya kombinasi r objek dari n objek ditulis
∑ (x − x)
2
i
SD = i =1
jika n ≤ 30 dengan nCr atau Crn adalah
n −1
n!
n Cr =
r ! (n − r )!
d) simpangan kuartil atau jangkauan semi inter
kuartil (Qd), rumusnya:
Keterangan: Peluang Suatu Kejadian
1 Qd = simpangan kuartil
Qd = (Q3 − Q1 ) Peluang (P) merupakan ukuran mengenai kemung
2 Q3 = simpangan atas
kinan suatu kejadian tertentu akan terjadi dalam
Q1 = simpangan bawah
suatu percobaan. Jika hasil suatu percobaan yang
43
fh (E) = n × P(E)
Keterangan:
fh (E) = frekuensi harapan
P(E) = peluang kejadian E n = banyak kejadian
44
2. Relasi
Daerah hasil (range) fungsi y = f(x) adalah nilai-nilai
Relasi atau hubungan R dari himpunan P ke
y yang dipengaruhi oleh domain fungsi (Df ).
himpunan Q adalah sembarang himpunan
Menentukan range (daerah hasil) dari fungsi
bagian dari produk cartesius P × Q dengan x ∈
kuadrat y = f(x) = ax2 + bx + c adalah sebagai
P, y ∈ Q, ditulis sebagai berikut:
berikut.
R = {(x, y) x ∈ P dan y ∈ Q} Untuk Df = {xx ∈ R}
- Jika a > 0, daerah hasilnya Rf = {yy > ye,
3) Fungsi
y ∈ R}
Suatu fungsi f atau peme
- Jika a < 0, daerah hasilnya Rf = {yy < ye,
taan f dari himpunan P
ke himpunan Q adalah b2 − 4 ac
y ∈ R} dengan y e = −
suatu relasi khusus yang 4a
45
46
47
turunan fungsi
aljabar. 4. lim {f ( x ).g( x )}= lim f ( x ). lim g( x )
x →a x →a x →a
Menggunakan
turunan untuk f ( x ) lim f (x)
5. lim = x →a , untuk lim g( x ) ≠ 0
menentukan x →a g( x ) lim g( x ) x →a
x →a
karakteristik suatu
fungsi aljabar dan
( )
n
lim f n ( x ) = lim {f ( x )} = lim f ( x ) ,
n
memecahkan 6.
x →a x →a
masalah. x →a
48
tertinggi.
lim
x →∞
( ax + b − cx + d )= 0, untuk a = c
−∞ , untuk a < c
∞ , untuk m > n
m m −1 a1
a1x + a2 x + ...
lim = , untuk m = n Rumus selisih akar kuadrat
x →∞ b x n + b x n −1 + ...
1 2 b1
0, untuk m < n ∞ , untuk a > p
lim
x →∞ ( 2 2
ax + bx + c − px + qx + r )=
b−q
2 a
, untuk a = p
−∞ , untuk a < p
49
2. ∫ df ( x ) = f ( x ) + c ∫
a
∫
3. k f ( x ) dx = k f ( x ) dx
a
b a
3. ∫ adx = ax + c
∫ ∫
4. f ( x ) dx = − f ( x ) dx
1 a b
4. ∫ x dx =
n
xn +1
+ c dengan n ≠ 1 b c c
n +1
a n+1 ∫ ∫ ∫
5. f ( x ) dx + f ( x ) dx = f ( x ) dx
∫
5. ax n dx =
n +1
x + c dengan n ≠ −1 a b a
(ax + b )n+1
∫
6. (ax + b )n dx =
a(n + 1)
+ c dengan a ≠ 0
B. Sifat-Sifat Integral
∫ ∫
1. kf ( x )dx = k f ( x )dx
50
a2 + x 2 x = a tan α a sec α
x 2 − a2 x = a sec α a tan α
G. Volume Benda Putar
1. Mengelilingi Sumbu X
J. Panjang Busur
b
Volume = ∫ [f ( x )]2 dx
x=b a
2. Mengelilingi Sumbu Y
b 2
dy
b
Volume = π ∫ [f ( y )]2 dy
S= ∫
a
1+ dx
dx
a
51
y – y1 = m(x – x1)
52
53
a b c p q r
Kelas XII Semester 1
a bd cae bf pc qs rtp uq r
A= dan B =
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar d e fd e s f t u s t u
Menggunakan Menggunakan sifat- a + p b + q c + r
A+B=
matriks dalam sifat dan operasi a + pd +bas++qpe +cbt++rqf +cu+ r
pemecahan masalah. matriks untuk d + s ed ++ts fe++ut f + u
menunjukkan bahwa 1) Sifat penjumlahan matriks
suatu matrik persegi Jika A, B, dan C matriks-matriks berordo
merupakan invers sama, berlaku:
dari matriks persegi
(a) Sifat Komutatif: A + B = B + A;
lain.
Menentukan (b Sifat Asosiatif: (A + B) + C = A + (B +
determinan dan C);
invers matriks 2 x 2. (c) Terdapat matriks Identitas, yaitu matriks
Menggunakan
nol, sehingga: A + 0 = 0 + A = A;
determinan dan
invers dalam (d) Setiap matriks A mempunyai invers
penyelesaian sistem penjumlahan yaitu matriks – A ,
persamaan linear sehingga:
dua variabel. A + ( –A ) = ( –A ) + A = 0
2) Pada pengurangan matriks bersifat:
1. Pengertian matriks (a) Tidak Komutatif
a) Matriks merupakan susunan kumpulan bilangan (b) Tidak Asosiatif
dalam bentuk persegi atau persegi panjang (c) Tidak terdapat unsur Identitas
yang diatur menurut baris dan kolom;
b) Baris suatu matriks adalah susunan bilangan- b) Perkalian Matriks
bilangan yang mendatar dalam matriks; Dua matriks A dan B dapat dikalikan bila banyak
c) Kolom suatu matriks adalah susunan bilangan- kolom matriks pertama (kiri) sama dengan
bilangan yang tegak dalam matriks. banyak baris matriks kedua (kanan)
2. Operasi hitung matriks 1) Am x n . Bn x k = Cm x k
a) Penjumlahan atau pengurangan matriks 2) Bn x k . Am x n tidak dapat dikalikan
Matriks A dan B dapat dijumlahkan atau
dikurangkan jika ordo A = ordo B
54
55
b. Rasio (perbandingan) = r
a, a + b, a + 2b, a + 3b, . . . , a + (n – 1)b
U2 U3 U4 U
r= = = =...= n
b. Beda (selisih) = b U1 U2 U3 Un−1
b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = . . . = Un – Un – 1
c. Suku ke-n (Un)
c. Suku ke-n (Un)
Un = a + (n – 1)b Un = arn–1
Un = Sn – Sn – 1 Un = Sn – Sn – 1
56
57