Anda di halaman 1dari 30

Ringkasan Materi

Matematika
Pak Anang
http://pak-anang.blogspot.com/

28

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Bentuk Pangkat, Akar,
dan Logaritma
1

Kelas X Semester 1 n n
a a
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 5)   = n
b b
Memecahkan  Menggunakan
6) a0 = 1
masalah yang aturan pangkat, akar,
berkaitan dengan dan logaritma. 1
7) a − n = n
bentuk pangkat,  Melakukan a
akar, dan logaritma. manipulasi aljabar
B. Bentuk Akar
dalam perhitungan
yang melibatkan Pada bentuk akar berlaku:
m
pangkat, akar, dan 1) n
am = a n
logaritma. 2) m a × n b = m × n a × b

m a m a
A. Bentuk Pangkat 3) =
n b n b
Bentuk pangkat meliputi: pangkat bulat positif,
pangkat bulat negatif, dan pangkat nol. 4) m
a × n a = mn an × a m
Secara umum perpangkatan bulat positif suatu
bilangan real didefinisikan:
m
a mn an
5) =
n
b am
an = a × a × a × ... × a C. Logaritma
sebanyak n faktor Logaritma merupakan invers (kebalikan) dari per­
pangkatan, sehingga dapat didefinisikan sebagai
Sifat-sifat bilangan berpangkat bilangan bulat untuk berikut.
a, b ∈ R; m, n ∈ B ; a ≠ 0, b ≠ 0 (R = himpunan bilangan
real dan B = himpunan bilangan bulat) berikut. x = an ⇔ alog x = n
1) am × an = am +n
am untuk a > 0, a ≠ 1 dan x > 0.
2) n
= am − n
a
3) (am)n = am × n Keterangan:
a = bilangan pokok atau basis logaritma
4) (ab)n = an × bn
x = numerus, bilangan yang dicari logaritmanya,
x>0
n = hasil logaritma, nilainya dapat positif, nol, atau
negatif
29

Di unduh dari : Bukupaket.com


Sifat-sifat logaritma:

1) a
log a = 1

2) alog 1 = 0

3) alog x + alog y = alog (x . y)


x
4) alog x – alog y = alog
y
5) alog xn = n . alog x
c
log x
6) alog x = c
log a
1
7) log x = x
a

log a
a log x
8) a =x
an m
9) log x m = . a log x
n
1 a
10) log = − log x
a
x
1
11) a log x = − a log x

12) alog x . xlog y = alog y

13) alog an = n

14) log2x = log x . log x


1
15) log-1 x =
log x

30

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Persamaan kuadrat
dan Fungsi
2

Kelas X Semester 1 B. Persamaan Kuadrat


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bentuk umum persamaan kuadrat:
Memecahkan  Memahami konsep ax2 + bx + c = 0 ; a, b, c ∈ R, a ≠ 0
masalah yang fungsi.
berkaitan dengan  Menggambar Akar-akar persamaan kuadrat dapat ditentukan
fungsi, persamaan grafik fungsi aljabar dengan:
dan fungsi sederhana dan  memfaktorkan;
kuadrat serta fungsi kuadrat.  melengkapkan bentuk kuadrat sempurna;
pertidaksamaan
 menggunakan rumus abc:
kuadrat.

−b ± b2 − 4 ac
x1,2 =
A. Pengertian Relasi dan Fungsi 2a
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat:
pemasangan ang­gota-anggota himpunan A dengan 1) jumlah akar-akar persamaan kuadrat:
anggota-anggota himpunan B. Sedangkan suatu b
x1 + x2 = −
fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu a
relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan
2) hasil kali akar-akar persamaan kuadrat:
tepat satu anggota B.
c
Fungsi f dari himpunan A ke B ditulis: x1 . x2 =
a

f:A→B C. Fungsi Kuadrat


Bentuk umum fungsi kuadrat:
(dibaca: fungsi f memetakan A ke B)

Pada fungsi f : A → B berlaku: f(x) = ax2 + bx + c, a ≠ 0, a, b, c ∈ R


1) Himpunan A disebut daerah asal (domain) dari
Cara-cara menentukan fungsi kuadrat:
f, ditulis Df.
a. jika diketahui titik potong dengan sumbu x di
2) Himpunan B disebut daerah kawan (kodomain)
dari f. (x1, 0) dan (x2, 0)maka y = f(x) = a (x – x1) (x – x2);
3) Himpunan dari semua peta f di B disebut daerah b. jika diketahui koordinat titik puncak (titik balik)
hasil (range) dari fungsi tersebut, ditulis Rf. nya P (p,q), maka y = f(x) = a(x – p)2 + q;
c. jika melalui tiga titik yang diketahui, digunakan
y = ax2 + bx + c.

31

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Sistem Persamaan
3

Kelas X Semester 1 2) Sistem persamaan linear dengan tiga variabel.


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bentuk umumnya:
Memecahkan  Menyelesaikan  ax + by + cz = d
masalah yang sistem persamaan 
kx + ly + mz = n ;
berkaitan dengan linear dan sistem  px + qy + rz = s

sistem persamaan persamaan
a, b, c, d, k, l, m, n, p, q, r, s = bilangan real.
linear dan campuran linear dan
pertidaksamaan satu kuadrat dalam dua
variabel. variabel. Sistem persamaan linear dengan persamaan
 Merancang model kuadrat. Bentuk umumnya:
matematika dari

masalah yang  y = ax + b
berkaitan dengan  2 ; a, b, p, q, r = bilangan real.
 y = px + qx + r
sistem persamaan
linear. Sistem persamaan kuadrat dengan dua variabel.
 Menyelesaikan Bentuk umumnya:
model matematika
dari masalah yang  y = ax + bx + c
2

berkaitan dengan  ; a, b, c, p, q, r = bilangan real.


2
 y = px + qx + r
sistem persamaan
linear dan
penafsirannya. B. Himpunan Penyelesaian Sistem Persamaan
Untuk mencari himpunan penyelesaian sistem
A. Sistem Persamaan Linear persamaan linear dengan dua variabel dan
Sistem persamaan linear terdiri atas dua atau persamaan kuadrat dapat dilakukan dengan
lebih persamaan linear. Sistem persamaan linear beberapa cara, yaitu:
terbagi atas: 1) substitusi,
1) Sistem persamaan linear dengan dua variabel. 2) eliminasi, dan
Bentuk umumnya: 3) gabungan substitusi dan eliminasi.

ax + by = c
 ; a, b, c, p, q, r = bilangan real.
 px + qy = r

32

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Pertidaksamaan
4

Kelas X Semester 1 1) Pertidaksamaan linear, yaitu suatu pertidak­


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar samaan yang mempunyai variabel pangkat
Memecahkan  Menyelesaikan satu.
masalah yang pertidaksamaan Contoh: x + 4 < 2x + 7
berkaitan dengan satu variabel yang 2) Pertidaksamaan kuadrat, yaitu suatu pertidak­
fungsi, persamaan melibatkan bentuk
samaan yang mempunyai variabel pangkat
dan fungsi pecahan aljabar.
kuadrat serta  Merancang model dua.
pertidaksamaan matematika dari Contoh: x2 – 2x + 4 < 7
kuadrat. masalah yang 3) Pertidaksamaan pecahan, yaitu suatu pertidak­
berkaitan dengan samaan yang mempunyai bentuk pecahan dan
pertidaksamaan satu
mengandung variabel x pada penyebutnya.
variabel.
 Menyelesaikan 2x + 3
Contoh: >0
model matematika 1 − 2x
dari masalah yang 4) Pertidaksamaan nilai mutlak (harga mutlak),
berkaitan dengan yaitu suatu pertidaksamaan yang mempunyai
pertidaksamaan tanda mutlak. Pada pertidaksamaan nilai mutlak
satu variabel dan berlaku:
penafsirannya.
x > 0 sama artinya –a < x < a.

x < 0 sama artinya x < –a atau x > a.
A. Pengertian Pertidaksamaan
5) Pertidaksamaan bentuk akar, yaitu pertidak­
Pertidaksamaan adalah suatu kalimat terbuka yang
samaan yang variabelnya terletak di bawah
memuat satu variabel (peubah) atau lebih dan tanda-
tanda akar. Cara penyelesaiannya diawali
tanda ketidaksamaan (<, >, ≤, atau ≥).
dengan menguadratkan kedua ruas.
B. Jenis-Jenis Pertidaksamaan dan Penyelesai­ Contoh: x −1 < 0
annya
Berdasarkan pangkat dari variabelnya (bentuk
pertidaksamaan), pertidaksamaan dapat dibagi
atas:

33

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Logika Matematika
5

Kelas X Semester 2 A. Kalimat Terbuka, Pernyataan, dan Negasinya


Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang memuat
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
variabel, nilai kebenarannya belum dapat ditentukan,
Menggunakan  Memahami
apakah bernilai benar atau salah.
logika matematika pernyataan dalam
dalam pemecahan matematika dan Pernyataan adalah suatu kalimat yang dapat
masalah yang ingkaran atau ditentukan nilai kebenarannya, yaitu benar atau
berkaitan dengan negasinya. salah, tetapi tidak dapat terjadi benar dan salah
pernyataan  Menentukan bersamaan.
majemuk dan nilai kebenaran
Ingkaran pernyataan (negasi penyataan) adalah
pernyataan dari suatu per-
berkuantor. nyataan majemuk kebalikan dari penyataan. Jika pernyataan benar,
dan pernyataan ingkarannya salah, dan sebaliknya.
berkuantor.
 Merumuskan
Ingkaran dari p dinotasikan dengan ~p, dibaca:
pernyataan yang
setara dengan tidak p atau bukan p atau tidak benar bahwa p
pernyataan majemuk atau non-p.
atau pernyataan
berkuantor yang Contoh:
diberikan. p = Bandung adalah ibu kota Provinsi Jawa Barat.
 Menggunakan
(benar/B)
prinsip logika
matematika yang Ingkarannya:
berkaitan dengan ~ p = Bandung bukan ibu kota Provinsi Jawa Barat.
pernyataan majemuk (salah/S)
dan pernyataan ~ p = Tidak benar bahwa Bandung adalah ibu kota
berkuantor
Provinsi Jawa Barat. (salah/S)
dalam penarikan
kesimpulan dan

pemecahan masalah Penyataan Majemuk
Pernyataan majemuk adalah penyataan yang
terdiri dari dua pernyataan atau lebih dapat

34

Di unduh dari : Bukupaket.com


dihubungkan dengan kata hubung, yaitu: ... dan ... , ... Tabel kebenaran implikasi:
atau ... , jika ... maka ..., dan ... jika dan hanya jika ... . p q p⇒ q
Contoh: Hari ini mendung atau langit berwarna B B B
biru. B S S
S B B
Jenis-Jenis Kalimat Majemuk S S B
Ada empat pernyataan majemuk, yaitu:
1) Konjungsi, yaitu gabungan antara dua 4) Biimplikasi, dibentuk dari (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p),
pernyataan dengan memakai kata hubung dinotasikan:
”dan”, dinotasikan: p⇔q
dibaca: p jika dan hanya jika q,
p ∧ q dibaca: p dan q
p syarat cukup dan perlu untuk q,
Tabel kebenaran konjungsi: p ekuivalen dengan q
p q p∧ q
B B B Tabel kebenaran biimplikasi:
B S S p q p⇒q q⇒p p⇔q
B B B B B
S B S
B S S B S
S S S S B B S S
S S B B B
2) Disjungsi, yaitu gabungan antara dua pernyataan
dengan memakai kata hubung ”atau”, dinotasi­ B. Ingkaran Pernyataan Majemuk
kan: Ingkaran pernyataan majemuk terbagi atas.
1) Ingkaran dari konjungsi, berlaku:
p ∨ q dibaca: p atau q.
~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q
Tabel kebenaran disjungsi: 2) Ingkaran dari disjungsi, berlaku:
p q p∨q ~(p ∨ q) ≡ ~p ∨ ~q
B B B 3) Ingkaran dari implikasi, berlaku:
B S B ~(p → q) ≡ p ∧ ~q
S B B 4) Ingkaran dari biimplikasi, berlaku:
S S S ~(p ⇔ q) ≡ (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)

3) Implikasi, yaitu gabungan antara dua pernyataan C. Konvers, Invers, dan Kontraposisi
dengan memakai kata hubung ”jika …maka…”, Dari implikasi p ⇒ q dapat dibentuk implikasi baru,
dinotasikan: yaitu:
 Konvers: q ⇒ p
p → q dibaca: jika p maka q,  Invers: ~p ⇒ ~q dan
p hanya jika q,p syarat cukup untuk q,  Kontraposisi: ~q ⇒ ~p
q syarat perlu untuk p, atau q jika p

35

Di unduh dari : Bukupaket.com


D. Pernyataan Berkuantor dan Ingkarannya b) Aturan Tollens, berlaku:
Pernyataan berkuantor terdiri atas: Jika p ⇒ q benar dan ~q benar maka
1) Pernyataan berkuantor universal, dinotasikan: pernyataan ~p bernilai benar.
∀p(x) (dibaca: “Untuk semua x, berlaku-­ p⇒q
lah p(x)”) ~p
∴ ~q
Ingkarannya:
c) Silogisme, berlaku:
~(“∀ p(x)) ≡ ∃x ~p(x) (dibaca: “ingkaran
untuk semua x yang berlaku p(x) adalah Jika p ⇒ q dan q ⇒ r keduanya
ada x yang bukan p(x)”). benar maka p ⇒ r juga benar.
p ⇒ q
2) Pernyataan berkuantor eksistensial, dinotasi­ q ⇒ r
kan: ∴ p ⇒ r

∃(x) p(x)
2) Penarikan kesimpulan dari pernyataan ber­
(dibaca: “Ada x sehingga berlaku p(x)”)
kuantor
Ingkarannya: Contoh:
p(x) : Jika suatu segitiga merupakan segitiga
~(∃x p(x)) ≡ ∀x ~p(x) (dibaca: “ingkaran
sama kaki maka mempunyai dua sudut
beberapa x berlaku p(x) adalah semua x
sama besar.
bukan p(x)”).
≡ Setiap segitiga sama kaki mempunyai dua
sudut sama besar.
E. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan terbagi atas:
1) Penarikan kesimpulan dari pernyataan majemuk,
dengan aturan:
a) Modus Ponens, berlaku:
Jika p ⇒ q benar dan p benar
maka pernyataan q bernilai benar.
p⇒q
p
∴ q

36

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Trigonometri
6

Kelas X Semester 2 A. Perbandingan Trigonometri


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Rumus-rumus perbandingan trigonometri
Menggunakan  Melakukan panjang sisi depan y
perbandingan, manipulasi aljabar 1) sin α = =
panjang sisi miring r
fungsi, persamaan, dalam perhitungan
r
dan identitas teknis yang cos α = panjang sisi apit = x y
trigonometri dalam berkaitan dengan panjang sisi miring r
α
x
pemecahan masalah perbandingan,
tan α = panjang sisi depan = y
fungsi, persamaan panjang sisi apit x
dan identitas
1 1
trigonometri. 2) sec α = ; cosec α = ;
cos α sin α
 Merancang model
matematika dari 1 cos α
cotan α = ; cosec α = ;
masalah yang tan α sin α
berkaitan dengan
perbandingan, Perbandingan trigonometri sudut α dengan (90o– α)
fungsi, persamaan 3) sin (90° – α) = cos α
. dan identitas cos (90° – α) = sin α
trigonometri.
tan (90° – α) = cotan α
 Menyelesaikan
model matematika cotan (90° – α) = tan α
dari masalah yang cosec (90° – α) = sec α
berkaitan dengan sec (90° – α) = cosec α
perbandingan, Perbandingan trigonometri sudut α dengan (180o– α)
fungsi, persamaan
4) sin (180° – α) = sin α
dan identitas
trigonometri, dan cos (180° – α) = –cos α
penafsirannya. tan (180° – α) = –tan α
cotan (180° – α) = –cotan α
cosec (180° – α) = sec α
sec (180° – α) = -cot α

37

Di unduh dari : Bukupaket.com


Perbandingan trigonometri sudut α dengan (180o+ α) C. Identitas Trigonometri
5) sin (180° + α) = –sin α Contoh identitas trigonometri:
cos (180° + α) = –cos α 1) sin2 a + cos2 a = 1
tan (180° + α) = tan α 2) 1 + tan2 a = sec2 a
cotan (180° + α) = cotan α
cosec (180° + α) = -cosec α D. Persamaan Trigonometri
sec (180° + α) = -sec α Untuk k∈B (B = himpunan bilangan bulat), diperoleh
persamaan sebagai berikut.
90° 1) Jika sin x = sin a, maka:
x1 = a + k . 360° x2 = (180° – a) + k . 360°
Kuadran I
Kuadran II 2) Jika cos x = cos a, maka:
semua positif
sinus positif
x1 = a + k . 360° x2 = –a + k . 360°
180° 0°
3) Jika tan x = tan a, maka:
Kuadran III Kuadran IV
tangan positif kosinus positif x = a + k . 180°
4) Jika cotan x = cotan a, maka:
270°
x = a + k . 180°

B. Fungsi Trigonometri E. Aturan Sinus, Aturan Kosinus, dan Rumus

Fungsi trigonometri dapat berbentuk sebagai Segitiga

berikut. Aturan sinus:


a b c
1) f(x) = a sin (kx + b) = =
sin A sin B sin C C
360° 2p Aturan kosinus:
periode = =
k k 1) a2 = b2 + c2 – 2bc cos A b a

nilai maksimum = a nilai minimum = – a 2) b2 = a2 + c2 – 2ac cos B


A c B
2) f(x) = a cos (kx + b) 3) c2 = a2 + b2 – 2ab cos C

360° 2p Luas segitiga:


periode = =
k k
1 1 1
L∆ABC = b.c sin A L∆ABC = ac sin B L∆ABC = a.b sin C
nilai maksimum = a nilai minimum = – a 2 2 2
1 1 1
L∆ABC = b.c sin A L∆ABC = ac sin B L∆ABC = a.b sin C
3) f(x) = a tan (kx +
2 b) 2 2

180° p
periode = =
k k

Tidak ada nilai maksimum dan minimum.

38

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Ruang Dimensi Tiga
7

Kelas X Semester 2 Kedudukan suatu garis terhadap garis lain (dua garis)
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar dibedakan atas:
Menentukan  Menentukan 1) Berimpit 3) berpotongan
kedudukan, jarak, kedudukan titik, 2) Sejajar 4) bersilangan
dan besar sudut garis, dan bidang
yang melibatkan dalam ruang dimensi
titik, garis, dan tiga.
bidang dalam ruang  Menentukan jarak
dimensi tiga. dari titik ke garis dan
dari titik ke bidang
Kedudukan suatu bidang terhadap bidang lain (dua
dalam ruang dimensi
tiga. bidang) dibedakan atas:
 Menentukan besar 1) Berimpit
sudut antara garis 2) Sejajar
dan bidang dan 3) Berpotongan
antara dua bidang
dalam ruang dimensi
tiga.

A. Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang pada


Bangun Ruang
Kedudukan titik dibedakan atas: B. Proyeksi Ruang
1) Titik terletak pada garis Proyeksi ruang meliputi:
2) Titik terletak di luar garis 1) Proyeksi titik pada garis.
3) Titik terletak pada bidang 2) Proyeksi titik pada bidang.
4) Titik terletak di luar bidang 3) Proyeksi garis pada bidang.

39

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Statistika dan Peluang
8

Kelas XI Semester 1 A. Statistika


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Perbedaan Pengertian Statistik dengan Statistika
Statistik merupakan kumpulan angka-angka dari
Menentukan  Membaca data
kedudukan, jarak, dalam bentuk tabel suatu permasalahan, sehingga dapat memberikan
dan besar sudut dan diagram batang, gambaran mengenai masalah tersebut. Sedangkan
yang melibatkan garis, lingkaran, dan statistika adalah cara ilmiah yang mem­p elajari
titik, garis, dan ogive. pengumpulan, pengaturan, perhitungan, peng­
bidang dalam ruang  Menyajikan data
gambaran, dan penganalisisan data, serta penarikan
dimensi tiga. dalam bentuk tabel
dan diagram batang, kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan
garis, lingkaran, yang dilakukan, dan pembuatan kesimpulan yang
dan ogive serta rasional.
penafsirannya.
 Menghitung ukuran
Penyajian Data Tunggal
pemusatan, ukuran
letak, dan ukuran Penyajian data dapat berupa:
penyebaran data, 1) Diagram batang, yaitu penyajian data dengan
serta penafsirannya. menggunakan batang-batang berbentuk
 Menggunakan persegi panjang dengan lebar batang yang
aturan perkalian,
sama dan dilengkapi dengan skala tertentu
permutasi, dan
kombinasi dalam untuk menyatakan banyaknya tiap jenis data.
pemecahan masalah. 2) Diagram lingkaran, yaitu penyajian data statistik
 Menentukan ruang dengan menggunakan gambar yang berbentuk
sampel suatu lingkaran, yang dibagi atas juring-juring.
percobaan.
3) Diagram garis, yaitu penyajian data pada
 Menentukan
peluang suatu bidang Cartesius dengan menghubungkan
kejadian dan titik-titik data pada bidang Cartesius (sumbu x
penafsirannya. dan sumbu y), sehingga diperoleh suatu grafik
berupa garis.
4) Diagram Batang daun, yaitu penyajian data yang
dibagi atas dua bagian, yaitu bagian batang dan

40

Di unduh dari : Bukupaket.com


daun. Bagian batang memuat angka puluhan, 2) Tabel distribusi frekuensi kumulatif, meru­­­pa­
sedangkan bagian daun memuat angka kan tabel frekuensi yang berisikan frekuensi
satuan. kumulatif (frekuensi hasil akumulasi).
5) Diagram kotak garis, yaitu penyajian data dalam Fre­kuensi kumulatif adalah frekuensi yang
bentuk kotak garis. dijumlahkan, yaitu frekuensi suatu kelas
di­j umlahkan dengan frekuensi kelas
Penyajian Data Berkelompok­­ sebelumnya.
Apabila data cukup banyak maka data
dikelompokkan dalam beberapa kelompok, Ukuran Data Statistik
kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk a. Ukuran Pemusatan Data (Ukuran Tendensi
tabel distribusi frekuensi. Sentral)
Langkah-langkah membuat tabel distribusi Ada tiga macam ukuran tendensi sentral, yaitu:
frekuensi adalah sebagai berikut. a) Rata-rata atau mean ( x ), yaitu jumlah seluruh
1) Urutkan data dari data terkecil ke data ter­ nilai-nilai data dibagi dengan banyaknya data.
besar. 1) Rata-rata untuk data tunggal (tidak ber­
2) Tentukan banyak kelas pada tabel distribusi fre­ kelompok) , rumusnya:
kuensi, dengan menggunakan metode Sturges: n

k = 1 + 3,3 log n

x1 + x 2 + x 3 + .... + x n i =1
xi ∑
x= =
n n
Keterangan:

k = banyak kelas n = banyak data
2) Rata-rata untuk data berkelompok, rumusnya:
3) Tentukan interval kelas dengan rumus: n

f x + f x + f x + .... + fn x n

fx
i =1
i i

R x= 1 1 2 2 3 3 = n
I= f1 + f2 + f3 + .... + fn

k
∑f
i =1
i

Keterangan:
I = interval kelas k = banyak kelas 3) Rata-rata sesungguhnya, rumusnya:
n
R = range = jangkauan = data tertinggi – data
terendah
∑f d i i
x = x0 + i =1
n
4) Tentukan batas atas kelas (Ba) dan batas bawah
kelas (Bb).
∑f
i =1
i

Tabel distribusi frekuensi dapat dibedakan atas: 4) Rata-rata sesungguhnya dengan mem-
1) Tabel distribusi frekuensi relatif: mempunyai faktorkan interval kelasnya, rumusnya:
frekuensi relatif dalam bentuk persentase
(%). Besarnya frekuensi relatif dapat ditentu­  n

kan dengan rumus:
 ∑f u 
i i
x = x0 +  i =1 I
Fungsi relatif kelas ke-k =  n 


∑ i =1
fi 

frekuensi kelas ke-k
Frekuensi relatif kelas ke-k = ×100%
banyak data

41

Di unduh dari : Bukupaket.com


Keterangan: Kuartil terbagi atas:
x (eksbar) = rata-rata data  Kuartil bawah (Q 1), terletak pada data
n = jumlah semua bobot data urutan ke-¼ (n + 1)
x0 = rata-rata sementara  Kuartil tengah (Q 2), terletak pada data
fi = bobot untuk nilai-nilai xi
xi = nilai data ke-I urutan ke-½ (n + 1)
I = interval kelas  Kuartil atas (Q3), terletak pada data urutan
d
u= =
I
= faktor
faktor interval
interval ke-¾ (n + 1)
Rumus kuartil untuk data berkelompok:
b) Median (Md), yaitu nilai yang terletak di tengah
deretan data setelah diurutkan dari yang ter­kecil.  j 
 n − fkQ j 
Rumus median untuk data berkelompok: Q j = TbQ j +  4 I
 fQ j 
1   
 2 n − fk 
Md = Tb +  I Keterangan:
 f  Qj = kuartil ke-j (j = 1, 2, 3)
 
TbQi = tepi bawah kelas yang memuat Qj
Keterangan:
n = jumlah seluruh frekuensi
Md = median
fkQi = frekuensi kumulatif kurang dari di bawah
Tb = tepi bawah kelas
kelas yang memuat Qj
fk = frekuensi kumulatif
fQi = frekuensi kelas yang memuat Qj
c) Modus (Mo), yaitu data yang paling sering I = lebar atau panjang kelas (interval kelas)
muncul atau yang mempunyai frekuensi
terbanyak. b) Desil, yaitu ukuran letak yang membagi
Rumus modus data kelompok adalah sekumpulan data menjadi 10 bagian. Rumus
desil untuk data berkelompok:
 d1 
Mo = Tb +  I
 d1 + d2   j 
 10 n − fkD j 
D j = TbD j +  I
Keterangan: fD j
 
Mo = modus  
d = selisih antara frekuensi kelas modus dengan
1
frekuensi kelas sebelumnya Keterangan:
d2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan
Dj = desil ke-j (j = 1, 2, 3, …, 9)
frekuensi kelas sesudahnya
TbDi = tepi bawah kelas yang memuat Dj
n = jumlah seluruh frekuensi
b. Ukuran Letak
fkDi = frekuensi kumulatif kurang dari di
Ukuran letak suatu data dapat dinyatakan dalam
bawah kelas yang memuat Dj
bentuk fraktil.
fDi = frekuensi kelas yang memuat Dj
Fraktil adalah nilai-nilai yang membagi sepe­
I = lebar atau panjang kelas (interval kelas)
rangkat data yang telah berurutan menjadi beberapa
bagian yang sama, yaitu:
c) Persentil, yaitu ukuran letak yang membagi
a) Kuartil, yaitu ukuran letak yang membagi sekum­
sekumpulan data menjadi 100 bagian. Rumus
pulan data tersebut menjadi 4 bagian yang
kuartil untuk data berkelompok:
sama.

42

Di unduh dari : Bukupaket.com


B. Peluang
 j  Permutasi
 4 n − fk Pj 
Pj = TbPj +  I Permutasi adalah urutan yang mungkin dari sejumlah
 fPj  unsur yang berbeda tanpa adanya pengulangan.
 
Rumusnya:

Keterangan:
Pj = kuartil ke-j (j = 1, 2, 3, …, 99) n! n!
P ( n, r ) = atau n Pr =
TbPi = tepi bawah kelas yang memuat Pj (n − r )! (n − r )!
n = jumlah seluruh frekuensi
fkPi = frekuensi kumulatif kurang dari di bawah
kelas yang memuat Pj Di mana k ≤ n
fPi = frekuensi kelas yang memuat Pj Permutasi terbagi atas:
I = lebar atau panjang kelas (interval kelas)
1) Permutasi dengan beberapa objek sama, ber­
laku:
c. Ukuran Penyebaran Data (Dispersi)
a) Banyaknya permutasi dari n objek dengan
Ukuran penyebaran data terbagi atas:
r objek sama (r < n) adalah
a) jangkauan atau range (R), berlaku:
n!
R = Xmaks – Xmin n Pr =
r!

b) simpangan rata-rata atau deviasi rata-rata (SR), b) Banyaknya permutasi dari n objek, di mana
rumusnya: ada beberapa objek sama, misalnya ada m1
objek yang sama, ada m2 objek yang sama
n n n

∑ x −∑
x xi i −x
1 n

fi x i − x serta m3 objek yang sama, dan seterusnya
SR = SR =
i =1
n
i =1
n
atau atau
atau
n i =1

i =1
SR = SR f=i x i − xn adalah
fi∑
i =1 n!
c) simpangan baku/standar deviasi/deviasi standar n Pm1 , m2 , m3,.... =
m1 ! m2 ! m3 ! ....
(SD), rumusnya:
2) Permutasi siklis, berlaku:
n

∑ (x − x) Banyaknya permutasi siklis dari n objek =
2
i
SD = i =1
jika n > 30 (n – 1)!
n
Kombinasi
n
Banyaknya kombinasi r objek dari n objek ditulis
∑ (x − x)
2
i
SD = i =1
jika n ≤ 30 dengan nCr atau Crn adalah
n −1
n!
n Cr =
r ! (n − r )!
d) simpangan kuartil atau jangkauan semi inter­
kuartil (Qd), rumusnya:
Keterangan: Peluang Suatu Kejadian
1 Qd = simpangan kuartil
Qd = (Q3 − Q1 ) Peluang (P) merupakan ukuran mengenai kemung­
2 Q3 = simpangan atas
kinan suatu kejadian tertentu akan terjadi dalam
Q1 = simpangan bawah
suatu percobaan. Jika hasil suatu percobaan yang

43

Di unduh dari : Bukupaket.com


mungkin itu dihimpun dalam suatu himpunan Kejadian Majemuk
maka himpunan itu disebut ruang sampel yang Pada kejadian majemuk berlaku:
dilambangkan dengan S. Peluang kejadian saling asing atau kejadian saling
lepas:
Peluang P untuk terjadinya suatu kejadian E adalah
P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
n(E )
P(E ) = Untuk peluang kejadian sembarang A dan B ber­laku:
n( S )

Keterangan: P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)


P(E) = peluang kejadian yang diharapkan sukses
n(E) = banyaknya anggota kejadian E
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel (banyaknya Pada kejadian A dan B saling bebas, kejadian A tidak
kejadian yang mungkin terjadi) memengaruhi kejadian B atau kejadian B tidak
memengaruhi kejadian A, sehingga berlaku:
Peluang komplemen suatu kejadian berlaku:

P(EC) = 1 – P(E) P(A ∩ B) = P(A) × P(B)



Keterangan: Dua buah kejadian disebut kejadian tidak saling
P(EC) = peluang komplemen suatu kejadian
P(E) = peluang yang diharapkan sukses bebas berlaku:

Frekuensi Harapan P(A ∩ B) = P(A) × P(B| A)


Jika suatu percobaan dilakukan n kali maka peluang
kejadian yang diharapkan adalah P(E). Perkalian Peluang bersyarat P(B| A) artinya peluang terjadinya
antara berapa kali percobaan dilakukan dengan B setelah A terjadi
peluang kejadian itu dinamakan frekuensi harapan
(fh), ditulis dengan:

fh (E) = n × P(E)

Keterangan:
fh (E) = frekuensi harapan
P(E) = peluang kejadian E n = banyak kejadian

44

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Kompisisi Dua Fungsi
dan Invers
9

memetakan setiap elemen dari P (domain)


Kelas XI Semester 2
dengan tepat satu elemen dari Q (kodomain).
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Jika f memetakan suatu elemen x ∈ P ke suatu
Menentukan  Menentukan
elemen y ∈ Q, fungsi f dari A ke B dapat ditulis
komposisi dua komposisi fungsi dari
fungsi dan invers dua fungsi. y = f(x) dengan x sebagai peubah bebas dan y
suatu fungsi.  Menentukan invers sebagai peubah terikat.
suatu fungsi. Daerah asal (domain) fungsi y = f(x) adalah nilai-
nilai x supaya y = f(x) ada nilainya (terdefinisi).
A. Pengertian Relasi dan Fungsi Syarat agar suatu fungsi terdefinisi :
1. Produk Cartesius
Jika terdapat himpunan P dan Q yang tidak * y = f (x ) → syarat f (x ) ≥ 0

kosong, produk cartesius dari himpunan P dan f (x )
* y= → g (x ) ≠ 0
Q adalah himpunan pasangan terurut (x, y) g (x )
dengan x ∈ P, y ∈ Q, ditulis sebagai berikut. * y = ( ) log (x )
f x

P × Q = {(x, y)  x ∈ P dan y ∈ Q} → syarat g (x ) > 0 dan f (x ) > 0, f (x ) ≠ 1

2. Relasi
Daerah hasil (range) fungsi y = f(x) adalah nilai-nilai
Relasi atau hubungan R dari himpunan P ke
y yang dipengaruhi oleh domain fungsi (Df ).
himpunan Q adalah sembarang himpunan
Menentukan range (daerah hasil) dari fungsi
bagian dari produk cartesius P × Q dengan x ∈
kuadrat y = f(x) = ax2 + bx + c adalah sebagai
P, y ∈ Q, ditulis sebagai berikut:
berikut.
R = {(x, y)  x ∈ P dan y ∈ Q}  Untuk Df = {xx ∈ R}
- Jika a > 0, daerah hasilnya Rf = {yy > ye,
3) Fungsi
y ∈ R}
Suatu fungsi f atau peme­
- Jika a < 0, daerah hasilnya Rf = {yy < ye,
taan f dari himpunan P
ke himpunan Q adalah  b2 − 4 ac 
y ∈ R} dengan y e = −  
suatu relasi khusus yang  4a 

45

Di unduh dari : Bukupaket.com


 Untuk Df = {xp < x < q, x ∈ R} D. Komposisi Fungsi
 b 
- Jika absis titik puncaknya  x e = −  Jika fungsi f: A → B dan fungsi g: B → C, fungsi h:
 2a 
di dalam interval domain, tentukan A → C disebut fungsi komposisi yang ditentukan
f(xe), f(p), dan f(q), sehingga: Rf = {yfmin oleh rumus sebagai berikut.
< y < fmaks , y∈ R} h = gof = gof(x) = go{f(x)} = (gof)(x)
- Jika absis titik puncaknya (xe) di luar
interval domain, tentukan f(p), dan f(q),  Syarat agar fungsi g dan fungsi f dapat dikom­
sehingga: Rf = {yfmin < y < fmaks , y∈ R}. posisikan menjadi (gof) adalah sebagai berikut.
B. Sifat-sifat Fungsi - Irisan antara daerah hasil fungsi dengan daerah
 Fungsi dari himpunan P ke Q asal fungsi g bukan himpunan kosong.
disebut satu-satu (one-one (Rf ∩ Rg) ≠ 0
/ injektif ) jika setiap elemen - Daerah asal fungsi komposisi (gof) adalah
dari P hanya mempunyai himpunan bagian dari daerah asal fungsi f.
satu peta di Q dan tidak harus semua elemen D(go f ) ⊆ Df

dari Q terpetakan dari P. - Daerah hasil fungsi komposisi (gof) adalah
 Fungsi dari himpunan P ke himpunan bagian dari daerah hasil fungsi g.
himpunan Q disebut pada R(go f ) ⊆ Rf

(onto / surjektif ) jika setiap  Sifat fungsi komposisi: tidak komutatif
elemen dari himpunan Q gof(x) ≠ fog(x).
habis terpetakan (mempunyai minimal satu E. Fungsi Invers
pasangan dengan elemen himpunan P).  Tidak semua fungsi invers merupakan fungsi
 Fungsi dari himpunan P invers dan invers fungsi yang merupakan fungsi
ke himpunan Q disebut disebut fungsi invers.
korespondensi satu-satu  Suatu fungsi f : A  B mempunyai fungsi invers
(one-one onto / bijektif ) jika fungsi itu injektif f-1 : B  A jika semua elemen himpunan A dan
dan onto). elemen himpunan B berkorespondensi satu-
satu.
C. Aljabar Fungsi  Notasi fungsi invers adalah jika f(x) = y, f-1(y) = x
Jika f dan g adalah dua fungsi yang diketahui, maka atau y-1 = f-1(x).
fungsi yang merupakan jumlah, selisih, hasil kali,  Langkah menentukan fungsi invers dari y = f(x)
dan hasil bagi kedua fungsi tersebut masing-masing adalah:
sebagai berikut. - Mengubah fungsi y = f(x) dalam bentuk x
* (f + g )(x ) = f (x ) + g (x ), dengan D(f + g ) = Df ∩ Dg sebagai fungsi y.
* (f − g )(x ) = f (x ) − g (x ), dengan D(f − g ) = Df ∩ Dg - Mengganti y pada f-1(y) dengan x untuk
* (f . g )(x ) = f (x ). g (x ), dengan D(f . g ) = Df ∩ Dg mendapatkan f-1(x).
f f (x )  Sifat komposisi fungsi invers : f-1o g-1 = (g o f)-1
*   (x )= , dengan D f  = Df ∩ Dg dan g (x ) ≠ 0
g
  g (x )  
g

46

Di unduh dari : Bukupaket.com


F. Hubungan komposisi dan invers G. Rumus-rumus
Jika (g o f)(x) = h(x), maka diperoleh: 1. (f ± g) (x) = f(x) ± g(x)
2. (f × g) (x) = f(x) × g(x)
1. h-1(x) = (g o f)-1(x) = (f-1o g-1)(x) = f-1 (g-1(x))

2. (f o g)-1(x) = (g-1o f-1)(x) = g-1 (f-1(x)) f  f (x)


3.  x  ( x ) = g( x ) dengan g(x) ≠ 0
 
3. g(x) = (h o f-1)(x)
f n ( x ) = {f ( x )}
n
4.
4. f(x) = (g-1 o h)(x)
1
 x − b n
5. f ( x ) = ax n + b → f -1( x ) =  
 a 
xn − b
6. f ( x ) = n ax + b → f -1( x ) =
a
ax + b -dx + b a
7. f (x) = → f -1( x ) = ;x ≠
cx + d cx − a c

47

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Limit Fungsi
10

Kelas XI Semester 2 A. Pengertian Limit


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Limit suatu fungsi f(x) untuk x mendekati nilai
 Menghitung limit a adalah harga yang paling dekat dari f(x) pada
Menggunakan
fungsi aljabar saat x mendekati nilai a.
konsep limit fungsi
sederhana di suatu 2. Jika lim f ( x ) = L , artinya L adalah nilai pendekatan
dan turunan fungsi
titik. x →a
dalam pemecahan untuk x di sekitar a.
 Menggunakan sifat
masalah.
limit fungsi untuk
menghitung bentuk B. Teorema Limit
tak tentu fungsi 1. Jika f(x) = x, maka lim f ( x ) = a
x →a
aljabar.
 Menggunakan sifat 2. Jika c konstanta, maka lim c .f ( x ) = c . lim f ( x )
x →a x →a
dan aturan turunan
3. lim {f ( x ) ± g( x )}= lim f ( x ) ± lim g( x )
dalam perhitungan x →a x →a x →a

turunan fungsi
aljabar. 4. lim {f ( x ).g( x )}= lim f ( x ). lim g( x )
x →a x →a x →a
 Menggunakan
turunan untuk f ( x ) lim f (x)
5. lim = x →a , untuk lim g( x ) ≠ 0
menentukan x →a g( x ) lim g( x ) x →a
x →a
karakteristik suatu
fungsi aljabar dan
( )
n
lim f n ( x ) = lim {f ( x )} = lim f ( x ) ,
n
memecahkan 6.
x →a x →a
masalah. x →a

 Merancang model untuk n bilangan asli


matematika dari
masalah yang C. Limit Fungsi Aljabar
berkaitan dengan Langkah umum penyelesaian limit fungsi aljabar
ekstrem fungsi
lim f ( x ) adalah sebagai berikut.
aljabar. x →a

 Menyelesaikan 1. Substitusi nilai x = a ke f(x).


model matematika
2. Jika hasilnya bentuk tak tentu  0 , ∞ , ∞ , − ∞  ,
dari masalah 0 ∞ 
yang berkaitan f(x) harus diuraikan.
dengan ekstrem 3. Jika hasilnya bentuk tertentu, itulah nilai
fungsi aljabar dan limitnya.
penafsirannya.

48

Di unduh dari : Bukupaket.com


D. Jenis Limit untuk x → c F. Jika x → ∞ dengan hasil ∞ – ∞,
1. Jika x → c dan c adalah konstanta, fungsi f(x) fungsi f(x) diurai­kan dengan cara dikali sekawan
diuraikan dengan cara faktorisasi. untuk fungsi yang mengandung bentuk akar,
2. Untuk fungsi f(x) yang mengandung bentuk kemudian membagi pembilang dan penyebut
akar, kalikan dengan sekawannya terlebih dengan x pangkat tertinggi.
dahulu, baru masukkan nilai limitnya. Rumus jumlah dan selisih akar
 ∞ , untuk a > c
0
E. Jika x → ∞ dan hasilnya ∞ atau , lim
x →∞
( ax + b + cx + d )=  0, untuk a = c
∞ 0 
−∞ , untuk a < c
fungsi f(x) diuraikan dengan cara membagi
pembilang dan penyebut dengan x pangkat 

∞ , untuk a > c

tertinggi.
lim
x →∞
( ax + b − cx + d )=  0, untuk a = c

−∞ , untuk a < c


 ∞ , untuk m > n
m m −1  a1
a1x + a2 x + ...
lim =  , untuk m = n Rumus selisih akar kuadrat
x →∞ b x n + b x n −1 + ...
1 2  b1
 0, untuk m < n  ∞ , untuk a > p
lim
x →∞ ( 2 2
ax + bx + c − px + qx + r )=
 b−q
2 a
, untuk a = p

 −∞ , untuk a < p

49

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Integral
11

Kelas XII Semester 1 C. Penerapan Integral Tentu


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar ∫
1. S = v dt
Menggunakan  Memahami konsep
2. V = ∫ a dt
konsep integral integral tak tentu
dalam pemecahan dan integral tentu. D. Integral Tertentu
masalah sederhana.  Menghitung b
integral tak tentu
∫ f ( x )dx = F ( x )
b
a = F (b ) − F ( a )
dan integral tentu a
dari fungsi aljabar F ( x ) = antiturunan f ( x )
sederhana. a = batas bawah
 Menggunakan
b = batas atas
integral untuk
menghitung luas
E. Sifat-Sifat Integral Tertetu
daerah di bawah b
kurva.

1. k dx =k (b − a)
a
a
A. Integral Tak Tentu

2. f ( x ) dx = 0
a

1. dx = x + c b b

2. ∫ df ( x ) = f ( x ) + c ∫
a

3. k f ( x ) dx = k f ( x ) dx
a
b a
3. ∫ adx = ax + c
∫ ∫
4. f ( x ) dx = − f ( x ) dx
1 a b
4. ∫ x dx =
n
xn +1
+ c dengan n ≠ 1 b c c
n +1
a n+1 ∫ ∫ ∫
5. f ( x ) dx + f ( x ) dx = f ( x ) dx

5. ax n dx =
n +1
x + c dengan n ≠ −1 a b a

(ax + b )n+1

6. (ax + b )n dx =
a(n + 1)
+ c dengan a ≠ 0

B. Sifat-Sifat Integral

∫ ∫
1. kf ( x )dx = k f ( x )dx

2. ∫ (f ( x ) ± g( x ))dx = ∫ f ( x )dx + ∫ g( x )dx

50

Di unduh dari : Bukupaket.com


F. Luas Bidang Datar H. Integral Fungsi Trigonometri
1. Dibatasi Oleh Kurva dan Sumbu X 1. ∫ sin x dx= - cos x + c
2. ∫ cos x dx = sin x + c
3. ∫ sec2 x dx = tan x + c
4. ∫ cosec2 x dx = - cot x + c
5. ∫ sec x tan x dx = sec x + c
b b
6. ∫ cosec x cot x dx = - cosec x + c
b
Luas D1 = ∫ f ( x )dx Luas D2 = − ∫ f ( x )dx = ∫ f ( x )dx
a a a
I. Integral Substitusi Trigonometri
2. Luas Antara Dua Kurva Substitusi Hasil
Fungsi Integral
dengan Substitusi
b

Luas D1 = ∫ [f ( x ) − g( x )]dx a2 − x 2 x = a sin α a cosα


D1 a

a2 + x 2 x = a tan α a sec α

x 2 − a2 x = a sec α a tan α
G. Volume Benda Putar
1. Mengelilingi Sumbu X
J. Panjang Busur

b
Volume = ∫ [f ( x )]2 dx
x=b a

2. Mengelilingi Sumbu Y

b 2
 dy 
b
Volume = π ∫ [f ( y )]2 dy
S= ∫
a
1+   dx
 dx 
a

51

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Program Linear
12

Kelas XII Semester 1 B. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar linear
Menyelesaikan  Menyelesaikan Daerah penyelesaian dari masalah program linear, yaitu
masalah program sistem model matematika yang berbentuk pertidaksamaan
linear. pertidaksamaan linear ax + by < ab atau ax + by > ab.
linear dua variabel. Daerah penyelesaian dapat ditentukan dengan
 Merancang model
cara:
matematika dari
masalah program 1. Jika ax + by < ab maka daerah penyelesaian
linear. berada di sebelah kiri garis, dengan syarat
 Menyelesaikan koefisien x positif (a > 0).
model matematika 2. Jika ax + by > ab maka daerah penyelesaian
dari masalah
berada di sebelah kanan garis, dengan syarat
program linear dan
penafsirannya. koefisien x positif (a > 0).

A. Persamaan garis lurus Letak kiri dan kanan daerah penyelesaian,
1. Persamaan garis yang dengan syarat koefisien x positif ( a > 0 )
bergradien m dan melalui kiri (≤) kanan (≥)

kiri (≤) kanan (≥) kiri (≤)


titik (x1, y1) adalah: kanan (≥)
kanan (≥) kiri (≤)

y – y1 = m(x – x1)

2. Persamaan garis yang C. Fungsi Tujuan (Objektif /Sasaran), Nilai Mak­


melalui dua titik (x1, y1) si­­mum, dan Nilai Minimum
dan (x2, y2) adalah: 1. Fungsi tujuan adalah nilai f untuk x dan y tertentu

y − y1 x − x1 dari suatu program linear, dan dinyatakan f(x, y)


= 2. Nilai fungsi sasaran yang dikehendaki adalah
y 2 − y1 x 2 − x1
kondisi x dan y yang menyebabkan maksimum
3. Persamaan garis yang
atau minimum
melalui titik (0, a)
3. Pada gambar HP program linear, titik-titik
dan (b, 0) adalah:
sudut merupakan titik-titik kritis, dimana nilai
ax + by = ab minimum atau maksimum berada. Apabila

52

Di unduh dari : Bukupaket.com


sistem pertidaksamaannya terdiri dari dari dua Berdasarkan kedua grafik di atas dapat di­
pertidaksamaan, maka titik-titik kritisnya bisa simpulkan cara penentuan titik kritis sebagai
ditentukan tanpa harus digambar grafiknya. berikut.
1. Pilih titik potong kurva dengan sumbu Y
atau sumbu X yang terkecil (0, a) dan (q,
Titik kritis ada 3: 0) jika tujuannya maksimumkan atau
(0, a), (x, y), dan (n, 0) yang terbesar (0, p), (b, 0) jika tujuannya
minimumkan.
2. Titik potong antara kedua kurva (x, y)

Titik kritis ada 3 :


(0, m), (x, y), dan (b, 0)

53

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Matriks
13

a b c   p q r 
Kelas XII Semester 1    
a bd cae bf pc qs rtp uq  r 
A=    dan  B =   
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar d e fd e s f t u s t u 
Menggunakan  Menggunakan sifat- a + p b + q c + r 
A+B=  
matriks dalam sifat dan operasi a + pd +bas++qpe +cbt++rqf +cu+ r 
pemecahan masalah. matriks untuk d + s ed ++ts fe++ut f + u 
   
menunjukkan bahwa 1) Sifat penjumlahan matriks
suatu matrik persegi Jika A, B, dan C matriks-matriks berordo
merupakan invers sama, berlaku:
dari matriks persegi
(a) Sifat Komutatif: A + B = B + A;
lain.
 Menentukan (b Sifat Asosiatif: (A + B) + C = A + (B +
determinan dan C);
invers matriks 2 x 2. (c) Terdapat matriks Identitas, yaitu matriks
 Menggunakan
nol, sehingga: A + 0 = 0 + A = A;
determinan dan
invers dalam (d) Setiap matriks A mempunyai invers
penyelesaian sistem penjumlahan yaitu matriks – A ,
persamaan linear sehingga:
dua variabel. A + ( –A ) = ( –A ) + A = 0
2) Pada pengurangan matriks bersifat:
1. Pengertian matriks (a) Tidak Komutatif
a) Matriks merupakan susunan kumpulan bilangan (b) Tidak Asosiatif
dalam bentuk persegi atau persegi panjang (c) Tidak terdapat unsur Identitas
yang diatur menurut baris dan kolom;
b) Baris suatu matriks adalah susunan bilangan- b) Perkalian Matriks
bilangan yang mendatar dalam matriks; Dua matriks A dan B dapat dikalikan bila banyak
c) Kolom suatu matriks adalah susunan bilangan- kolom matriks pertama (kiri) sama dengan
bilangan yang tegak dalam matriks. banyak baris matriks kedua (kanan)
2. Operasi hitung matriks 1) Am x n . Bn x k = Cm x k
a) Penjumlahan atau pengurangan matriks 2) Bn x k . Am x n tidak dapat dikalikan
Matriks A dan B dapat dijumlahkan atau
dikurangkan jika ordo A = ordo B

54

Di unduh dari : Bukupaket.com


3. Transpos Matriks Apabila |A| = 0 |A| = 0, maka matriks A tidak

Transpos matriks A ( A ) adalah sebuah matriks yang
t
mempunyai invers dan disebut matriks singular.
disusun dengan cara menuliskan baris ke-I matriks Apabila |A| ≠ 0 |A| ≠ 0, maka matriks A mempunyai
A menjadi kolom ke-I matriks At . invers dan disebut matriks non singular.
a d  3) Sifat-sifat invers matriks
a b c  b e 
t
d e f  → A = 1 0 1 0
  (1) A A-1 = A-1 A = I =   
   c f   0 1  0 1

(2) (A B)-1 = B-1 A-1


Beberapa sifat matriks transpos:
a) (A + B)t = At + Bt
5. Penggunaan matriks dalam sistem per­
b) ( At )t = A
samaan linear
c) (AB)t = BtAt
1) Cara Matriks
d) (KA)t = KAt, k merupakan konstanta
Jika persamaan AX = B, maka X = A-1 B
Jika persamaan XA = B, maka X = B A-1
4. Determinan dan invers matriks
2) Cara determinan
a b  ax + by = p
1) Jika A =   , maka determinan matriks A =
c d  cx + dy = q

a b  DxDx DyDy
|A|=  maka x =x = dany=y=
 = ad – bc dd DD
 c d−1 1  d −b 
A =   dengan
a b  A  −c a 
 c d −1 a1 bd −b  a b p b a p
 A = =   , maka invers matriks A =
2) Jika D= , Dx = , Dy =
 cA d−c a  c d q d c q

1  d −b 
A−1 =  
A A−−c1 = 1a  d −b 
 
A  −c a 

55

Di unduh dari : Bukupaket.com


Pelajaran Barisan dan Deret
14

Kelas XII Semester 2 d. Jumlah n suku pertama (Sn)


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + . . . + Un – 1 + Un

Menggunakan  Menentukan suku n


(a + Un ) atau Sn = 2 {2a + (n −1)b}
n
konsep barisan ke-n barisan dan Sn =
2
dan deret dalam jumlah n suku deret
pemecahan masalah. aritmetika dan e. Hubungan suku pertama (a), suku tengah (Ut),
geometri.
dan suku ke-n (Un)
 Merancang model
1
matematika dari

Ut =
2
(
a + U2 k −1 , )
masalah yang
berkaitan dengan
k letak suku tengah, banyaknya suku 2k – 1
deret.
 Menyelesaikan Sn = n . Ut
model matematika
f. Sisipan
dari masalah
yang berkaitan b
bbaru =
dengan deret k +1
dan menafsirkan
solusinya. 2. Barisan dan Deret Geometri
a. Bentuk umum barisan:

1. Barisan dan Deret Aritmatika U1, U2, U3, U4, . . . , Un

a. Bentuk umum barisan:


U1, U2, U3, U4, ..., Un r, ar, ar2, ar3,. . . , arn–1

b. Rasio (perbandingan) = r
a, a + b, a + 2b, a + 3b, . . . , a + (n – 1)b
U2 U3 U4 U
r= = = =...= n
b. Beda (selisih) = b U1 U2 U3 Un−1
b = U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = . . . = Un – Un – 1
c. Suku ke-n (Un)
c. Suku ke-n (Un)
Un = a + (n – 1)b Un = arn–1

Un = Sn – Sn – 1 Un = Sn – Sn – 1

56

Di unduh dari : Bukupaket.com


d. Jumlah n suku pertama (Sn) 3. Deret Geometri Tak Hingga
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + . . . + Un – 1 + Un a. Konvergen (semakin mengecil), apabila limit
jumlah untuk n  ∞ dapat ditentukan.
Sn =
(
a rn − 1 ), r > 1 atau Jumlah sampai tak hingga:
r −1 a
S∞ = , -1 < r < 1, r ≠ 0.
1− r

Sn =
(
a 1 − rn ), r < 1 b. Divergen (semakin menyebar/membesar),
1− r
apabila limit jumlah untuk n  ∞ tidak dapat
e. Hubungan suku pertama (a), suku tengah (Ut), ditentukan.
dan suku ke-n (Un) Jumlah sampai tak hingga:
Ut2 = a . Un S∞ = ± ∞ , r < -1 atau r > 1.

f. Sisipan
rbaru = k +1 r

57

Di unduh dari : Bukupaket.com

Anda mungkin juga menyukai