I. PENDAHULUAN
Strategi pencegahan antara lain meliputi : upaya konsep pemikiran awal (rethink),
pengurangan limbah (reduce), pemanfaatan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan
pengambilan kembali (recovery). Sedangkan strategi penanganan /perlakukan meliputi
penyimpanan limbah, pengolahan limbah, pemanfaatan limbah, dan pembuangan
limbah.
1
a. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam.
b. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan hidup.
c. Untuk mengurangi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
d. Untuk mengurangi resiko terhadap kerusakan lingkungan hidup.
2
lingkungan hidup. Pengelolaan juga mengandung arti pencegahan dan
penanggulangan terhadap dampak lingkungan.
Pemantauan lingkungan hidup merupakan upaya pengukuran, pengamatan dan
pengumpulan informasi terhadap komponen lingkungan secara berulang-ulang pada
selang waktu dan lokasi tertentu.
Produksi bersih (UNEP, 1994) merupakan strategi pencegahan terhadap dampak
lingkungan hidup terpadu yang ditetapkan secara terus menerus pada proses, produk,
dan jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi resiko
terhadap manusia maupun lingkungan hidup.
Produksi bersih (Bapedal, 1995) merupakan strategi pengelolaan lingkungan yg
preventif dan diterapkan secara terus-menerus pada proses produksi, dan daur hidup
produk dan jasa untuk meningkatkan eko-efisiensi dengan tujuan mengurangi resiko
terhadap manusia dan lingkungan
Produksi bersih (KLH, 2003) merupakan strategi pengelolaan lingkungan yg bersifat
preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai
dari hulu sampai ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan mengurangi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia serta kerusakan lingkungan
Kualitas lingkungan merupakan pencerminan kandungan konsentrasi makhluk hidup,
energi, zat-zat, atau komponen lain yang ada dalam lingkungan (air, udara, tanah, dan
lain-lain).
Beban pencemaran air adalah jumlah kadar dari parameter kualitas air atau limbah
cair yang terkandung dalam sejumlah air atau limbah cair.
Peruntukkan air adalah fungsi dari air yang sangat tergantung dari kualitasnya,
misalnya air untuk air baku air minum, air untuk keperluan perikanan dan peternakan,
air untuk pertanian, air untuk penggelontor kota, dan sebagainya.
Limbah adalah buangan, berbentuk cair, padat, dan gas sebagai akibat kegiatan
manusia, makhluk hidup lainnya, dan proses-proses alam yang saat ini belum dapat
dimanfaatkan karena pengolahannya tidak ekonomis. Jika nantinya buangan tersebut
dapat dimanfaatkan lagi secara ekonomis karena perkembangan teknologi, maka
buangan tersebut sudah tidak dapat dikatakan lagi sebagai limbah. Di dalam limbah
terkandung zat-zat pencemar dengan konsentrasi tertentu yang bila dimasukkan ke
dalam lingkungan akan dapat mengubah kualitas lingkungan ke arah yang lebih jelek.
Pencemaran air didefinisikan sebagai peristiwa kehadiran atau penambahan makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen lain secara sengaja atau tidak disengaja ke dalam
air oleh manusia atau proses alam, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak sesuai lagi dengan peruntukannya. Oleh karena
itu, kualitas air harus dikendalikan agar masih sesuai atau masih mempunyai
dayadukung terhadap lingkungan melalui upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan. Bila penurunan kualitas air masih sesuai dengan peruntukan airnya, maka
tidak dapat dikatakan terjadi pencemaran air, tetapi hanya mengalami penurunan
kualitas air.
Kualitas lingkungan merupakan pencerminan kandungan konsentrasi makhluk hidup,
energi, zat-zat, atau komponen lain yang ada dalam lingkungan tersebut.
3
Baku mutu lingkungan merupakan batas kadar atau makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain yang ada atau unsur pencemar yang dapat ditenggang adanya dalam
lingkungan tertentu sesuai dengan peruntukannya.
Limbah B3 disingkat limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan klasifikasi
antara lain : mudah meledak, pengoksidasi, mudah menyala, sangat mudah menyala,
sangat mudah sekali menyala, berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, beracun,
bersifat korosif, bersifat iritasi, karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik.
Rethink adalah suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan
atau awal operasi.
Reduce adalah upaya pengurangan atau penurunan jumlah timbulan limbah pada
sumbernya.
Reuce adalah upaya penggunaan kembali suatu limbah tanpa perlakuan fisik-kimia,
dan biologi.
Recycle adalah upaya pemanfaatan kembali dengan pemrosesan ke proses semula
yang dapat dicapai melalui proses fisik-kimia, dan biologi.
Recovery adalah upaya memisahkan suatu bahan atau energi dari suatu limbah untuk
kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika,
kimia dan biologi.
4
V.1. Perubahan Bahan Baku
a. Mengurangi / menghilangkan bahan baku yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun (B3), seperti logam berat yang terbawa dalam zat warna
pelarut .
b. Menggunakan bahan baku berkualitas baik atau yang relatif murni untuk
menghindari kontaminan dalam proses.
5
a. Mengubah formulasi produk untuk mengurangi dampak lingkungan pada
waktu digunakan oleh konsumen.
b. Merancang produk sedemikian rupa shg mudah didaur ulang.
c. Mengurangi kemasan yg tidak perlu.
6
7
8
VII. PENCEGAHAN DALAM PRODUKSI BERSIH
9
a. Rancangan Produk
Produk industri dirancang agar kurang beracun, kurang mobil, sedikit hasil
limbahnya, limbahnya mudah di daur ulang, dan mudah pengolahannya.
b. Rancangan Proses
Proses dirancang agar : bahan baku tak mudah bereaksi, impuritas reaktan
kecil, tidak menghasilkan hasil samping yang tidak diinginkan, buangan bahan
pembantu kecil (katalis, minyak, pelarut, dsb), produk on spec., tak ada
bahan terbuang saat start – up dan shut – down, menghasilkan limbah dan
produk yang mudah diperbaiki, tidak menghasilkan tumpahan selama proses,
dan sebagainya. Proses dirancang agar terjadi eliminasi limbah pada proses
produk utama dan produk samping. Program pencegahan pencemaran dapat
dilakukan antara lain dengan : pelaksanaan standard operating procedure
(SOP) operasional seperti housekeeping yang baik, modifikasi (proses,
peralatan, pengendalian) atau pengembangan yang secara lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 3.
10
yang meminta produk yang ramah lingkungan juga dapat meningkatkan upaya
pencegahan pencemaran lingkungan.
h. Organisasi
Dukungan dan komitmen organisasi perusahaan / pabrik dari semua tingkatan
juga dapat meningkatkan upaya pencegahan pencemaran lingkungan.
11
dan Reformulasi Cara transportasi bahan toksik, Daur
Mudah diurai dan ulang, Batas
di daur ulang buangan
Rancangan Proses Otomatisasi Kondisi Pemilihan bahan Kewaspadaan
proses Teknologi Produksi dan masyarakat
proses Peralatan pemanfatan Pelaporan upaya
Perbaikan dan produk samping pencegahan
perawatan Pelaks. SOP pencemaran
Pengolahan limbah lingkungan
Minimisasi
kebocoran
Konfigurasi Pabrik Tata letak lokasi Ukuran lebih kecil Pembatasan
Integrasi dan terintegrasi buangan Evaluasi
Ukuran yang dapat Konfigurasi resiko
diterima kembali operasi
Pengolahan produk
samping
Sistem Informasi Komputerisasi yang Pemantauan dan Masyarakat
dan Pengendalian terintegrasi pengendalian diperbolehkan
proses mengakses data
limbah
Sumberdaya Training, motivasi Pemahaman staf. Penghargaan
Manusia dan insentif Pelaksanaan masyarakat
pengelolaan terhadap
Pemberian insentif perusahaan yang
proaktif
Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Kerjasama
Pengembangan proses dan produk alternatif Industri,
Evaluasi proses Uji Pemanfaatan Universitas dan
skala kecil produk samping masyarakat
Peranan Supplier, Penyediaan bahan Manajemen limbah Analisis daur ulang
Pelanggan baku dan peralatan Informasi limbah
yang berkualitas
Organisasi Analisis teknologi Visi lingkungan Biaya sosial
dan ekonomi Dukungan Dukungan
Sasaran strategik manajemen puncak pemerintah dan
Manajemen masyarakat
strategik
VIII. PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
Canter, L.W., 1977. Environmental Impact Assessment, McGraw- Hill, New York.
Grant Ledgewood, Elizabeth Street, Riki Terivei.,1992., The Environmental Audit and
Business Startegy , Total Quality Approach.
Rob Gray, Jan Bebbington, Diane Walters,1993., Accounting For The Environmental.
Rau, J.G. & Wooten, D.C, 1980. Environmental Impact Analysis Handbook,
McGraw-Hill Book Company, New York.
13