Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
3. Sugihadji
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
DAFTAR ISI
PERUNDANGAN ................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 21
i
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas anugerahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan laporan PKL Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3) Umum di
Pabrik Gula Gempolkrep ini dengan baik. Kami sebagai penulis laporan PKL ini merupakan
salah satu syarat ditunjuk sebagai Ahli K3 Umum. Kelancaran dan kemudahan yang kami
peroleh selama penyusunan Laporan PKL ini tidak lepas dari bantuan, saran, bimbingan
serta dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa laporan PKL ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan PKL
Penulis
KELOMPOK 3 (TIGA)
ii
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
BAB I
PENDAHULUAN
Atas persyaratan untuk kelulusan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3)
Umum dan dalam observasi dari kelompok 3 (tiga) menyangkut permasalahan kelistrikan,
Permasalahan kelistrikan yang telah diatur pada Permenaker Nomor 33 Tahun 2015
atas pembaharuan Permenaker Nomor 12 Tahun 2015, lalu proteksi kebakaran yang telah
diatur pada Kepmenaker Nomor 186 Tahun 1999, dan kontruksi bangunan yang telah diatur
pada Permenaker Nomor 1 Tahun 1980. Berikut yang melatarbelakangi kegiatan PKL di
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat secara
bersama antara pekerja dan pengusaha sebagai upaya untuk mencegah timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hal ini dilakukan dengan cara mengenali potensi
timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan preventif dan antisipatif
apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan K3 adalah untuk menciptakan
tempat kerja yang nyaman dan sehat sehingga dapat menekan serendah mungkin resiko
Keselamatan dan kesehatan merupakan hal yang penting secara ekonomi, moral, dan
hukum. Perusahaan sedang berusaha untuk tetap menguntungkan dalam ekonomi global
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) agar praktek bisnis tetap berjalan dengan lancar.
1
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
Bagi banyak perusahaan besar, program keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja
mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Indonesia sebagai salah satu
negara berkembang saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, baik pada
Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi ini yang
ditandai dengan maraknya proses mekanisasi, elektrifikasi dan otomatisasi. Dalam keadaan
meningkat sesuai kebutuhan industri. Hal tersebut disamping memberikan kemudahan bagi
suatu proses produksi, tentunya memiliki efek samping yang tidak dapat dielakkan.
Contohnya adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna
teknologi itu sendiri. Di samping itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi
persyaratan K3 dan proses kerja yang tidak aman dapat menjadi ancaman tersendiri bagi
kesejahteraan serta produktivitas karyawan. Keselamatan kerja tinggi akan menekan tingkat
kecelakaan yang menyebabkan sakit, cacat dan kematian. Keselamatan kerja rendah akan
menurun. Kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian
material bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga mengganggu proses produksi secara
menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas.
Karena itu, perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah danmengurangi resiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal. Kecelakaan,
peledakan, kebakaran dan penyakit akibat kerja pada umumnya disebabkan oleh tidak
2
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
Keselamatan dan kesehatan kerja menuntut komitmen bersama dari pekerja dan
keselamatan dan kesehatan kerja yang disetujui bersama. Tingkat komitmen yang tinggi
hanya dapat dibangun jika pekerja, supervisor dan manajer mampu bekerja sama untuk
Praktek kerja lapangan (PKL) adalah bentuk implementasi secara sistematis dan
sinkron antara program pelatihan calon ahli K3 umum di kelas dengan penguasaan keahlian
secara real yang diperoleh melalui kegiatan observasi dan analisis secara langsung di
tempat kerja untuk meningkatkan keahlian. PKL ini diadakan sebagai kegiatan pemungkas
dalam rangka untuk memenuhi persyaratan teknis sertifikasi ahli K3 umum (AK3 umum).
PKL calon AK3 umum ini diadakan pada akhir proses training calon AK3 umum, yaitu
pada tanggal 3 April 2017. Kegiatan PKL diadakan di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep yang
dikarenakan proses produksi gula di pabrik tersebut yang kompleks dan menggunakan
berbagai macam peralatan yang memiliki potensi bahaya besar, sehingga sangat ideal
untuk dijadikan tempat belajar mengenai sistem manajemen K3 (SMK3) dalam skala yang
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang
diajukan dalam laporan PKL ini adalah; Bagaimana penerapan norma K3 pada Pabrik Gula
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada laporan PKL ini adalah; Untuk mengetahui
penerapan Norma K3 pada Pabrik Gula Gempolkrep pada kelistrikan, proteksi kebakaran
3
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
Ruang lingkup observasi dan analisis dalam kelompok ini adalah pada bidang-bidang
sebagai berikut:
1. Kelistrikan
2. Proteksi kebakaran
3. Konstruksi bangunan
Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar hukum bagi analisis kelompok
kami sesuai dengan ruang lingkup yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut:
2. Permenaker no. 33 tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja.
3. Keputusan Dirjen Binwasnaker no. 47 tahun 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli
Tempat Kerja.
6. Kepmenaker no. 187 tahun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja.
8. Permenaker no. 38 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pesawat
4
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
9. Permenaker no. 1 tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
10. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum no. 174
tahun 1986, no. 104 tahun 1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
11. PP no. 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
5
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
BAB II
PEMBAHASAN
Pabrik Gula (PG) Gempolkrep didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I No.15
tanggal 14 Februari Tahun 1996 tentang pengalihan bentuk Badan Usaha Milik Negara dari
PT Perkebunan (Eks.PTP 19, Eks.PTP 21-22 dan Eks.PTP 27) yang dilebur menjadi PT
Perkebunan Nusantara X (Persero) dan tertuang dalam akte Notaris Harun Kamil, SH No.43
tanggal 11 Maret 1996 yang mengalami Perubahan kembali sesuai Akte Notaris Sri Eliana
Pada tanggal 2 Oktober 2014, Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan Holding BUMN
Perkebunan yang beranggotakan PTPN I, II, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, XII, XIII, XIV
dengan PTPN III sebagai induk Holding BUMN Perkebunan. Dasar hukum perubahan PTPN
berwawasan lingkungan. Untuk mencapai visi tersebut, maka PG Gempolkrep memiliki misi
yaitu 1) Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu yang berdaya saing
tinggi untuk pasar domestik dan internasional dan berwawasan lingkungan; 2) Berkomitmen
menjaga pertumbuhan dan kelangsungan usaha melalui optimalisasi dan efisiensi di segala
bidang; dan 3) Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi
kepuasan stakeholder melalui kepemimpinan, inovasi dan kerjasama team serta organisasi
yang profesional.
6
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
Listrik merupakan salah satu energi yang paling banyak digunakan. Pelanggaran
proses desain, praktek-praktek kerja, perawatan dan perbaikan, dan pengabaian terhadap
(bahkan kematian), kerugian harta benda, atau terganggunya suatu proses produksi.
Dalam banyak hal, peralatan listrik dan elektronik didesain untuk keselamatan dan
efisiensi yang maksimal. Namun demikian, kondisi yang berpotensi menimbulkan bahaya,
Bahaya-bahaya itu dapat terjadi pada saat melakukan analisis engineering, instalasi,
perbaikan, pengetesan, perawatan dan perbaikan peralatan listrik dan elektronik. Usaha
menurunkan potensi terpajan bahaya tidak sulit dan tidak mahal bila tindakan pengamanan
dan prosedur telah diberikan pada awal desainnya. Jika bahaya-bahaya tersebut diabaikan,
Banyak orang memiliki sedikit pengetahuan tentang listrik. Secara tidak sadar
mereka telah melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain.
Jadi, mereka maupun orang lain rentan terhadap bahaya yang memungkinkan terjadinya
1. Instalasi Listrik adalah jaringan yang tersusun secara terkoordinasi mulai dari
sumber pembangkit atau titik sambungan supla daya listrik sampai titik beban
listrik.
3. Peralatan Listrik adalah semua jenis alat, pesawat, mesin dan sejenisnya yang
7
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
4. Besaran listrik: tegangan (volt), arus (ampere), frekuensi (Hertz), daya (watt) dan
resistensi (ohm).
6. Bahaya sentuh langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif yang secara
normal bertegangan.
7. Bahaya sentuh tidak langsung adalah menyentuh pada bagian konduktif yang
kebocoran isolasi.
8. Bahaya sambaran petir adalah bahaya pada manusia, binatang, bangunan atau
peralatan karena dilalui oleh arus petir baik langsung maupun tidak langsung.
9. Lift adalah sarana transportasi vertikal untuk mengangkut orang atau barang
dengan tenaga penggerak motor listrik dan dikendalikan secara otomatik melalui
Listrik.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 02/Men/1992 Tentang Tata Cara
Penunjukan Ahli K3
8
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
untuk penggerak utama. Tenaga tersebut diperlukan terutama dalam bentuk listrik
untuk motor penggerak peralatan dan uap tekanan menengah hingga tinggi untuk
turbin uap dan mesin uap. Untuk proses produksi gula dibutuhkan energi uap dalam
jumlah besar. Dalam sistem cogeneration penggunaan energi uap yang pertama
adalah untuk penggerak mekanik melalui mesin atau turbin uap, bersamaan
Untuk mengolah nira tebu menjadi gula kristal juga diperlukan energi panas
dalam bentuk uap dengan jumlah besar. Panas tersebut dimanfaatkan melalui
kondensasi uap bekas pada pipa-pipa penukar panas. Dalam pabrik banyak
peralatan seperti pompa, blower, kompresor, centrifugal (low and high grate),
conveyor, feeder, vibrator dan mixer yang digerakkan oleh motor elektrik. Untuk
pabrik yang efisien, melalui turbin generator dalam sistem cogeneration seluruh
kebutuhan tenaga uap dan listrik dapat dipenuhi melalui pembakaran ampas pada
boiler. Maka terpenuhilah kapasitas kelistrikan pada Pabrik Gula Gempolkrep hingga
9 MW, dan itu pun masih dibantu pihak ketiga dari PT. PLN yang bekerja sama
Definisi kebakaran adalah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat yang tidak
dikehendaki dan dapat menimbulkan kerugian yang pada umumnya sulit dikendalikan.
Kebakaran di tempat kerja berakibat sangat merugikan baik bagi perusahaan, perkerja
9
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
perwujudan energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta
yang memadahi, petugas penanggulangan yang ditunjuk khusus untuk itu, serta
kebakaran di tempat kerja harus dapat melaksanakan tugasnya secara efektif, dan perlu
diatur ketentuan tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja dengan Keputusan
evakuasi.
tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja
dan atau tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
Mengenai Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 no.
10
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
Reformasi Pembangunan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 2 tahun 1992 tentang Tata Cara
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja no. 4 tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa
6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja no. 28 tahun 1994 tentang struktur Organisasi
7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja no. 186 tahun 1999 tentang Unit
tahun 1999, Pabrik Gula Gempolkrep dapat diklasifikan dalam tingkat resiko bahaya
kebakaran sedang III. Hal ini berarti tempat kerja mempunyai jumlah dan kemudahan
terbakar tinggi, dan apabila terjadi kebakaran, akan melepaskan panas tinggi
Gempolkrep sudah cukup mumpuni. Saluran hydrant sudah terdapat pada bagian
depan dan belakang pabrik, namun demikian berdasarkan info yang kami dapat,
saluran air untuk memadamkan kebakaran yang ada di dalam plant produksi sudah
rusak. Alat pemadam api ringan (APAR) juga sudah terdistribusi dengan cukup baik
di berbagai penjuru pabrik di mana terdapat resiko kebakaran yang cukup besar.
Namun demikian, terdapat beberapa APAR yang sudah memasuki masa kadaluarsa
dan tidak lengkap. Akan tetapi, Pabrik Gula Gempolkrep memiliki 1 unit truk
11
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
Pabrik Gula Gempolkrep juga telah memiliki tim tanggap darurat berjumlah 50
orang yang siap siaga untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Tim tanggap
darurat secara rutin melakukan latihan dua kali dalam satu tahun. Dalam observasi
kami, kami tidak menemukan adanya alat pendeteksi kebakaran dalam bentuk
12
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
BAB III
ANALISA KETIDAKSESUAIAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN
3.1 Kelistrikan
No Temuan Analisa Potensi Bahaya Saran / Rekomendasi Dasar Hukum Foto
1 Kondisi kabel berserakan dan - Korsleting Kabel diletakkan secara - Permenaker no. 33
tidak rapi. - Tersandung rapi dalam cable tray tahun 2015.
- Tersengat listrik sehingga tenaga kerja - PUIL 2000
- Kebakaran dapat bekerja dengan
aman dan nyaman.
2 Tidak ada ahli K3 listrik Bahaya peledakan dari Harus ada ahli K3 listrik Kepdirjen
sedangkan mempunyai pembangkit tidak bersertifikasi. Binwasnaker no. 47
pembangkit listrik dengan daya > terpantau dan tahun 2015.
200 kVA. terkontrol.
3 Mesin gerinda duduk berdekatan Bunga api dari proses Mesin gerinda duduk - Permenaker no. 33
dengan panel listrik. gerinda beresiko harus diletakkan di tahun 2015.
menyebabkan tempat yang terpisah, - PUIL 2000
korsleting dan lecetnya jauh dari panel listrik.
kabel sehingga
beresiko kebakaran.
13
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
4 Ditemukan panel listrik yang - Korsleting Panel listrik harus dalam - PUIL 2000
kotor, berkarat dan tidak terkunci. - Terbakar kondisi bersih, terawat, - Permenaker no. 33
tertutup dan terkunci. tahun 2015.
5 Kabel listrik diletakkan secara Tersandung Kabel listrik harus - PUIL 2000
tidak aman pada ruang rapat. ditempatkan pada cable Permenaker no. 33
tray dan tidak tahun 2015.
menghalangi akses.
6 Tidak ada steker dan stop kontak Telah mengakibatkan Instalasi listrik untuk AC - PUIL 2000
pada AC dalam ruang rapat. kebakaran pada waktu harus dilengkapi dengan - Permenaker no. 33
lampau. steker dan stop kontak. tahun 2015.
14
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
2 APAR yang sudah kadaluarsa APAR yang sudah APAR harus selalu - Permenaker no. 4
masih terpasang. kadaluarsa tidak siap dipantau tanggal tahun 1980.
digunakan di keadaan kadaluarsanya dan - Kepmenaker no. 186
darurat. diganti dengan yang baru. tahun 1999.
3 Ada tanda APAR pada beberapa Jika tempat tersebut APAR harus selalu ada - Permenaker no. 4
titik tetapi tidak ada APAR, dan terbakar, maka tidak pada lokasi di mana ada tahun 1980.
bahkan pemegangnya. ada APAR yang siap tanda APAR. - Kepmenaker no. 186
digunakan dalam jarak tahun 1999.
dekat.
15
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
4 Akses terhadap APAR terhalang Petugas akan kesulitan Akses terhadap APAR - Permenaker no. 4
drum-drum oli. dalam mengakses harus bebas dari tahun 1980.
APAR jika terjadi halangan. - Kepmenaker no. 186
kebakaran. tahun 1999.
5 Ditemukan oli sisa (bahan kimia - Bahan kimia berbahaya Bahan kimia berbahaya - Kepmenaker no. 186
berbahaya) dalam beberapa yang diletakkan di (rawan terbakar) harus tahun 1999.
drum yang diletakkan pada sembarang tempat ditempatkan tempat - Kepmenaker no. 187
akses jalan (menutupi pintu) di dapat memicu penyimpanan sementara tahun 1999.
ruang power house. kebakaran. (TPS) untuk limbah B3.
- Akses jalan pada ruang
berpotensi bahaya
tinggi yang tertutup
menghambat evakuasi
saat terjadi kebakaran.
6 Hydrant hanya tersedia di bagian Kebakaran berskala Saluran pemadam harus Kepmenaker no. 186 -
depan dan belakang pabrik. besar di tengah pabrik ada di sekitar pabrik tahun 1999.
akan sulit dipadamkan untuk keperluan hydrant
dengan menggunakan dan sprinkler.
APAR.
7 Tidak ada sprinkler, fire detector, Kebakaran berpotensi Harus ada penyediaan Permenaker no. 2 -
smoke detector dan sirine tidak terdeteksi jika sarana deteksi kebakaran tahun 1983.
kebakaran. tidak ada pekerja di dan alarm, seperti fire and
lokasi tersebut. smoke detector.
16
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
8 Ditemukan kebocoran pada pipa Jika pipa berisi cairan Kebocoran harus segera - Kepmenaker no. 186
di dekat tabung elpiji. mudah terbakar, maka diperbaiki dan tabung tahun 1999.
potensi kebakaran elpiji diletakkan di tempat Kepmenaker no. 187
meningkat. yang aman. tahun 1999.
9 Jalur evakuasi kebakaran Menghalangi proses Jalur evakuasi harus Kepmenaker no. 186
tertutup material bekas (seng). evakuasi jika terjadi dipastikan bebas dari tahun 1999.
kebakaran. rintangan / halangan.
10 Tidak ditemukan steam chest Tekanan chest tidak Steam chest pressure Permenaker no. 38
pressure gauge pada panel dapat diketahui dan gauge harus terpasang tahun 2016.
turbin. beresiko meledak. pada panel turbin.
11 Panel listrik terbuka, tidak dalam Terjadi korsleting jika Panel listrik harus selalu Permenaker no. 33
box pelindung. ada kontak dengan air ditempatkan dalam panel tahun 2015.
atau tersentuh pekerja. box.
17
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
12 Drum berisi oli diletakkan Sangat berpotensi Bahan-bahan berbahaya Kepmenaker no. 187
berdekatan dengan tabung mengakibatkan harus diletakkan pada tahun 1999.
oksigen dan elpiji yang peledakan dan tempat yang terpisah dan
tabungnya tidak terikat, serta kebakaran. aman.
dekat dengan aki.
2 Struktur perancah ditali dengan Sambungan yang tidak Struktur perancah harus - Permenaker no. 1
menggunakan tali (strapping kuat membuat disatukan dengan klem tahun 1980.
band) dan kawat bendrat. perancah tidak kokoh yang sesuai. - Keputusan bersama
dan beresiko Menaker no. 174
menimbulkan tahun 1986 dan
kecelakaan. MenPU no. 104
tahun 1986.
18
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
3 Perancah tidak dilengkapi Jika perancah tidak Perancah yang siap - Permenaker no. 1 -
dengan tag yang menyatakan aman untuk digunakan, digunakan harus tahun 1980.
bahwa perancah aman untuk dapat menimbulkan dilengkapi dengan tag Keputusan bersama
digunakan. kecelakaan. hijau yang menyatakan Menaker no. 174
aman untuk digunakan. tahun 1986 dan
MenPU no. 104
tahun 1986.
4 Adanya tiang penyangga (H- Dapat menimbulkan Harus diadakan inspeksi Permenaker no. 1
beam) yang sudah keropos. pelemahan pada berkala untuk tahun 1980.
struktur bangunan. memastikan seluruh
struktur bangunan dalam
keadaan baik.
5 Adanya bagian dari pelindung Resiko kebocoran asap Pelindung panas yang Permenaker no. 1
panas berbahan seng yang / uap panas. penyok dan sobek harus tahun 1980.
penyok dan sobek. diperbaiki dan dijaga
kondisinya.
6 Instalasi pipa berada pada anak Sangat membahayakan Instalasi pipa harus Permenaker no. 1
tangga. bagi tenaga kerja yang diletakkan pada tempat tahun 1980.
menggunakan tangga. yang aman, yaitu
dipendam dalam tanah
atau digantung di langit-
langit.
19
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
7 Adanya tangga yang tidak Pekerja beresiko jatuh Perlengkapan keamanan OSHA 3124-12R
memiliki handrail yang lengkap, dari tangga dan terjadi untuk tangga dan 2003
serta jarak dan lebar antar kecelakaan. konstruksi serta geometri
anak tangga yang tidak tangga harus dibuat
standard. mengikuti peraturan yang
berlaku agar aman
digunakan.
8 Ada tangga yang anak Beresiko Tangga harus dipastikan Permenaker no. 1
tangganya terhalang pipa mengakibatkan pekerja bebas dari rintangan agar tahun 1980.
panjang. tersandung dan terjadi pekerja menggunakannya
kecelakaan. dengan aman.
20
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Meskipun struktur organisasi P2K3 sudah terbentuk dan berjalan secara efisien serta
sudah memenuhi SMK3 sejak tahun 2015. Perlu diketahui bahwa Pabrik Gula Gempolkrep
dalam keadaan shut down dikarenakan overhaul tahunan. Namun ada beberapa hal yang
inkosisten dengan persyaratan dan standar yang berlaku. Berikut kami detailkan beberapa
1. Kelistrikan
2. Proteksi kebakaran
sartifikasinya
3. Kontruksi bangunan
21
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
4.2 Saran
mengevaluasi atas inkosisten dengan persyaratan dan standar yang berlaku, dan
diharapkan kedepannya Pabrik Gula Gempolkrep lebih bisa konsisten atas SMK3nya yang
Berikut beberapa hasil observasi kami dari kelistrikan, proteksi kebakaran, dan
kontruksi bangunan yang berdasarkan kriteria kelompok kami yang masih harus diperbaiki :
1. Kelistrikan
2. Proteksi kebakaran
d. Jalur evakuasi harus bebas dari benda dan peralatan yang menghalangi.
3. Kontruksi bangunan
c. Pemberian palang pengaman pada tangga dan tiang pegangan dua sisi.
22
Laporan PKL Calon AK3 Umum
PG Gempolkrep, Mojokerto
DAFTAR PUSAKA
iii