Anda di halaman 1dari 4

AHP merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam memecahkan permasalahan yang bersifat

multikriteria, seperti dalam SPK penentuan Pemilihan Sepeda Motor. Metode ini menggunakan metode AHP dalam
menentukan pemilihan Sepeda Motor. Dalam penentuan Sepeda Motor, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar
pengambilan keputusan antara lain status kredit, produktivitas usaha, kondisi usaha, dan jaminan. Metode ini
sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan
menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan. Metode ini
juga membantu hasil dengan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas, dengan
menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan. Adapun contoh
kasus dengan menggunakan metode AHP yaitu: Adi berulang tahun yang ke-17, kedua orang tuanya janji untuk
membelikan sepeda motor sesuai yang di inginkan Adi. Adi memiliki pilihan yaitu motor Ninja, Tiger, Vixsion. Adi
memiliki kriteria dalam pemilihan sepeda motor yang nantinya akan dibeli yaitu: sepeda motor memiliki desain
yang bagus, berkualitas serta irit dalam bahan bakar.

Yang pertama dilakukan Adi adalah menentukan kriteria, dari 3 motor tersebut, mana yang lebih penting, dari itu
Adi menggunakan metode AHP untuk tahap penentuan sebuah sepeda motor yang akan dibelinya, tapi Adi merasa:
Desain lebih penting 2 kali dari pada irit, Desain lebih penting 3 kali dari pada kualitas, Irit lebih penting 1.5 dari
pada kualitas.

Selanjutnya hasil pair-wire comparation ini oleh Bangbang dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP disebut sebagai
pair comparation matrix, seperti terlihat pada gambar berikut.

Dari gambar diatas, Prioity Vector (kolom paling kanan) menunjukan bobot dari masing-masing kriteria, jadi
dalam hal ini desain merupakan bobot tertinggi/terpenting menurut Adi, disusul irit dan yang terakhir adalah
kualitas. Bagaimana cara membuat matrix ini

 Hasil diatas diisi pada sel berwarna merah (bagian kanan atas matrix), dengan aturan baris vs
kolom. Jadi angka 2 (desain lebih penting 2 kali dari irit) diisi pada sel yang merupakan perpotongan
antara baris desain dan kolom irit. Angka 3 (desain lebih penting 3 kali dari kualitas) diisi pada sel
yang merupakan perpotongan antara baris desain dan kolom kualitas. Begitu juga dengan angka 1.5
(irit lebih penting 1.5 kali dari kualitas) diisi pada sel yang merupakan perpotongan antara baris irit
dan kolom kualitas. Sampai disini semua sel di kanan atas matrix (sel berlatar belakang merah)
terisi. Pada sel dengan baris dan kolom sama (desain-desain atau irit-irit atau kualitas-kualitas), sel
berlatar belakang abu-abu diisi dengan angka 1?. Kemudian sel pada bagian Kiri bawah matrix (berlatar
belakang biru). Jadi pada sel irit-desain diisi dengan angka 1/2, yaitu kebalikan dari angka 2 yang
berada pada sel Desain-Irit, dstnya.
 Baris Jumlah (baris paling bawah) merupakan penjumlahan dari semua angka yang ada pada baris
diatasnya dalam satu kolom.
 Kolom Priority Vector, merupakan hasil penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (pada baris
yang sama) setelah terlebih dahulu dibagi dengan sel Jumlah yang ada dibawahnya, kemudian hasil
penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3 (angka 3 karena kriterianya ada 3, yaitu desain, irit dan
Kualitas). kita ambil contoh saja, angka 0.5455 pada sel yang merupakan perpotongan antara baris
desain dan kolom Priority diperoleh dari 1/3x(1/1.8333+2/3.6667+3/5.500). Angka 0.2727 pada sel
yang merupakan perpotongan antara baris irit dan kolom Priority diperoleh dari
1/3x(0.5/1.8333+1/3.6667+1.5/5.500). Angka 0.1818 pada sel yang merupakan perpotongan antara
baris kualitas dan kolom Priority diperoleh dari 1/3x(0.33/1.8333+0.6667/3.67+1/5.500).

Akan tetapi kalau jumlah kriterianya banyak maka walaupun agak sulit tetapi cara ini sangat
membantu. Selain itu, sebenarnya perhitungan ini juga dimaksud menyamakan rentang/skala bobot
untuk setiap pasangan atau dalam AHP.

Sampai disini Adi sudah memiliki bobot untuk setiap kriterianya. Selanjutnya dia mau menilai ketiga motor
pilihannya berdasarkan ketiga kriteria tersebut. Pertama, Adi akan menilai dari ketiga motor pilihannya tersebut
yang paling bagus desainnya. Dia memutuskan untuk mencobai mengendarai dari 3 motor tersebut. Pada akhir
mengendarai satu persatu dari kendaraan yang dia pilih, setelah mengendarai, dia berhasil memetakan hasil
penilaiannya dalam pair-wire comparation berikut:

Desain lebih penting 2 kali dari pada Irit


Desain lebih penting 3 kali dari pada Kualitas
Irit lebih penting 1.5 kali dari pada Kualitas

Dari table diatas dapat dilihat, bahwa desain Ninja dan Tiger lebih bagus dengan angka penilaian 0,6233, dan
disusul Vixsion dengan angka penilaian 0,2394.

Selanjutnya Adi tingkat keiritan dari ketiga motor tersebut, untuk penilaian hal ini tidak terlalu sulit, karena Adi
sudah mengukur sebuah jalan yang diawalnya di sertai garis finis dengan jauh jalan 2 km. Adi memberikan
bobot penilaian dari setiap motor tersebut sbb:

Tingkat keiritan Ninja 1/2

Tingkat keiritan Tiger 1/3

Tingkat keiritan Vixsion 1/4


Dilihat dari penilaian, tingkat keiritan dengan angka penilaian 0,5572, disusul oleh Ninja dan Tiger dengan
jumlah angka penilaian 0,1226.

Terakhir Adi akan menilai Tingkat kualitas dari ketiga motor tersebut, dan hasilnya sbb:

 Bobot kualitas Ninja 1/100 kali bobot


 Bobot kualitas Tiger 1/10 kali bobot
 Bobot kualitas Vixsion 10 kali bobot

Dari penilaian diatas, tingkat kualitas adalah Tiger dengan angka penilaian 0,9009 dan disusul vixsion dengan
angka penilaian 0,0901 dan selajutnya disusul oleh Ninja dengan angka penilaian 0,0090.

Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga kriteria dan skor untuk masing-masing kriteria bagi ketiga motor,
maka langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga motornya. Untuk itu Adi akan merangkum
semua hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall composite weight, seperti berikut.

Cara mengisi tabel ini adalah sbb:

 Kolom Weight diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix Kriteria.
 Ketiga kolom lainnya (Ninja, Tiger dan Vixsion) diambil dari kolom Priority Vector ketiga matrix
Desain, Irit dan Kualitas.
 Baris Composite Weight diperoleh dari jumlah hasil perkalian sel diatasnya dengan weight.

Composite weight untuk Ninja = 0,5455*0,6233+0,2727*0,1226+0,1818*0,0090=0,3749

Composite weight untuk Tiger = 0,5455*0,1373+0,2727*03202+0,1818*0,0901=0,3260

Composite weight untuk Vixsion =0,5455*0,2394+0,2727*0,5572+0,1818*0,0901=0,2990

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Ninja mempunyai skor yang paling tinggi yaitu 0,3749,
disusul Tiger dengan skor 0.3260 dan yang terakhir Vixsion dengan skor 0.2990. Akhirnya Adi akan
memutuskan untuk memilih motor Ninja sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-17.

Anda mungkin juga menyukai