2 TAHUN 2017
TENTANG PERUBAHA ATAS UU NO. 17 TAHUN 2013 TENTANG
ORGANISASI KEMASYARAKATAN
(PERPU ORMAS)
MAKALAH
disusun oleh:
Akhmad Mustaqim
8111415135
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Tinjauan Hukum dan Politik atas Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan”
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai hukum dan politik. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Akhmad Mustaqim
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Pengaturan Perppu dalam Hirarki Peraturan Perundang-undangan RI ........3
B. Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan ...................................................5
C. Perubahan Paradigma dari Terbitnya Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan ...........................................................................................5
D. Aktor dibalik Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No.
17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan ...................................6
E. Pro-Kontra Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17
Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan ........................................7
F. Ending dari Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No.
17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan .................................10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................12
A. Simpulan ....................................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara adalah organisasi yang dapat memaksakan kehendaknya.
Organisasi adalah bentuk kerjasama yang mempunyai pembagian tugas untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam kurun waktu tertentu pula. Negara ini
dapat memaksakan kehendaknya karena telah memilikinya alasan-alasan atau
dasar-dasar pembenaran tindakan dari penguasa dengan melalui suatu teori
pembearan negara (Rechts vaar diging theoriee).1
Suatu negara untuk mengatur anggotanya dalam hal ini adalah warga
negara pasti menggunakan sebuah dasar yaitu hukum. Hukum digunakan
sebagai pengatur sendi-sendi kehidupan di suatu negara, sebagai pola
kehidupan, sebagai rekayasa sosial yang berisi perintah dan larangan.
Pembentukan hukum sendiri tidak lepas dari suatu kepentingan baik
kepentingan seluruh warganegaranya, bisa juga kepentingan seseorang
bahkan kepentingan individu tertentu untuk mencapai suatu tujuan dan biasa
disebut dengan istilah Politik.
Negara dalam hal ini adalah Pemerintah guna menertibkan warganya
patistinya membuat suatu aturan atau undang-undang, salahsatunya adalah
Perppu Ormas2, perpu ini ditetapkan oleh pemerintah dengan alasan untuk
menjaga keutuhan Ideologi Pancasila. Karena pemerintah menilai mulai
maraknya kelompok-kelompok, organisasi masyarakat yang pemahamannya
bertolak belakang dengan ideologi Pancasila. Belum lagi alasan yang lain
adalah karena pemerintah mengangap bahwa Indonesia mengalami sesuatu
seperti adanya upanya pelemahan pancasila oleh ormas salahsatunya Hizbrur
Tahrir Indonesia (HTI). Dari alasan ini pemerintah menganggap ada sesuatu
yang memaksa dan keadaan genting karena undang-undang No. 17 Tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan tidak lagi memadai sehingga perlu
1
Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm. 2.
2
Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan
ditetapkannya suatu perppu yakni Perpu Ormas sebagai perubahan undang-
undang sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan Perppu dalam peraturan perundang-undangan
di Indonesia?
2. Apa permasalahan tentang terbinya Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan?
3. Bagaimana perubahan paradigma dalam Perpu No. 2 Tahun 2017
tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan?
4. Siapa aktor dibalik Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan?
5. Bagaimana pro-kontra dan ending dari Perpu No. 2 Tahun 2017
tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan?
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2013, hlm.37.
4
Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan
sejajar dengan undang-undang yang Materi muatan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang- Undang sama dengan materi muatan Undang-
Undang5. Perppu dikeluarkan oleh presiden sebahai pengganti undang-
undang.
Dalam penerbitannya presiden tidak bisa semena-mena untuk
menetapkan sebuah perpu, harus ada alasan yan mendesak dan memaksa
sehingga dianggap perlu dalam penetapan perpu sebagai mana yang
tertuang dalam Undang-undang Dasar bahwa: Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.6
Jadi penetapan perppu merupakan suatu yang mendesak dan memaksa
sehingga perlu dikeluarkan untuk mengatasi kegentingan tersebut karena
undang-undang yang telah ditetapkan tidak mampu mengatasi keadaan
yang mendesak dan genting. Tidak hanya itu penerbitan perppu juga telah
diatur oleh MK bahwa ada tiga syarat sebagai parameter
adanya “kegentingan yang memaksa” bagi Presiden untuk menetapkan
PERPU, yaitu:7
i. Adanya keadaan yaitu kebutuhanmendesak untuk
menyelesaikan masalah hukum secara cepat berdasarkan
Undang-Undang;
ii. Undang-Undang yang dibutuhkan tersebut belum ada
sehingga terjadi kekosongan hukum, atau ada Undang-
Undang tetapi tidak memadai;
iii. Kekosongan hukum tersebut tidak dapat diatasi dengan
cara membuat Undang-Undang secara prosedur biasa
karena akan memerlukan waktu yang cukup lama
sedangkan keadaan yang mendesak tersebut perlu kepastian
untuk diselesaikan;
5
Pasal 11 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
6
Pasal 22 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945.
7
Putusan MK Nomor 138/PUU-VII/2009
B. Perppu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan
Pemerintah secara resmi menerbitkan Perppu No. 2 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan (Perppu No 2 Tahun 2017). Perpu yang ditanda tangani
oleh Presiden Joko Widodo itu merupakan penyempurnaan daru UU NO
17 Tahun 2013 tentang Ormas (UU Ormas).8 Alasan pemerintah yang
secara umum perlu dikeluarkannya perppu karena karena mulainya
bermunculan kelompok-kelompok radikalisme yang dianggap mengancam
Indeologi Pancasila. Pemerintah beranggapam bahwa dengan
ditetapkannya perpu ormas ini mampu menyempurnakan undang-undang
sebelumnya, dan sebagai regulasi lebih lanjut untuk ormas yang menjamur
di Indonesia.
Diterbitkannya Perppu Ormas itu menuai perdebatan dan kontroversi,
bahkan dengan diterbitkannya perppu ormas ini salah satu ormas islam
yaitu Hizbrur Tahrir Iindonesai (HTI) dibubarkan karena dianggap
muatan, materi, dan ajarannya keapada anggota HTI mengancam Ideologi
Pancasila.
8
Novianti, Majalah Info Singkat Hukum (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI) Vol. IX, No.
14/II/Puslit/Juli/2017
9
Ibid.
2. menggunakan dengan tanpa izin nama, lambang, bendera negara
lain atau lembaga/ badan internasional menjadi nama, lambang,
atau bendera ormas; dan/atau
3. menggunakan nama, lambang, bendera, atau tanda gambar yang
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan nama, lambang, bendera, atau tanda gambar ormas lain
atau partai politik.
4. menerima dari atau memberikan kepada pihak manapun
sumbangan dalam bentuk apa pun yang bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau mengumpulkan
dana untuk partai politik.
5. melakukan tindakan permusuhan terhadap suku, agama, ras, atau
golongan;
6. melakukan penyalahgunaan, penistaan, atau penodaan terhadap
agama yang dianut di Indonesia;
7. melakukan tindakan kekerasan, mengganggu ketenteraman dan
ketertiban umum, atau merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial;
8. melakukan kegiatan yang menjadi tugas dan wewenang penegak
hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
9. menggunakan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi
yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan nama, lambang, bendera, atau simbol organisasi gerakan
separatis atau organisasi terlarang; dan
10. melakukan kegiatan separatis yang mengancam kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan/atau menganut,
mengembangkan, serta menyebarkan ajaran atau paham yang
bertentangan dengan Pancasila.
10
https://polkam.go.id/penjelasan-pemerintah-tentang-peraturan-pemerintah-pengganti-
undang-undang-republik-indonesia-perppu-nomor-2-tahun-2017-tentang-perubahan-atas-
undang-undang-nomor-17-tahun-2013-tentang-organisasi-k/ (di akses pada 14 Oktober 2017
pukul 11.23 WIB)
memberikan pengesahan, adalah lembaga yang seharusnya
mempunyai wewenang untuk mencabut atau membatalkannya.
e. Pengertian tentang ajaran dan tindakan yang bertentangan dengan
Pancasila dirumuskan secara sempit, yaitu hanya terbatas pada
ajaran Atheisme, Marxisme dan Leninisme, padahal sejarah
Indonesia membuktikan bahwa ajaran-ajaran lain juga bisa
menggantikan dan bertentangan dengan Pancasila.
f. Perlu digarisbawahi bahwa Perppu ini tidak bermaksud untuk
mendiskreditkan Ormas Islam, apalagi masyarakat Muslim yang
merupakan mayoritas penduduk di Indonesia.
11
Novianti, Majalah Info Singkat Hukum (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI) Vol. IX, No.
14/II/Puslit/Juli/2017
12
Ibid.
mengancam seluruh ormas yang ada sebab perppu tersebut
berlaku secara umum. Meskipun maksud dari penerbitan Perppu
No. 2 Tahun 2017 untuk membubarkan satu atau beberapa ormas
saja.13
13
Ibid.
menyikapi ini secara kritis di masa sidang yang akan datang," kata
Busyro.14
14
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/sang-pencerah/17/08/10/ougkxc291-
muhammadiyah-fokus-judicial-review-perppu-ormas (diakses pada 15 Oktober 2017 pukul 19.08
WIB)
BAB III
PENUTUP
A. Simpula
Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17
Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan atau perppu ormas telah
membuat beberapa ormas keberatan dan terancam dibubarkan oleh
pemerintah. Pemerintah bersiku keras mengeluarkan perppu ormas dengan
alasan keadaan memaksa dan genting, karena undang-undang yang
sebelumya sudah tidak memadai lagi. Penetapan perppu ini juga menuai
pro kontara, dari kalangan pro mengatakan perlunya perppu ini diterbikan
karena banyak pemahaman ormas yang bertolak belakan dengan pancasila
sehingga perlu adanya pengaturan lebih lanjut. Akan tetapi kalangan
kontra berpendapat bahawa dengan perppu ini pemerintah dianggap
melaang kebebasan berserikat dan juga tidak adanya mekanisme
pembubaran ormas melalui peradilan sehingga terkesan pemerintah telah
sewenang-wenang.
Dengan ditetapkannya perppu ormas tersebut sebuah ormas yaitu HTI
melalui Kementrian Hukum dan HAM mencabut status badan hukumnya
dan melarang keras kegiatan yang berbau HTI. Dengan keluarnya perppu
tersebut serta pembubaran HTI maka HTI melalui juru bicaranya Ismail
Yusanto dengan didampingi kuasa hukumnya Yusril Ihza Mahendra
mengajukan permohonan Judicial Review ke MK. tidak hanya HTI, dari
kalangan muhammadiyah juga menolak ditetapkannya perppu ini, bahkan
muhammadiyah sekarang ini telah berfokus untuk mengajukan judicial
review ke MK dan mendesak DPR untuk menyikapinya secara kritis.
B. Saran
Banyaknya kontroversi atas ditetapkannya perppu ormas sebaiknya
menjadi pembelajaran pemerintah dalam mengeluarkan suatu produk
hukum dengan subtansi yang jelas agar tidak terjadi multitafsir tentang
subtansi alasan pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan. Dengan
subtansi yang jelas maka diharapkan bisa meminimalisir kontroversi yang
ada, sehingga tidak terjadi gejolak di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. H. Abu Daud Busroh, S.H., Ilmu Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 2014.
Ni’matul Huda, Hukum Tata Negara Indonesia, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2013.
Novianti, Majalah Info Singkat Hukum (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI) Vol. IX, No. 14/II/Puslit/Juli/2017.
Undang-undang Dasar 1945.
Putusan MK Nomor 138/PUU-VII/2009.
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Perpu No. 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas UU No. 17 Tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
https://polkam.go.id/penjelasan-pemerintah-tentang-peraturan-pemerintah-
pengganti-undang-undang-republik-indonesia-perppu-nomor-2-tahun-
2017-tentang-perubahan-atas-undang-undang-nomor-17-tahun-2013-
tentang-organisasi-k/ (di akses pada 14 Oktober 2017 pukul 11.23 WIB)
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/sang-
pencerah/17/08/10/ougkxc291-muhammadiyah-fokus-judicial-review-
perppu-ormas (diakses pada 15 Oktober 2017 pukul 19.08 WIB)
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/08/01/nasional/hukum/17
/10/05/oxcsbr330-fadli-zon-pembahasan-perppu-ormas-perlu-undang-hti
(diakses pada 15 Oktober 2017 pukul 19.34 WIB)