Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keunggulan suatu bangsa tidak hanya diukur oleh tersedianya

sumber daya alam yang melimpah, melainkan juga pada ketersediaan

sumber daya manusia yang unggul, yang mampu menjawab tantangan-

tantangan masa depan. Ketersediaan sumber daya manusia yang unggul

adalah sebuah keniscayaan dalam menentukan maju mundurnya

pembangunan suatu bangsa. Upaya mewujudkan keunggulan sumber

daya manusia hanya dapat dicapai melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor kebutuhan dasar untuk

setiap manusia, sehingga pendidikan berperan sangat penting dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara dengan menciptakan sumber daya

manusia yang terdidik, terampil dan berkualitas. Pendidikan menduduki

posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah

peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Penggalan lirik lagu Indonesia Raya terdapat kalimat “bangunlah

jiwanya bangunlah badannya”. Penggalan kalimat ini memberikan pesan

bahwa yang harus didahulukan adalah membangun jiwa bangsa barulah

pembangunan fisik. Artinya untuk membangun suatu bangsa diutamakan


2

mendidik jiwa-jiwa (manusia) yang berkualitas agar dapat membangun

pembangunan fisik untuk kesejahteraan rakyat Indonesia raya.

Pendidikan merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh

sektor pembangunan. Makna pembangunan tidak semata-mata pemba-

ngunan material atau fisik saja seperti gedung, jembatan, pabrik dan lain-

lain, akan tetapi lebih bersifat komperhensif yang mencakup pemba-

ngunan manusia dan lingkungannya. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa pembangunan memegang peranan penting yang memengaruhi

secara penuh pertumbuhan pembangunan suatu bangsa.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, bahwa permasalahan

pokok dalam makalah ini adalah: Bagaimana hubungan antara pendidikan

dan pembangunan bangsa?, Selanjutnya dapat dirumuskan beberapa sub

masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pendidikan?

2. Apa pengertian pembangungan?

3. Bagaimana hubungan antara kemajuan pendidikan dan tingkat

kemajuan bangsa?

C. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengertian pendidikan

2. Mengetahui pengertian pembangunan.


3

3. Menemukan hubungan antara kemajuan pendidikan dan tingkat

kemajuan bangsa.

D. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini adalah:

1. Sebagai salah satu referensi dalam pengembangan ilmu

pengetahuan yang terkait dengan pendidikan dan pembangunan

bangsa.

2. Sebagai sarana untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen

pengajar mata kuliah studi pendidikan Islam dalam berbagai

perspektif.
4

BAB II

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN BANGSA

A. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses pengubah sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran; proses, cara, perbuatan mendidik.1

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa agenda

pendidikan bukan hanya terfokus pada level sekolah dan kampus,

melainkan harus turun menyentuh lapisan masyarakat, seperti organisasi

masyarakat, partai politik, kalangan pengusaha dan masyarakat bawah

(grass root). Selain itu proses pendidikan termasuk cara (metode) harus

mencerminkan perbuatan yang mendidik.

Pendidikan berdasarkan undang-undang sistem pendidikan

nasional diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

1
Depertemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III, Balai
Pustaka, Jakarta, h. 263.
5

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.2

Pengertian pendidikan ini dimaksudkan bahwa proses pendidikan

harus melahirkan generasi yang holistik atau utuh. Pendidikan tidak saja

perlu merevisi kurikulum, meningkatkan mutu pendidik, mengembangkan

sarana prasarana, akan tetapi harus juga memerhatikan bagaimana

pengetahuan itu disampaikan, bagaimana budaya sekolah dan perguruan

tinggi, dan bagaimana kepemimpinan lembaga pendidikan. Penting juga

mempertanyakan bagaimana kontribusi masyarakat dalam bidang

pendidikan. Pendidikan harus mengenalkan peserta didik tentang isu-isu

penting yang dihadapai oleh kemanusiaan, sekaligus harus mampu

memberikan pemecahan masalah kemanusiaan tersebut. Dengan

demikian, peserta didik memiliki kesadaran tentang hakikat dirinya, yaitu

siapa, untuk apa dan bagaimana.

Selain itu pendidikan di mana pun sejatinya berorientasi pada

pembentukan manusia seutuhnya yang mencakup penguasaan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap manusia yang tidak hanya cerdas

dan terampil, tetapi juga menjalankan keluhuran budi pekerti dalam

perjalanan hidupnya, utamanya terhadap sesama. Utuh dalam pengertian

ini dimaksudkan agar melahirkan peserta didik yang memiliki kecerdasan

pengetahuan, emosional dan spiritual serta terampil.3

2
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pedidikan Nasional, Jakarta.
3
Jejen Musfah, 2012, Pendidikan Holistik: Pendekatan Lintas perspektif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, h. 3-5.
6

Batasan seperti ini dimaksudkan agar pendidikan dapat

membentuk peserta didik yang memahami persoalan lingkungannya dan

berusaha ikut terlibat langsung dalam upaya pemecahan masalah-

masalah lokal dan global.

Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta

didik agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta

bermoral tinggi. Pendidikan bertujuan untuk terwujudnya citra manusia

yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.

Pendidikan menghasilkan manusia baik. Manusia yang baik di mana pun

ia berada akan memperbaiki lingkungannya.4

Pendidikan merupakan bagian penting dalam menentukan

kemandirian bangsa, tetapi dari pendidikan juga nasib masa depan

bangsa dipertaruhkan. Konsep perbandingan pendidikan pada masa lalu

dan sekarang berbeda, dan hasilnya pun juga berbeda. Hal ini bukan

berarti pemerintah berkewajiban meniru secara keseluruhan tentang

konsep pendidikan pada zaman dulu, melainkan seyogyanya pemerintah

mengambil nilai-nilai positif dari konsep pendidikan di masa lalu. Ketika

ditanya mengenai arti secara sempurna dari pendidikan, baik dari elemen

pendidikan dalam pemerintahaan dan pendidik masih belum bisa secara

sempurna menjawabnya. Pendidikan merupakan suatu proses sosial dan

melingkupi seluruh kehidupan manusia.

4
Slamet Imam Santoso, 1987. Pendidikan di Indonesia dari Masa ke Masa.: CV
Haji Masagung, Jakarta h. 96.
7

Berdasarkan definisi di atas, pendidikan akan membantu kita

dalam memperbaiki diri dan menggali potensi yang kita miliki. Dengan

mengetahui arti pendidikan, kita dapat lebih merasakan bahwa pendidikan

itu sangat diperlukan untuk menjadikan kita manusia yang lebih baik dan

berguna bagi bangsa dan negara.

Prof. DR. Slamet Imam Santoso mengajukan suatu definisi

mengenai penendidikan adalah usaha “Etis’ dari manusia, untuk manusia

dan untuk masyarakat manusia, demikian, sehingga dapat membatas

hakikat individu, dengan tujuan, supaya tiap manusia bisa secara

terhormat ikut serta dalam pengembangan manusia dan masyarakatnya

secara terus-menerus untuk mencapai martabat kehidupan yang lebih

tinggi.”5

Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional

Indonesia, peletak dasar yang kuat pendidikan nasional yang progresif

untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan

pengertian pendidikan sebagai berikut : Pendidikan umumnya berarti daya

upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,

karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman Siswa tidak

boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar supaya kita memajukan

kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita

didik, selaras dengan dunianya.6

5
Ibid, h. 98.
6
Ki Hajar Dewantara, 1977 dalam Mulyono, Pendidikan dan Kemajuan Bangsa,
Makalah yang diakses pada 22 Maret 2017.
8

Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara

singkat pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan

manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani,

dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.

Pendidikan merupakan proses yang terus menerus, tidak berhenti.

Di dalam proses pendidikan ini, keluhuran martabat manusia dipegang

erat karena manusia (yang terlibat dalam pendidikan ini) adalah subyek

dari pendidikan. Karena merupakan subyek di dalam pendidikan, maka

dituntut suatu tanggung jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang

baik. Jika memperhatikan bahwa manusia itu sebagai subyek

dan pendidikan meletakkan hakikat manusia pada hal yang terpenting,

maka perlu diperhatikan juga masalah otonomi pribadi. Maksudnya

adalah, manusia sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk “ada”

sebagai dirinya yaitu manusia yang berpribadi, yang bertanggung jawab.

Hasil dari pendidikan tersebut yang jelas adalah adanya

perubahan pada subyek-subyek pendidikan itu sendiri. Katakanlah

dengan bahasa yang sederhana demikian, ada perubahan dari tidak bisa

menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tetapi perubahan-

perubahan yang terjadi setelah proses pendidikan itu tentu saja tidak

sesempit itu. Karena perubahan-perubahan itu menyangkut aspek

perkembangan jasmani dan rohani juga.


9

Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya

di dalam relasinya yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan

sesamanya. Itu berarti, pendidikan sebenarnya mengarahkan manusia

menjadi insan yang sadar diri dan sadar lingkungan. Dari kesadarannya

itu mampu memperbarui diri dan lingkungannya tanpa kehilangan

kepribadian dan tidak tercerabut dari akar tradisinya.

B. Pengertian Pembangunan

Pembangunan dalam pengertian kamus besar bahasa Indonesia

berarti proses, cara, perbuatan membangun. Pembangunan dunia adalah

ikhtiar untuk mengubah keadaan dunia masa lampau yang tidak sesuai

dengan cita-cita kehidupan manusia lahir maupun batin dengan tujuan

dapat mewariskan masa depan yang membahagiakan bagi generasi yang

akan datang. Sedangkan arti lain dari pembangunan adalah usaha

mengubah keadaan masyarakat tertentu menjadi masyarakat yang lebih

baik, dan yang dicita-citakan.7

Mencermati pengertian pembangunan di atas, pembangunan

memiliki makna luas yang tidak hanya pembangunan fisik semata, tetapi

menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia dengan tujuan

membahagiakan generasi masa depan yang lebih baik dan sejahtera lahir

maupun batin.

7
Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Op. Cit. h.103.
10

Menyangkut pengertian pembangunan nasional adalah upaya

untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan

negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan

sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan tujuan nasional.

Dalam pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan

merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan

meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara unruk

melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional.

Menurut pemahaman umum kata ‘pembangunan” lazimnya

diasosiasikan dengan pembangunan ekonomi dan industri yang

selanjutnya diartikan dengan dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan,

jembatan sampai pelabuhan, alat-alat transportasi, dan sejenisnya.8

Sedangkan hal yang mengenai sumber .daya manusia tidak secara

langsung terlihat sebagai sasaran pembicaraan. Padahal terdapat bukti

yang dialami oleh banyak negara menunjukkan bahwa kemajuan di

bidang ekonomi dan industri yang ditandai oleh kenaikan GNP, lalu

kenaikan volume dan impor sebagai indikator, ternyata tidak otomatis

membawa kesejahteraan masyarakatnya.9

. Pembangunan dalam arti yang terbatas pada bidang ekonomi

dan industri saja belumlah menggambarkan esensi yang sebenarnya dari

pembangunan, jika kegiatan-kegiatan tersebut belum dapat mengatasi

8
Umar L. S La Solu dan Tirtarahardja, 2005, Pengantar Pendidikan, Rineka Cipta,
Jakarta, h. 34.
9
Redja Mudyahardjo, 1995, Pengantar Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h.
25.
11

masalah- yang hakiki yaitu terpenuhinya hajat hidup dari rakyat banyak

menyangkut material dan spiritual. Pembangunan ekonomi dan industri

mungkin dapat memenuhi aspek tertentu dan kebutuhan, misalnya

kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, tetapi tidak untuk

kebutuhan spiritual yang lain. Bukankah kenyataan menunjukkan bahwa

banyak orang yang secara material cukup mampu, tetapi secara spiritual

menanggung banyak masalah.10

C. Hubungan antara Kemajuan Pendidikan dan Tingkat Kemajuan

Bangsa

Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia,

berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan

kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak pembangunan,

manusia dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai

“subjek” pembangunan.

Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai

sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke

dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan

perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri,

sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif

serta keterampilan kerja. Manusia sebagai sasaran pembangunan

10
Diin Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Universiras Terbuka, Jakarta. H. 16
12

wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat “potensial” ke keadaan

“aktual”.

Potensi-potensi kebaikan yang perlu dikembangkan aktualisasinya

seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima kenyataan,

berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran, toleransi,

rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima,

melaksanakan kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang

lain dan seterusnya.

Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia

dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara

dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun

lingkungan sosial/ spiritual.11

Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangun-

an masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.

Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan

pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.

Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang

pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan

(pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).

Berbicara tentang pendidikan tak dapat dipisahkan dengan

kemampuan berpengetahuan. Pendidikan, kemampuan, pengetahuan

merupakan salah satu modal yang dimiliki untuk hidup di zaman yang

11
Ibid, h.17.
13

serba realistis ini. Seperti apa hal pertama yang dilihat bila ingin

mengajukan surat lamaran perkerjaan? Apa yang dibutuhkan ketika ingin

memulai suatu bisnis atau usaha?

Tentu saja pendidikan, kemampuan, wawasan dan

pengetahuanlah yang paling utama dibutuhkan. Sebagaimana yang

diungkapkan Daoed Joesoef dalam bukunya tentang pentingnya

pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam

memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat

manusia.”12 Dan tentulah dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa

lepas dari kehidupan.

Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin

dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum

bahwa maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor

pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat

diukur tingkat perkembangannya dari tinggi rendahnya pendidikan yang

diikuti warga negara tersebut. Pendidikan tentunya akan mencetak

sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi

dan skill dan pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus

bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit

dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

12
Daud Yusuf dalam, http://baimsy.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.
14

Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang

sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan – kebutuhan

lainnya. Maka peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap

perkembangan suatu bangsa.

Mungkin sedikit demi sedikit Indonesia juga sadar

akan pentingnya pendidikan. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang

jatuh pada tanggal 2 Mei menitikberatkan pada pendidikan karakter

sebagai modal untuk membangun peradaban dan perubahan bangsa.

Namun, apakah pendidikan karakter ini dapat mengubah masalah–

masalah dan melengkapi kekurangan yang sering dihadapi dalam dunia

pendidikan?

Pendidikan harus dimulai dari usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang menye-

nangkan agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.13

Melalui pendidikan peserta didik dapat mengembangkan bakat

dan kemampuan, baik yang masih seusia anak, maupun yang sudah

dewasa. Sehingga ketika bakat dan kemampuan dapat dikembangkan

sejak awal maka prestasi yang optimum dapat tercapai. Pengembangan

prestasi ini yang menjadikan bertumpuknya pengalaman dan mendasari

13
Dewi Yulianti Wafiah, 15 Agustus 2015, http://asidomalau192012.com.
.Pendidikan dan Kemajuan Bangsa, Diakses pada 22 Maret 2017.
15

pola manusia yang selanjutnya hidup bersama dengan masyarakat.

Pendidikan sebagai salah satu sisi cerminan tolak ukur dari bangsa yang

semakin maju sesuai dengan peradaban zaman, ataukah justru

sebaliknya.14

Pendidikan berlaku untuk kehidupan manusia dan merupakan

proses bertahan hidup, sepanjang masa dalam segala sendi kehidupan.

Namun proses pendidikan sebenarnya adalah tugas moral yang paling

tinggi nilainya dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Sebab di dalam

realitas sosial masyarakatlah terdapat pertaruhan moral yang tinggi, ketika

moral bersinggungan dengan kemajuan zaman, maka implikasinya adalah

masyarakat yang mampu mempertahankan moral nasional bangsa

ataukah sebaliknya. Masyarakat yang tinggi moralnya, secara pasti dan

terus-menerus akan bertahan, berkembang dan maju. Sebaliknya,

masyarakat dengan moral yang rendah, akan hancur berantakan. Dalam

penjabaran keseluruhan ini, terletak tugas guru, murid, dan orang tua

dalam peletakan dasar pertama dan dasar utama dari serangkaian pola

kehidupan yang panjang dan konsep pendidikan sepanjang hayat.15

Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis

yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak, di antara

sekian banyak agenda pembangunan bangsa, sebab pendidikan adalah

faktor penentu kemajuan bangsa pada masa depan. Jika kita sebagai

bangsa berhasil membangun dasar-dasar pendidikan nasional dengan

14http://sinner48.blogspot.com, 2013. Diakses pada tanggal 22 Maret 2017.


15
Ibid
16

baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan

di bidang-bidang lain. Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi

modal manusia (human investment) yang akan menentukan kualitas

sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa.

Bangsa-bangsa maju di dunia pasti ditopang oleh SDM

berkualitas, sehingga memiliki keunggulan hampir di semua bidang,

termasuk ekonomi. Menurut sejumlah ahli, krisis ekonomi yang demikian

dahsyat yang melanda Indonesia, selain disebabkan oleh faktor-faktor

teknis ekonomi, juga dikarenakan terbatasnya SDM yang kita miliki.

Padahal SDM yang berkualitas merupakan unsur penting dalam

membangun daya tahan (ekonomi) bangsa. Krisis multidimensional yang

pernah melanda Indonesia sejak pertengahan Juli 1997 hingga

pengaruhnya sampai sekarang seolah menegaskan dan semakin

meyakinkan kita, betapa faktor SDM itu amat vital. Pendidikan merupakan

salah satu elemen paling penting dalam membangun SDM yang

berkualitas.

Terlebih lagi memasuki abad ke-21 yang ditandai oleh proses

globalisasi, dengan persaingan yang sangat ketat, maka bangsa

Indonesia dituntut untuk menyiapkan SDM berkualitas yang memiliki

keunggulan kompetitif. Semua itu hanya bisa diperoleh melalui pendidikan

yang bermutu. Dengan demikian, pendidikan yang baik dan bermutu

merupakan conditio sine quanon bagi upaya memenangkan kompetisi

global.
17

Dalam teori pembangunan konvensional, masalah SDM belum

mendapat perhatian secara proporsional. Teori ini masih meyakini bahwa

sumber pertumbuhan ekonomi itu terletak pada konsentrasi modal fisik

(physical capital) yang diinvestasikan dalam suatu proses produksi seperti

pabrik dan alat-alat produksi. Modal fisik termasuk pula pembangunan

infrastruktur seperti transportasi, komunikasi, dan irigasi untuk memper-

mudah proses transaksi ekonomi. Namun belakangan terjadi pergeseran

teori pembangunan bahwa yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi

justru faktor modal manusia (human capital) yang bertumpu pada

pendidikan. Pendidikan mempunyai nilai ekonomi yang demikian tinggi.

Pergeseran teori ini terjadi bersamaan dengan pergeseran

paradigma pembangunan yang semula bertumpu pada kekuatan sumber

daya alam (natural resource based), kemudian berubah menjadi bertumpu

pada kekuatan sumber daya manusia (human resource based) atau lazim

pula disebut knowledge based economy. Pergeseran paradigma ini makin

menegaskan betapa aspek SDM bernilai sangat strategis dalam

pembangunan.

Dalam teori pembangunan kontemporer, dikemukakan bahwa

pendidikan mempunyai keterkaitan yang amat erat dengan pembangunan

ekonomi. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan

pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Oleh karena itu, investasi di

bidang pembangunan SDM bernilai sangat strategis dalam jangka


18

panjang sebab ia memberikan kontribusi yang amat besar terhadap

kemajuan pembangunan, termasuk untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam

esensi pembangunan serta antara keduanya; 1. Pendidikan merupakan

usaha untuk diri manusia. Sedangkan pembangunan merupakan usaha

dari diri manusia. 2. Pendidikan menghasilkan Sumber Daya Manusia

yang menunjang pembangunan. Sedangkan pembangunan dapat

menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran dan seterusnya).

Sumbangan Pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari

berbagai segi di antaranya:

1. Segi Sasaran Pendidikan

Pendidikan disini bertujuan untuk mencetak manusia yang

menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.

2. Segi lingkungan pendidikan

Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai

lingkugan. Yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkugan masyarakat ataupun dalam sistem pendidikan

prajabatan dan dalam jabatan.

3. Segi Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (Basic Education),

pendidikan lanjutan menengah dan pendidikan tinggi.

4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan.


19

Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang

Ekonomi, hukum, sosial, politik, keuangan, perhubungan,

komunikasi, pertanian, pertambangan, dan pertahanan.16

16Mulyono, Op.cit.
20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan pada BAB II di atas dapat dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan

oleh manusia baik secara pribadi maupun kelompok untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang

menyeluruh agar seluruh lapisan masyarakat yang terdidik secara

aktif mengembangkan potensi diri mereka untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk

membangun potensi dirinya guna memdapatkan kemaslahatan

pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.

2. Pembangunan adalah rangkaian upaya yang berkesinambungan

untuk mengubah keadaan masa lampau yang tidak sesuai dengan

cita-cita kehidupan manusia lahir maupun batin dengan tujuan

dapat mewariskan masa depan yang membahagiakan bagi

generasi yang akan datang guna menjadi masyarakat yang lebih

baik, dan yang dicita-citakan.


21

3. Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Mula-mula

membangun manusianya, selanjutnya manusia yang sudah

terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan

baik secara fisik maupun pembangunan jiwa manusia itu sendiri.

Jadi hubungan antara pendidikan dan kemajuan suatu bangsa

adalah, makin maju pendidikan suatu bangsa maka makin baik

dan maju pula pembangunan bangsa itu.

B. Saran

Penulisan makalah ini diharapkan agar dapat menjadi tambahan

referensi bagi penulis dan pembacanya serta dapat dikembangkan lebih

jauh dengan membahas tentang pentingnya membangun sistem

pendidikan yang sesuai dengan kondisi kekinian.


22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://sinner48.blogspot.com, 2013. Diakses pada tanggal 22


Maret 2017.

Depertemen Pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia


Edisi III, Balai Pustaka, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang No. 20


Tahun2003 tentang Sistem Pedidikan Nasional, Jakarta.

Dewantara, Ki Hajar 1977 dalam Mulyono, Pendidikan dan Kemajuan


Bangsa, Makalah yang diakses pada 22 Maret 2017.

La Solu, Umar L. S dan Tirtarahardja, 2005, Pengantar Pendidikan,


Rineka Cipta, Jakarta.

Mudyahardjo, Redja, 1995, Pengantar Pendidikan, Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

Musfah, Jejen, 2012, Pendidikan Holistik: Pendekatan Lintas perspektif,


Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Santoso, Slamet Imam, 1987. Pendidikan di Indonesia dari Masa ke


Masa.: CV Haji Masagung, Jakarta.

Wahyudin, Diin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Universiras Terbuka,


Jakarta.

Yulianti Wafiah, Dewi, 15 Agustus 2015, http://asidomalau192012.com.


Pendidikan dan Kemajuan Bangsa, Diakses pada 22
Maret 2017.
Yusuf, Daud dalam, http://baimsy.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22
Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai