Anda di halaman 1dari 18

EFEKTIVITAS KULIT BUAH DELIMA (PUNICA GRANATUM L.

)
SEBAGAI AGEN ANTIMIKROBA TERHADAP BAKTERI
PENYEBAB ACNE VULGARIS (PROPIONIBACTERIUM ACNE)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :

Baso Suriadi

110 2015 0141

Pembimbing :

dr. Sri Wahyu, M.kes

dr. Andi Siti Fahirah Arsal

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada usia pubertas, peningkatan hormon akan berpengaruh terhadap

peningkatan produksi sebum sehingga menyebabkan peningkatan kolonisasi

bakteri Propionibacterium acnes.1 Disisi lain, faktor intrinsik juga ikut

berperan seperti stress, iklim, suhu, kelembapan, kosmetik, diet dan obat-

obatan. Semua ini berpotensi meninmbulkan gangguan pada kulit. Salah

satunya adalah jerawat.2

Di dunia ini diperkirakan terdapat lebih dari 60 juta orang menderita

akne vulgaris. Jumlah penderita akne vulgaris cukup banyak di Indonesia.

Berdasarkan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI),

tercatat pada tahun 2006 terdapat 60% penderita akne vulgaris dan 80% di

tahun 2007. Prevalensi penderita akne vulgaris tertinggi adalah usia remaja

dengan 83-85% usia 14-17 tahun pada wanita dan 95-100% usia 16-19

tahun pada pria.3 Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit

ini, maka akne vulgaris sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul

secara fisiologis.

Pada masa remaja, akne vulgaris menjadi salah satu problem. Usia

remaja (12-24 tahun) sering ditemukan menderita akne vulgaris sebesar

85%, usia 25-34 tahun sebesar 8%, dan usia 35-44 tahun sebesar 3%.

Dilaporkan sekitar 15% akne vulgaris pada usia pubertas dapat

menimbulkan efek psikologis berupa rasa malu dan rendah diri akibat bekas
akne vulgaris yang menimbulkan jaringan parut. Jaringan parut terbentuk

karena ada peradangan.4

Antibiotik topikal sudah secara luas digunakan sebagai salah satu cara

efektif dalam pengobatan akne vulgaris selama 30 tahun terakhir. Terapi

antibiotik tidak hanya menurunkan jumlah Propionibacterium acnes pada

kulit, tetapi juga bekerja dengan menurunkan jumlah mediator inflamasi

Propionibacterium acnes. Terapi topikal biasanya digunakan untuk

pengobatan mild acne. Obat topikal ini bisa langsung bekerja pada folikel

sebasea tanpa memberi pasien resiko adverse drugs effect, yang

kemungkinan dapat ditimbulkan obat sistemik.

Saat ini, clindamycin adalah salah satu antibiotik yang paling sering

digunakan dalam pengobatan akne vulgaris. Tetapi penggunaan obat ini

secara luas memunculkan strain Propionibacterium acnes yang resistan

terhadap clindamycin. Akibatnya penggunaan clindamycin sebagai anti

akne topikal jangka panjang mulai diragukan dan penelitian terhadap

alternatif terapi akne vulgaris menjadi berkembang lebih luas.5

Resistensi terhadap antibiotik mendorong pengembangan agen

antibakteri terhadap Propionibacterium acne menjadi menarik untuk diteliti,

salah satunya adalah agen antibakteri yang berasal dari bahan alam.

Sejak lama buah delima (Punica granatum L.) telah dimanfaatkan

sebagai pengobatan anti bakterial. Hampir setiap bagian tumbuhan buah

delima telah diuji efek antibiotiknya, termasuk buahnya, kulit buah, salut

biji, bunga dan bahkan kulit pohon buah delima. Senyawa yang aktif buah
delima dalam inhibisi pertumbuhan bakteri berasal dari golongan

polihidroksifenol. Senyawa polifenol diduga dapat mengganggu

pembentukan enzim bakteri, dinding sel bakteri, berinteraksi dengan protein

bakteri dan mengganggu agregasi bakteri.6

Dari literatur penelitian diketahui bahwa buah dan kulit memiliki

kandungan yang kaya akan Tannin, yang termasuk golongan polifenol.

Selain senyawa tannin, kulit buah delima mengandung senyawa seperti

alkaloid palletierene, granatin, betulic acid, ursolic acid yang berperan

menghambat pertumbuhan bakteri, tetapi mekanisme kerja sebagai anti

bakteri.7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah “Bagaimana efektivitas kulit buah delima (punica granatum)

sebagai agen antimikroba terhadap penyebab Akne vulgaris

(Propionibacterium acnes)?

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas kulit buah delima (punica granatum) sebagai
antimikroba terhadap bakteri penyebab penyebab Akne vulgaris
(Propionibacterium acnes)
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui sensitivitas bakteri penyebab akne vulgaris terhadap
Bawang putih sebagai antimikroba
2. Mengukur zona hambat minimum kulit buah deliam terhadap bakteri
Propionibacterium acne dan perbandingannya dengan clindamysin
3. Mengetahui efektivitas kulit buah delima terhadap bakteri penyebab
akne vulgaris.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai sumber informasi dan dapat dijadikan bahan bacaan bagi
instansi kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, maupun dinas
kesehatan pemerintah.
1.4.2. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengembangan terkhusus
dalam bidang penelitian.
1.4.3. Bagi Ilmu Pengetahuan
1. Membuka wawasan mengenai patogenesis akne vulgaris terutama
dalam penggunaan ekstrak kulit buah delima
2. Menjadi acuan dalam terapi pada penatalaksanaan akne vulgaris.
3. Dapat menjadi sumber informasi dan bahan bacaan bagi peneliti
berikutnya.
1.5. Hipotesis

Hipotesis peneleitian adalah jawaban sementara pertanyaan penelitian,

yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian. Setalah dilakukan

pembuktian dalam penelitian ini. Maka hipotesia dapat benar atau salah,

bisa diteriam atau bisa ditolak. Dala penelitian, peneliti menganbil dua

hipotesis, antara lain:


 Hipotesi Null (H0) : Tidak terbukti buah Punica

Granatum Memiliki sifat antibakterial terhadap bakteri

Propionibacterium acnes.

 Hipotesis Alternatif (Ha) : Terbukti Buah Punica Granatum

memiliki sifat antibakterial terhadap bakteri Propionibacterium

acnes
DAFTAR PUSTAKA

1. Kataria, usha dan Dinesh chhilar. 2015. Acne: Etiopathogenesis and its

manegement. India :www.Iamjournal.com

2. Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal. 288

3. Rouli, Mejesthaa P. Pengaruh pemakaian sabun sulfur terhadap jumlah lesi

akne vulgaris. 2016. Semarang: Program pendidikan sarjana kedokteran

fakultas kedokteran UnDip.

4. Rahma, Avionita D. Hubungan antara indeks Massa Tubuh( IMT) Dengan

Akne Vulgaris. 2011. Surakarta: Program pendidikan sarjan kedokteran

fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret.

5. Adjani, Rima N. Terapi Topikal Clindamysin Dibandingkan Dengan

Niacinamide + Zin Pada Akne Vulgaris. 2013. Semarang: Program pendidkan

sarjan kedokteran fakutas kedokteran UnDip.

6. Hardana,Hari dan Efrida Warganegara. Ekstrak Buah Delima Sebagai

Antibiotik Pengobatan Infeksi MRSA.2015.Lampung: 2Bagian Mikrobiologi,

Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. Volume 4.


25. Antimicrobial Resistance Learning Site. Antimicrobial Definition. Available

at http://amrls.cvm.msu.edu/pharmacology/antimicrobials/antimicrobials-an-

introduction . Access at 10th May 2016

7. Sundari, Dian dan Budi Nuratmi. Efek Antibakteria Ekstrak Kulit Buah Delima

(Punica granatum L.) Terhadap Diare Secara In Vivo dan Uji Toksisitas Akut.

1999: Media Litbangkes Edisi Khusus “ Obat Asli Indonesia” Volume VIII

nomor 3 dan 4.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian adalah penelitian true experimental post test dengan

menggunakan metode disc diffusion untuk melihat efektivitas kulit buah

delima terhadap bakteri penyebab akne vulgaris (Propionibacterium acne).

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di laboratorium Fakultas Kedokteran

Laboratorium Mikrobiologi dengan waktu penelitian pada bulan April – Mei

2018

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat

Penelitian ini menggunakan beberapa alat laboratorium mikrobiologi

fakultas kedokteran Universitas Muslim Indonesia untuk menekstraksi

kulit buah delima, antara lain :

1. Cawan petri
2. Lampu spiritus

3. Mortar dan stamper

4. Ose bulat

5. Jangka sorong

6. Kertas saring

7. Inkubator

8. Pinset

9. Tabung reaksi

10. Rak tabung

11. Volume pipet 1 ml dan 10 ml

12. Labu ukur 100 ml

3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah Medium Nutrient

Agar dan Mikroba uji Propionibacterium acne.

3.4 Sampel dan Cara Pengambilan Penelitian

3.4.1 Pengambilan Sampel Buah Delima

Pengambilan sampel Buah Delima dilakukan di halaman rumah yang

menanam buah delima, kab. Wajo, Siwa

3.4.2 Proses Ekstraksi Bahan Kulit Buah Delima

a. Buah delima dicuci bersih, kemudian dilap kering


b. Pisahkan isi daging buah dan iris tipis kulit buahnya

c. Dilakukan pengeringan untuk mengeluarkan atau menghilangkan air

dari suatu bahan dengan menggunakan sinar matahari sampai layu

kemudian dimasukkan kedalam alat baik oven maupun fresh dryer.

Pengeringan dilakukan untuk memperpanjang masa simpan,

mengurangi penurunan mutu sebelum diolah lebih lanjut,

memudahkan dalam dalam pengangkutan

d. Kulit buah delima digiling sampai halus kemudian dimasukkan

kedalam beker gelas (tabung reaksi) kemudian dituangkan pelarut

etanol 70% dengan perbandingan 1:4 yaitu 1 kg bahan ke dalam 4

liter pelarut

e. Rendam bahan dan diamkan pada suhu kamar selama 3x24 jam

dengan sesekali diaduk

f. Setelah 3x24 jam, saring bahan dengan menggunakan kertas saring

whatman no.40 dan pelarut yang diperoleh (yang mengandung bahan

aktif) dievaporasi untuk menghilangkan sisa pelarut

g. Oven sisa pelarut yang masih tersisa pada suhu 40-500C hingga bahan

sudah tidak mengandung zat pelarut.

3.4.3 Pembuatan Medium

a. Medium Nutrient Agar

Nutrient agar ditimbang sebanyak 0,81 gram untuk volume 30 ml,

kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 30 ml dalam Erlenmeyer,


setelah itu dipanaskan sambil diaduk hingga mendidih dan bahan larut.

Kemudian, dimasukkan ke dalam 6 buah tabung reaksi masing-masing 5

ml lalu tutup mulut tabung dengan kapas lalu diberi kertas aluminium foil,

kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC pada tekanan 2 atm

selama 15 menit. Setelah steril media dikeluarkan lalu dimiringkan sedikit

lalu dibiarkan memadat.

b. Penyiapan Bakteri Uji

1. Peremajaan Bakteri Uji

Bakteri uji yang digunakan yaitu Propionibacterium acne yang

berasal dari biakan murni, masing-masing diambil sebanyak satu ose

lalu diinokulasikan dengan cara goresan pada medium Nutrient agar

lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 1x24 jam.

2. Pembuatan Suspensi

Masing-masing bakteri uji yang berumur 24 jam dari agar

disuspensikan dengan bantuan larutan aquades. Suspensi kemudian

dituang ke dalam cuvet berdiameter 13 mm. Penentuan kepadatan

suspense biakan diatur sehingga diperoleh pengenceran yang

diharapkan pada panjang gelombang 580 mm yang memiliki

transmitan 25% (setara dengan kepadatan 108) terhadap blanko

aquades dengan menggunakan alat spektrofotometer.


c. Uji Aktivitas

Pengujian dilakukan secara in vitro dengan metode difusi agar yang

menggunakan paper disk berkurang 15 mm.

Medium Nutrient Agar steril didinginkan pada suhu 400C-450C.

kemudian dituangkan suspensi bakteri uji secara aseptis ke dalam cawan

petri sebanyak 1 ml, selanjutnya dituangkan medium Nutrient Agar

sebanyak 12-15 ml di atasnya, dihomogenkan dan dibiarkan memadat.

Setelah itu beberapa lembar paper disk steril masing-masing

direndam selama 5 menit dalam larutan bawang putih dengan konsentrasi

50 & 80% dan clindamysin yang sudah diencerkan, kemudian diletakkan

secara aseptis dengan pinset steril pada permukaan medium dengan jarak

paper disk dari pinggir cawan petri 2 cm. selanjutnya diinkubasi pada suhu

370C selama 1x24 jam dan diukur daerah hambatan dengan menggunakan

jangka sorong.

3.5 Klasifikasi Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang bila dalam suatu saat berada bersama

dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini berubah dalam variasinya.

Dalam penelitian ini yang dianggap variabel bebas adalah bakteri

penyebab Akne vulgaris Propionibacterium acne.


3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel efek yaitu Kulit Buah Delima.

3.6 Alur Penelitian

Medium Bakteri Penyebab Akne


Vulgaris

Kulit Buah Delima Clindamysin


Tablet 150 mg

Konsentrasi 50%

Konsentrasi 80% Kontrol Positif

Uji Sensitivitas

Penilaian

Penyajian Data
3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.7.1 Kriteria Inklusi

1. Buah delima berbentuk hampir bulat

2. Memiliki warna kulit luar berwarna merah dan kulit dalam

berwarna putih.

3.7.2 Kriteria Eksklusi

1. Kulit buah delima yang memiliki permukaan yang tidak rata,

berlubang, dan berwarna hitam yang menandakan buah delima

sudah rusak

2. Kulit buah yang telah terinfeksi dengan jamur dan berbau busuk.

3. Memiliki warna kulit luar berwarna putih.

3.7.3 Definisi operasional

Acne vulgaris : adalah suatu kondisi dimana kulit mengalami proses

peradangan kronik pada kelenjar-kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea

memiliki sel-sel yang berisi lemak yang kemudian menghasilkan ebum

yang merupakan substansi berminyak yang terdiri dari trigliserida,

kolesterol, dan asam lemak bebas yang berpotensi memicu inflamasi.

Sebum berfungsi memberi minyak pada rambut dan lapisan kulit bagian

luar. Dengan adanya obstruksi pada unit pilosebasea seperti rambut, folikel

rambut, dan kelenjar sebasea, maka terbentuklah akne.8


Buah Delima : adalah beraasal dari pohon kecil dengan tinggi 2-5 m.

Batang berkayu, percabangan banyak, lemah dan berduri pada ketiak

daunnya, berwarna cokelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, letaknya

berkelompok. Helaian daun bentuknya lonjong sampai lanset, pangkal

lancip, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan mengilap

panjang 1-9 cm, lebar 0,5-2,5 cm, warnanya hijau.

Bunga tunggal bertangkai pendek, keluar dari ujung ranting atau

ketiak daun yang paling atas. Biasanya terdapat satu sampai lima bunga,

warnanya merah, putih atau ungu. Berbunga sepanjang tahun. Buahnya

berbentuk bulat dengan diameter 5-12 cm, warna kulitnya beragam seperti

hijau keunguan, putih, cokelat kemerahan atau ungu kehitaman. Bijinya

banyak, kecil-kecil, bentuknya bulat panjang tersusun tidak beraturan,

warnanya merah, merah jambu atau putih.15

Antimikroba: adalah semua substansi yang berasal dari natural,

semisintesis atau sintetik yang membunuh atau menghambat pertumbuhan

mikroorganisme yang tidak membuat kerusakan pada host. 25

3.8 Kriteria Objektif


3.8.1 Zona Hambat Minimal

Zona hambatan yang terbentuk pada uji daya antibakteri memang


terbagi tiga, yaitu ada yang bersifat resisten, intermedia dan sensitif.
Resisten 12 mm

Intermedia 13-14 mm

Sensitif 15 mm

3.9 Etika Penelitian

Beberapa hal yang terkait dengan etika penelitian adalah :

3.9.1 Menyertakan surat izin penelitian kepada pihak Fakultas Kedokteran


Universitas Muslim Indonesia

Menyertakan surat izin dari Fakultas Kedokteran dan pembimbing kepada

laboratorium yang akan digunakan untuk meneliti


Kerangka Teori

Anda mungkin juga menyukai