Anda di halaman 1dari 6

KEMISKINAN di INDONESIA

PENDAHULUAN

Keadaan Perekonomian dewasa ini sangat memprihatinkan. Yang kita ketahui khususnya di
Indonesia kini terdapat berbagai permasalahan yang menyangkut mengenai kehidupan
bermasyarakat, antara lain masalah kemiskinan, masalah pengangguran, masalah lingkungan hidup,
dll. Permasalahan tersebut timbul akibat semakin meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak
disesuaikan dengan kondisi masyarakat. Khususnya masyarakat menengah kebawah. Hingga kini
kemiskinan masih menjadi bagian dari persoalan terberat dan paling krusial di dunia ini.

Antara pertengahan tahun 1960-an sampai tahun 1996, waktu Indonesia berada dibawah
kepemimpinan Pemerintahan Orde Baru Suharto, tingkat kemiskinan di Indonesia menurun drastis -
baik di desa maupun di kota - karena pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat dan adanya program-
program penanggulangan kemiskinan yang efisien. Selama pemerintahan Suharto angka penduduk
Indonesia yang tinggal di bawah garis kemiskinan menurun drastis, dari awalnya sekitar setengah
dari jumlah keseluruhan populasi penduduk Indonesia, sampai hanya sekitar 11 persen saja. Namun,
ketika pada tahun 1990-an Krisis Finansial Asia terjadi, tingkat kemiskinan melejit tinggi, dari 11
persen menjadi 19.9 persen di akhir tahun 1998, yang berarti prestasi yang sudah diraih Orde Baru
hancur seketika.
2.1 Defenisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan
kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan
pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak
sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk/jenis
kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:

1. Kemiskinan Absolut

Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya
berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu:
pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.

2. Kemiskinan Relatif

Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih
berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Kemiskinan ini dilihat dari aspek ketimpangan
sosial, karena ada orang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih
jauh lebih rendah dibanding masyarakat sekitarnya (lingkungannya). Semakin besar ketimpangan
antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah maka akan semakin besar pula
jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan relatif erat hubungannya
dengan masalah distribusi pendapatan.

3. Kemiskinan Kultural

Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau
berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang
membantunya. mereka merasa miskin karena membandingkan dirinya dengan orang lain atau
pasrah dengan keadaannya dan menganggap bahwa mereka miskin karena turunan, atau karena
dulu orang tuanya atau nenek moyangnya juga miskin, sehingga usahanya untuk maju menjadi
kurang.

Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan,
mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga
potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:

1. Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar contohnya dapat dilihat dari aspek
pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan,
dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.

2. Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari
nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang
kemasyarakatan.
3. Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah
keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.

2.2 Masalah Kemiskinan di Indonesia

Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya
kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya
mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai
upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan,
layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.

Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang


secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya ilmiah ini dengan 3 masalah utama
kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya mutu layanan pendidikan.

· Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan

Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata, dan
kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat
Indonesia sangat tergantung pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat dari
rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan ibu.

· Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan

Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan
mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan
rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah
angka kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa angka
kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup.

· Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan

Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana pendidikan,
terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk
proses belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata seluruh lapisan
masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah
pendidikan.
2.3 Faktor Penyebab Kemiskinan di Indonesia

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:

1. Kemiskinan alamiah

Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang
rendah, bencana alam,dan karena seseorang atau suatu masyarakat tak mau berusaha dengan kerja
keras.

2. Kemiskinan buatan

Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga
mereka tetap miskin.

Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan,
kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara
lain:

1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya
puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.

2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi

3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang
mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.

4. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat
bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.

5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh
wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan,
mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari
perkotaan.

2.4 Kebijakan Antikemiskinan di Indonesia

Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk
intervensi yang tepat. Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi
pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :

· Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan

· Intervensi jangka menengah dan panjang meliputi: Pembangunan sektor swasta, Kerjasama
regional, APBN dan administrasi, Desentralisasi, Pendidikan dan Kesehatan Penyediaan air bersih
dan Pembangunan perkotaan
Daftar pustaka

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
2.
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html
3.
http://www.scribd.com/doc/1589

4. http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-
makro/kemiskinan/item301

Anda mungkin juga menyukai