Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NASKAH PSIKIATRI
F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala
perkiraan.Gangguan skizoafektif tipe depresif lebih sering terjadi pada orang tua
memperlihatkan perilaku antisosial dan mempunyai afek tumpul yang nyata atau
diagnosa skizofrenia, 81% pernah didiagnosis gangguan afektif yang terdiri dari
terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah sakit,
Metode penulisan makalah ini adalah dengan tinjauan pustaka yang merujuk
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
khas skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala
manik, tipe depresif, dan campuran.Gejala yang khas pada pasien skizofrenik
Bila gejala skizofrenik dan gangguan perasaan manik menonjol pada episode
penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Pada
perkiraan.Gangguan skizoafektif tipe depresif lebih sering terjadi pada orang tua
antisosial dan mempunyai afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai.National
Comorbidity Study menyatakan dari 66 orang dengan diagnosa skizofrenia, 81%
pernah didiagnosis gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22%
gangguan bipolar.1
suatu patologi yang terpisah dari skizofrenia dan gangguan mood atau merupakan
gabungan dari keduanya yang terjadi secara bersamaan. Jika merujuk pada
yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. 2 Bila
gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama,
Depresi3
a. Gejala Utama
1. Afek depresif
b. Gejala Lainnya
6. Tidur terganggu
Mania4
d. Flight of ideas
f. Agitasi psikomotorik
g. Keterlibatan berlebuhan dalam aktivitas yang menyenangkan dan berpotensi
merugikan
Skizofrenia
jiwa (PPDGJ-III):3
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) Halusinasi Auditorik:
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
dan stupor;
d. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan
2.6. Diagnosis
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu
waktu. Terdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu
episode campuran dengan gejala yang memenuhi kriteria A untuk
skizofrenia.
terdepresi
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit..
D. Gangguan bukan kareka efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum
karena cukup sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Kondisi-
kondisi lain dengan gejala-gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau
membentuk sebagian penyakit skizoafektif yang sudah ada, atau dimana gejala-
gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori yang sesuali
dalam F20-F29. Waham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana perasaan
gangguan skizoafektif.4
saat yang bersamaan (stimultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu
sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana,
sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik
Pasca-skizofrenia).
keduanya (F.25.2). pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau
depresi (F30-F33).
phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara
khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenik dan gangguan mood yang
praktik klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu deteksi gejala
gangguan mood pada masa tersebut atau masa lalu. Dengan demikian, klinisi
boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut
telah terkendali.1,5
2.8. Tatalaksana Skizoafektif3
a. Psikofarmaka
valproate (Depakene), atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja
tidak efektif. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, harus diberikan
makan, mual, dan muntah. Karbamazepin tidak boleh digunakan bersama dengan
inhibitor monoamine oxidase (MAOIs ). Hindari minum alkohol saat mengambil
kejang.1
b. Psikoterapi
kesembuhan pasien, tetapi juga harus diiringi oleh lingkungan keluarga yang
edukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting bisa
gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien
dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien
dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien
yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang
ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan
bipolar dan bahwa pasien dengan premorbid yang buruk; onset yang perlahan-
lahan; tidak ada faktor pencetus; menonjolnya gejala psikotik, khususnya gejala
defisit atau gejala negatif; onset yang awal; perjalanan yang tidak mengalami
karakeristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik.Adanya atau tidak
perjalanan penyakit.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
MR :637013
Umur : 32 Tahun
Tempat Tanggal Lahir : Padang, 1 Januari 1984/ 33 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : SMA
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Minangkabau
Alamat : Durian Taruang Kelurahan Ambacang Kecamatan
Kuranji
3.1.2 Keterangan Diri Allo/ Informan
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 57 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang barang harian
Pendidikan : SMP
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Minangkabau
Alamat : Durian Taruang Kelurahan Ambacang Kecamatan
Kuranji
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung
Keakraban dengan pasien : Akrab
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini)
1. Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 23Oktober 2017 di Bangsal
Jiwa RSUP M Djamil
2. Alloanamnesis dengan :
Ibu pasien (Ny. D, 57 tahun, Pedagang barang harian, Tamat SMP, Padang)
pada tanggal 23 Oktober 2017 di Bangsal Jiwa RSUP M. Djamil Padang.
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf
yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
3.1.1. Sebab Utama
Pasien gaduh gelisahsejak 4 jam sebelum masuk Rumah Sakit
3.1.2. Keluhan Utama
Pasien mendengar bisikan-bisikan untuk membunuh diri sejak 4 jam
sebelum masuk rumah sakit
3.1.3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien gaduh gelisah di rumahnya sejak 4 jam sebelum masuk Rumah Sakit.
Pasien melempar barangdi sekitarnya dan mengatakan ingin membakar dirinya.
Pasien mengatakan bahwa ia ingin bunuh diri dan juga mengajak kedua orang
tuanya untuk bunuh diri setelah sebelumnya mendengar ada bisikan yang
menyuruh pasien untuk bunuh diri. Kejadiantersebut merupakan yang ke-4
kalinya dalam minggu ini.Biasanya sebelum gaduh gelisah ini, pasien tampak
murung dan hilang semangat sejak sebulan ini, pasien jarang keluar rumah, lebih
sering mengurung diri dan tidur-tiduran di kamar.
Keinginan bunuh diri pada pasien sudah sering dirasakan dengan alasan ada
yang membisikkan kepada pasien.Pasien sering merasa tidak nyamandengan
tetangganya yang sering membicarakan hal yang tidak mengenakkan tentang
keadaan gangguan kejiwaan pada pasien, sehingga pasien menjadi sedih karena
perkataan tetangga tersebut.
Pasien tertidur pada malam hari setelah mengkonsumsi obat dari dokter,
sekitar jam 9 pada malam hari dan bangun pada saat subuh.Pasien makan teratur 3
kali sehari.Dari pengakuan keluarganya pasien selalu kontrol rutin ke poli RSUP
DR. Djamil sekali sebulan dan makan obat diawasi oleh ibunya.
pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Sakit
: Meninggal
f. Orang lain yang tinggal di rumah pasien dengan gambaran sikap dan
tingkah laku dan bagaimana pasien dengan mereka
No Hubungan dengan pasien Gambaran sikap Kualitas hubungan
dan tingkah laku
1. Ayah Baik Akrab
2. Ibu Baik Akrab
3. Suami Baik Akrab
4. Anak Baik Akrab
g. Riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik pada
anggota keluarga
Anggota Penyakit Jiwa Kebiasaan- Penyakit fisik
Keluarga Kebiasaan
Bapak Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Ibu Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Saudara Ada Tidak ada Tidak ada
h. Riwayat tempat tinggal yang pernah di diami pasien
Kemampuan khusus - - -
(bakat)
Tingkah laku Baik Baik Baik
g) Masa remaja: **Fobia (-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-),
kenakalan remaja (-), perokok berat (-), penggunaan obat terlarang (-),
peminum minuman keras (-), problem berat badan (-), anoreksia nervosa (-),
bulimia (-), perasaan depresi (+), rasa rendah diri (-), cemas (-), gangguan
tidur (+), sering sakit kepala (-), dan lain-lain.
h) Riwayat pekerjaan
Usia mulai bekerja 23 tahun, hubungan dengan teman dilingkungan tempat
pasien bekerja cukup baik. Saat ini pasien tidak bekerja, karena menjadi ibu
rumah tangga.
i) Percintaan, perkawinan, kehidupan seksual dan rumah tangga
- Hubungan seks sebelum menikah (-)
- Riwayat pelecehan seksual (-)
- Orientasi seksual (normal)
j) Situasi sosial saat ini:
- Tempat tinggal: rumah sendiri (-), rumah kontrak (-), rumah susun (-),
apartemen (-), rumah orang tua (+), serumah dengan mertua (-), di
asrama (-), dan lain-lain.
- Polusi lingkungan: bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-), dan lain-lain.
k) Ciri kepribadian sebelumnya/ gangguan kepribadian (untuk aksis II)
Keterangan : Beri tanda (+) atau (-)
Skizoid Emosi dingin (-), tidak acuh pada orang lain (-), perasaan
hangat atau lembut pada orang lain (-), peduli terhadap pujian
maupun kecaman (-), kurang teman (-), pemalu (-), sering
melamun (-), kurang tertarik untuk mengalami pengalaman
seksual (-), suka aktivitas yang dilakukan sendiri (-)
Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan (-), kewaspadaan
berlebihan (-), sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi (-),
tidak mau menerima kritik (-), meragukan kesetiaan orang lain
(-), secara intensif mencari-cari kesalahan dan bukti tentang
prasangkanya (-), perhatian yang berlebihan terhadap motif-
motif yang tersembunyi (-), cemburu patologik (-),
hipersensitifitas (-), keterbatasan kehidupan afektif (-)
Skizotipial Pikiran gaib (-), ideas of reference (-). Isolasi sosial (-), ilusi
berulang (-), pembicaraan yang ganjil (-), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tak acuh (-)
Siklotimik Ambisi berlebihan (-), optimis berlebihan (-), aktivitas seksual
berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan (-),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang
merugikan dirinya (-), melucu berlebihan (-), kurangnya
kebutuhan tidur (-), pesimis (-), putus asa (-), insomnia (-),
hipersomnia (-), kurang bersemangat (-) rasa rendah diri (-),
penurunan aktivitas (-), mudah merasa sedih dan menangis (-)
dan lain-lain
Histrionik Dramatisasi (-), selalu berusaha menarik perhatian bagi
dirinya (-), mendambakan rangsangan aktivitas yang
menggairahkan (-), bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang
sepele (-), egosentris (-), suka menuntut (-), dependen (-), dan
lain-lain
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya (-),
preokupasi dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan, dan
kecantikan (-), ekshibisionisme (-), membutuhkan perhatian
dan pujian yang terus menerus (-) hubungan interpersonal
yang eksploitatif (-), merasa marah, malu, terhina, dan rendah
diri bila dikritik (-), dan lain-lain
Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain (-), sikap yang amat
tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus (-),
tidak mampu mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat
dari pengalaman (-), tidak peduli pada norma-norma,
peraturan dan kewajiban seseorang (-), tidak mampu
memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama (-),
iritabilitas (-), agresivitas (-), impulsif (-),sering berbohong (-),
sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal untuk perlaku yang membuat
pasien konfil dengan masyarakat (-)
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil
(-), kurangnya pengendalian terhadap kemarahan (-),
gangguan identitas (-), afek yang tidak mantap (-), tidak tahan
untuk berada sendirian (-), tindakan mencederai diri sendiri(-),
rasa bosan kronik (-), dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif (-), merasa dirinya
tidak mampu (-), tidak menarik atau lebih rendah dari orang
lain (-), keengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali
merasa yakin disukai (-), preokupasi yang berlebihan terhadap
kritik dan penolakan dalam situasi sosial (-), menghindari
aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak
interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung, atau
ditolak (-)
Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati dan berlebihan (-),
preokupasi pada hal-hal yang rinci (details), peraturan daftar,
urutan, organisasi dan jadwal (-), perfeksionisme (-), ketelitian
yang berlebihan (-), kaku dan keras kepala (-), pengabdian
yang berlebihan terhadap pekerjaan sehingga menyampingkan
kesenangan dan nilai-nilai hubungan interpersonal (-),
pemaksaan yang berlebihan agar orang lain mengikuti persis
caranya melakukan sesuatu (-), keterpakuan yang berlebihan
pada kebiasaan sosial (-), dan lain-lain
Dependen Mengalami kesulitan untuk membuat keputusan sehari-hari
tanpa nasehat dan masukan dari orang lain (-), membutuhkan
orang lain untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal
dalam hidupnya (-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya
apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan
tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri (-), takut
ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya (-)
Pasien
murung, tidak Pada 2016 pasien
Pasien
mau makan, kembali sering Saat ini,Pasien
rutin
sering murung, tidak mengamuk, ingin
kontrol
menghilang mau makan, membakar diri, dan
berobat
dari mengamuk, serta mengajak
ke poli
rumahpada mencoba bunuh keluarganya bunuh
jiwa
2010 diri diri
DISKUSI
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins: 2003
2. Benjamin J., Sadock MD. Virginia A. Kaplan & Sadock’s Pocket
Handbook of Psychiatric Drug Treatment
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III
dan DSM-5. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta;
2013
4. Kaplan HI,Sadock BJ, dan Grebb JA. Sinopsis Psikiatri, Jilid II. Binarupa
Aksara. Tangerang: 2010. 33-46
5. Maslim R. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kesehatan
Jiwa FK-Unika Atmajaya: Jakarta
6. Melissa Conrad Stöppler. 2013. Schizoaffective disorder.
http://www.medicinenet.com. Diakses: 14 Mei 2017