Abstrak
Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus merupakan bagian dari
kegiatan pemanfaatan ruang. Tujuannya untuk menyiapkan dan menyusun perangkat operasionalisasi bidang penataan.
Salah satu metode yang digunakan untuk menyusun norma adalah dengan menggunakan undang-undang, peraturan
menteri, peraturan pemerintah, dan aturan lain terkait pemanfaatan ruang. Standart disusun berdasarkan pada
kecocokan lahan antara pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dengan pemanfaatan ruang eksisting. Kriteria
disusun berdasarkan pada daya dukung lahan yang telah ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dengan melihat kecendrungan perkembangan jenis pemanfaatan lahan yang paling dominan. Tujuan evaluasi untuk
melihat kesesuaian Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus berdasarkan
indikator evaluasi yang mengacu pada aspek proses dan hasil Evaluasi Penyusunan Norma, Standart dan Kriteria
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus mengacu pada UUPR Nomor 26 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.16/PRT/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Hasil
yang diperoleh dari analisis evaluasi: berdasarkan proses, kegiatan penyusunan norma, standart dan kriteria
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus Tahun 2010 belum sepenuhnya mengikuti metode penyusunan yang seharusnya
digunakan sebagai acuan sedangkan berdasarkan hasil, kegiatan penyusunan norma, standart dan kriteria pemanfaatan
ruang Kabupaten Kudus Tahun 2010 telah tercapai tujuannya
Jurnal Geografi 95
kabupaten. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chapin
(1979) bahwa rencana pemanfaatan ruang suatu PERENCANAAN PEMANFAATAN
3. Penekanan perencanaan wilayah cenderung lebih a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
mengutamakan pada aspek lingkungan binaan dan kabupaten;
kurang memperhatikan pendayagunaan atau
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
optimalisasi lingkungan alamiah.
wilayah kabupaten;
Dalam rangka mewujudkan penataan ruang yang
efektif dan efisien maka penataan ruang yang terdiri dari c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan
tiga elemen utama yakni perencanaan, pemanfaatan, dan sosial ekonomi dan lingkungan; dan
pengendalian pemanfaatan ruang haruslah saling d. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
berkaitan satu sama lain, seperti dijelaskan pada gambar Kemudian, menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
1 berikut. Umum Nomor 16/PRT/2009 rencana pola ruang
wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
96 Volume 8 No. 2 Juli 2011
a. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam 3. Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan sebagai
RTRWN beserta rencana rincinya; dasar penilaian atau penetapan sesuatu.
b. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Dari definisi dasar norma, standart, dan kriteria
RTRW provinsi beserta rencana rincinya; tersebut kemudian akan dengan mudah memahami
proses penyusunan norma, standart, dan kriteria
c. Mengakomodasi kebijakan pengembangan
pemanfaatan ruang suatu wilayah kabupaten.
kawasan andalan nasional yang berada di wilayah
kabupaten bersangkutan; Kabupaten Kudus merupakan salah satu
d. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan; sebesar 42.516 Ha. Kabupaten Kudus terbagi menjadi
9 kecamatan dengan 9 kelurahan dan 123 desa.
e. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota
Sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kudus
yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan
yaitu Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kota,
budidaya;
Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan
f. Memuat kawasan-kawasan yang diprioritaskan Mejobo, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Bae,
pengembangannya dan kawasan-kawasan yang Kecamatan Gebog, dan Kecamaatan Dawe.
diprioritaskan untuk dilindungi fungsinya;
Bila melihat penggunaan lahan di Kabupaten
g. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam Kudus, penggunaan lahan yang terluas berupa lahan
jangka waktu perencanaan pada wilayah bukan sawah dengan luas sebesar 21.829 Ha (51%)
kabupaten bersangkutan; sedangkan luas lahan sawahnya adalah 20.687 Ha
h. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan (49%). Kemudian, berdasarkan fungsi utama kawasan,
terkait. fungsi kawasan di Kabupaten Kudus dibedakan
Sebagai bentuk untuk mewujudkan, pemanfaatan menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
ruang yang efektif maka diperlukanlah perangkat lunak Kawasan lindung memiliki luasan sebesar 1.702,32 Ha
berupa Norma, Standart, dan Kriteria (NSK) sebagai sedangkan kawasan budidaya memiliki luasan
acuan pelaksanaan. Adapun pengertian norma, standart, 40.813,32 Ha.
dan kriteria adalah sebagai berikut: Potensi kawasan yang dimilikinya maka Kabupaten
Kudus sedang mengalami perkembangan yang sangat
1. Norma adalah aturan, ukuran, atau ketentuan yang
pesat sebagai kota industri yang cukup mempengaruhi
dipakai sebagai tatanan untuk menilai atau
terjadinya alih fungsi ruang secara sporadis. Kota Kudus
memperbandingkan sesuatu;
dalam kedudukannya sebagai Ibukota Kabupaten
2. Standart adalah acuan yang dipakai sebagai Kudus merupakan pusat pemerintahan, perkantoran,
patokan, yang biasanya berupa suatu dokumen permukiman, perdagangan dan jasa yang memberikan
formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, multiplier efek bagi wilayah hinterland di sekitarnya
dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. bahkan sampai kabupaten lain.
Jurnal Geografi 97
Adanya dorongan dalam kegiatan alih fungsi lahan 3. Menciptakan keserasian dan keseimbangan antara
di Kabupaten Kudus menyebabkan perlu adanya lingkungan dan sebaran kegiatan yang dicerminkan
pedoman pengendalian pemanfaatan ruang sebagai oleh intensitas tata guna lahan atas fungsi-fungsi
perangkat operasional serta sebagai acuan bagi bagian wilayah Kabupaten Kudus;
pemerintah daerah dan stakeholder lain dalam 4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan
melaksanakan pembangunan. Hal ini karena pemerintah atas pengembangan dan pengelolaan ruang di
Kabupaten Kudus dihadapi pada tantangan besar dalam wilayah Kabupaten Kudus yang direncanakan, dari
penyelenggaraan pemanfaatan ruang yaitu terjadinya aspek pola pemanfaatannya, pengawasan dan
penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan pengendaliannya;
norma yang seharusnya ditegakkan. Inkonsistensi
5. Mengarahkan program pembangunan yang lebih
kebijakan terhadap rencana tata ruang serta kelemahan
tegas terhadap wilayah Kabupaten Kudus;
dalam pengendalian pembangunan adalah penyebab
dari penyimpangan pemanfaatan ruang yang sering 6. Memberi kejelasan arahan investasi yang dilakukan
terjadi di Kabupaten Kudus. pemerintah, masyarakat dan swasta;
Apalagi bila melihat pada Rencana Tata Ruang 7. Memberi acuan bagi penyusunan rencana tata ruang
Wilayah Kabupaten Kudus yang telah ada, implementasi yang lebih rinci (Rencana Detail Tata Ruang dan
dari RTRW tersebut belum sepenuhnya dipakai sebagai Rencana Umum Tata Ruang Kota).
dasar dalam penerbitan ijin. Bahkan tidak jarang Oleh karena itu, untuk meminimalkan masalah
pemerintah Kabupaten Kudus mengabaikan daya pemanfaatan ruang yang ada serta untuk mewujudkan
dukung lingkungan dan keberlanjutan lingkungan dalam visi dan misi Kabupaten Kudus maka dibutuhkan
memberikan izin pemanfaatan ruang. Padahal pedoman yang operasional yaitu Norma, Standart, dan
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kriteria Pemanfaatan Ruang.
Kudus Tahun 2003-2013, visi penataan ruang di
Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria
Kabupaten Kudus adalah terwujudnya pemanfaatan
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus merupakan
ruang yang berkualitas, yang mampu memenuhi
bagian dari kegiatan pemanfaatan ruang yang
kebutuhan masyarakat saat ini dan generasi yang akan
menjelaskan norma, standart, dan kriteria yang
datang di wilayah Kabupaten Kudus. Sedangkan misi
diperlukan dalam melakukan kegiatan pembangunan.
penataan ruang di Kabupaten Kudus adalah :
Tujuannya adalah untuk mewujudkan pemanfaatan
1. Memberikan kebijakan pokok tentang ruang Kabupaten Kudus secara efektif, efisien, serta
pemanfaatan ruang Kabupaten sesuai dengan tepat guna sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
kondisi wilayah dan berazaskan pembangunan Selain itu, juga untuk mendukung dan memperkuat
yang berkelanjutan; pemerintah kabupaten dan pelaku pembangunan lainnya
dalam mengatur dan mengelola ruang Kabupaten
2. Mewujudkan keterkaitan dan keseimbangan
Kudus.
perkembangan antar bagian wilayah Kabupaten;
Jurnal Geografi 99
Adapun metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi penyusunan norma, standart, dan kriteria
kajian kegiatan penyusunan norma, standart, dan kriteria pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus. Adapun kriteria
pemanfaatan ruang adalah dengan metode evaluasi. yang digunakan adalah:
Evaluasi adalah menilai keberhasilan atau kegagalan
1. Merujuk pada Rencana Pola Ruang yang telah
kebijakan berdasarkan indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah dan
ditentukan (Indiahono, 2009: 145). Indikator-indikator
RTRW Kabupaten Kudus;
untuk mengevaluasi biasanya mengacu pada dua aspek
yaitu aspek proses dan hasil. 2. Klasifikasi kawasan yang disusun norma, standart,
dan kriteria mengacu pada klasifikasi pola ruang
Adapun dalam evaluasi ini aspek yang digunakan
wilayah kabupaten;
adalah aspek proses yang menunjuk bahwa apakah
seluruh proses dalam penyusunan norma, standart, dan 3. Memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
kriteria telah dilakukan sesuai dengan metode yang undangan sebagai acuan penyusunan norma,
digunakan dalam penyusunan norma, standart, dan standart, dan kriteria terutama:
kriteria pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus. - Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
Aspek proses ini yang kemudian dijabarkan
kedalam kriteria yang digunakan dalam melakukan
Analisis Penyusunan Metode Penetapan Metode Penyusunan Metode Pemilihan Proses Penyusunan
Norma, Standart dan Norma Pemanfaatan Standart Kriteria Pemanfaatan Laporan
Kriteria Ruang Pemanfaatan Ruang Ruang
Analisis yang dilakukan Metode Penyusunan Metode Penyusunan Metode Pemilihan Proses penyusunan
meliputi ; Standart berdasarkan Standart berdasarkan Kriteria berdasarkan laporan dilakukan
pada pada kecocokan pada daya dukung secara bertahap :
• Analisis Implikasi lahan antara lahan yang telah
Pemanfaatan Pola • Undang-undang pemanfaatan ruang ditetapkan dalam • Laporan
Ruang • Peraturan Menteri yang didasarkan RTRW Kabupaten Pendahuluan
• Analisis Potensi dan • Peraturan Pemerintah dalam rencana tata dengan melihat • Laporan Antara
Masalah Pemanfaatan • Keputusan ruang dengan kecendrungan
Ruang Pemerintah pemanfaatan ruang perkembangan jenis
• Analisis Pola eksisting pemanfaatan lahan
Pemanfaatan Ruang
• Evaluasi Kriteria Pola
Pemanfaatan ruang
DAFTAR RUJUKAN
Budihardjo, Eko. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata
Ruang Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.