Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PENYUSUNAN NORMA, STANDART DAN KRITERIA

PEMANFAATAN RUANG KABUPATEN KUDUS TAHUN 2010

Asyifa Fujiastuti dan Bitta Pigawati


Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang

Abstrak

Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus merupakan bagian dari
kegiatan pemanfaatan ruang. Tujuannya untuk menyiapkan dan menyusun perangkat operasionalisasi bidang penataan.
Salah satu metode yang digunakan untuk menyusun norma adalah dengan menggunakan undang-undang, peraturan
menteri, peraturan pemerintah, dan aturan lain terkait pemanfaatan ruang. Standart disusun berdasarkan pada
kecocokan lahan antara pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dengan pemanfaatan ruang eksisting. Kriteria
disusun berdasarkan pada daya dukung lahan yang telah ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dengan melihat kecendrungan perkembangan jenis pemanfaatan lahan yang paling dominan. Tujuan evaluasi untuk
melihat kesesuaian Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus berdasarkan
indikator evaluasi yang mengacu pada aspek proses dan hasil Evaluasi Penyusunan Norma, Standart dan Kriteria
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus mengacu pada UUPR Nomor 26 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.16/PRT/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Hasil
yang diperoleh dari analisis evaluasi: berdasarkan proses, kegiatan penyusunan norma, standart dan kriteria
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus Tahun 2010 belum sepenuhnya mengikuti metode penyusunan yang seharusnya
digunakan sebagai acuan sedangkan berdasarkan hasil, kegiatan penyusunan norma, standart dan kriteria pemanfaatan
ruang Kabupaten Kudus Tahun 2010 telah tercapai tujuannya

Kata Kunci : Norma, Standar, Kriteria, Pemanfaatan Ruang

PENDAHULUAN hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara


Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, kelangsungan hidupnya secara optimal. Setiap
ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di dalam kabupaten/kota perlu mempunyai pedoman dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia pemanfaatan ruang yang tertuang dalam Rencana Tata
dan makhluk hidup lain hidup, melakukan kegiatan, dan Ruang Wilayah (RTRW). RTRW Kabupaten
memelihara kelangsungan hidupnya sedangkan tata merupakan rencana pemanfaatan ruang kawasan yang
ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang (UU disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar
Nomor 26 Tahun 2007). sektor dalam rangka penyusunan dan pengendalian
program-program pembangunan kabupaten dalam
Ruang perlu ditata agar dapat memelihara jangka panjang.
keseimbangan lingkungan yang dapat memberikan
dukungan yang nyaman terhadap manusia serta makhluk Fungsi RTRW Kabupaten adalah sebagai acuan
dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah

Jurnal Geografi 95
kabupaten. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Chapin 
(1979) bahwa rencana pemanfaatan ruang suatu PERENCANAAN PEMANFAATAN

wilayah digunakan untuk menentukan penggunaan lahan


yang sesuai untuk ruang terbangun dan ditujukan
PENGENDALIAN
penggunannya untuk kepentingan bersama.

Dari fungsi tersebut, maka hal terpenting dalam Sumber : DPU


pemanfaatan ruang adalah mempertemukan penggunaan Gambar 1. Siklus Penataan Ruang
lahan yang bervariasi dengan jumlah ketersediaan lahan
yang ada dimana tetap memperhatikan kesesuaian lahan Dari gambar siklus tersebut, dapat dijelaskan bahwa
untuk tiap-tiap jenis pemanfaatan. pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan
struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana
Oleh karena itu, dalam menentukan suatu aktivitas
tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
yang akan dilakukan pada suatu ruang perlu adanya
beserta pembiayaannya. Pemanfaatan ruang haruslah
perhatian dari sisi demand dan supply yang bertujuan
mengacu kepada rencana tata ruang yang telah
untuk mengurangi konflik yang terjadi dalam
ditetapkan terutama rencana pola ruang wilayah.
pemanfaatan ruang. Menurut Budihardjo (2009), pada
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan
umumnya konflik pemanfaatan ruang yang biasa terjadi
rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah
di suatu wilayah antara lain:
kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang
1. Peran serta maupun aspirasi masyarakat dalam untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk
proses tata ruang dan lingkungan hidup masih fungsi budidaya.
terbatas; Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
2. Kekurangpekaan para penentu kebijakan dan Nomor 16/PRT/2009 tentang Pedoman Penyusunan
perencana akan keadaan lingkungan dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana
masyarakat setempat; pola ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan:

3. Penekanan perencanaan wilayah cenderung lebih a. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
mengutamakan pada aspek lingkungan binaan dan kabupaten;
kurang memperhatikan pendayagunaan atau
b. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
optimalisasi lingkungan alamiah.
wilayah kabupaten;
Dalam rangka mewujudkan penataan ruang yang
efektif dan efisien maka penataan ruang yang terdiri dari c. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan
tiga elemen utama yakni perencanaan, pemanfaatan, dan sosial ekonomi dan lingkungan; dan
pengendalian pemanfaatan ruang haruslah saling d. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
berkaitan satu sama lain, seperti dijelaskan pada gambar Kemudian, menurut Peraturan Menteri Pekerjaan
1 berikut. Umum Nomor 16/PRT/2009 rencana pola ruang
wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:
96 Volume 8 No. 2 Juli 2011
a. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam 3. Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan sebagai
RTRWN beserta rencana rincinya; dasar penilaian atau penetapan sesuatu.
b. Merujuk rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Dari definisi dasar norma, standart, dan kriteria
RTRW provinsi beserta rencana rincinya; tersebut kemudian akan dengan mudah memahami
proses penyusunan norma, standart, dan kriteria
c. Mengakomodasi kebijakan pengembangan
pemanfaatan ruang suatu wilayah kabupaten.
kawasan andalan nasional yang berada di wilayah
kabupaten bersangkutan; Kabupaten Kudus merupakan salah satu
d. Memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah
kabupaten/kota yang berbatasan; sebesar 42.516 Ha. Kabupaten Kudus terbagi menjadi
9 kecamatan dengan 9 kelurahan dan 123 desa.
e. Mengacu pada klasifikasi pola ruang wilayah kota
Sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kudus
yang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan
yaitu Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Kota,
budidaya;
Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan, Kecamatan
f. Memuat kawasan-kawasan yang diprioritaskan Mejobo, Kecamatan Jekulo, Kecamatan Bae,
pengembangannya dan kawasan-kawasan yang Kecamatan Gebog, dan Kecamaatan Dawe.
diprioritaskan untuk dilindungi fungsinya;
Bila melihat penggunaan lahan di Kabupaten
g. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam Kudus, penggunaan lahan yang terluas berupa lahan
jangka waktu perencanaan pada wilayah bukan sawah dengan luas sebesar 21.829 Ha (51%)
kabupaten bersangkutan; sedangkan luas lahan sawahnya adalah 20.687 Ha
h. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan (49%). Kemudian, berdasarkan fungsi utama kawasan,
terkait. fungsi kawasan di Kabupaten Kudus dibedakan
Sebagai bentuk untuk mewujudkan, pemanfaatan menjadi kawasan lindung dan kawasan budidaya.
ruang yang efektif maka diperlukanlah perangkat lunak Kawasan lindung memiliki luasan sebesar 1.702,32 Ha
berupa Norma, Standart, dan Kriteria (NSK) sebagai sedangkan kawasan budidaya memiliki luasan
acuan pelaksanaan. Adapun pengertian norma, standart, 40.813,32 Ha.
dan kriteria adalah sebagai berikut: Potensi kawasan yang dimilikinya maka Kabupaten
Kudus sedang mengalami perkembangan yang sangat
1. Norma adalah aturan, ukuran, atau ketentuan yang
pesat sebagai kota industri yang cukup mempengaruhi
dipakai sebagai tatanan untuk menilai atau
terjadinya alih fungsi ruang secara sporadis. Kota Kudus
memperbandingkan sesuatu;
dalam kedudukannya sebagai Ibukota Kabupaten
2. Standart adalah acuan yang dipakai sebagai Kudus merupakan pusat pemerintahan, perkantoran,
patokan, yang biasanya berupa suatu dokumen permukiman, perdagangan dan jasa yang memberikan
formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, multiplier efek bagi wilayah hinterland di sekitarnya
dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. bahkan sampai kabupaten lain.

Jurnal Geografi 97
Adanya dorongan dalam kegiatan alih fungsi lahan 3. Menciptakan keserasian dan keseimbangan antara
di Kabupaten Kudus menyebabkan perlu adanya lingkungan dan sebaran kegiatan yang dicerminkan
pedoman pengendalian pemanfaatan ruang sebagai oleh intensitas tata guna lahan atas fungsi-fungsi
perangkat operasional serta sebagai acuan bagi bagian wilayah Kabupaten Kudus;
pemerintah daerah dan stakeholder lain dalam 4. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan
melaksanakan pembangunan. Hal ini karena pemerintah atas pengembangan dan pengelolaan ruang di
Kabupaten Kudus dihadapi pada tantangan besar dalam wilayah Kabupaten Kudus yang direncanakan, dari
penyelenggaraan pemanfaatan ruang yaitu terjadinya aspek pola pemanfaatannya, pengawasan dan
penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan pengendaliannya;
norma yang seharusnya ditegakkan. Inkonsistensi
5. Mengarahkan program pembangunan yang lebih
kebijakan terhadap rencana tata ruang serta kelemahan
tegas terhadap wilayah Kabupaten Kudus;
dalam pengendalian pembangunan adalah penyebab
dari penyimpangan pemanfaatan ruang yang sering 6. Memberi kejelasan arahan investasi yang dilakukan
terjadi di Kabupaten Kudus. pemerintah, masyarakat dan swasta;

Apalagi bila melihat pada Rencana Tata Ruang 7. Memberi acuan bagi penyusunan rencana tata ruang
Wilayah Kabupaten Kudus yang telah ada, implementasi yang lebih rinci (Rencana Detail Tata Ruang dan
dari RTRW tersebut belum sepenuhnya dipakai sebagai Rencana Umum Tata Ruang Kota).
dasar dalam penerbitan ijin. Bahkan tidak jarang Oleh karena itu, untuk meminimalkan masalah
pemerintah Kabupaten Kudus mengabaikan daya pemanfaatan ruang yang ada serta untuk mewujudkan
dukung lingkungan dan keberlanjutan lingkungan dalam visi dan misi Kabupaten Kudus maka dibutuhkan
memberikan izin pemanfaatan ruang. Padahal pedoman yang operasional yaitu Norma, Standart, dan
berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kriteria Pemanfaatan Ruang.
Kudus Tahun 2003-2013, visi penataan ruang di
Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria
Kabupaten Kudus adalah terwujudnya pemanfaatan
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus merupakan
ruang yang berkualitas, yang mampu memenuhi
bagian dari kegiatan pemanfaatan ruang yang
kebutuhan masyarakat saat ini dan generasi yang akan
menjelaskan norma, standart, dan kriteria yang
datang di wilayah Kabupaten Kudus. Sedangkan misi
diperlukan dalam melakukan kegiatan pembangunan.
penataan ruang di Kabupaten Kudus adalah :
Tujuannya adalah untuk mewujudkan pemanfaatan
1. Memberikan kebijakan pokok tentang ruang Kabupaten Kudus secara efektif, efisien, serta
pemanfaatan ruang Kabupaten sesuai dengan tepat guna sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
kondisi wilayah dan berazaskan pembangunan Selain itu, juga untuk mendukung dan memperkuat
yang berkelanjutan; pemerintah kabupaten dan pelaku pembangunan lainnya
dalam mengatur dan mengelola ruang Kabupaten
2. Mewujudkan keterkaitan dan keseimbangan
Kudus.
perkembangan antar bagian wilayah Kabupaten;

98 Volume 8 No. 2 Juli 2011


Penyusunan norma, standar, dan kriteria yang paling dominan pada suatu wilayah. Ilustrasi
pemanfaatan ruang dilakukan dengan terlebih dahulu penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria
meninjau kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Pemanfaatan Ruang Kabupaten adalah seperti pada
Provinsi Jawa Tengah serta Rencana Tata Ruang Gambar 2.
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus tahun 2003-2013
terkait rencana struktur dan pola ruang. Tinjauan ini 
dilakukan untuk mengetahui rencana pemanfaatan ruang
apa saja yang telah ditetapkan sehingga dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan norma, standart, dan kriteria
pemanfaatan ruang.

Setelah melakukan tinjauan terhadap RTRW


tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap pola
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus, potensi dan
Gambar 2 Iustrasi Pendekatan Penyusunan
masalah pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus, serta
Norma, Standart, dan Kriteria
mengevaluasi kriteria pemanfaatan ruang Kabupaten
Kudus berdasarkan RTRW Kabupaten Kudus Tahun
2003 - 2013.

Analisis yang dilakukan tersebut bertujuan untuk


memudahkan penyusunan norma, standart dan kriteria
pemanfaatan ruang dengan metode penyusunan yang
telah ditetapkan.

Penetapan norma, diambil dari Undang - Undang,


Peraturan Menteri, Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri, dan lain - lain yang
mengatur pemanfaatan ruang (baik lindung maupun Gambar 3. Prinsip Dasar dalam
budidaya) di suatu wilayah. Sedangkan untuk menyusun Penyusunan NSPK
standart pemanfaatan ruang didasarkan pada
kecocokan lahan antara pemanfaatan ruang yang telah METODE PENELITIAN
ditetapkan dalam rencana tata ruang dengan
Kajian penyusunan norma, standart, dan kriteria
pemanfaatan ruang eksisting. Untuk pemilihan kriteria
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus adalah untuk
pemanfaatan ruang didasarkan pada daya dukung lahan
mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan penyusunan
yang telah ditetapkan pada Rencana Tata Ruang
norma, standart, dan kriteria pemanfaatan ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten dengan melihat
Kabupaten Kudus.
kecenderungan perkembangan jenis pemanfaatan lahan

Jurnal Geografi 99
Adapun metode yang digunakan dalam melakukan evaluasi penyusunan norma, standart, dan kriteria
kajian kegiatan penyusunan norma, standart, dan kriteria pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus. Adapun kriteria
pemanfaatan ruang adalah dengan metode evaluasi. yang digunakan adalah:
Evaluasi adalah menilai keberhasilan atau kegagalan
1. Merujuk pada Rencana Pola Ruang yang telah
kebijakan berdasarkan indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah dan
ditentukan (Indiahono, 2009: 145). Indikator-indikator
RTRW Kabupaten Kudus;
untuk mengevaluasi biasanya mengacu pada dua aspek
yaitu aspek proses dan hasil. 2. Klasifikasi kawasan yang disusun norma, standart,
dan kriteria mengacu pada klasifikasi pola ruang
Adapun dalam evaluasi ini aspek yang digunakan
wilayah kabupaten;
adalah aspek proses yang menunjuk bahwa apakah
seluruh proses dalam penyusunan norma, standart, dan 3. Memperhatikan ketentuan peraturan perundang-
kriteria telah dilakukan sesuai dengan metode yang undangan sebagai acuan penyusunan norma,
digunakan dalam penyusunan norma, standart, dan standart, dan kriteria terutama:
kriteria pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus. - Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang;
Aspek proses ini yang kemudian dijabarkan
kedalam kriteria yang digunakan dalam melakukan

 Evaluasi Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria


Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus Tahun 2010

Analisis Penyusunan Metode Penetapan Metode Penyusunan Metode Pemilihan Proses Penyusunan
Norma, Standart dan Norma Pemanfaatan Standart Kriteria Pemanfaatan Laporan
Kriteria Ruang Pemanfaatan Ruang Ruang

Analisis yang dilakukan Metode Penyusunan Metode Penyusunan Metode Pemilihan Proses penyusunan
meliputi ; Standart berdasarkan Standart berdasarkan Kriteria berdasarkan laporan dilakukan
pada pada kecocokan pada daya dukung secara bertahap :
• Analisis Implikasi lahan antara lahan yang telah
Pemanfaatan Pola • Undang-undang pemanfaatan ruang ditetapkan dalam • Laporan
Ruang • Peraturan Menteri yang didasarkan RTRW Kabupaten Pendahuluan
• Analisis Potensi dan • Peraturan Pemerintah dalam rencana tata dengan melihat • Laporan Antara
Masalah Pemanfaatan • Keputusan ruang dengan kecendrungan
Ruang Pemerintah pemanfaatan ruang perkembangan jenis
• Analisis Pola eksisting pemanfaatan lahan
Pemanfaatan Ruang
• Evaluasi Kriteria Pola
Pemanfaatan ruang

Gambar 3. Proses Penyusunan Norma, Standart, dan Kriteria


Pemanfaatan Ruang Kabupaten Kudus yang ditanggapi

100 Volume 8 No. 2 Juli 2011


- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/ pemanfaatan pola ruang untuk mengetahui pemanfaatan
PRT/2009 tentang Pedoman Penyusunan ruang apa saja yang muncul di Kabupaten Kudus.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Kegiatan ini dilakukan dengan menganalisis rencana
- Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
pemanfaatan ruang yang ditetapkan oleh RTRW Provinsi
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Jawa Tengah dan juga dalam RTRW Kabupaten Kudus
4. Mempertimbangkan daya dukung lahan dengan
Tahun 2003-2013. Hasil dari analisis ini adalah implikasi
melihat kecendrungan pemanfaatan lahan yang
jenis pemanfaatan ruang yang perlu disusun norma,
paling dominan di Kabupaten Kudus.
standart, dan kriteria pemanfaatan ruangnya. Jenis-jenis
pemanfaatan kawasan tersebut diantaranya yaitu :
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kawasan Lindung meliputi :
Kegiatan penyusunan norma, standart dan kriteria
Kawasan Hutan Lindung
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus tahun 2010. akan
di evaluasi berdasarkan proses pengerjaan meliputi Kawasan Perlindungan Setempat, meliputi :
evaluasi terhadap analisis yang telah dilakukan, evaluasi • Kawasan Sempadan Sungai
terhadap metode penyusunan yang digunakan dalam • Kawasan Sekitar Mata Air
menetapkan norma, penyusunan standart, pemilihan
• Kawasan Sekitar Waduk
kriteria, serta evaluasi terhadap proses penyusunan
laporan kegiatan penyusunan norma, standart, dan Kawasan Cagar Budaya
kriteria Kabupaten Kudus Tahun 2010. Gambar 3 Kawasan Rawan Bencana Alam
menjabarkan terkait kegiatan yang diberikan tanggapan.
• Kawasan Rawan Banjir
a. Evaluasi Analisis Penyusunan Norma, • Kawasan Rawan Longsor
Standart, dan Kriteria Pemanfaatan Ruang
2. Kawasan Budidaya meliputi :
Analisis yang dilakukan dalam penyusunan norma,
standart dan kriteria pemanfaatan ruang meliputi analisis Kawasan Pertanian, meliputi :
terhadap implikasi pemanfaatan pola ruang di • Kawasan Pertanian Lahan Basah
Kabupaten Kudus, analisis potensi dan masalah
• Kawasan Pertanian Lahan Kering
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus, serta evaluasi
kriteria pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW • Kawasan Perkebunan Rakyat
Kabupaten Kudus. • Kawasan Hutan Produksi

Analisis Implikasi Pemanfaatan Pola Ruang • Kawasan Peternakan


Kabupaten Kudus • Kawasan Perikanan
Dalam menetapkan norma, standart dan kriteria
Kawasan Permukiman
kawasan di Kabupaten Kudus, kegiatan pertama kali
Kawasan Pertambangan
yang dilakukan adalah dengan menganalisis implikasi

Jurnal Geografi 101


Kawasan Peruntukan Industri dan perdagangan. Adapun masalah pemanfaatan ruang
Kawasan Pariwisata di Kabupaten Kudus dapat terlihat pada pengelolaan
pemanfaatan kawasan lindung yang masih belum sesuai
Kawasan Campuran
dengan rencana tata ruang yang ada, penetapan fungsi
3. Kawasan Strategis kawasan yang masih belum sesuai, perkembangan
4. Kawasan Perkotaan beberapa aktivitas (industri, perdagangan jasa,
permukiman) yang berkembang secara sporadis yang
5. Kawasan Perdesaan
jika tidak diatur dengan baik dapat menimbulkan
Analisis yang dilakukan terhadap RTRW Provinsi berkurangnya lahan produktif.
Jawa Tengah dengan RTRW Kabupaten Kudus sudah
sesuai dengan kriteria dalam evaluasi yaitu telah merujuk Observasi lapangan yang dilakukan untuk melihat
pada RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten Kudus. potensi dan masalah yang ada belum dilakukan secara
Hal ini untuk mensinkronkan pemanfaatan ruang diantara keseluruhan. Saat dilakukan observasi, tim teknis hanya
kedua kebijakan tersebut agar tidak terjadi tumpang mengobservasi pada kawasan-kawasan tertentu yang
tindih pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan. Jenis telah disebutkan dalam RTRW Kabupaten Kudus.
pemanfaatan ruang tersebut yang kemudian disusun Oleh karena itu, pada kegiatan ini, kriteria yang
norma, standart, dan kriteria pemanfaatan ruangnya. mempertimbangkan daya dukung lahan dengan melihat
kecendrungan pemanfaatan lahan yang paling dominan
Analisis Potensi dan Masalah Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Kudus di Kabupaten Kudus belum sepenuhnya sesuai karena
hanya melihat pada daerah-daerah tertentu saja.
Analisis potensi dan masalah pemanfaatan ruang
dilakukan untuk mengetahui kecendrungan pemanfaatan Analisis Pola Pemanfaatan Ruang
ruang yang terjadi di Kabupaten Kudus. Analisis ini
Analisis pola pemanfaatan ruang meliputi analisis
dilakukan dengan cara observasi lapangan dengan
ketersediaan lahan, dan analisis kecendrungan
mengacu pada RTRW Kabupaten Kudus sebagai
pemanfaatan lahan. Analisis ini sudah sesuai dengan
pedomannya. Hasil yang diperoleh dari observasi
kriteria yang harus mengacu pada kriteria pada
kemudian dianalisis potensi pemanfaatan ruang apa yang
klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten yang terdiri
memiliki perkembangan yang sangat cepat dan masalah
atas kawasan lindung dan kawasan budidaya.
pemanfaatan ruang apa yang menimbulkan konflik
dalam pemanfaatan ruang. Hasil analisis yang diperoleh Analisis ketersediaan lahan digunakan untuk
bahwa potensi pemanfaatan ruang yang dimiliki membandingkan penggunaan lahan terbangun dan lahan
Kabupaten Kudus adalah berkembangnya beberapa non terbangun. Luas lahan yang merupakan lahan
aktivitas industri, perdagangan jasa serta permukiman. terbangun adalah sebesar 22% (9.142 Ha) sedangkan
Aktivitas industri merupakan potensi pemanfaatan ruang sisanya 33.374 Ha atau 78% merupakan areal non
yang cukup memberikan pengaruh terhadap terbangun berupa areal untuk sawah, tegalan/kebun
pemanfaatan ruang lainnya seperti aktivitas permukiman maupun penggunaan lain-lain. Dari Analisis yang

102 Volume 8 No. 2 Juli 2011


dilakukan diperoleh bahwa Kabupaten Kudus masih a. Evaluasi Metode Penetapan Norma
Pemanfaatan Ruang
dimungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut karena
adanya ketersediaan lahan namun dengan pengawasan Metode yang digunakan untuk melakukan
yang ketat dari pemerintah untuk menghindari terjadi penyusunan norma adalah dengan mencari dari peraturan
konversi lahan persawahan terutama sawah irigasi teknis. yang terdapat dalam undang-undang, peraturan menteri,
peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan
Analisis kecendrungan pemanfaatan lahan
menteri dan lain-lain yang mengatur pemanfaatan ruang
dibedakan menjadi dua kegiatan besar yaitu kegiatan
di suatu wilayah. Metode ini sudah sesuai untuk
pertanian dan kegiatan non pertanian. Pada kegiatan
digunakan dalam menetapkan norma kawasan. Karena
pertanian kecendrungan yang akan terjadi adalah
norma adalah aturan maupun kaidah yang dipakai
berkurangnya areal-areal persawahan di ruang efektif
sebagai tolak ukur untuk menilai atau membandingkan
kota sehingga akan terjadi perubahan alih fungsi lahan.
sesuatu. Sehingga tepat jika dalam menentukan norma
Kemudian, pada kegiatan non pertanian, kecendrungan
kawasan yang dipakai adalah berasal dari undang-
pemanfaatan lahan akan semakin berkembang
undang, peraturan menteri, peraturan pemerintah
mengikuti aktivitas utama yang ada di Kabupaten
keputusan presiden, keputusan menteri dan lain-lain.
Kudus.
Peraturan yang dicari normanya adalah sesuai
Evaluasi Kriteria Pemanfaatan Ruang dengan pola pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam
Berdasarkan RTRW Kabupaten Kudus
analisis implikasi pemanfaatan pola ruang yakni kawasan
Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi kriteria- lindung, kawasan budidaya, kawasan strategis, kawasan
kriteria jenis pemanfaatan ruang yang belum terdapat perkotaan dan kawasan perdesaan.
dalam RTRW Kabupaten Kudus Tahun 2003 - 2013.
Pada kawasan lindung, norma yang disusun adalah
Kriteria yang belum terdapat pada RTRW norma kawasan yang memberikan perlindungan
Kabupaten tersebut nantinya akan ditambahkan dengan kawasan bawahannya (kawasan hutan lindung),
kriteria - kriteria baru yang sesuai dengan peraturan kawasan perlindungan setempat (kawasan sempadan
baru. sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar danau/
Landasan yang digunakan dalam menentukan waduk), kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
kriteria tambahan tersebut berasal dari Undang-undang, dan kawasan rawan bencana (bencana longsor dan
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan lain - lain banjir).
mengenai kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pada kawasan budidaya, norma yang disusun
Pada dasarnya analisis yang dilakukan terhadap meliputi norma kawasan peruntukan pertanian,
kriteria pemanfaatan ruang ini masih belum seluruh peruntukan perkebunan, peruntukan hutan produksi,
kawasan menyesuaikan dengan daya dukung lahan peruntukan peternakan, peruntukan perikanan,
serta kecenderungan perkembangan jenis pemanfaatan peruntukan permukiman, peruntukan pertambangan,
lahan yang dominan di Kabupaten Kudus.

Jurnal Geografi 103


peruntukan industri, peruntukan pariwisata, dan pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi.
kawasan peruntukan campuran. Oleh karena itu, norma kawasan strategis perlu untuk
diatur lebih jauh dalam peraturan daerah masing-masing
Pada kawasan strategis, norma yang disusun
karena perbedaan karakteristik yang dimiliki di setiap
meliputi kawasan strategis ekonomi, kawasan strategis
daerah kabupaten/kota.
sosial budaya, kawasan strategis pendayagunaan SDA
dan/atau teknologi tinggi, kawasan strategis fungsi dan Kawasan perkotaan dan pedesaan penyusunan
daya dukung lingkungan hidup. norma didasarkan pada Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan
Selain kawasan tersebut, norma yang disusun dalam
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
penyusunan norma, standart dan kriteria pemanfaatan
Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Undang-undang
ruang juga meliputi pada kawasan perkotaan, kawasan
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
perdesaan, dan kawasan perdagangan dan jasa.
Secara umum, norma pada kedua kawasan tersebut
Menetapkan norma-norma yang diperlukan untuk bersifat sama dimana setiap pengelolaan kawasan
setiap kawasan lindung dan kawasan budidaya ini tidak dikelola bersama oleh pemerintah dan peran serta
begitu sulit untuk dicari karena norma-norma tersebut masyarakat. Pemerintah daerah memiliki wewenang
cenderung bersifat umum bagi wilayah yang juga memiliki dalam merencanakan, memanfaatkan, dan
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Norma mengendalikan berdasarkan fungsi kawasan dan aspek
tersebut sudah menjadi sebuah aturan formal yang perlu kegiatan yang diselenggarakan.
dipatuhi karena fungsi utama kawasan untuk melindungi
Meskipun peraturan terkait kawasan lindung dan
kelestarian lingkungan hidup guna kepentingan
kawasan budidaya telah diatur dalam peraturan
pembangunan berkelanjutan.
terkadang masih didapatkan peraturan yang sudah
Berbeda halnya untuk menetapkan norma pada cukup lama yang tidak dilakukan revisi sehingga
kawasan strategis. Masih sedikit sekali peraturan yang peraturan tersebut kurang sesuai dengan kondisi
mengatur tentang kawasan strategis ini. Norma yang eksisting yang ada.
dapat digunakan hanya sebatas pada Undang - Undang
Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, b. Evaluasi Metode Penyusunan Standart
Pemanfaatan Ruang
Pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten, dan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Metode yang digunakan untuk menyusun standar
Penyelenggaraan Penataan Ruang. Hal ini karena pemanfaatan ruang didasarkan pada kecocokan lahan
penetapan kawasan strategis masihlah sangat baru antara pemanfaatan ruang yang telah ditetapkan dalam
ditetapkan dalam pemanfaatan ruang. Kawasan strategis rencana tata ruang dengan pemanfaatan ruang eksisting.
merupakan kawasan yang penataan ruangnya Penyusunan standar pemanfaatan ruang dengan
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat metode ini dilakukan agar dapat menciptakan kriteria,
penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap aspek metode, proses, dan pelaksanaan teknis yang seragam
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, dan dalam memanfaatkan suatu kawasan.

104 Volume 8 No. 2 Juli 2011


Akan tetapi, metode ini belum mampu menghasilkan pemanfaatan lahan yang paling dominan di Kabupaten
standart pemanfaatan ruang yang sesuai dengan Kudus. Kriteria yang disusun hanya didasarkan oleh
karakteristik kawasan yang ada di Kabupaten Kudus. undang-undang terkait penggunaan kawasannya.
Bahkan dalam kompilasi norma, standart, dan kriteria
Oleh karena itu, dalam penyusunan kriteria
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus, standar
pemanfaatan ruang, proses yang dilakukannya belum
pemanfaatan ruang kawasan belum sepenuhnya
sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan dalam
terpenuhi dalam laporan antara. Hanya pada kawasan
metode penyusunan.
peruntukkan pertanian, kawasan peruntukkan
permukiman dan kawasan peruntukkan industri saja d. Evaluasi Proses Penyusunan Laporan
yang telah ada standar pemanfaatan ruangnya
Kegiatan penyusunan norma, standar dan kriteria
sedangkan kawasan lainnya seperti kawasan budidaya,
pemanfaatan ruang Kabupaten Kudus Tahun 2010
kawasan strategis, kawasan perkotaan, dan kawasan
diawali dengan tahap pendahuluan. Tahap ini mencakup
perdesaan belum memiliki standar pemanfaatan ruang.
kegiatan untuk persiapan survey beserta kegiatan
Sehingga pada substansi laporan yang telah disusun,
penyusunan laporan pendahuluan. Laporan pendahuluan
standart pemanfaatan ruang tidak diperoleh dengan
merupakan laporan yang memuat latar belakang,
sempurna.
tinjauan kebijakan perencanaan Kabupaten Kudus,
Oleh karena itu, dalam penyusunan standart karakteristik wilayah perencanaan, metodologi dan
pemanfaatan ruang, proses yang dilakukannya belum pendekatan yang digunakan serta pengorganisasian
sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan penyusunan norma, standart, dan kriteria
metode penyusunan. pemanfaatan ruang. Kegiatan penyusunan laporan
pendahuluan telah dilakukan dengan baik dimana setiap
c. Evaluasi Metode Penyusunan Kriteria pembahasan materi di diskusikan oleh semua tim
Pemanfaatan Ruang
pelaksana. Akan tetapi, dari sisi substansi laporan
Metode yang dilakukan dalam menetapkan kriteria pendahuluan yakni pada bagian metodologi dan
pemanfaatan ruang didasarkan pada daya dukung lahan pendekatan ada suatu ketidaksesuaian pembahasan.
yang telah ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Ketidaksesuain ini karena substansi yang dibahas yang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kudus dengan melihat lebih mengarah kepada Zonasi. Padahal dalam laporan
kecenderungan perkembangan jenis pemanfaatan lahan selanjutnya yakni laporan antara dan laporan akhir tidak
yang paling dominan pada suatu wilayah. sama sekali membahas tentang zonasi. Laporan antara
Penyusunan kriteria ini bertujuan untuk dasar lebih mengarah kepada analisis serta kompilasi dari
penetapan atau ukuran dalam memanfaatkan ruang. norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang itu
Kriteria yang disusun seharusnya dilakukan dengan sendiri.
metode yang telah ditetapkan akan tetapi dalam proses Tahapan selanjutnya dari kegiatan penyusunan
penyusunannya, kriteria yang disusun ternyata tidak norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang
berdasarkan pada kecendrungan perkembangan jenis Kabupaten Kudus adalah menyusun laporan antara.

Jurnal Geografi 105


Secara umum, penyusunan laporan antara sudah Oleh karena itu, dari kegiatan yang dilakukan ini
sistematis dan memenuhi ketentuan yang ada. Meskipun maka dapat dilihat bahwa kinerja pelaksana kegiatan
metode dalam penyusunan standart dan kriteria masih penyusunan norma, standart, dan kriteria pemanfaatan
belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada ruang (konsultan) telah memiliki kinerja yang cukup baik
penyusunan standart pemanfaatan ruang, metode yang di dalam melakukan kegiatan penyusunan norma,
seharusnya dilakukan adalah berdasarkan pada standart, dan kriteria pemanfaatan ruang Kabupaten
kecocokan lahan antara pemanfaatan ruang yang Kudus Tahun 2010.
didasarkan dalam rencana tata ruang dengan
pemanfaatan ruang eksisting, akan tetapi dalam SIMPULAN
pelaksanaannya metode tersebut tidak dapat dilakukan
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan terhadap
karena sulitnya melakukan metode tersebut. Akibatnya
penyusunan norma, standart, dan kriteria pemanfaatan
standart yang disusun lebih mengarah ke standar-standar
ruang Kabupaten Kudus dapat diberikan kesimpulan
pemanfaatan ruang yang diperoleh dalam peraturan
sebagai berikut: .
maupun dari keputusan menteri. Karena itu, penyusunan
standart pemanfaatan ruang merupakan bagian yang 1. Secara umum, pelaksanaan Penyusunan Norma,
cukup sulit dikerjakan dalam penyusunan norma, Standar dan Kriteria Pemanfaatan Ruang
standart, dan kriteria pemanfaatan ruang ini. Kemudian, Kabupaten Kudus Tahun 2010 ini telah tercapai
untuk menyusun kriteria pemanfaatan ruang seharusnya tujuannya, meskipun ada beberapa kekurangan
berdasarkan pada daya dukung lahan yang telah terutama dalam metode penyusunan yang
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten dengan melihat digunakan untuk penyusunan standart dan kriteria
kecendrungan perkembangan jenis pemanfaatan lahan. pemanfaatan ruang.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya metode tersebut
2. Berdasarkan tujuan dari pelaksanaan Penyusunan
tidak sepenuhnya dilakukan untuk semua kawasan yang
Norma, Standar, dan Kriteria Pemanfaatan Ruang
ada di Kabupaten Kudus, hal ini karena analisis
Kabupaten Kudus Tahun 2010 yaitu untuk
kecendrungan perkembangan jenis pemanfaatan
menyiapkan dan menyusun perangkat
kawasan tidak dilakukan secara menyeluruh pada jenis-
operasionalisasi bidang penataan ruang sebagai
jenis kawasan yang ditetapkan norma, standar dan
acuan pemerintah daerah dan stakeholder lain
kriteria pemanfaatan ruangnya.
dalam melaksanakan pembangunan maka produk
Tahap akhir dari kegiatan penyusunan norma, yang dihasilkan dari kegiatan ini sudah cukup
standar, dan kriteria adalah penyusunan laporan akhir. mencapai maksud yang diinginkan dari pelaksanaan
Secara umum substansi dari laporan akhir sudah sesuai kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari kriteria yang
dengan batasan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan disusun untuk melakukan evaluasi. Kriteria yang
Kerja yaitu sebagai pedoman pemanfaatan ruang disusun ini secara umum telah cukup dipenuhi
Kabupaten Kudus yang berisi Norma, Standart, dan seperti telah merujuk rencana pola ruang yang telah
Kriteria kawasan yang diperuntukkan. ditetapkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah dan

106 Volume 8 No. 2 Juli 2011


RTRW Kabupaten, Klasifikasi kawasan yang
disusun norma, standart, dan kriteria telah mengacu
pada klasifikasi pola ruang wilayah kabupaten,
serta telah memperhatikan peraturan perundang-
undangan sebagai acuan.

DAFTAR RUJUKAN
Budihardjo, Eko. 1997. Lingkungan Binaan dan Tata
Ruang Kota. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Chapin, F. Stuart, Edward J Kaiser. 1979. Urban Land


Use Planning. Chicago London: University
of Illinois Press

Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Publik Berbasis


Dynamic Policy Analysis. Yogyakarta:
Penerbit Gava Media

Peraturan Daerah Kabupaten. Kudus Nomor 8 Tahun


2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kudus.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/


2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

Penyelenggaraan Penataan Ruang (Permasalahan,


Tantangan, Kebijakan, Strategi, dan
Program Strategis). 2005 Departemen
Pekerjaan Umum.

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang


Penyelenggaraan Penataan Ruang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah.

Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup

Jurnal Geografi 107

Anda mungkin juga menyukai