Anda di halaman 1dari 104

BAB II

PERENCANAAN PELABUHAN

2.1 Data-data Perencanaan


2.1.1 Data Primer
a. Direncanakan jumlah kapal yang akan merapat ke dermaga 2 buah kapal
b. Tipe Kapal = Kapal Barang
c. Gross Tonnage = 10000 Ton
d. Kecepatan merapat/sandar kapal = 0.15 m/det
Titik sentuh kapal pada 1/4 L ; L = Panjang kapal
e. Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.50 m
Dengan muka air relata (MSL)
f. Elevasi dasar laut pada jarak = 110 m = -9.0 m
Jarak dari pantai/daratan diambil 10 s.d.25 m
g. Jenis tanah pada dasar laut (Sea Bed) adalah Clay (Sompressible Soil) dengan nilai
SPT < 20 digunakan konstruksi dasar dermaga Tipe Tiang Panjang
Data hasil Sondir diperoleh:
P = Nilai konis tanah diambil = 45 kg/cm²
C = Harga Cleef rata-rata = 607.50 kg/cm²
Pada kedalaman tanah = 25 kg/cm²
h. Kecepatan Arus Tegak Lurus Pantai = 0.15 Knots
i. Beban angin Tegak Lurus Pantai = 40.0 Kg/m²
j. Data Gelombang : a. Tinggi gelombang = 0.200 m
b. Kecepatan gelombang = 0.20 m/det
k. Koefisien Gempa = 0.15
l. Beban Hidup Mereta di Atas Dermaga = 110 kg/cm²
m. Beban truk = 10.0Ton
n. Beban Crane Kup + Forkilft = 15.0Ton
o. Lebar Apron = 20.0m
p. Ketentuan lain disesuaikan dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku pada
Perencanaan Pelabuhan.
2.2 Perencanaan Dermaga
Rumus umum : Lp = n . Loa + (n + 1) . 10% . Loa
Dimana :
Lp : Panjang Dermaga
Loa : Panjang Kapal yang ditambat
n : Jumlah Kapal yang ditambat

(Sumber : Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214)

Berdasarkan Nilai Gross Tonnage dari soal sebesar = 10000 ton, untuk kapal barang
(kapal Cargo) dapat diperoleh nilai panjang, lebar dan draft (karajteristik kapal) yang dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Karakteristik Kapal
Panjang Lebar Draft
No Bobot Ket
Loa ( m ) (m) (m)
1 700 58 9.7 3.7
2 1,000 64 10.4 4.2
3 2,000 81 12.7 4.9
4 3,000 92 14.2 5.7
5 5,000 109 16.4 6.8
6 8,000 126 18.7 8
7 10,000 137 19.9 8.5 Dipakai
8 15,000 153 22.3 9.3
9 20,000 177 23.4 10.00
10 30,000 186 27.1 10.9
9 40,000 201 29.4 11.7
10 50,000 216 31.5 12.4
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal.37)

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai karakteristik kapal sebagai berikut:


a. Panjang Kapal (Loa) = 137 m
b. Lebar Kapal (B) = 19.9 m
c. Draft Kapal (d) = 8.5 m
Sketsa Karakteristik Kapal Rencana

2.2.1 Panjang Dermaga


Rumus umum : Lp = n . Loa + (n + 1) . 10% . Loa
( Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 214 )
Sehingga, diperoleh panjang dermaga (Lp)
Lp = 2 x 137 + 2 + 1 x 10% x 137
= 315.10 m ≈ 316 m
2.2.2 Lebar Dermaga
Lebar Apron (a) = 20.0 m (dari soal)
Lebar Area Parkir = 50 m (direncanakan)
Lebar Area Bebas = 50 m (direncanakan)
Untuk perencanaan lebar apron dengan 2 jalur kendaraan maka digunakan ad =8.0 m
Dapat dilihat pada gambar 6.29 penentuan lebar apron ( Bambang Triatmodjo
Perencanaan Pelabuhan, Hal 216)

a e
6.0 15.0
7.8 12.6
9.0 10.5
10.8 9.0
12.9 7.5
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai e= 12.25 m (Hasil dari interpolasi)

Rumus Umum : d = Lp - 2e
3 xA
b=
(d - 2e)
Dengan:
A : Luas Gudang
L : Panjang Kapal yang ditambat
b : Lebar Gudang
a : Lebar Apron
e : Lebar Jalan
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 215)
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh nilai d sebagai berikut:
d= 316 - 2 x 12.25
= 291.50 m
Direncanakan Luas Gudang = 5000 m² maka, Lebar Gudang (b) :
3 xA
b=
(d -2e)
3 x 5000
=
291.50 - 24.50
=13.7 m 56.18 ≈ 57 m 13.7 m
137 m 137 m 13.7 m

Sehingga, Lebar Minimum Dermaga (L) adalah Kapal Barang (Cargo) = 10000 ton Kapal Barang (Cargo) = 10000 ton

L = Lebar apron + lebar gudang + lebar jalan + lebar parkir + lebar area bebas
Bollard Bitt
Fender 20 m

= 20 + 57 + 12.25 + 50 + 50
= 189.25 m
92 m

20 m
Garis Pantai Garis Pantai

Gudang Gudang
57 m

Tangki Air Tangki


12,25 m Bahan Bakar

Kantor
50 m Area Parkir Area Parkir

50 m Musholah
Pos Jaga
50 m Musholah
Pos Jaga

Sketsa perencanaan dermaga tipe Jetty


2.2.3 Kedalaman Dasar Kolam Dermaga

Sumber : Perencanaan Pelabuhan Soedjono, hal. 311

Dik : a: Clearence = 0,8 - 1,0 (digunakan 1,0 m)+ 2,75 m


b: Taraf 1,5 m
HWL Dermaga = 0,5 - 1,5 (digunakan
+ 1,251,5
m m)
MSL 0,00 m 1,25 m

LWL - 1,25 m 1,25 m

draft
8,5 m

draft 8,5 m
8,5 m

- 9,75 m
- 10,75 m 1,0 m

Sketsa Kedalaman Dasar Kolam Dermaga

Tinggi pasang surut (dari HWL ke LWL) = 2.50 m, maka :


a. HWL = 1.25 m
b. MSL = 0.00 m
c. LWL = -1.25 m
Maka, kedalaman kolam dermaga pada muatan maksimum dari MSL
H = - LWL + Draft kapal + Clearence
= - 1.25 + 8.5 + 1.0
= - 10.75 m
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedalaman kolam
dermaga adalah = - 10.75 m

2.2.4 Elevasi dermaga


Elevasi dermaga = HWL + Taraf dermaga

Dimana, taraf dermaga (0,5 - 1,5), maka diambil yang taraf dermaga terbesar
1,5 m yang merupakan taraf dermaga maksimum.
Lebar
Lebar keaman Leb
keam an ar
anan
Elevasi dermaga = HWL antar
+ Taraf dermagakea
man
150% kapal
B = 1.25 180%
+ B 1.50 an
150
= 2.75 m %B

2.3 Dimensi
d Alur (Lebar Alur Di Depan dan Di Luar Pelabuhan)
2.3.1 Lebar alur di depan pelabuhan
Lebar kapal (B) = 19.90 m ≈ 20.0 m
Lebar keamanan B = 1.5 xB B = 29.9 m ≈ 30.0 m
Jalur gerak
1,5.B 1,8.B =
1,0.B 1.8 1,8.B
x B = 35.81,5.B m ≈ 36.0 m
Lebar keamanan antar kapal = 1.0 x B = 19.9 m ≈ 20.0 m
total panjang 7,6.B

(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 153)

d
Sehingga, total lebar alur di depan pelabuhan adalah
d
= 2 x lebar keamanan + 2 x jalur gerak + lebar keamanan antar kapal
= 2 x 30.0 + 2 x 36.0 + 20.0
= 152.0 m B B

10.B

2.3.2 Lebar Alur Luar Pelabuhan

Karena alur di luar pelabuhan maka harus lebih besar dari pada di depan pelabuhan
agar kapal bisa bermanuver dengan aman di bawah pengaruh gelombang arus
topografi.

d
Maka, direncanakan lebar alur di luar pelabuhan adalah 10.B atau
= 10 x BG
= 10 x 19.9
P
= 199 m R

S
2.3.3 Kedalaman Alur Pelayaran
K
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di laur masuk harus cukup
besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan
penuh. Kedalaman air dalam alur pelayaran dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dibawah ini:
Dengan:
d : Draft kapal
G : Gerak vertikal kapal karena
gelombang dan squat
R : Ruang kebebasan bersih
P : Ketelitian pengukuran
S : Pengendapan sedimen antara
dua pengerukan
K : Toleransi pengukuran
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal. 147)

Kedalaman air total adalah :


H= d + G + R + P + S + K
Dimana :
d = 8.50 + 0.30 = 8.80 m
(0,3 adalah angka koreksi minimun kerena adanya salinitas dan kondisi muatan)
hbruto = Ruang kebebasan bruto
= 15% x d
= 15% x 8.50
= 1.275 m
R = 0,5 m (untuk dasar laut berpasir) Dipakai R = 0.5 m
= 1 m (untuk dasar laut terdapat karang laut)
G = 20% dari draft kapal = 20% x 8.50 = 1.70 m
P = 10% dari draft kapal = 10% x 8.50 = 0.85 m
S = 10% dari draft kapal = 10% x 8.50 = 0.85 m
K = 10% dari draft kapal = 10% x 8.50 = 0.85 m
Catatan:
Untuk memeperhitungakan nilai P,S dan K digunakan faktor keamanan sebesar 10%
dari draft kapal
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 150)

Maka kedalaman alur total (H) adalah :


H=d+G+R+P+S+K
= 8.80 + 1.70 + 0.5 + 0.85 + 0.85 + 0.85
= 13.55 m

2.3.4 Kolam Putar (Turning Basin) dan Kolam Pelabuhan

Luas kolam putar yang digunakan untuk mengubah arah kapal minimum adalah
luasan lingkaran dengan jari-jari 1,5 kali panjang kapal total (Loa) dari kapal terbesar
yang menggunakannya.

Apabila perputaran kapal dilakukan dengan bantuan jangkar atau menggunakan


kapal tunda, luas kolam putar minimum adalah luas lingkaran dengan jari-jari sama
dengan panjang total kapal (Loa)
(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 156)
a. Luas kolam putar minimum
A = π x r2 r = 1,5 x Loa = 205.50
= 3.14 x 205.50 ²
= 132670.243 m²
b. Luas kolam putar minimum dengan menggunakan kapal tunda
A = π x r2 r = Loa
= 3.14 x 137 ²
= 58964.553 m²
c. Kedalaman kolam pelabuhan
Dengan memperhitungkan gerak isolasi kapal karena, angin dan arus pasang
surut, kedalaman kolam pelabuhan adalah 1,1 kali draft kapal pada pengaruh alam
seperti gelombang muatan penuh di bawah elevasi muka air rencana.

Tabel 2.2 Kedalaman Kolam Pelabuhan


Bobot (ton) Kedalaman (m)
3000 6.5
5000 7.5
8000 9.0
10000 10.0
15000 11.0
20000 11.5
(Sumber: Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal.157)
Berdasarkan tabel diatas bahwa untuk Kapal Barang (Kapal Cargo) dengan bobot 10000 kg
diperoleh nilai kedalaman kolam pelabuhan = 10.0 m
Catatan :
Apabila dalam perencanaan terdapat bobot kapal yang tidak tersedia secara langsung
maka dapat diselesaikan dengan metode interpolasi
Sketsa Kolam Putar

2.4 Perencanaan Squat


Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh
kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi, kecepatan kapal
dan kedalaman air.

Gambar Squat

(Sumber Bambang Triatmodjo Perencanaan Pelabuhan, Hal 149)


Besar Squat dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut yang didasarkan dengan percobaan
dilaboratorium (Bruun.P.,1981)
Δ Fr²
z = 2.4 x
L²pp 1- Fr²
Dengan:
z : Squat
Δ : Volume air air yang dipindahkan (m³)
Lpp : Panjang garis air (m)
V
Fr : Angka froude =
g.h
V : Kecepatan (m/dtk)
g : Percepatan gravitasi (m/dtk²)
h : Kedalaman air (m)
2.4.1 Volume air laut yang dipindahkan
W 10000 ton
Δ= = = 9756.10 m³
Ɣ air laut 1.025 ton/m³
2.4.2 Panjang Garis Air
Lpp = 0,846.Loa1,0193 = 0.846 x 137 1,0193 = 127.447 m
2.4.3 Angka Froude (Fr)
V 0.15
Fr= =
g.h 9.81 x 8.50

= 0.0164
Maka nilai Squat (z) adalah
Δ Fr²
z = 2.4 x
Lpp2 1- Fr²
9756.10 0.0164 2
= 2.4 x
127.447 2 1- 0.0164 2
= 0.00039 m
Pengaruh Squat sangat kecil, sehingga elevasi dasar laut nominal dapat langsung
menggunakan draft terkoreksi ditambah dengan clearance.
Dari perhitungan sebelumnya diketahui :
» Draft kapal terkoreksi = 8.80 m
» Clearence = 1.00 m
2.5 Perencanaan Konstruksi Pelat Lantai (Apron Dermaga) dan Balok Dermaga
Diketahui :
» ɣbeton = 2400 kg/m3 = 2.40 t/m3
» ɣair = 1000 kg/m3 = 1.00 t/m3
» Panjang dermaga = 316.0 m
» Lebar dermaga = 189.3 m
» Lebar apron = 20.0 m

2.5.1 Beban Mati (WDL)


Direncanakan :
» Dimensi balok induk (b x h) = 60 x 90 cm
= 0.6 x 0.9 m
» Tebal pelat (tpelat) = 30 cm = 0.3 m
» Tinggi genangan air hujan= 5 cm = 0.05 m
» Tinjauan perpanel arah X dan Arah Y, dengan :
Lx = 4.0 m
Ly = 4.0 m

● Berat sendiri pelat = tpelat x ɣbeton


= 0.30 x 2.40
= 0.72 t/m2
● Berat genangan air hujan = tinggi genangan air hujan x ɣair
= 0.05 x 1.00
= 0.05 t/m2
Total beban mati (WDL) = 0.72 + 0.05
= 0.77 t/m2

2.5.2 Beban Hidup (WLL)


● Beban hidup merata di atas dermaga (WLL1) = 110 kg/m2
= 0.11 t/m2
● Beban truck = 10.0 ton
10 t on 10 t on
1010ton
t on 10 t on
10 ton

45°45° 45°45° 15 15
cmcm 45°45° 45°
45° 1515
cmcm

30 30
cmcm 30 30
cmcm

15 15
cmcm 1515
cmcm

15 15
cmcm 30 30
cmcm 15 15
cmcm 15 15
cmcm 50 50
cmcm 1515
cmcm

60 60
cmcm 80 80
cmcm

DiDi
s tsrtirbus
i bus
i iT egangan
T egangan R oda
R oda AA r ah
r ah MM em
em anj
anj ang
ang DiDi
s tsrt irbus
i bus
i iT egangan
T eganganR R odaA A
oda r ahMM
r ah elel i nt
i nt ang
ang
45°45° 45°45° 15 15
cmcm 45°45° 45°
45° 1515
cmcm

30 30
cmcm 30 30
cmcm

15 15
cmcm 1515
cmcm

15 15
cmcm 30 30
cmcm 15 15
cmcm 15 15
cmcm 50 50
cmcm 1515
cmcm

60 60
cmcm 80 80
cmcm

DiDi
s tsrtirbus
i bus
i iT egangan
T egangan R oda
R oda AA r ah
r ah MM em
em anj
anj ang
ang DiDi
s tsrt irbus
i bus
i iT egangan
T eganganR R odaA A
oda r ahMM
r ah elel i nt
i nt ang
ang
Distribusi Tegangan Roda Arah Memanjang Distribusi Tegangan Roda Arah Melintang

● Maka, beban merata akibat tekanan/tegangan roda adalah :


» Beban truk (P) = 10 ton
» Tinjauan luasan pembebanan = 0.6 x 0.8 m
» Beban merata akibat tekanan tiap roda (WLL2)
P
WLL2 =
A
10
=
0.6 ∙ 0.8
= 20.833 t/m2

● Beban crane kup + forklift


» Beban crane kup + forklift (P) = 15 ton
» Tinjauan luasan pembebanan = 4.0 x 4.0 m
» Beban merata crane cup + forklift (WLL3)

WLL3 = P
A
15
=
4.0 ∙ 4.0
= 0.938 t/m2

Total beban hidup (WLL) = WLL1 + WLL2 + WLL3


= 0.11 + 20.833333333 + 0.94
= 21.881 t/m2

Maka, beban ultimate pelat dermaga (Wult)


Wult = 1.2 WDL + 1.6 WLL
= 1.2 0.77 + 1.6 21.881
= 35.933 t/m2

2.5.3 Perhitungan Momen pada Pelat Dermaga


Perhitungan berdasarkan Metode Koefisien Momen PBI 1971.
Dalam hal ini setiap panel ditinjau pada kondisi jepit sempurna.
Dik :
qu = Wult = 35.933 t/m2
Lx = 4.0 m
4.0 m Ly = 4.0 m
Ly 4.0
= = 1.0
Lx 4.0
4.0
m
Berdasarkan tabel koefisien momen, momen di pelat persegi yang menumpu pada
keempat tepinya akibat beban merata:

Mlx = + 0.001 · qu · Lx2 · x


Untuk Ly/Lx = 1.0 diperoleh nilai x = 21 m
Mly = + 0.001 · q u · Lx 2
· x
Untuk Ly/Lx = 1.0 diperoleh nilai x = 21 m
Mtx = - 0.001 · q u · Lx 2
· x
Untuk Ly/Lx = 1.0 diperoleh nilai x = 52 m
Mty = - 0.001 · q u · Lx 2
· x
Untuk Ly/Lx = 1.0 diperoleh nilai x = 52 m
Keterangan :
Nilai x diperoleh dari Tabel 13.3.1. Hal. 202 PBI 1971

Sehingga diperoleh :
Mlx = + 0.001 · qu · Lx2 · x
= + 0.001 · 35.933 · 4.0 2 · 21
= + 12.074 ton.m

Mly = + 0.001 · qu · Lx2 · x


= + 0.001 · 35.933 · 4.0 2 · 21
= + 12.074 ton.m

Mtx = - 0.001 · qu · Lx2 · x


= - 0.001 · 35.933 · 4.0 2 · 52
= - 29.897 ton.m

Mtx = - 0.001 · qu · Lx2 · x


= - 0.001 · 35.933 · 4.0 2 · 52
= - 29.897 ton.m

2.5.4 Penulangan Pelat Lantai Dermaga


Direncanakan :
b = 1000 mm (tinjauan per meter)
h = 300 mm
fy = 400 MPa
fc' = 30 MPa
Tebal selimut beton (d') =
20 mm
Diameter tulangan (Øtul.) =
16 mm (pada daerah lapangan)
22 mm (pada daerah tumpuan)
1) Penulangan pada Daerah Lapangan Arah X dan Arah Y
Dik: Mu = Mlx = Mly = 12.074 ton.m = 120736000 N.mm
b = 1000 mm (tinjau per meter)
h = 300 mm

● Tinggi efektif (d) arah X dan arah Y


d = h - d' - ½ · Ø tul.
= 300 - 20 - ½ · 16
= 292 mm

● Rasio Kekuatan Bahan (m)


fy 400
m = = = 15.686
0.85 . fc' 0.85 x 30

● Koefisien Tahanan ( Rn )
Mu 120736000
Rn = = = 1.770 N/mm2
Ø . b . d2 0.8 1000 292 2

● Rasio tulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0035
fy 400

ρmax = 0.75 ρb

Dimana :
0.85 ·fc' · β1 600
ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 292
= 0.036
Jadi,
ρmax = 0.75 . 0.036
= 0.0273

● Rasio penulangan (ρperlu)


1 2 · m · Rn
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 1.770
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.0046
Cek : ρmin < ρperlu < ρmax
0.0035 < 0.0046 < 0.0273

maka digunakan, ρperlu = 0.0046


● Luas tulangan
Ast = ¼ · π · Ø tul2
= ¼ · π · 16 2
= 200.96 mm2

● As perlu = ρ · b · d
= 0.0046 · 1000 · 292
= 1340 mm2

● Jumlah tulangan (n)


As perlu 1340
n = = = 6.670 ≈ 7 Tulangan
Ast 200.96

● Jarak tulangan (S)


b 1000
S = = = 166.66666667 mm ≈ 165
n-1 7 - 1

Maka, digunakan tulangan Ø16 - 165

2) Penulangan pada Daerah Tumpuan Arah X dan Arah Y


Dik: Mu = Mlx = Mly = 29.897 ton.m = 298965333.3 N.mm
b = 1000 mm (tinjau per meter)
h = 300 mm

● Tinggi efektif (d) arah X dan arah Y


d = h - d' - ½ · Ø tul.
= 300 - 20 - ½ · 22
= 289 mm

● Rasio Kekuatan Bahan (m)


fy 400
m = = = 15.686
0.85 . fc' 0.85 x 30

● Koefisien Tahanan ( Rn )
Mu 298965333.3
Rn = = 2
= 4.474 N/mm2
Ø . b . d2 0.8 1000 289

● Rasio tulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.0035
ρmin = = = 0.0035
fy 400

ρmax = 0.75 ρb

Dimana :
0.85 · fc' · β1 600
ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
ρb = x
400 600 + 400
= 0.033

Jadi, = 0.75 . 0.033


ρmax = 0.0244

● Rasio penulangan (ρperlu)


1 2 · m · Rn
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 4.474
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.0124
Cek : ρmin < ρperlu < ρmax
0.0035 < 0.0124 < 0.0244

maka digunakan, ρmin = 0.0124

● Luas tulangan
Ast = ¼ · π · Ø tul. 2
= ¼ · π · 22 2
= 379.94 mm2

● As perlu = ρ · b · d
= 0.0124 · 1000 · 292
= 3618 mm2

● Jumlah tulangan (n)


As perlu 3618
n = = = 9.522 ≈ 10 Tulangan
Ast 379.94

● Jarak tulangan (S)


b 1000
S = = = 111.11 mm ≈ 110
n-1 10 - 1
Maka, digunakan tulangan Ø22 - 110

2.6 Gaya Geser Dasar Horizontal Akibat Gempa (V)


2.6.1 Akibat Pembebanan Horizontal (Beban Mati VDL)
1) Beban Pelat = Luas x tebal x ɣbeton
= 316.0 x 189 x 0.3 x 24
= 430581.60 kN
2) Beban Balok = (vol. balok arah X ∙ n) + (vol. balok arah Y ∙ n) . ɣbeton
Dengan :
n = Jumlah panel balok per arah
Lebar Apron 20.0
n arah X = + 1 = + 1 = 6 buah
Lx 4.0
Panjang Dermaga 316.0
n arah Y = + 1 = + 1 = 80 buah
Ly 4.0
Sehingga,
Beban Balok = (vol. balok arah X ∙ n) + (vol. balok arah Y ∙ n) · ɣbeton
= 0.6 0.9 316 6 + 0.6 0.9 20 80 . 24
= 45308.16 kN

3) Beban Air hujan (5 cm) = Luas x tebal genangan x ɣair


= 316 x 20.0 x 0.05 x 10
= 3160.00 kN

Total beban mati (VDL) = 430581.60 + 45308.16 + 3160.00


= 479049.76 kN

2.6.2 Akibat Pembebanan horizontal (Beban Hidup VLL)


1) Beban merata pelat = Luasan (A) · Beban hidup di atas dermaga (q)
Dimana :
Luasan Dermaga (A) = Panjang dermaga x Lebar apron
= 316.0 · 20.0
= 6320.0 m2
Beban hidup merata di atas dermaga (q) = 110 kg/m2 = 1.10 kN/m2
Beban merata pelat = Luasan (A) · Beban hidup di atas dermaga (q)
= 6320.00 · 1.10
= 6952 kN

2) Beban truk = 10.00 ton


= 100.00 kN
3) Beban crane kup + forklift = 15.00 ton
= 150.00 kN
Total beban hidup (VLL) = 6952.00 + 100.00 + 150.00
= 7202.00 kN

Maka, Beban Ultimate (Vult) = VDL + 1.6 VLL


= 1.2 479049.76 + 1.6 7202
= 586382.91 kN
2.6.3 Perhitungan gaya geser dasar horizontal akibat gempa (V)
1) Waktu Getar Alami Fundamenatal Struktur Gedung (T1)
Bangunan direncanakan untuk daerah gempa 4
● Menurut SNI 1726 - 2002, waktu getar alami fundamental (T) dari struktur
gedung harus dibatasi, bergantung pada koefisien ζ untuk Wilayah Gempa
tempat struktur gedung berada dan jumlah tingkatnya (n) menurut persamaan :

T1 < ζ · n
Dimana : ζ = Koefisien gempa
Koefisien gempa untuk wilayah 4 = 0.17
n = Jumlah tingkat= 1
Sehingga,
T1 = ζ · n
= 0.17 · 1
= 0.17
2) Menentukan koefisien Gempa Dasar
Dari Grafik Respon Spektrum Gempa Rencana dengan T = 0.17
diperoleh C = 0.67
3) Faktor Keamanan (I)
Kategori Gedung dan Bangunan, diperoleh nilai I untuk kategori gedung umum
seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran, mempunyai faktor
keamanan (I) = 1.0

(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 12)

4) Faktor Reduksi Gempa (R)


Dalam peraturan SNI 1726 - 2002, faktor jenis struktur diubah menjadi daktalitas
struktur (m) dan reduksi gempa (R).
Direncanakan taraf kinerja struktur gedung daktail penuh, sehingga diperoleh :
m = 5.3
R = 8.5

Tabel Parameter Daktilitas Struktur Gedung


(Sumber SNI 1726 - 2002, Hal 15)

5) Gaya Geser Gempa Horizontal (V)


C · I 0.67 · 1.0
V = Vult = 586382.912
R 8.5
= 46220.771 kN

Tabel distribusi gaya geser horizontal akibat gaya gempa sepanjang tinggi pelabuhan
dalam arah X dan Y
hi Wi Wi ∙ hi Fi (xi , yi) Untuk tiap portal
Tingkat
(m) (kN) (kN.m) (kN)
1
/6 ∙ Fix 1
/80 ∙ Fiy
1 13.50 586382.912 7916169.312 46220.8 7703.462 577.760
Σ 7916169.312 46220.8 7703.462 577.760

6) Gaya Geser Gempa Horizontal tiap joint (Vi)


Fix
● Akibat beban gempa arah X (Vix) =
n kolom
7703.462
=
80
= 96.293 kN

Fiy
● Akibat beban gempa arah Y (Viy) =
n kolom
577.760
=
6
= 96.293 kN

2.7 Perencanaan Dimensi Balok


2.7.1 Pembebanan Balok
1) Beban mati (WDL) = 0.77 t/m2 = 7.70 kN/m2
2) Beban hidup (WLL) = 21.88 t/m2 = 218.81 kN/m2
3) Berat sendiri balok = lebar balok x tinggi balok x ɣbeton

Direncanakan Lebar balok (b) = 60 cm = 0.6 m


Tinggi balok (h) = 90 cm = 0.9 m
ɣbeton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3

Berat sendiri balok = b . h . ɣbeton


= 0.6 x 0.9 x 24
= 12.96 kN/m'

2.7.2 Distribusi Pembebanan Balok


1) Beban Segitiga Tinjau Bentang A-B

2.00 m
A B

2.00 m

4.00 m

● Luas segitiga
A = ½ · a · t n n = Jumlah bangun
= ½ · 4 · 2 2
= 8.00 m 2

● Beban Segitiga
Beban mati = A . WDL
= 8.00 · 7.70
= 61.600 kN

Beban hidup = A . WLL


= 8.00 · 218.81
= 1750.467 kN
● Reaksi Tumpuan
RAV = RBV = ½ · beban segitiga
Beban mati = ½ · 61.600 = 30.800 kN
Beban hidup = ½ · 1750.467 = 875.233 kN
● Momen Maksimum Ditengah Bentang (Beban Simetris)

2.00 m

A Q B 0.90 m

L = 4 m

2 m
» Beban Mati
Q = ½ · a · t n · WDL
= ½ · 2 · 2 2 · 7.70
= 30.800 kN

Mmax = RAV · ½ · 4 - Q · 1/3 · ½ · 4


= 30.80 2 - 30.80 0.667
= 41.067 kN.m

» Beban Hidup
Q = ½ · a · t n · WLL
= ½ · 2 · 2 2 · 218.81
= 875.233 kN

Mmax = RAV · ½ · L - Q · 1/3 · ½ · L


= RAV · ½ · 4 - Q · 1/3 · ½ · 4
= 875.23 2 - 875.233 0.667
= 1166.978 kN.m

● Beban merata eqivalen (qek)


» Beban Mati (qek DL)
Mmax = 1/8 · qek DL · L2
41.07 = 1/8 · qek DL · 4 2
qek DL = 20.533 kN/m'
» Beban Hidup (qek LL
)
Mmax = 1/8 · qek LL · L2
1166.98 = 1/8 · qek LL · 4 2
qek LL = 583.489 kN/m'

Maka : qDL = qek DL + Berat sendiri balok


= 20.533 + 12.960
= 33.493 kN/m'

qLL = qek LL
= 583.489 kN/m'

● Beban Terfaktor (qult)


qult = 1.2 qDL + 1.6 qLL
= 1.2 33.493 + 1.6 583.489
= 973.774 kN/m'
Dari hasil analisis SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum sebagai berikut :
● Momen tumpuan Max = 1807.660 kN.m
● Momen lapangan Max = 1153.970 kN.m
● Gaya geser (lintang) Max = 2031.140 kN
● Gaya normal Max = 67.510 kN

2.7.3 Penulangan balok induk


1) Penulangan Daerah Tumpuan
● Mu = Mmax = 1807.660 kN.m
= 1807660000.000 N.mm

● Dimensi balok = 600 x 900 mm2


● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)
Selimut beton (d') = 40 mm
Diameter tulangan pokok (Øtul) = 36 mm
Diametet begel (Øbegel) = 10 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 900 - 40 + 10 + ½ · 36
= 832 mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø ·
b · d 2
1807660000.000
=
0.8 600 832 2
= 5.44038 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.686
0.85 · fc' 0.85 · 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350
fy 400

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 5.440
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.01548

ρmax = 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438

Syarat : ρmin < ρperlu < ρmax


0.00350 < 0.01548 < 0.02438
Karena, ρmin < ρperlu
maka digunakan: ρ = ρperlu = 0.01548

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · b · d
= 0.01548 · 600 · 832
= 7727.875 mm2

● Luas tulangan pokok (AsD16)


AsD25 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 36 2
= 1017.876 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 7727.875
n = = = 7.592 ≈ 8 batang
AsD36 1017.876

Jadi, tulangan yang digunakan 8D36

2) Penulangan Daerah Lapangan


● Mu = Mmax = 1153.970 kN.m
= 1153970000.000 N.mm
● Dimensi balok = 600 x 900 mm2
● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)
Selimut beton (d') = 40 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diametet begel (Øbegel) = 12 mm
d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)
= 900 - 40 + 12 + ½ · 25
= 835.5 mm

● Lebar efektif (bef)


L 4000
▪ = = 1000 mm
4 4
▪ bw + 16 . hf = 600 + 16 300 = 5400 mm
▪ As ke As = 4000 mm
Digunakan bef terkecil :
Jadi, bef = 1000 mm

● Momen tahanan (MR)


MR = Ø · 0.85 · fc' · bef · hf · d - ½ hf
= 0.8 · 0.85 · 30 · 1000 · 300 · 835.5 - ½ 300
= 4195260000 N.mm

Syarat: MR > MU
4195260000.000 N.mm > 1153970000.000 N.mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · bef · d 2
1153970000.000
=
0.80 · 1000 · 835.5 2
= 2.06639 N/mm 2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.6862745098
0.85 · fc' 0.85 · 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350
fy 400
1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 2.066
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.00539

ρmax
= 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438

Syarat: ρmin < ρperlu < ρmax


0.00350 < 0.00539 < 0.02438
Karena, ρ min < ρperlu
maka digunakan: ρ = ρperlu = 0.00539

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · bef · d
= 0.00539 · 1000 · 835.5
= 4506.838 mm2
● Luas tulangan pokok (AsD25)
AsD25 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 25 2
= 490.874 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 4506.838
n = = = 9.181 ≈ 10 batang
AsD25 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 10D25

3) Penulangan Geser (Sengkang)


● Vu = 2031.140 kN

● Ukuran balok = 600 x 900 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 40 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diameter begel (Øbegel) = 12 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 900 - 40 + 12 + ½ · 25
= 835.5 mm
● Kekuatan Nominal Geser Penampang (ØVc)
1
Vc = fc' · b · d
6
1
= 30 · 600 · 835.5
6
= 457622.197 N
= 457.622 kN

ØVc = 0.6 · 457.622


= 274.573 kN

Cek : ØVc < Vu


274.573 kN < 2031.14 kN dibutuhkan tulangan geser

● Syarat Keseimbangan Geser


Vu
Vs = - Vc
Ø
2031.14
= - 457.622
0.6
= 2927.61113654 kN
= 2927611.137 N

1 1
fc' · b · d = 30 · 600 · 835.5
3 3

= 915244.394 N
= 915.244 kN

Cek : 1
Vs < fc' · b · d
3
2927.611 kN > 915.244 kN

Digunakan spasi tulangan maksimum (Smaks)


1
Smaks = d
2
1
= 835.5
2
= 417.75 mm
Tulangan geser yang digunakan Ø12-410 mm

4) Penulangan Torsi
Dik : ▪ Dimensi balok :
Lebar balok (b) = 600 mm
Tinggi balok (h) = 900 mm
▪ Diameter sengkang (Øsengkang) = 12 mm
▪ Tebal selimut beton (ts) = 40 mm
▪ Torsi ultimate (Tu)
Mu lapangan 1153970000.000
Tu = =
Ø 0.6
= 1923283333.333 N.mm
▪ Mutu beton (fc') = 30 MPa
▪ Mutu baja (fy) = 400 MPa
▪ Øtorsi = 0.6

● b1 = b - 2 . ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 600 - 2 ∙ 40 - 2 ½ ∙ 12
= 508 mm

● h1 = h - 2 ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 900 - 2 ∙ 40 - 2 ½ ∙ 12
= 808 mm

fc'
● Tc = x b2 x h
15
30 2
= x 600 x 900
15
= 118308072.421 N.mm

● Ø Tc = 0.6 ∙ 118308072.421
= 70984843.45 N.mm

Syarat : Ø Tc < Tu
70984843.45 N.mm < 1923283333.333 N.mm Perlu tulangan torsi

● Ø Ts = Tu - Ø Tc
= 1923283333.333 - 70984843.453
= 1852298489.881 N.mm

● Perhitungan tulangan longitudinal torsi


h1 808
2 + 2 +
b1 508
αt = = = 1.20 ≤ 2
3 3

b1 + h1 2 ∙ Tu - Ø Tc
At = x
b1 ∙ h1 αt x Ø ∙ fy
508 + 808 2 ∙ 1852298489.881
= x
508 ∙ 808 1.20 ∙ 0.6 ∙ 400

= 0.00321 x 12897034.442

= 41349.539 mm2
Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan
menggunakan 4 tulangan, sehingga :
At
▪ Perkiraan luasan total tulangan =
4
41349.539
=
4
= 10337.385 mm2

▪ Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter tulangan 16 mm


Luas tulangan (AsD16) = ¼ · π · D2
= ¼ · 3.14 · 16 2
= 201.062 mm2
Luas total tulangan (As4D16) = 4 · AsD16
= 4 · 201.062
= 804.248 mm2

804.248 mm2 < 10337.385 mm2 Dapat digunakan.

Sehingga digunakan tulangan memanjang 4D16 persisinya.

2.8 Perencanaan Pile Cap

Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan serta kemudahan) dalam pengerjaannya, maka
direncanakan dengan penamapang yang sama. Ditinjau Pile Cap yang menerima beban paling
besar yaitu di tengah bentang.
Balok Arah Y

Pile Cap
4.0 m
4,6 m

Balok Arah X

4.0 m
4,6 m

4.0 m 4.0 m
4,6 m 4,6 m
4,6 m 4,6 m

Balok Arah Y

Pile Cap
2.0 mm
2,3
Balok Arah X

2,3
2.0 mm

2.0 m 2.0 m
2,3 m 2,3 m

Direncanakan Dimensi Pile Cap :


» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm = 0.5 m
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm = 0.5 m
» Tinggi Pile Cap (h PC
) = 250 mm = 0.25 m
Diketahui :
» ɣbeton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
» ɣair = 1000 kg/m3 = 10 kN/m3
» Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
» Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
▪ Panjang pelat (Lpelat) = 4.0 m
▪ Lebar pelat (bpelat) = 4.0 m
▪ Tebal pelat (tpelat
) = 0.3 m
» Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
▪ Panjang balok (Lbalok) = 4.0 m
▪ Lebar balok (bbalok) = 0.6 m
▪ Tinggi balok (h balok
) = 0.9 m

2.8.1 Pembebanan Pile Cap (PC)


1) Beban Mati (PDL)
● Berat sendiri PC = LPC ∙ bPC ∙ hPC ∙ ɣbeton
= 0.5 ∙ 0.5 ∙ 0.25 ∙ 24
= 1.50 kN
● Berat genangan air hujan = Lpelat ∙ bpelat ∙ tinggi genangan air hujan ∙ ɣair
= 4.0 ∙ 4.0 ∙ 0.05 ∙ 10
= 8.00 kN

● Berat sendiri pelat = Lpelat ∙ bpelat ∙ tpelat ∙ ɣbeton


= 4.0 ∙ 4.0 ∙ 0.3 ∙ 24
= 115.200 kN

● Berat sendiri balok


▪ Balok arah X = Lbalok arah X ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton
= 4.0 ∙ 0.6 ∙ 0.9 - 0.3 ∙ 24
= 34.56 kN

▪ Balok arah Y = Lbalok arah Y ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton


= 4.0 ∙ 0.6 ∙ 0.9 - 0.3 ∙ 24
= 34.56 kN

Total berat sendiri balok = Balok arah X + Balok arah Y


= 34.56 + 34.56
= 69.12 kN

Total beban mati (PDL) = Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat sendiri pelat + berat
sendiri balok

= 1.50 + 8.00 + 115.20 + 69.12


= 193.82 kN

2) Beban Hidup (PLL)


● Beban hidup di atas dermaga
Diketahui : Beban merata di atas dermaga = 110 kg/m2
= 1.10 kN/m2

Sehingga, beban di atas dermaga = Beban merata ∙ Lpelat ∙ bpelat


= 1.10 ∙ 4.0 ∙ 4.0
= 17.60 kN
● Beban truck
Diketahui : Beban truk (P) = 10 ton
= 100 kN
● Beban crane cup + forklift
Diketahui : Beban crane cup + forklift (P) = 0.9375 ton
= 9.375 kN
Total beban hidup (PLL) = Beban hidup di atas dermaga + Beban truck + (Beban crane cup
+ forklift)
= 17.60 + 100 + 9.375
= 126.975 kN

3) Beban Terfaktor (Pult)


Pult = 1.2 . PDL + 1.6 . PLL
= 1.2 . 193.82 + 1.6 . 126.98
= 435.744 kN

2.8.2 Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap


ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 . fc' · Ag - Ast + fy . Ast
Dimana:
Ø = 0,65 (untuk sengkang persegi) ; 0,70 (untuk sengkang bulat/sengkang
spiral). Digunkan sengkang persegi dengan Ø = 0.65
fc' = kuat tekan beton = 30 MPa
fy = tegangan leleh baja = 400 MPa
Ag = luas penampang beton Pile Cap
= LPC · bPC
= 500 · 500
= 250000 mm2
Ast = luas tulangan kolom

● Rasio tulangan :
» ρg = Rasio penulangan, dimana : 0.01 < ρg < 0.08
Digunakan, ρg = 0.08
Ast
» ρg = Ast = ρg · Ag
Ag
» Ast = ρg · Ag
= 0.08 · 250000
= 20000 mm2

● ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 · fc' Ag - Ast + fy . Ast


= 0.80 · 0.65 0.85 · 30 250000 - 20000 + 400
· 20000
= 7209800.000 N
= 7209.800 kN
Syarat : ØPn maks > Pult
7209.800 kN > 435.744 kN

Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.

Dimensi Pile Cap (PC) :


» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm

2.8.3 Beban Merata Pada Pile Cap (q)


● q = Pult / 4.0 m
= 435.744 / 4.0 m
= 108.936 kN/m'
108.936 kN/m'
q = 700,480 kN/m'

4.0 m 4.0 m 4.0 m


4,6 m 4,6 m 4,6 m

Gaya yang bekerja akibat beban merata (q) pada Pile Cap :
Vu

● Gaya yang bekerja pada Pile Cap


» Gaya yang bekerja pada bagian pinggir
Vu = ½ ∙ q ∙ L L = Panjang tinjauan perpanel
= ½ ∙ 108.936 ∙ 4.0
= 217.872 kN
» Gaya yang bekerja pada bagian lengan
Vu = 1.15 ∙ ½ ∙ q ∙ L
= 1.15 ∙ ½ ∙ 108.936 ∙ 4.0
= 250.553 kN

Diperoleh Vu maks = 250.553 kN


● Momen yang terjadi akibat pembebanan ekstrim pada Pile Cap (M)
M = Vu maks ∙ L
= 250.553 ∙ 4.0
= 1002.211 kN.m

2.8.4 Penulangan Geser


Diketahui :
» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm
» Vu maks = 250.55 kN
Direncanakan :
» Diameter tulangan pokok (Øtul) = 19 mm
» Diameter begel/sengkang (Øbegel) = 10 mm
» selimut beton (ds) = 40 mm

● Tinggi efektif (d)


d = hPC - ds - ½ ∙ Øtul - Øbegel
= 250 - 40 - ½ ∙ 19 - 10
= 190.500 mm

● Kekuatan geser nominal beton


1
Vc = fc' · bPC · d
6
1
= 30 · 500 · 190.50
6
= 86950.956 N
= 86.951 kN

● Kontrol kebutuhan tulangan geser


½ ∙ Ø ∙ Vc = ½ ∙ 0.6 ∙ 86.951
= 26.085 kN
Syarat : Vu max > ½ ∙ Ø ∙ Vc
250.553 kN > 26.085 kN
Sehingga dibutuhkan tulangan geser

● Kebutuhan tulangan geser


Direncanakan mengguakan tulangan geser dengan diameter tulangan = Ø10 mm
» Spasi Tulangan (S)
Av · 3 · fy
S =
bPC
¼ · π · D2 3 · fy
=
bPC
¼ · π · 10 2 3 · 400
=
500
= 188.496 mm ≈ 185 mm
Sehingga digunakan tulangan geser Ø10-185 mm

2.9 Gaya-Gaya yang Bekerja Pada Dermaga


Gaya-gaya yang bekerja pada dermaga dapat dibedakan menjadi gaya vertikal dan
horizontal. Gaya vertikal meliputi berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup, beban peralatan
bongkar muat (Crane) dan sebagainya. Gaya horizontal dapat dibedakan menjadi gaya benturan
kapal ketika kapal merapat ke dermaga (gaya sandar, berthing forces) dan gaya tambat (mooring
forces) yaitu gaya yang ditimbulkan ketika kapal bertambat di dermaga yang disebabkan oleh
angin, arus dan gelombang.

1) Gaya Sandar (berthing forces)


Kapal yang merapat ke dermaga akan mempunyai sudut terhadap sisi dermaga dan
mempunyai kecepatan tertentu. Dalam perencanaan kapal diasumsikan bermuatan penuh
dan merapat dengan sudut 10o terhadap sisi depan dermaga dengan benturan kapal dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

W ∙ (Vx) 2

E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc
2 ∙ g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 218)
Keterangan :
E = Energi benturan (ton.m)
Vx = Komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal pada saat
membentur dermaga (m/det)
g = Gaya gravitasi bumi ( = 9.81 m/det2 )
W = Displacement tonage (ton)
Cm = Koefisien massa
Ce = Koefisien eksentrisitas
Cs = Koefisien kekerasan (diambil = 1.00 )
Cc = Koefisien bentuk dari tambatan (diambil = 1.00 )

Dimana :
π d
Cm = 1 + ∙
2 ∙ Cb B

W
Cb =
Lpp ∙ B ∙ d ∙ ɣo
Keterangan :
Lpp = Panjang garis air (m)
d = Draft kapal (m)
B = Lebar kapal (m)
ɣo = Berat jenis air laut (t/m3)
» Loa = 137 m
» B = 19.9 m
» d = 8.5 m
» ɣo = 1.025 t/m3
» Lpp = 0.846 ∙ Loa 1.0193
= 0.846 ∙ 137 1.0193
= 127.45 m

Tabel Karakteristik Kapal


(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 40)

» Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Displacement Tonnage (W) kapal


barang dengan Gross Tonnage = 10000 ton adalah :
W = 13900 ton
Sehingga :
W
Cb =
Lpp ∙ B ∙ d ∙ ɣo
13900
=
127.45 ∙ 19.9 ∙ 8.5 ∙ 1.025
= 0.629

π d
Cm = 1 + ∙
2 ∙ Cb B
π 8.5
= 1 + ∙
2 ∙ 0.629 19.9
= 2.067
● Koefisien eksentrisitas
1 Dimana :
Ce =
l 2 l = Jarak sepanjang permukaan air
1 + dermaga dari pusat berat kapal sampai
r titik sandar kapal.

r =
Jari-jari putaran di sekeliling pusat
berat kapal pada permukaan air.

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 220)

l = ¼ ∙ Loa
= ¼ ∙ 137
= 34.25 m

Grafik Jari-jari Putaran di Sekeliling Pusat Berat Kapal


(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 221)
Dari hasil plot pembacaan grafik didapatkan bahwa untuk koefisien blok (Cb) = 0.629
nilai perbandingan r/L adalah:
r
= 0.232
Loa

r = 0.232 ∙ Loa
= 0.232 ∙ 137
= 31.78 m
Jadi,
1
Ce =
l 2
1 +
r
1
=
34.25 2
1 +
31.78
= 0.46

Besarnya energi yang diserap oleh Fender (Energi benturan) :


W ∙ (Vx)2
E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc
2 ∙ (g)
Dimana :
Vx = V ∙ sin α (asumsi kapal merapat dengan sudut 10o)
= 0.15 ∙ sin 10 o
V = Kecepatan kapal saat merapat
= 0.026 m/det = 0.15 m/det
Sehingga :
W ∙ (Vx)2
E = ∙ Cm ∙ Ce ∙ Cs ∙ Cc
2 ∙ g
13900 ∙ 0.026 2
E = ∙ 2.07 ∙ 0.46 ∙ 1.00 ∙ 1.00
E = ∙ 2.07 ∙ 0.46 ∙ 1.00 ∙ 1.00
2 ∙ 9.81
= 0.460 ton.m

2) Gaya tambat (mooring forces)


a. Gaya akibat angin
Angin yang berhembus ke badan kapal yang ditambatkan akan menyebabkan
gerakan kapal yang bisa menimbulkan gaya pada dermaga. Apabila arah angin menuju ke
dermaga, maka gaya tersebut berupa gaya benturan ke dermaga. Sedangkan jika arahnya
meninggalkan dermaga, akan menyebabkan gaya tarikan kapal pada alat penambat.
Besarnya gaya angin tergantung pada arah dan kecepatan hembus angin, dan dapat dihitung
dengan rumus :

● Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah haluan ( α = 0o )


Rw = 0.42 ∙ Qa ∙ Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)
● Gaya longitudinal apabila angin datang dari arah buritan ( α = 180o )
Rw = 0.50 ∙ Qa ∙ Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)
● Gaya lateral apabila angin datang dari arah lebar ( α = 90o )
Rw = 1.10 ∙ Qa ∙ Aw
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 222)

Dimana :
» Qa = 0.063 ∙ (V)2
Keterangan :
» Rw = Gaya akibat angin (kg)
» Qa = Tekanan angin (kg/m2)
» V = Kecepatan angin (m/det)
» Aw = Proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)

Dengan asumsi angin datang dari arah lebar (α = 90o)


Diketahui :
» Qa = 100.800 kg/m2
» Karena asumsi angin datang dari arah lebar maka proyeksi bidang yang tertiup angin
dihitung dengan melakukan pendekatan/asumsi bahwa Aw = B . y
Dimana : B = Lebar kapal = 19.9 m
y = Asumsi tinggi kapal yang berada di atas permukaan air
dan terkena tiupan angin = 5 m (asumsi)
Aw = B ∙ y
= 19.9 ∙ 5
= 99.50 m2

» Misalnya proyeksi bidang kapal yang tertiup angin adalah 70% dari luas bagian
kapal yang berada di atas permukaan air, maka gaya pada kapal adalah :
Pw = 1.10 ∙ Qa ∙ Aw
= 1.10 ∙ 100.8 ∙ 70% ∙ 99.50
= 7722.792 kg
= 7.722792 ton

b. Gaya akibat arus


Seperti halnya angin, arus yang bekerja pada bagian kapal yang terendam air juga
menyebabkan terjadinya gaya pada kapal yang kemudian diteruskan pada alat penambat
dan dermaga. Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus, diberikan pada persamaan berikut :

Vc2
Ra = Cc ∙ gw ∙ Ac
2.g
(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 223)
Dengan :
» Ra = Gaya akibat arus (kg)
» Ac = Luas tampang kapal yang terendam air (m2)
» gw = Rapat massa air laut = 1025 kg/m3
» Vc = Kecepatan arus (m/det)
» Cc = Koefisien tekanan arus
Diketahui :
» 1 knots = 1.15 mil/jam
» 1 mil = 1.609 km
» V = 0.15 knots
= 0.1725 mil/jam
= 0.27755 km/jam
= 0.0771 m/det
» Panjang kapal (Loa) = 137 m
» Lebar kapal (B) = 19.9 m
» Draft (d) = 8.5 m
» Panjang garis air (Lpp) = 0.846 ∙ Loa 1.0193
= 0.846 ∙ 137 1.0193
= 127.45 m
» Koefisien tekanan arus (Cc) = 0.60 Perbandingan antara draft kapal dan
kedalaman air mendekati 1.

» Ac = Panjang garis air (Lpp) ∙ lebar kapal (B)


= 127.45 ∙ 19.9
= 2536.20 m2
Sehingga :
Vc2
Ra = Cc ∙ gw ∙ Ac
2.g
0.0770979167 2
= 0.60 ∙ 1025 ∙ 2536.20
2 9.81
= 472.546 kg
= 0.4725 ton
2.10 Perencanaan Fender
Diketahui : Energi benturan kapal (E) = 0.460 ton.m
a. Energi yang diserap oleh fender dan dermaga biasanya ditentukan ½ E, setengah energi
lain diserap oleh kapal dan air sehingga :
Efender= ½ ∙ E
= ½ ∙ 0.460
= 0.230 ton.m
Tabel gaya reaksi dan energi fender Tipe A per panjang satu meter dan pada
defleksi 45%

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 265)

Dalam perencanaan ini, digunakan fender model KAF 200H, dengan parameter sebagai berikut:
» Energi serap = 1.0 ton.m
» Reaksi = 15.28 ton
» Panjang fender = 4.0 m (Dengan memperhitungkan HWL dan LWL
terhadap taraf dermaga)
Kontrol : Energi serap > Energi fender
1.0 ton.m > 0.230 ton.m
Jadi, fender yang digunakan aman terhadap perencanaan dermaga. Maka digunakan fender
tipe KAF 200H.

b. Jarak antar fender


Diketahui : Kedalaman kolam dermaga = 10.75 m
Adapun jarak maksimum dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2
L = 2 ∙ r2 - r - h

Dimana :
h = tinggi fender = 200 mm = 0.20 m
r = jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal

» Log r = -1.055 + 0.65 Log DWT


Log r = -1.055 + 0.65 . Log 10000
Log r = -1.055 + 2.6
Log r = 1.545
r = 35.08 m
maka, L = 2 ∙ r2 - r - h 2
L = 2 ∙ 35.08 2 - 35.08 - 0.20 2
= 7.48 m ≈ 8.0 m

Diambil L = 8.0 m karena jarak antar tiang = 4.0 m serta dalam


perencanaan fender harus berdiri / dipasang sejajar dengan tiang dan balok.
» Jumlah fender yang digunakan
Lp
n = + 1
L
Diketahui : Panjang dermaga (Lp) = 316.0 m
maka, Lp
n = + 1
L
316.0
= + 1
8
= 40.50 ≈ 41 buah fender

2.11 Perencanaan Bollard (Alat Penambat)


Kapal yang berlabuh ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat
kebagian haluan, buritan, dan badan kapal. Tali-tali penambat tersebut diikatkan pada alat
penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga.
Bitt dengan ukuran lebih besar disebut bollard yang diletakkan pada kedua ujung dermaga
atau ditempat yang agak jauh dari sisi muka dermaga. Bitt digunakan untuk mengikat kapal
pada kondisi cuaca normal. Sedangkan bollard selain untuk mengikat kapal pada kondisi
normal dan kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke
dermaga atau untuk membelok atau memutar terhadap ujung dermaga atau dolphin.

Agar tidak mengganggu kelancaran kegiatan (bongkar muat barang) maka tinggi bollard tidak
boleh lebih dari 50 cm di atas lantai dermaga. (Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang
Triatmodjo, 2010, hal 283).

Tabel Gaya Bollard dan Jarak Antar Bollard

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279)

Berdasarkan tabel gaya tarik bollard dan jarak antar bollard, dengan displacement kapal
= 13900 ton, maka diperoleh :
» Gaya bolard (P) = 378 kN
» Jarak antar bolard = 16.95 m
Hasil Interpolasi
Hasil Interpolasi
» Gaya bolard tegak lurus tambatan = 21.95 kN/m
» Gaya bolard sepanjang tambatan = 16.95 kN/m

Direncanakan menggunakan Bollard "Kidney Type Dock Bollard"

(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2C% 20China


%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)

Digunakan kapasitas bollard 70 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada
tabel di atas.
Adapun jumlah Bollard yang digunakan berdasarkan jumlah kapal rencana yaitu 2 buah, maka
jumlah Bollard yang digunakan juga 2 buah.

● Perencanaan Bitt
Diketahui : Jumlah kapal (n) = 2 buah
Panjang dermaga (Lp) = 316.0 m
Gross tonnage (GT) = 10000 ton

Tabel Penempatan Bitt

(Sumber : Perencanaan Pelabuhan, Bambang Triatmodjo, 2010, hal. 279)


Berdasarkan tabel penempatan bitt dengan data ukuran kapal (GRT) = 10000 ton
Diperoleh jarak maksimum antar Bi = 25 m

» Jumlah bitt yang digunakan


Panjang dermaga
Jumlah Bitt = + 1
Jarak maksimum antar Bitt
316.00
= + 1
25
= 13.64 ≈ 14 buah bitt
» Panjang dermaga yang dilewati Biit
= (Jumlah biit - 2 ∙ jarak antara Bitt
= 14 - 2 ∙ 25
= 300 m
» Jarak Bollard antara sisi dermaga
(Panjang dermaga - panjang dermaga yang dilewati Bitt)
=
4
316.00 - 300.00
=
4
= 4.00 m
Direncanakan menggunakan Bitt tipe "Single Bitt Bollard"
(Sumber : https%3A//www.google.com&tiba=Dock%20Bollard%20Supplier%2 C%20China
%20Marine%20Bollard%20Manufacturer%20-%20Hi-Sea%20Marine" />)

Digunakan kapasitas bitt 50 ton, dengan spesifikasi dimensi sebagai mana ditunjukan pada tabel
di atas.

2.12 Perencanaan Tiang Pancang


Diketahui :
● Lebar apron = 20.00 m
● Tebal pelat (tpelat) = 300 mm = 0.30 m
● Dimensi Balok
» Lebar balok (b) = 600 mm = 0.60 m
» Tinggi balok (h) = 900 mm = 0.90 m
● Dimensi Pile Cap (PC) :
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm = 0.50 m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 500 mm = 0.50 m
● ɣbeton = 2400 kg/m3 = 2.40 t/m3
Dari perhitungan sebelumnya diketahui :
● Beban ultimate pelat dermaga = 35.933 t/m2
● Gaya akibat arus = 0.473 ton
● Gaya akibat angin = 7.723 ton
● Reaksi fender = 15.280 ton
● Gaya gempa = 96.293 kN = 9.629 ton
● Gaya bolard (P) = 378 kN = 37.800 ton
Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga, dihitung gaya-gaya vertikal dan
horizontal serta momen gaya terhadap titik tengah pada posisi dasar dermaga (Titik A)
Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga, dihitung gaya-gaya vertikal dan
horizontal serta momen gaya terhadap titik tengah pada posisi dasar dermaga (Titik A)

Tabel gaya vertikal dan momen terhadap titik A


Momen ke A
No Gaya Vertikal (ton) Lengan ke A (m)
(ton.m)
1 20.00 x 0.30 x 2.40 = 14.400 0.00 0.000
2 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -10.00 12.960
3 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -6.00 7.776
4 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 -2.00 2.592
5 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 2.00 -2.592
6 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 6.00 -7.776
7 0.60 x 0.90 x 2.40 = 1.296 10.00 -12.960
8 3.50 x 0.50 x 2.40 = 4.200 -8.00 33.600
9 3.50 x 0.50 x 2.40 = 4.200 -4.00 16.800
10 3.50 x 0.50 x 2.40 = 4.200 0.00 0.000
11 3.50 x 0.50 x 2.40 = 4.200 4.00 -16.800
12 3.50 x 0.50 x 2.40 = 4.200 8.00 -33.600
13 0.50 x 0.50 x 2.40 = 0.600 -10.00 -6.000
14 0.50 x 0.50 x 2.40 = 0.600 -6.00 -3.600
15 0.50 x 0.50 x 2.40 = 0.600 -2.00 -1.200
16 0.50 x 0.50 x 2.40 = 0.600 2.00 1.200
17 0.50 x 0.50 x 2.40 = 0.600 6.00 3.600
18 0.50 x 0.50 x 2.40 = 0.600 10.00 6.000
19 35.933 x 20.00 x 2.40 = 1724.800 0.00 0.000
ΣV = 1771.576 ΣM = 0.000

Tabel perhitungan gaya horizontal dan momen terhadap titik A

No Gaya Horizontal (ton) Lengan ke A Momen ke A (ton.m)

1 Gaya akibat Arus = 0.473 2.00 0.945


2 Gaya akibat angin = 7.723 2.00 15.446
3 Gaya akibat Fender = 15.280 2.00 30.560
4 Gaya akibat gempa = 9.629 2.00 19.259
5 Gaya bollard = 37.800 2.00 75.600
ΣH = 70.905 ΣM = 141.809

● Lebar balok melintang = 20.00 m


● Jarak antar balok melintang = 4.0 m
● Untuk pias sepanjang 4,0 m, gaya-gaya dan momen adalah :
» V = ((1771.56-1724.800-14.400)(4,0))+(1724.800/6)+(14.400/6)
= 419.371 ton
» M = 141.809 x 4
= 567.237 ton.m
» H = 70.905

● Perhitungan daya dukung tiang pancang


Diketahui : » Jenis tanah = Lempung (Clay)
» Nilai konis (P) = 45 kg/cm2 = 450 kN/m2
» Harga cleef (C) = 607.5 kg/cm2 = 6075 kN/m2
» Kedalaman tanah (L = 25 m
» Beban vertikal (V) = 419.371 ton = 4193.707 kN

● Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran diame = 600 mm


» Data tiang pancang
▪ Keliling tiang pancang (As) = 2 π (r₁ + r₂) = 3.456
▪ Luas tiang pancang (Ap) = π (r₁² + r₂²) = 0.47909
▪ Berat tiang pancang /m' = 393 kg/m = 98.250 kN
▪ Berat total tiang pancang (W) = 393 x 25 = 9825 kg

» Ket : r₁ = 0.3 m
r₂ = 0.25 m
t = 100 mm
D₁ = 600 mm
D₂ = 500 mm

Data diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


Data yang sebelumnya digunakan untuk menghitung:
» Daya dukung tiang pancang (Qp)
Qp = P x Ap
= 450 x 0.4791
= 215.5918 kN
» Daya dukung kulit tiang pancang (Qs)
Qs = C x As x L
= 6075 x 3.456 x 25
= 524842.323 kN
Qult = Qp + Qs
= 215.592 + 524842.323
= 525057.914 kN

» Daya dukung tiang (Qa)


Qult Fs = 2,5 (untuk bangunan permanen pengendalian
Qa =
Fs normal)
525057.914
=
2.5
= 210023.165794479 kN

Kontrol daya dukung :


Qa > V + W
210023.16579448 kN > 4291.957 kN

● Jumlah tiang yang mendukung dermaga tampak samping adalah 6 buah untuk panjang 20 m,
bagian penampang tiang seperti :
» X1 = -10.00 m
» X2 = -6.00 m
» X3 = -2.00 m
» X4 = 2.00 m
» X5 = 6.00 m
» X6 = 10.00 m
∑ X2 = -10.00 2 + -6.00 2 + -2.00 2 + 2.00 2
+ 6.00 2 + 10.00 2
= 280.00 m2
● Gaya vertikal yang bekerja pada tiang dermaga, dihitung dengan rumus :
V ∑ M.X
P = +
n ∑ X2
maka :
419.371 567.237 x -10.00
» P1 = + = 84.584
4 280.00
419.371 567.237 x -6.00
» P2 = + = 92.688
4 280.00
419.371 567.237 x -2.00
» P3 = + = 100.791
4 280.00
419.371 567.237 x 2.00
» P4 = + = 108.894
4 280.00
419.371 567.237 x 6.00
» P3 = + = 116.998
4 280.00
419.371 567.237 x 10.00
» P4 = + = 125.101
4 280.00
Dari hasil perhitungan, digunakan gaya yang paling besar bekerja yaitu :
P6 = 125.101 ton

● Penulangan pondasi
Direncanakan menggunakan tiang pancang lingkaran, diame 600 mm
» Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 600 2
= 282743.339 mm2

Direncanakan rasio tulangan ρ = 2 %= 0.020


Sehingga :
» As = ρ ∙ Ag
= 0.020 ∙ 282743.339
= 5654.867 mm2
Direncanakan tulangan Ø28
» Ast = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 28 2
= 615.752 mm2
Jumlah tulangan (n)
As 5654.867
» n = = = 9.184 ≈ 10 batang
Ast 615.752
Jadi, digunakan tulangan 10Ø28

● Gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang


H
T = < T = 0.7 ton
n
Dimana :
H = Gaya horizontal = 70.905 ton
n = Jumlah tiang = 6 buah

Maka gaya horizontal yang bekerja pada tiang pancang adalah :


70.905
T =
6
= 11.82 ton

Kontrol :
T = 11.82 ton > 0.7 ton

Gaya horizontal yang bekerja tersebut lebih besar daripada daya dukung yang diijinkan tiang,
maka tiang miring diperlukan.
Gaya horizontal tersebut lebih besar dari gaya dukung yang diizinkan tiang, maka tiang-tiang
pancang dipancang dengan rencana kemiringan sebagai berikut

No M:1 V (ton) H (ton)


1 - 84.584 -
2 - 92.688 -
3 - 100.791 -
4 3:1 108.894 36.298
5 3:1 116.998 38.999
6 3:1 125.101 41.700
ΣH 116.998

Gaya horizontal yang bekerja pada tiang adalah


H - ΣH = 70.905 - 116.998
= -46.093

ΣH
T =
T =
Jumlah Portal
-46.093
=
6
= -7.682 < 0.7 ton

● Menentukan panjang tiang pancang


Diketahui bahwa jenis tanah pada dasar laut adalah berlempung dengan nilai SPT = 18, maka
digunakan konstruksi dasar dermaga tipe tiang pancang
Diperoleh data hasil sondir :
» Nilai konis tanah, P = 45 kg/cm2
» Nilai kohesi, C = 607.5 kg/cm2
» Pada kedalaman tanah = 25 m

Dari hasil sondir di atas, diketahui bahwa jenis tanah pada kedalaman 25 m adalah tanah keras
sehingga telah mampu memikul seluruh beban yang terjadi di atasnya.
Namun untuk memperoleh kedalaman/panjang tiang yang efisien maka perlu perhitungan gaya
geser tiang terhadap tanah dengan data sbb :
» Nilai SPT (N) = 18
» H (kedalaman pemancangan tiang pada tanah)
» Kedalaman tanah - kedalaman palung = 25 - -10.75
= 35.75 m

Luas tiang :
Ag = ¼ ∙ π ∙ D2
= ¼ ∙ π ∙ 600 2
= 282743.339 mm2
= 0.283 m2

Qs = 0.2 N (untuk tanah pasir atau lumpur)

Beban yang dipikul, Qu = 125.101 ton


Qs1 = Qs ∙ ∆s1
= 0.2 x 18 ∙ 0.283 x 35.75
= 36.389 ton

Sehingga kedalaman efisien tiang adalah :


Qs1
h = H - ∙ H
Qu
36.389
= 25 - ∙ 25
= 25 - ∙ 25
125.101
= 17.728 m ≈ 18 m
125.101
= 17.728 m ≈ 19 m
N/mm2
N.mm
4.474

mm
·

kN/m2
7202
ortal
1
/80 ∙ Fiy
577.760
577.760
kN/m3

ah bangun
15.686

5.440
batang

300
N.mm
ngan torsi
10

pelat + berat

4.0
an crane cup

fy . Ast
400
ikal dan
peralatan
benturan
(mooring
kan oleh
an air
kapal sampai

ing pusat
an air.
1.00
1.00

enyebabkan
menuju ke
ika arahnya
penambat.
pat dihitung

tertiup angin
s bagian
:

air juga
nambat
ikut :
kapal dan
1.

ebagai berikut:

WL dan LWL
kan fender
penambat
pada alat

g dermaga
kat kapal
a kondisi
erapat ke

bollard tidak
mbang

10000
20000
300
500
15
20
20
25
15
20

il Interpolasi
il Interpolasi

20China

kan pada
ah, maka
C%20China

pada tabel

l dan
)
Momen ke A
(ton.m)
0.000
12.960
7.776
2.592
-2.592
-7.776
-12.960
33.600
16.800
0.000
-16.800
-33.600
-6.000
-3.600
-1.200
1.200
3.600
6.000
0.000
0.000

ke A (ton.m)

.945
5.446
0.560
9.259
5.600
1.809
kN/m2
kN/m2
alian
ton

ton

ton

ton

ton

ton
an tiang,
8, maka

nah keras

ngan gaya
Dari hasil analisis SAP 2000, diperoleh nilai gaya dalam maksimum sebagai berikut :
● Momen tumpuan Max = 976.984 kN.m
● Momen lapangan Max = 867.978 kN.m
● Gaya geser (lintang) Max = 1461.059 kN
● Gaya normal Max = 2847.470 kN

2.7.3 Penulangan balok induk


1) Penulangan Daerah Tumpuan
● Mu = Mmax = 976.984 kN.m
= 976984000.000 N.mm

● Dimensi balok = 500 x 700 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diametet begel (Øbegel) = 12 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 700 - 75 + 12 + ½ · 25
= 600.5 mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · b · d 2
976984000.000
=
0.8 500 600.5 2
= 6.77332 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.68627
0.85 · fc' 0.85 · 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350
fy 400

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.686 · 6.773
= 1 - 1 -
15.686 400
= 0.02010

ρmax
= 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438

Syarat : ρmin < ρperlu < ρmax


0.00350 < 0.02010 < 0.02438
Karena, ρmin > ρperlu
maka digunakan: ρ = ρmin = 0.00350

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · b · d
= 0.00350 · 500 · 600.5
= 1050.875 mm2

● Luas tulangan pokok (AsD16)


AsD25 = ¼ · π · D 2
= ¼ · π · 25 2
= 490.874 mm 2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 1050.875
n = = = 2.141 ≈ 3 batang
AsD16 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 3D25

2) Penulangan Daerah Lapangan


● Mu = Mmax = 867.978 kN.m
= 867978300.000 N.mm

● Dimensi balok = 500 x 700 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 25 mm
Diametet begel (Øbegel) = 12 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 700 - 75 + 12 + ½ · 25
= 600.5 mm

● Lebar efektif (bef)


L 3500
▪ = = 875 mm
▪ = = 875 mm
4 4
▪ bw + 16 . hf = 500 + 16 300 = 5300 mm
▪ As ke As = 3500 mm
Digunakan bef terkecil :
Jadi, bef = 875 mm

● Momen tahanan (MR)


MR = Ø · 0.85 · fc' · bef · hf · d - ½ hf
= 0.8 · 0.85 · 30 · 875 · 300 · 600.5 - ½ 300
= 2412427500.000 N.mm

Syarat: MR > MU
2412427500.000 N.mm > 867978300.000 N.mm

● Koefisien tahanan (k)


Mu
k =
Ø · bef · d 2
867978300.000
=
0.8 · 875 · 600.5 2
= 3.43862 N/mm2

● Nilai m
fy 400
m = = = 15.6862745
0.85 · fc' 0.85 · 30

● Rasio penulangan
1.4 1.4
ρmin = = = 0.00350
fy 400

1 2 · m · k
ρperlu = 1 - 1 -
m fy
1 2 · 15.6862745 · 3.43862
= 1 - 1 -
15.6862745098 400
= 0.00927

ρmax
= 0.75 ρb

0.85 · fc' · β1 600


ρb = x
fy 600 + fy
0.85 · 30 · 0.85 600
= x
400 600 + 400
= 0.03251
Jadi,
ρmax = 0.75 0.03251
= 0.02438
Syarat: ρmin < ρperlu < ρmax
0.00350 < 0.00927 < 0.02438
ρmin > ρperlu Tetap digunakan ρperlu untuk daerah lapangan.
Maka digunakan: ρ = ρperlu = 0.00927

● Luas tulangan perlu (Asperlu)


Asperlu = ρ · bef · d
= 0.00927 · 875 · 600.5
= 4871.141 mm 2

● Luas tulangan pokok (AsD25)


AsD25 = ¼ · π · D2
= ¼ · π · 25 2
= 490.874 mm2

● Jumlah tulangan (n)


Asperlu 4871.141
n = = = 9.923 ≈ 10 batang
AsD16 490.874

Jadi, tulangan yang digunakan 10D25

3) Penulangan Geser (Sengkang)


● Vu = 1461.059 kN

● Ukuran balok = 500 x 700 mm2

● Perkiraan tinggi efektif penampang (d)


Selimut beton (d') = 75 mm
Diametr tulangan pokok (Øtul) = 16 mm
Diameter begel (Øbegel) = 10 mm

d = h - (d' + Øbegel + ½ . Øtul)


= 700 - 75 + 10 + ½ · 16
= 607 mm
● Kekuatan Nominal Geser Penampang (ØVc)
1
Vc = fc' · b · d
6
1
= 30 · 500 · 607
6
= 277056.327 N
= 277.056 kN

ØVc = 0.6 · 277.056


= 166.234 kN

Syarat : ØVc < Vu


166.234 kN < 1461.059 kN dibutuhkan tulangan geser
● Syarat Keseimbangan Geser
Vu
Vs = - Vc
Ø
1461.059
= - 277.056
0.6
= 2158.04200633 kN
= 2158042.006 N

1 1
fc' · b · d = 30 · 500 · 607
3 3

= 554112.654 N
= 554.113 kN

Syarat : 1
Vs < fc' · b · d
3
2158.042 kN > 554.113 kN

Digunakan spasi tulangan maksimum (Smaks)


1
Smaks = d
2
1
= 607
2
= 303.5 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø10 (Sperlu) daerah tumpuan


Av · fy · d
Sperlu =
Vs
¼ · π · 10 2 400 · 607
=
2158042.006
= 8.836 mm » 8 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan Sperlu = 8 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø10-8 mm

● Kebutuhan tulangan geser memakai Ø10 (Sperlu) daerah lapangan


Av · 3 · fy
Sperlu =
b
¼ · π ·
10 2 3 · 400
=
500
= 188.496 mm » 180 mm

Sperlu < Smax, maka digunakan Sperlu = 180 mm


Tulangan geser yang digunakan Ø10-180 mm

4) Penulangan Torsi
Dik : ▪ Dimensi balok :
Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 700 mm
▪ Diameter sengkang (Øsengkang) = 10 mm
▪ Tebal selimut beton (ts) = 75 mm
▪ Torsi ultimate (Tu)
Mu lapangan 867978300.000
Tu = =
Ø 0.8
= 1084972875.000 N.mm
▪ Mutu beton (fc') = 30 MPa
▪ Mutu baja (fy) = 400 MPa
▪ Øtorsi = 0.6

● b1 = b - 2 . ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 500 - 2 ∙ 75 - 2 ½ ∙ 12
= 338 mm

● h1 = h - 2 ts - 2 ½ ∙ Øsengkang
= 700 - 2 ∙ 75 - 2 ½ ∙ 12
= 538 mm

fc'
● Tc = x b2 x h
15
30 2
= x 500 x 700
15
= 63900965.042 N.mm

● Ø Tc = 0.6 ∙ 63900965.042
= 38340579.025 N.mm

Syarat : Ø Tc < Tu
38340579.025 N.mm < 1084972875.000 N.mm Perlu tulangan torsi

● Ø Ts = Tu - Ø Tc
= 1084972875.000 - 38340579.025
= 1046632295.975 N.mm

● Perhitungan tulangan longitudinal torsi


h1 538
2 + 2 +
b1 338
αt = = = 1.20 ≤ 2
3 3

b1 + h1 2 ∙ Tu - Ø Tc
At = x
b1 ∙ h1 αt x Ø ∙ fy
338 + 538 2 ∙ 1046632295.975
= x
338 ∙ 538 1.20 ∙ 0.6 ∙ 400
= 0.00482 x 7285043.576
= 35094.357 mm2

Dipasang tulangan memanjang pada kedua sisi. Untuk tiap sisinya direncanakan
menggunakan 4 tulangan, sehingga :
At
▪ Perkiraan luasan total tulangan =
4
35094.357
=
4
= 8773.589 mm2

▪ Direncanakan menggunakan tulangan dengan diameter tulangan 16 mm


Luas tulangan (AsD16) = ¼ · π · D2
= ¼ · 3.14 · 16 2
= 201.062 mm2
Luas total tulangan (As4D16) = 4 · AsD16
= 4 · 201.062
= 804.248 mm2

804.248 mm2 < 8773.589 mm2 Dapat digunakan.

Sehingga digunakan tulangan memanjang 4D16 persisinya.

2.8 Perencanaan Pile Cap


Untuk keseragaman dan nilai estetika (keindahan serta kemudahan) dalam pengerjaannya, maka
direncanakan dengan penamapang yang sama. Ditinjau Pile Cap yang menerima beban paling besar
yaitu di tengah bentang.
Balok Arah Y

Pile Cap
4,6 m

Balok Arah X

4,6 m

4,6 m 4,6 m

Balok Arah Y

Pile Cap
2,3 m
Balok Arah X
Pile Cap
2,3 m
Balok Arah X

2,3 m

2,3 m 2,3 m

Direncanakan Dimensi Pile Cap :


» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm = 0.5 m
» Lebar Pile Cap (bPC) = 500 mm = 0.5 m
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm = 0.25 m
Diketahui :
» ɣbeton = 2400 kg/m3 = 24 kN/m3
» ɣair = 1000 kg/m3 = 10 kN/m3
» Tinggi genangan air hujan = 0.05 m
» Dimensi Pelat Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)
▪ Panjang pelat (Lpelat) = 3.5 m
▪ Lebar pelat (bpelat
) = 3.5 m
▪ Tebal pelat (tpelat) = 0.3 m

» Dimensi Balok Tinjauan Perpanel (Arah X = Arah Y)


▪ Panjang balok (Lbalok) = 3.5 m
▪ Lebar balok (bbalok
) = 0.5 m
▪ Tinggi balok (hbalok) = 0.7 m

2.8.1 Pembebanan Pile Cap (PC)


1) Beban Mati (PDL)
● Berat sendiri PC = LPC ∙ bPC ∙ hPC ∙ ɣbeton
= 0.5 ∙ 0.5 ∙ 0.25 ∙ 24
= 1.50 kN

● Berat genangan air hujan = Lpelat ∙ bpelat ∙ tinggi genangan air hujan ∙ ɣair
= 3.5 ∙ 3.5 ∙ 0.05 ∙ 10
= 6.13 kN

● Berat sendiri pelat = Lpelat ∙ bpelat ∙ tpelat ∙ ɣbeton


= 3.5 ∙ 3.5 ∙ 0.3 ∙ 24
= 88.200 kN

● Berat sendiri balok


▪ Balok arah X = Lbalok arah X ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton
= 3.5 ∙ 0.5 ∙ 0.7 - 0.3 ∙ 24
= 16.80 kN
▪ Balok arah Y = Lbalok arah Y ∙ bbalok ∙ (hbalok - tpelat) ∙ ɣbeton
= 3.5 ∙ 0.5 ∙ 0.7 - 0.3 ∙ 24
= 16.80 kN

Total berat sendiri balok = Balok arah X + Balok arah Y


= 16.80 + 16.80
= 33.60 kN

Total beban mati (PDL) = Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat
sendiri pelat + berat sendiri balok
= 1.50 + 6.13 + 88.20 + 33.60
= 129.43 kN

2) Beban Hidup (PLL)


● Beban hidup di atas dermaga
Diketahui : Beban merata di atas dermaga = 110 kg/m2
= 1.10 kN/m2

Sehingga, beban di atas dermaga = Beban merata ∙ Lpelat ∙ bpelat


= 1.10 ∙ 3.5 ∙ 3.5
= 13.48 kN
● Beban truck
Diketahui : Beban truk (P) = 10 ton
= 100 kN
● Beban crane cup + forklift
Diketahui : Beban crane cup + forklift (P) = 15 ton
= 150 kN

Total beban hidup (PLL) = Beban hidup di atas dermaga + Beban truck +
(Beban crane cup + forklift)
= 13.48 + 100 + 150
= 263.48 kN

3) Beban Terfaktor (Pult)


Pult = 1.2 PDL + 1.6 PLL
= 1.2 129.43 + 1.6 263.48
= 576.87 kN

2.8.2 Pemeriksaan Kekuatan Maksimum Pile Cap


ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 · fc' Ag - Ast + fy · Ast
Dimana:
Ø = 0,65 (untuk sengkang persegi) ; 0,70 (untuk sengkang bulat/sengkang
spiral). Digunkan sengkang persegi dengan Ø = 0.65
fc' = kuat tekan beton = 30 MPa
fy = tegangan leleh baja = 400 MPa
Ag = luas penampang beton Pile Cap
= LPC · bPC
= 500 · 500
= 250000 mm2
Ast = luas tulangan kolom

● Rasio tulangan :
» ρg = Rasio penulangan, dimana : 0.01 < ρg < 0.08
Digunakan, ρg = 0.03

Ast
» ρg = Ast = ρg · Ag
Ag

Ast = ρg · Ag
= 0.03 · 250000
= 7500 mm2

● ØPn maks = 0.80 · Ø 0.85 · fc' Ag - Ast + fy · Ast


= 0.80 · 0.65 0.85 · 30 250000 - 7500 + 400
· 7500
= 4775550.000 N
= 4775.550 kN

Syarat : ØPn maks > Pult


4775.550 kN > 576.870 kN

Dapat disimpulkan, bahwa dimensi Pile Cap (PC) yang direncanakan tersebut aman terhadap
beban aksial yang terjadi.
Dimensi Pile Cap (PC) :
» Panjang Pile Cap (LPC) = 500 mm
» Lebar Pile Cap (b PC
) = 500 mm
» Tinggi Pile Cap (hPC) = 250 mm

2.8.3 Beban Pile Cap Ditinjau Permeter (q)


● q = Pult / 1 m
= 576.870 / 1 m
= 576.870 kN/m'

q = 700,480 kN/m'

4,6 m 4,6 m 4,6 m

Gaya yang bekerja akibat beban merata (q) pada Pile Cap :
Vu
Vu

● Gaya yang bekerja pada Pile Cap


» Gaya yang bekerja pada bagian pinggir
Vu = ½ ∙ q ∙ L L = Panjang tinjauan perpanel
= ½ ∙ 576.87 ∙ 3.5
= 1009.523 kN

» Gaya yang bekerja pada bagian lengan


Vu = 1.15 ∙ ½ ∙ q ∙ L
= 1.15 ∙ ½ ∙ 576.87 ∙ 3.5
= 1160.951 kN

Diperoleh Vu maks = 1160.951 kN

● Momen yang terjadi akibat pembebanan ekstrim pada Pile Cap (M)
M = Vu maks ∙ L
= 1160.951 ∙ 3.5
= 4063.328 kN.m
300
Perlu tulangan torsi
Berat sendiri PC + berat genangan air hujan + berat
sendiri pelat + berat sendiri balok

3.5
400

Anda mungkin juga menyukai