Anda di halaman 1dari 9

Analisa Suara Jantung Berbasis Complex Continuous Wavelet

Transform

Putri Madona1) Achmad Arifin2) Tri Arief Sardjono3) Rimuljo Hendradi4)

1) Jurusan Teknik Elektro Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 2 8 2 6 5 , email: d ho na @pcr.ac.id


2,3,4) Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111

Abstrak – Penyakit jantung merupakan salah satu seringkali datang secara tiba-tiba. Untuk itu,
penyakit berbahaya yang masih menjadi penyebab pengenalan secara dini terhadap penyakit jantung
utama kematian di seluruh dunia. Penyakit jantung dapat membantu untuk terhindar dari serangan
valvular merupakan salah satu jenis penyakit jantung jantung.
yang disebabkan ketidaknormalan fungsi katup-katup Analisis suara jantung menggunakan teknik
jantung. Teknik auskultasi tradisional yang masih auskultasi, sampai saat ini masih sangat umum
umum dijalankan hingga saat ini mengandung digunakan. Auskultasi yang dilakukan seorang ahli
kelemahan yang utama, yaitu faktor variabilitas intra- jantung, didefinisikan sebagai proses interpretasi
subjek dan inter-subjek, sehingga dapat gelombang-gelombang akustik yang dihasilkan oleh
mengakibatkan perbedaan hasil diagnosa. Dalam aktivitas mekanik jantung [1].
rangka mengembangkan sistem auskultasi modern Diagnosis kelainan jantung hanya dengan
diperlukan suatu metode yang mampu menganalisa mendengarkan suara jantung melalui stetoskop saja
suara jantung dengan baik. Oleh karena itu diusulkan tidak cukup [2][3]. Kelemahan dari cara ini adalah
sebuah metode analisis data suara jantung bahwa keterampilan mendiagnosa suara jantung
menggunakan Complex Continuous Wavelet menggunakan stetoskop adalah suatu hal yang tidak
Transform. Data yang digunakan adalah 28 data mudah. Keakuratan analisa sangat tergantung pada
suara jantung yang dikumpulkan dari database publik kepekaan telinga dan tingkat pengalaman seorang ahli
serta 16 data dari pengambilan sampel suara jantung dalam membedakan antara satu kelainan dengan
normal dari subjek normal menggunakan stetoskop kelainan yang lain. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun
digital. Prosedur pemrosesan sinyal untuk untuk memperoleh dan memfilter suara jantung
mengekstrak fenomena fisik tersembuyi dari sinyal tersebut [4]. Dan keahlian teknik auskultasi ini pun
suara jantung terdiri dari 3 tahap. Pertama, Discrete tidak bisa dengan mudah diajarkan secara terstruktur,
Wavelet Transform, digunakan untuk mengurangi sehingga pendengaran seorang ahli jantung dengan
background noise pada sinyal asli. Kedua, sinyal ahli jantung yang lain tidak dapat digandakan.
disegmentasi menggunakan Normalized Average Oleh sebab alasan-alasan yang dikemukakan
Shannon Energy. Ketiga, karakteristik dari sinyal di atas, maka diagnosa kelainan jantung hanya dengan
akan diekstrak menggunakan Complex Continuous mendengarkan suara jantung menjadi sangat subjektif.
Wavelet Transform (CWT). Metode CWT yang telah Kelemahan lainnya adalah bahwa pada teknik
diusulkan ini, menunjukkan kemampuan dalam auskultasi tradisional, suara jantung tidak direkam,
mengekstrak dan mengidentifikasi suara jantung sehingga tidak dapat didengarkan ulang untuk
pertama S1, suara jantung kedua S2 dan komponen- didengarkan bersama-sama dokter yang lain sebagai
komponennya. Hasil kontur time-frekuensi yang bahan diskusi. Untuk itu, diperlukan prosedur yang
merefleksikan aktifitas mekanik dari katup maupun lebih obyektif menggunakan teknik auskultasi
otot jantung diharapkan dapat digunakan dalam modern. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan
mendiagnosa kelainan jantung manusia. perumusan matematis sebagai kompensasi untuk
analisa medis, dan dengan melakukan perekaman,
Kata Kunci: complex continuous wavelet transform, visualisasi serta analisa suara jantung, sehingga dapat
suara jantung, segmentasi. didengarkan ulang dan mempunyai data yang
kuantitatif sehingga dapat dianalisa lebih lanjut secara
1. PENDAHULUAN lebih objektif.
Untuk mengembangkan teknik auskultasi
1.1 Latar Belakang. modern, dibutuhkan suatu metode analisis suara
Serangan jantung masih menjadi salah satu jantung yang mampu menyajikan informasi berupa
penyebab utama kematian di seluruh dunia. Gejala data-data kuantitatif dari kondisi aktifitas jantung.
abnormalitas atau yang dikenal dengan murmur,

46
Perkembangan teknik elektronika modern pengklasifikasi yang paling baik akan menghasilkan
memungkinkan untuk melakukan hal tersebut. klasifikasi yang buruk apabila pemilihan fitur tidak
Perekaman dan analisa suara jantung dapat dilakukan dengan baik. Pada kasus suara jantung,
dilakukan dengan teknik pengolahan sinyal untuk konsentrasi energi terhadap bidang waktu-frekuensi
membedakan antara suara jantung yang satu dengan untuk suara jantung normal menjadi perhatian khusus.
suara yang lain. Berbagai teknik pengolahan sinyal Apabila konsentrasi energi ini diketahui, maka setiap
digital (PSD) telah banyak dilakukan untuk distribusi energi dalam bidang waktu-frekuensi yang
menganalisa suara jantung. Beberapa bekerja di tidak lazim menyajikan suatu indikasi
domain waktu dan yang lain bekerja di domain ketidaknormalan.
frekuensi. Dalam rangka mengembangkan teknik
Sinyal biomedik pada umumnya adalah auskultasi modern, maka pada penelitian ini diuji
sinyal non stasioner. Dan sinyal suara jantung suatu metode untuk analisa suara jantung
termasuk sinyal biomedik yang nonstationer, dimana menggunakan Complex Continuous Wavelet
sinyal ini mempunyai karakteristik waktu-frekuensi Transform.
yang sangat kompleks. Seringkali sinyal suara jantung
berdurasi pendek, komponen frekuensi tinggi 2. METODE
berhubungan dengan jarak dalam domain waktu dan
frekuensi rendah berhubungan dengan jarak dalam Langkah-langkah yang dilakukan dalam
domain frekuensi . Sehingga, untuk menganalisa penelitian ini dibagi atas pengambilan dan
sinyal suara jantung, dibutuhkan resolusi yang baik di pengumpulan data suara jantung, segmentasi dan
dalam domain waktu dan domain frekuensi [5]. ekstraksi sinyal suara jantung.
Transformasi dari sinyal-sinyal suara jantung
dapat dilakukan dengan Fast Fourier Transform 2.1. Pengambilan dan pengumpulan data.
(FFT), Short Term Fourier Transform (STFT), dan Data suara jantung yang akan diolah
Continous Wavelet Transform (CWT). Pada penelitian didapatkan dengan 2 cara, yakni 28 data suara
sebelumnya telah ditunjukkan bahwa FFT dapat jantung dari database publik dan 16 data suara
menginformasikan frekuensi yang berharga. Akan jantung normal yang diambil dari subyek normal
tetapi, FFT tidak mempertimbangkan waktu, sehingga menggunakan stetoskop digital 3M Littmann series
tidak dapat mengungkapkan kedua katup jantung 4100.
mana yang menutup terlebih dahulu [2]. FFT juga Data suara jantung didapat dari literatur [4].
tidak mampu menunjukkan waktu tunda, yang dikenal Literatur ini berupa buku petunjuk dan sebuah kaset
dengan sebutan ‘split’, antara A2 dan P2 pada suara audio yang memuat database mengenai suara jantung
jantung kedua, dimana waktu tunda ini dapat normal dan patologis dengan 16 bit/sample, frekuensi
menunjukkan informasi adanya beberapa kelainan sampling 11025 Hz, yang terdiri dari 6 buah data
patologis. Sehingga FFT lebih sesuai digunakan untuk suara jantung normal, 9 buah data suara jantung Atrial
analisa sinyal yang stasioner. seftal defect (ASD), 5 buah data suara jantung Mitral
Debbal dan Reguig telah melakukan stenosis (MS) dan 8 buah data suara jantung Patent
penganalisaan domain waktu dengan STFT [2][3]. ductus arteriosus (PDA). Sinyal dari suara jantung
Spektogram STFT tidak dapat mendeteksi dengan normal dan 3 murmur dari literatur [4] yang akan
sempurna dua komponen suara jantung pertama diujikan diperlihatkan pada Gambar 1. Data ini
(mitral dan trikuspid) dan dua komponen suara nantinya akan diubah menjadi file WAVE (*.wav) dan
jantung kedua (aortik dan pulmonal). Masalah ini akan displit atas 2 bagian yakni normal dan murmur.
disebabkan oleh adanya pemilihan panjang window Pengambilan data menggunakan stetoskop
waktu yang tetap dan trade-off antara resolusi waktu digital dilakukan pada 2 wanita berumur 25 dan 32
dan frekuensi. Apabila panjang window waktunya tahun dan 2 orang pria berumur 40 dan 34 tahun tanpa
sempit, maka resolusi frekuensinya buruk. Sebaliknya, riwayat penyakit jantung. Stetoskop yang digunakan
apabila panjang window frekuensinya lebar maka adalah Littmann Series 4100. Frekuensi sampling
resolusi waktunya buruk. yang digunakan adalah 8000 Hz.
Penggunaan CWT sangat cocok dan handal Perekaman pada setiap subjek dilakukan pada
pada analisis sinyal biomedik yang bersifat empat titik auskultasi yakni aorta, pulmonal, trikuspid
nonstasioner, seperti sinyal suara jantung. Karena dan mitral. Perekaman dilakukan pada subjek dengan
CWT memiliki resolusi yang baik di domain waktu posisi duduk dengan lama perekaman rata-rata adalah
maupun domain frekuensi [5]. Sehingga, karakteristik 6 detik. Data hasil perekaman menggunakan stetoskop
dari setiap pola sinyal suara jantung dapat diekstrak Littmann series 4100 adalah *.e4k. File ini kemudian
lebih tepat. diubah menjadi *.WAV untuk diolah ke proses
Ekstraksi fitur merupakan salah satu dari berikutnya. Data ini dapat dilihat pada Gambar 2.
tahapan yang paling penting dalam pengklasifikasian
otomatis sinyal biomedis, karena dengan

47
(a) (b)

(c) (d)

Gambar 1. Data publik sinyal suara jantung (a) normal, (b) atrial seftal defect, (c) mitral stenosis, (d) patent ductus
arteriosus

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2. Data satu siklus suara jantung menggunakan stetoskop digital (a) aorta, (b) mitral, (c) pulmonal, (d) tricuspid.
2.2. Segmentasi dan frekuensi yang tinggi mengenai suatu sinyal.
Proses segmentasi yang dilakukan melalui Feature extractor ini menggunakan suatu daerah
beberapa tahapan, yakni melakukan pre-processing, window yang berukuran variabel. Karena wavelet
menghitung envelogram dan mengidentifikasi suara dapat membesar atau menjadi padat, fitur-fitur yang
jantung S1 dan S2. Ketiga proses ini telah dilakukan berbeda dari sinyal akan diekstrak. Ketika wavelet
oleh penulis pada penelitian sebelumnya.Algoritma yang sempit mengekstrak komponen-komponen
segmentasi yang digunakan telah menunjukkan frekuensi tinggi, maka wavelet yang membentang
kemampuan dalam mensegmentasi suara jantung S1, mengambil komponen-komponen berfrekuensi rendah
S2 dan komponen-komponennya dengan tingkat dari sinyal [7].
keberhasilan 71.43%.[6]. CWT dihitung melalui konvolusi sinyal s(t)
dengan sebuah modulasi window pada setiap waktu
2.3. Ekstraksi menggunakan CWT dengan setiap skala yang diinginkan. Modulasi
Continuous Wavelet Transform (CWT) telah window yang mempunyai skala fleksibel inilah yang
dikembangkan sebagai suatu metode untuk disebut dengan mother wavelet atau fungsi dasar
memperoleh informasi yang simultan, resolusi waktu
48
wavelet, yang menghasilkan sejumlah koefisien C(a,b) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diberikan oleh :
3.1. Hasil Kontur Data Publik
Pada penelitian ini, masing-masing data suara
(2.1) jantung S1 dan S2 yang sudah diidentifikasi melalui
proses segmentasi akan diekstrak menggunakan CWT
dimana : berupa fitur matriks berukuran 100 x 100. Sumbu x
• b adalah lokasi waktu; adalah merupakan indeks dari waktu dan sumbu y
• a dinamakan faktor skala dan berbanding terbalik merupakan indeks dari frekuensi (skala). Sementara
dengan frekuensi (a >0); itu, spektrum warna adalah magnitudo ternormalisasi
• Lambang * menyatakan suatu konyugat kompleks; dari koefisen wavelet C. Dimana magnitudo yang
• g(t) adalah mother wavelet. maksimum ditunjukkan dengan warna merah
Fungsi mother wavelet g(t) harus memenuhi dibandingan dengan magnitudo yang kecil.
beberapa sifat, yaitu kontinuitas, integrabilitas, Pada penelitian ini mother wavelet yang
integrabilitas kuadrat, progresivitas dan tidak digunakan adalah Morlet. Dan skala yang digunakan
mempunyai komponen d.c. Selain itu, wavelet g(t) adalah 0.0001 hingga 0.0101. Nilai skala ini
harus terkonsentrasi pada waktu dan frekuensi. berbanding terbalik dengan frekuensi. Dimana skala
Diketahui bahwa perkalian waktu-bandwidth yang yang lebih besar menunjukkan frekuensi yang rendah
paling kecil dicapai oleh fungsi Gaussian [7]. dan skala yang lebih kecil menunjukkan frekuensi
Sebagaimana ditunjukkan oleh [8], wavelet Morlet yang tinggi. Hasil perhitungan CWT digambarkan
adalah suatu fungsi Gaussian termodulasi dalam bentuk contour.
eksponensial kompleks yang dituliskan sebagai Ekstraksi fitur dilakukan pada hasil
persamaan (2.2). Gambar 3 menunjukkan bentuk dari segmentasi S1 dan S2 dari 20 buah data publik suara
wavelet Morlet. jantung normal, mitral stenosis dan atrial seftal defect.
Jumlah data S1 adalah 20 data dan S2 juga 20 data.
(2.2) Kemudian 8 buah data satu siklus dari suara jantung
patent ductus arteriosus yang disegmentasi secara
Dimana manual. Kontur dan pengukuran skala suara jantung
S1 dapat dilihat pada Gambar 4.
Dari gambar dan hasil pengukuran skala S1,
S2 dan komponen pada data Normal, atrial seftal
Hasil CWT adalah nilai-nilai koefisien defect, mitral stenosis dan patent ductus arteriosus
wavelet C yang merupakan distribusi energi dalam didapatkan bahwa dari 17 data yang dapat
bidang waktu-frekuensi. Konsentrasi energi terhadap diidentifikasi komponen A2 dan P2-nya. Pada normal,
bidang waktu-frekuensi untuk suara-suara jantung atrial seftal defect maupun mitral stenosis, batas
normal menjadi perhatian khusus. Jika konsentrasi bawah A2 rata-rata lebih rendah dari P2. Hal ini
energi ini diketahui, maka setiap distribusi energi menunjukkan bahwa A2 mengandung konten
dalam bidang waktu-frekuensi yang tidak lazim frekuensi yang lebih tinggi dari P2 sesuai dengan
menyajikan suatu indikasi ketidaknormalan. Sehingga penelitian [2].
karakteristik-karakteristik dari setiap pola sinyal suara Split atau delay rata-rata antara A2 dan P2
jantung dapat diekstrak lebih tepat. dari hasil pengujian pada suara jantung normal adalah
Hasil segmentasi suara jantung S1 dan S2 11 ms dengan standar deviasi 9,7 ms. Sedangkan pada
pada proses sebelumnya akan dihitung nilai koefisien atrial seftal defect 36 ms dengan standar deviasi 30,15
waveletnya. CWT digunakan sebagai analisa suara ms . Untuk Mitral stenosis rata-rata 21,66 ms dengan
jantung dan disebut juga sebagai ekstraksi fitur. Hasil standar deviasi 8,38 ms. Split antara A2 dan P2 dapat
CWT adalah distribusi energi dalam bidang waktu- menunjukkan beberapa kelainan patologis. Delay
frekuensi. antara komponen A2 dan P2 pada atrial seftal defect
> 30 ms. Hal ini sesuai dengan [2] yang menyatakan
bahwa delay normal antara komponen A2 dan P2
adalah 30 ms dan akan lebih lebar pada suara jantung
dengan kelainan patologis. Referensi [9] juga
menyebutkan, bahwa pada atrial seftal defect split
pada bunyi jantung kedua lebih lebar.
Pada hasil contour suara jantung Normal,
kejadian S1 dan S2 dapat dideteksi dengan sangat
baik. Bahkan komponen S1 yaitu M1 dan T1, serta
komponen S2 yaitu A2 dan P2, pada sebagian besar
data dari 6 data teridentifikasi dengan sangat jelas. S1
Gambar 3. Wavelet Morlet berada pada rentang skala 0,0017 sampai dengan

49
(a)

(b)

Gambar 4 (a) Kontur S1 (b) Kontur S2 suara jantung Normal

Tabel 1. Pengukuran skala rata-rata Suara jantung S1 dan S2.

Parameter dalam skala [0.0001 0.0101] dalam Avrg ± SD


Split Split
No. Data Normal S1 M1-T1 S2 A2-P2
Batas Atas Batas Bawah (ms) Batas Atas Batas Bawah (ms)
0.0017 ± 0.0036 ± 0.0015 ± 0.0050 ±
1 Normal 0.00035 0.00035 2 0.00011 0.00185 9.71
0.0014 ± 0.0037 ± 0.0016 ± 0.0050 ±
2 Atrial Seftal Defect 0.00019 0.00028 - 0.0002 0.0014 -
0.0015 ± 0.0050 ± 0.0013 ± 0.0057 ±
3 Mitral Stenosis 0.0003 0.0010 3.2 0.0005 0.0004 21.66
Patent Ductus
4 Arteriosus 0.0014 ± 0.0003 ― 0.0054 ± 0.0012
deviasi 0, 00030 sampai dengan 0,0036 dengan 50
50
(a)

(b)

(c)

51
(d)

(e)

Gambar 5. Kontur Suara jantung Patologis (a) Kontur S1 ASD (b) Kontur S2 ASD (c) Kontur S1 MS, (d) Kontur S2 MS,
(e) Kontur PDA

Gambar 6. Kontur Suara Jantung Normal Data Stetoskop


52
52
Tabel 2. Pengukuran Skala Suara Jantung Normal Data
Stetoskop tersebut, skala S2 mempunyai range skala yang lebih
lebar dan berada pada skala yang lebih rendah dari
Skala [0,001 - 0,101] S1. Ini menunjukkan bahwa S2 mengandung konten
frekuensi lebih tinggi dan range frekuensi lebih lebar
No. Normal Batas Atas Batas Bawah dari S1. Hal ini sesuai dengan hasil yang didapatkan
1 Aorta-1 0,101 0,021 oleh [2].
2 Aorta-2 0,101 0,011 Hasil karakterisasi CWT untuk patent
ductus arteriosus menunjukkan bahwa deteksi S1
3 Aorta-3 0,101 0,031 maupun S2 pada murmur ini sangat sulit. Karena
4 Aorta-4 0,101 0,011 banyak puncak yang muncul, sehingga sulit dikenali
5 Pulmonal-1 0,101 0,011
mana puncak yang merupakan komponen S1 dan
mana puncak yang merupakan komponen S2. Hasil
6 Pulmonal-2 0,101 0,011 dari contour juga menunjukkan bahwa batas skala
7 Pulmonal-3 0,101 0,015 atas dari suara PDA ini lebih tinggi dari 3 data lain
(normal, asd, ms). Hal ini menunjukkan bahwa PDA
8 Pulmonal-4 0,101 0,011
banyak mengandung konten frekuensi yang rendah,
9 Tricuspid-1 0,101 0,015 yang sangat mungkin adalah noise atau murmur,
10 Tricuspid-2 0,101 0,011 sebagaimana yang dijelaskan pada [9] bahwa patent
ductus arteriosus adalah bising dengan frekuensi
11 Tricuspid-3 0,101 0,015
rendah.
12 Tricuspid-4 0,101 0,011 Dari data sebelumnya terlihat bahwa range
13 Mitral-1 0,101 0,011 skala atrial seftal defect (murmur sistolik) lebih
sempit dari mitral stenosis. Ini berarti juga bahwa
14 Mitral-2 0,101 0,011
range mitral stenosis lebih lebar dibandingkan atrial
15 Mitral-3 0,101 0,005 seftal defect. Hal ini sesuai dengan penelitian [2]
16 Mitral-4 0,101 0,015 yang menyatakan bahwa range frekuensi murmur
distolik lebih lebar dibandingkan range frekuensi
Avrg ± SD 0,101 0,013 ± 0,005 murmur sistolik. Hasil kontur untuk data suara
jantung murmur atrial seftal defect, mitral stenosis
0,0036 dengan standar deviasi 0,00035. Sedangkan dan patent ductus arteriosus dapat dilihat pada
S2 berada pada rentang skala 0,0015 dengan standar Gambar 5.
deviasi 0,00011 sampai dengan 0,0050 dengan Dari hasil pengujian, secara umum, CWT
standar deviasi 0,00185. Skala S2 mempunyai range mampu menyajikan informasi yang berharga tentang
skala yang lebih lebar dan berada pada skala batas kejadian-kejadian phisiologis pada suara jantung
bawah yang lebih rendah dari S1. Ini menunjukkan baik normal maupun murmur dan mampu
bahwa S2 mengandung konten frekuensi lebih tinggi menyajikan informasi waktu kapan kejadian-
dan range frekuensi lebih lebar dari S1. Hal ini kejadian tersebut berlangsung.
mendukung hasil yang didapatkan oleh [2].
Pada hasil contour atrial seftal defect (asd), 3.2. Hasil Kontur Data Subyek Normal
dari 9 data, hanya 3 data yang komponen S1-nya Suara jantung dari data stetoskop digital
terdeteksi. Namun S2 dan komponennya (A2dan P2) satu siklus yang sudah didapatkan dari hasil
dapat dideteksi 100%. Rentang skala S1 berada pada segmentasi secara manual akan diekstrak
0,0014 dengan standar deviasi 0,00019 sampai menggunakan CWT berupa fitur matriks berukuran
0,0037 dengan standar deviasi 0,00028. Sementara 100 x 100. Mother wavelet yang digunakan adalah
S2 berada pada rentang skala 0,0016 dengan standar Morlet. Dan skala yang digunakan adalah 0.001
deviasi 0,0002 hingga 0,0050 dengan standar deviasi hingga 0.101. Hasil kontur data stetoskop ini dapat
0,0014. Dari data tersebut, skala S2 mempunyai dilihat pada Gambar 6 dan tabel 2.
range skala yang lebih lebar dan berada pada skala Dari hasil visualisasi CWT berdasarkan
batas bawah yang sedikit lebih rendah dari S2. Ini bentuk kontur didapatkan bahwa sebagian besar
berarti bahwa S2 mengandung konten frekuensi batas atas berada pada skala 0,101 namun memiliki
lebih tinggi dan range frekuensi lebih lebar dari S1. magnitudo yang rendah (diperlihatkan dengan warna
Hal ini mendukung [2]. biru gelap). Skala yang tinggi menunjukkan
Hasil contour mitral stenosis (ms), ke-5 frekuensi yang rendah. Ini berarti bahwa sebagian
data dapat dideteksi komponen S1nya. Namun S2 hasil CWT menunjukkan adanya magnitudo yang
dan komponennya (A2dan P2) hanya 3 buah data sangat rendah pada frekuensi rendah yang sangat
dari 5 data yang dapat dideteksi. Rentang skala S1 mungkin ini adalah noise.
berada pada frekuensi (dalam skala) 0,0015 dengan Sementara rata-rata magnitudo yang lebih
standar deviasi 0,0003 hingga 0,0050 dengan standar besar, ditandai dengan warna merah kecoklatan,
deviasi 0,0010. Sementara S2 berada pada rentang berada pada skala yang lebih rendah. Bagian
skala 0,0013 dengan standar deviasi 0,0005 hingga magnitudo yang lebih tinggi ini terjadi pada waktu
0,0057 dengan standar deviasi 0,0004. Dari data yang sama dengan terjadinya suara jantung S1 dan
53
S2 jika ditinjau dari domain waktunya. Ini didapatkan sebagai pengembangan alat bantu diagnosa
menunjukkan bahwa suara S1 dan S2 berada pada jantung di masa mendatang.
frekuensi yang lebih tinggi. Dari keseluruhan gambar
magnitudo tinggi berada pada range skala 0,011 – DAFTAR REFERENSI
0,081 dalam skala [0,001 – 0.101].
[1] Faizan Javed, P A Venkatachalam, Ahmad Fadzil,
4. KESIMPULAN “A Signal Processing Module For The Analysis
of Heart Sounds and Heart Murmurs”, Journal of
Hasil ekstraksi ciri untuk data yang diambil Physics: Conference Series 34 (2006) 1098–
menggunakan stetoskop digital menunjukkan bahwa 1105, International MEMS Conference 2006.
hasil perekaman data tersebut masih banyak [2] S.M Debbal, F.Bereksi Reguig, “Computeried
mengandung noise. Hal ini bisa diakibatkan oleh Heart Sound Analysis”, Computers in biology
banyak faktor, diantaranya noise lingkungan, and Medicine, vol.38, pp.263-280, 2008.
pergeseran stetoskop saat perekaman data dan lain- [3] S.M Debbal, F.Bereksi Reguig, “Wavelet
lain. Sebaiknya perekaman data ini dilakukan oleh Transform Analysis of The Normal Cardiac
tenaga ahli, sehingga diharapkan bisa didapatkan data Sound,” Biomedical Soft Computing and Human
yang lebih baik. Selain itu perlu ditambahkan proses Sciences, vol.12, No.1, pp.53-58, 2007.
filter secara digital untuk membantu memperkecil [4] Z.Syed, D. Leeds, D.Curtis, F. Nesta, R.A.Levine,
noise. and J.Guttag, “A Framework for The Analysis f
Namun secara umum dari penelitian ini dapat Acoustical Cardiac Signals”, IEEE Trans.
disimpulkan bahwa CWT mampu mengekstrak ciri Biomed. Eng., vol.54, pp.651-662, 2007.
fisiological event pada jantung normal maupun [5] M. Akay, “Wavelet Applications on Medicine,”
murmur yang diujikan dan menyajikan informasi IEEE Spectrum. Biomed. Eng., May 1997.
frekuensi (dalam skala) dan waktu secara bersamaan. [6] Putri Madona dkk,”Segmentasi Suara Jantung S1
Berdasarkan hasil pengujian, sinyal suara S2 dan S2 Menggunakan Kurva Amplop”, 13th
mempunyai konten frekuensi yang lebih tinggi dan Seminar on Intelligent Technology and It’s
range frekuensi yang lebih lebar dari S1. Data juga Applications., May 2012.
menunjukkan bahwa range frekuensi murmur diastolik [7] R. Polikar, “The Wavelet Tutorial Part III
(mitral stenosis) lebih lebar dibandingkan dengan Multiresolution Analysis and The Continuous
range frekuensi murmur sistolik (atrial seftal defect). Wavelet Transform,” 2nd ed., June 5, 1996.
Hasil perhitungan CWT yang disajikan dalam [8] B. Ergena, Y.Tatara, dan H.O.Gulcur, “Time
bentuk kontur, menunjukkan kemampuan dalam Frequency Analysis for Phonocardiogram
mengekstrak dan mengidentifikasi parameter temporal Signals Using Wavelet Transform: A
dari sinyal jantung dan merefleksikan aktifitas dari Comparatve Study,” Computer Methodes in
katup dan otot jantung. Sehingga kontur CWT dapat Biomechanics and Biomedic Engineering, 2010.
digunakan dalam mendiagnosa kelainan jantung [9] Lehrer, Steven. MD, “Memahami Bunyi dan
manusia. Oleh karena itu perlu dilakukan klasifikasi BisingJantung.
suara jantung berdasarkan ekstraksi ciri yang sudah
Anak”, Binarupa Aksara.

54

Anda mungkin juga menyukai