Anda di halaman 1dari 3

How Can I be a Struggler?

Struggle, merupakan kata benda dan dalam kamus inggris – Indonesia,


diartikan sebagai perjuangan. Dengan kata lain, struggler sendiri menyatakan
seseorang yang melakukan perjuangan atau pejuang.

Istilah struggler yang berarti pejuang bukan menyatakan seseorang yang


berjuang di medan pertempuran seperti yang kita bayangkan, tetapi lebih mengarah
kepada sifat gigih seorang individu yang sedang mengejar impian ataupun cita-cita.

Dalam kbbi, kata gigih diartikan sebagai sifat ulet dalam berusaha. Jika kita
diartikan secara luas, hal ini berhubungan dengan sifat kerja keras disertai dengan
sifat pantang menyerah.

Apa gunanya menjadi seorang kegigih dan pekerja keras?

Menjadi sukses dan berhasil dalam pekerjaan merupakan keinginan setiap


orang dimana pun ia bekerja, baik di perusahaan swasta, maupun instansi negeri.
Ketika kita bertanya dan mencari tau bagaimana cara menjadi sukses, baik itu melalui
orang lain, ahli, buku, bahkan google, jawaban pertama dan teruma adalah kerja
keras.

Thomas Alva Edison merupakan seorang tokoh yang paling sering dijadikan
contoh dari sifat pekerja keras dan gigih. Sejarah mencatat Thomas Alva Edison
sudah mengalami sembilan ribu kali kegagalan saat menciptakan lampu pijar.

Ketika ditanya apa yang menjadi kunci kesuksesannya, ia menjawab. “Saya


sudah kehabisan stok kegagalan”. Dari perkataannya kita dapat mengambil
kesimpulan, ia tidak menyerah ketika mengalami kegagalan, dan ini merupakan
gambaran dari sifat gigih ataupun sifat dari seorang struggler. Jadi, jika kita menjadi
seorang yang gigih, kita sudah memegang kunci kesuksesan dan tinggal
menunggu kesuksesan itu datang.

Kemudian muncul lagi pertanyaan, bagaimana cara saya menjadi seorang


yang gigih? Berbicara mengenai kegigihan merupakan sebuah topik yang tidak ada
habisnya. Memiliki keinginan untuk menjadi seorang yang gigih dimiliki untuk setiap
orang, tetapi hanya sebatas niat belaka. Kenyataannya berbicara memang sangat
mudah dibanding jika melakukannya.
Kegigihan tidak muncul dari dalam diri seseorang begitu saja, untuk
menjadikan diri kita menjadi seorang yang gigih ada beberapa hal yang harus kita
miliki terlebih dahulu.

Pertama adalah menetapkan tujuan. Banyak orang putus asa dalam hidup
karna merasa kerja keras mereka sia-sia. Ini merupakan hal yang ironis, karena sudah
mengerahkan energi yang besar tetapi tidak merasakan hasil yang bermakna. Ibarat
hamster yang berlari pada roda putarnya, berlari terus sekuat tenaga tetapi tidak
menghasilkan kemajuan yang nyata.

Ketika menyadari hasil kerja keras dan usaha sia-sia, yang datang hanya rasa
putus asa, depresi, bosan, dan rendah diri. Oleh karena itu, memiliki tujuan adalah hal
yang sangat penting dalam hidup, agar kegigihan itu menjadi bermakna. Menetapkan
tujuan juga membantu agar kita bisa melihat gambaran yang jelas dari masa depan.

Kedua adalah motivasi. Jika menetapkan tujuan bisa dikatakan proses


perencanaan, maka motivasi merupakan dorongan untuk bertindak. Ibarat seorang
pelari, penetapan tujuan sebagai mata, dan motivasi sebagai kaki. Tanpa kaki,
seseorang tidak akan bisa disebut pelari. Begitu juga seseorang tidak akan bisa
menjadi seorang yang gigih, tanpa adanya motivasi.

Ketiga adalah bersikap positif. Tentu saja dalam mencapai tujuan tidak semulus
yang kita bayangkan. Selalu ada halangan, rintangan, ataupun hal-hal yang
mematahkan semangat, bahkan kegagalan. Misalnya seseorang mempengaruhi kita
untuk segera menghentikan usaha yang sudah kita lakukan, karena suatu tujuan
tersebut sangat sulit untuk diraih.

Orang yang berpikir negatif pasti akan langsung menyerah dan segera
mengubah tujuannya begitu mendengar pengaruh-pengaruh negatif. Begitu
seterusnya, mengubah arah dan tujuan, sehinga tidak satupun yang dijalani. Alhasil,
tak satupun yang dicapai.

Berbeda dengan orang yang selalu berpikir positif, ketika orang-orang mulai
menyerah dan enggan untuk melanjutkan, hal ini justru dijadikan kesempatan untuk
membuktikan diri. Termasuk dalam kompetisi, seorang yang berpikir positif,
menganggap semakin banyak orang yang menyerah, maka semakin besar peluang
meraih kemenangan.
Sama hal nya dengan kegagalan, seseorang yang berpikir negatif akan
mengatakan kegagalan adalah akhir dari semuanya. Sedangkan orang yang berpikir
positif mengatakan, kegagalan merupakan kesempatan untuk belajar.

Kembali ke Thomas Alva Edison, ketika ia ditanya apakah ia tidak bosan


dengan sembilan ribu kegagalan yang ia alami. Ia malah menjawab “Dengan
kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar lampu tidak menyala.”
Pernyataan Thomas Alva Edison tersebut merupakan salah satu contoh sikap berpikir
positif yang menjadikanya seorang yang gigih. Jika orang lain menganggap kegagalan
yang dialami merupakan suatu kejatuhan, ia malah menganggap itu sebagai langkah
yang mendekatkannya kepada tujuannya.

Ketiga hal yang menjadikan kita seorang yang gigih, baik itu tujuan, motivasi,
dan pikiran positif, tidak bisa lepas satu sama lain. Kegigihan bukan anugrah yang
datang begitu saja, tetapi kegigihan adalah suatu kebiasaan. Dan setiap orang yang
terlahir pasti memiliki keinginan yang melahirkan tujuan dan motivasi.

Dengan kata lain, masing-masing dari kita sudah memiliki dua poin untuk
menjadi seorang yang gigih, tergantung bagaimana kita mengolahnya. Sehingga
setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang yang gigih. Tak ada alasan untuk
tidak gigih dalam hidup, terlebih dalam pekerjaan.

How can I be a struggler? Destination, Motivation, Positive Thinking.

Anda mungkin juga menyukai