Anda di halaman 1dari 19

60

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin

Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin adalah salah satu pusat

kesehatan masyarakat di Kota Banjarmasin. Puskesmas Purnasakti ini berada di

paling ujung barat kota Banjarmasin, dengan luas wilayah ± 3,65 km2. Adapun

batas-batas wilayahnya adalah sebgai berikut :

1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kelurahan Mawar

2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Mantuil dan Kelurahan

Kelayan Selatan

3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kelurahan Pelambuan dan Telaga Biru

4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Teluk Tiram

B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 41 orang, yang terdiri dari

wanita usia subur yang berada di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

Untuk lebih jelasnya gambaran umum dan karakteristik responden menurut usia,

agama, dan tingkat pendidikan dari 41 orang responden dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :
61

Tabel 5. Karakteristik Responden Usia

Usia Jumlah (%)


a. 15 – 19 tahun 2 4,88
b. 20 – 24 tahun 5 12,19
c. 25 – 29 tahun 7 17,07
d. 30 – 34 tahun 13 31,71
e. 35 – 39 tahun 7 17,07
f. 40 – 44 tahun 7 17,07
Total 41 100

Tabel di atas menunujukkan bahwa jumlah responden terbanyak berada

pada kelompok usia 30 – 34 tahun yaitu sebanyak 13 orang atau 31,71 %. Jumlah

usia responden termuda berada pada kelompok usia 15 – 19 tahun yaitu sebanyak

2 orang atau 4,88 %, sedangkan jumlah usia responden tertua berada pada

kelompok usia 40 – 44 tahun sebanyak 7 orang atau 17,07 %.

Tabel 6. Karakteristik Responden Agama

Agama Jumlah Persentase


(%)
a. Islam 39 95,12
b. Kristen 2 4,88
Total 41 100

Tabel di atas menunujukkan bahwa jumlah responden terbanyak beragama

Islam yaitu sebanuak 39 orang atau 95,12 % dan jumlah responden terkecil

beragama Kristen yaiu sebanyak 2 orang atau 4,88 %.


62

Tabel 7. Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase


(%)
a. Tidak Sekolah - -
b. SD 10 24,39
c. SMP 14 34,15
d. SMA 17 41,46
e. Perguruan Tinggi - -
Total 41 100

Selanjutnya dari tabel 8 di atas dapat diketahui jumlah responden

terbanyak adalah yang mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 17

orang atau 41,46 % dan jumlah responden terkecil adalah yang mempunyai

tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 9 orang atau 24,39 %.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

a. Usia

Gambar 4 Diagram Pie Chart Kategori Usia


63

Gambar 4 di atas menunujukkan data usia dari 41 responden yang

berada di wilayah Puskesmas Purnasakti Basirih digolongkan menjadi tiga

kategori, diantaranya yaitu wanita usia subur yang berusia muda (kurang

dari 20 tahun) sebanyak 2 (4,9%) responden, dewasa (20 tahun-35 tahun)

sebanyak 24 (58,5%) responden dan tua (lebih dari 35 tahun) sebanyak 15

(36,6%) responden.

b. Pengaruh orang lain

Gambar 5 Diagram Pie Chart Kategori Pengaruh Orang Lain Responden

Gambar 5 di atas menunjukkan data mengenai pengaruh orang lain

terhadap pemilihan alat kontrasepsi di Puskesmas Purnasakti Basirih yang

terdiri dari 41 responden digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu tidak

berpengaruh sebanyak 2 (4,9%) responden, kurang berpengaruh 27

(65,9%) responden dan berpengaruh 12 (29,3%) responden.


64

c. Nilai Kepercayaan

Gambar 6 Diagram Pie Chart Kategori Nilai Kepercayaan

Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai nilai kepercayaan

responden terhadap pemilihan alat kontrasepsi yang dibagi menjadi dua

kategori didapatkan hasil tidak berpengaruh 29 (70,7%) responden dan

berpengaruh 12 (29,3%) responden.

d. Tingkat Pendidikan

Gambar 7 Diagram Pie Chart Kategori Tingkat Pendidikan

Gambar 7 di atas menunujukkan data mengenai tingkat pendidikan

dari sebagian WUS yang menjadi sampel atau responden dalam penelitian

ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu dengan tingkat pendidikan rendah
65

10 (24,4%) responden, sedang 14 (34,1%) responden dan tinggi 17

(41,5%) responden.

e. Pemilihan alat kontrasepsi

Gambar 7 Diagram Pie Chart Pilihan Alat Kontrasepsi Yang Digunakan


Responden

Gambar 7 di atas menunujukkan hasil pengumpulan data terhadap

pemilihan alat kontrasepsi dari sebagian WUS yang menjadi sampel atau

responden didapatkan responden yang memilih menggunakan pil

sebanyak 23 (56,1%) responden, suntik 11 (26,8%) responden, KB alami 6

(14,6%) responden dan Metode Operatif Wanita (MOW) 1 (2,4%)

responden.
66

2. Analisis Data

a. Hubungan Usia Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Tabel 8 Hubungan Usia Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi


Pil Suntik Alami MOW Jumlah
No Usia
N % N % N % N % N %
1. Muda 0 0 2 18,2 0 0 0 0 2 4,9
2. Dewasa 14 60,9 8 72,7 2 33,3 0 0 24 58,5
3. Tua 9 39,1 1 9,1 4 66,7 1 100 15 36,6
Jumlah 23 100 11 100 6 100 1 100 41 100

Tabel di atas menguraikan tentang hubungan usia dengan

pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan untuk masing-masing

golongan usia yaitu responden yang termasuk dalam kategori usia dewasa

yang memakai alat kontrasepsi pil sebanyak 14 (60,9%) responden lebih

besar dari pada responden yang termasuk dalam kategori usia tua

sebanyak 9 (39,1%) responden dan responden yang termasuk dalam

kategori usia muda sebanyak 0 responden. Responden yang termasuk

dalam kategori usia dewasa yang memakai alat kontrasepsi suntik

sebanyak 8 (72,7%) responden lebih besar dari pada responden yang

termasuk dalam kategori usia muda sebanyak 1 (9,1%) responden dan

responden yang termasuk dalam kategori usia tua sebanyak 0 responden.

Responden yang termasuk dalam kategori usia tua yang memakai metode

kontrasepsi alami sebanyak 4 (66,7%) responden lebih besar dari pada

responden yang termasuk dalam kategori usia dewasa sebanyak 2 (33,3%)

responden dan responden yang termasuk dalam kategori usia muda

sebanyak 0 responden. Responden yang termasuk dalam kategori usia tua


67

yang memakai metode operatif wanita sebanyak 1 (100%) responden

lebih besar dari pada responden yang termasuk dalam kategori usia tua

dan kategori usia muda yaitu sebanyak 0 responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,062 dengan  = 0,05 maka p > , sehingga

secara statistik dapat diputuskan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak ada hubungan usia dengan pemilihan alat kontrasepsi pada

WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

b. Hubungan Pengaruh Orang Lain Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Tabel 9 Hubungan Pengaruh Orang Lain Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi

Pengaruh Pil Suntik Alami MOW Jumlah


No
Orang Lain N % N % N % N % N %
Tidak
1. Berpengaru 0 0 0 0 2 33,3 0 0 2 4,9
h
Kurang
2. Berpengaru 18 78,3 7 63,6 1 16,7 1 100 27 65,9
h
Berpengaru
3. 5 21,7 4 36,4 3 50 0 0 12 29,3
h
Jumlah 23 100 11 100 6 100 1 100 41 100
68

Tabel di atas menguraikan tentang hubungan pengaruh orang lain

dengan pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan untuk masing-

masing kategori pada pengaruh orang lain yaitu responden yang termasuk

dalam kategori kurang berpengaruh yang memakai alat kontrasepsi pil

sebanyak 18 (78,3%) responden lebih besar dari pada responden yang

termasuk dalam kategori berpengaruh sebanyak 5 (21,7%) responden dan

responden yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh sebanyak 0

responden. Responden yang termasuk dalam kategori kurang berpengaruh

yang memakai alat kontrasepsi suntik sebanyak 7 (63,6%) responden lebih

besar dari pada responden yang termasuk dalam kategori berpengaruh

sebanyak 4 (36,4%) responden dan responden yang termasuk dalam

kategori tidak berpengaruh sebanyak 0 responden. Responden yang

termasuk dalam kategori berpengaruh yang memakai metode kontrasepsi

alami sebanyak 3 (50%) responden lebih besar dari pada responden yang

termasuk dalam kategori tidak berpengaruh sebanyak 2 (33,3%) responden

dan responden yang termasuk dalam kategori kurang berpengaruh

sebanyak 1 (16,7%) responden. Responden yang termasuk dalam kategori

kurang berpengaruh yang memakai metode operatif wanita sebanyak 1

(100%) responden lebih besar dari pada responden yang termasuk dalam

kategori tidak berpengaruh dan kategori berpengaruh yaitu sebanyak 0

responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15


69

didapatkan hasil nilai p = 0,012 dengan  = 0,05 maka p < , sehingga

secara statistik dapat diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya ada hubungan pengaruh orang lain dengan pemilihan alat

kontrasepsi pada WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

c. Hubungan Nilai Kepercayaan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Tabel 10 Hubungan Nilai Kepercayaan Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi
Nilai Pil Suntik Alami MOW Jumlah
No Kepercayaa
n N % N % N % N % N %
Tidak
1. 16 69,6 10 90,9 3 50 0 0 29 70,7
Berpengaruh
2. Berpengaruh 7 30,4 1 9,1 3 50 1 100 12 29,3
Jumlah 23 100 11 100 6 100 1 100 41 100

Tabel di atas menguraikan tentang hubungan nilai kepercayaan

dengan pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan untuk masing-

masing kategori pada nilai kepercayaan yaitu responden yang termasuk

dalam kategori tidak berpengaruh yang memakai alat kontrasepsi pil

sebanyak 16 (69,6%) responden lebih besar dari pada responden yang

termasuk dalam kategori berpengaruh sebanyak 7 (30,4%) responden.

Responden yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh yang

memakai alat kontrasepsi suntik sebanyak 10 (90,9%) responden lebih


70

besar dari pada responden yang termasuk dalam kategori berpengaruh

sebanyak 1 (9,1%) responden. Responden yang termasuk dalam kategori

berpengaruh yang memakai metode kontrasepsi alami sebanyak 3 (50%)

responden sama besarnya dengan responden yang termasuk dalam

kategori tidak berpengaruh sebanyak 3 (50%) responden. Responden yang

termasuk dalam kategori berpengaruh yang memakai metode operatif

wanita sebanyak 1 (100%) responden lebih besar dari pada responden

yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh yaitu sebanyak 0

responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,120 dengan  = 0,05 maka p > , sehingga

secara statistik dapat diputuskan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak ada hubungan nilai kepercayaan dengan pemilihan alat

kontrasepsi pada WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

d. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Tabel 11 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi

Tingkat Pil Suntik Alami MOW Jumlah


No
Pendidikan N % N % N % N % N %
1. Rendah 4 17,4 4 36,4 2 33,3 0 0 10 24,4
2. Sedang 8 34,8 4 36,4 1 16,7 1 100 14 34,1
3. Tinggi 11 47,8 3 27,3 3 50 0 0 17 41,5
Jumlah 23 100 11 100 6 100 1 100 41 100
71

Tabel di atas menguraikan tentang hubungan tingkat pendidikan

dengan pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan untuk masing-

masing kategori pada tingkat pendidikan yaitu responden yang termasuk

dalam kategori berpendidikan tinggi yang memakai alat kontrasepsi pil

sebanyak 11 (47,8%) responden lebih besar dari pada responden yang

termasuk dalam kategori berpendidikan sedang sebanyak 8 (34,8%)

responden dan responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan

rendah sebanyak 4 (17,4%) responden. Responden yang termasuk dalam

kategori berpendidikan rendah yang memakai alat kontrasepsi suntik

sebanyak 4 (36,4%) responden sama besarnya dengan responden yang

termasuk dalam kategori berpendidikan sedang sebanyak 4 (36,4%)

responden lebih besar dari pada responden yang termasuk dalam kategori

berpendidikan tinggi sebanyak 3 (27,3%) responden. Responden yang

termasuk dalam kategori berpendidikan tinggi yang memakai metode

kontrasepsi alami sebanyak 3 (50%) responden lebih besar dari pada

responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan rendah sebanyak

2 (33,3%) responden dan responden yang termasuk dalam kategori

berpendidikan sedang sebanyak 1 (16,7%) responden. Responden yang

termasuk dalam kategori berpendidikan sedang yang memakai metode

operatif wanita sebanyak 1 (100%) responden lebih besar dari pada


72

responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan rendah dan

kategori

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,589 dengan  = 0,05 maka p > , sehingga

secara statistik dapat diputuskan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan alat

kontrasepsi pada WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

3. Pembahasan

Adanya beberapa faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat

kontrasepsi diantaranya: usia, pengaruh orang lain, nilai kepercayaan dan

tingkat pendidikan.

a. Usia Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi

Hasil perhitungan untuk uji statistik (crosstab) untuk variabel usia

dengan pemilihan alat kontrasepsi lampiran 1. Pada tabel tersebut

menguraikan tentang hubungan usia dengan pemilihan alat kontrasepsi,

diperoleh kesimpulan untuk masing-masing golongan usia yaitu alat

kontrasepsi pil paling banyak dipilih oleh golongan usia dewasa sebanyak

14 (60,9%) orang responden dan yang paling sedikit adalah golongan usia

muda yaitu 0 responden, alat kontrasepsi suntik paling banyak dipilih oleh

golongan usia dewasa sebanyak 8 (72,7%) orang responden dan paling

sedikit yaitu golongan usia tua sebanyak 1 (9,1%) orang responden, dan
73

metode kontrasepsi alami paling banyak dipilih oleh golongan usia tua

sebanyak 4 (66,7%) orang responden dan paling sedikit yaitu golongan

usia muda sebanyak 0 responden serta alat kontrasepsi MOW paling

banyak dipilih oleh golongan usia tua yaitu 1 (100%).

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,062 dengan  = 0,05 maka p > , yang berarti

tidak ada hubungan antara usia dengan pemilihan alat kontrasepsi pada

WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin. Tidak adanya

hubungan ini mungkin disebabkan karena kurangnya informasi mengenai

alat-alat kontrasepsi yang sesuai untuk digunakan dalam setiap golongan

usia. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan Indira (2009)

yang tidak menemukan adanya hubungan antara usia dengan pemilihan

alat kontrasepsi. Selain itu pendapat Putu (2011) yang menyatakan

semakin tua, semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga dapat menambah

pengetahuannya ini berarti dapat dikritisi, yakni bertambahnya usia

seseorang bukan berarti bertambah pula pengetahuannya. Melainkan

pengetahuan yang didapat seiring dengan bertambahnya usia seseorang

tidak hanya bisa bertambah tetapi juga bisa tetap.

b. Pengaruh Orang Lain Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi


74

Hasil perhitungan untuk uji statistik (crosstab) untuk variabel

pengaruh orang lain dengan pemilihan alat kontrasepsi lampiran 2. Pada

tabel tersebut menguraikan tentang hubungan pengaruh orang lain dengan

pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan dalam masing-masing

kategori pada pengaruh orang lain, yaitu alat kontrasepsi pil paling banyak

dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori kurang berpengaruh

sebanyak 18 (78,3%) orang responden dan paling sedikit dipilih oleh

responden yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh yaitu 0

responden, alat kontrasepsi suntik paling banyak dipilih oleh responden

yang termasuk dalam kategori kurang berpengaruh dan paling sedikit

dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh

yaitu 0 responden, dan metode kontrasepsi alami paling banyak dipilih

oleh responden yang termasuk dalam kategori berpengaruh sebanyak 3

(50%) orang responden serta metode operatif wanita atau MOW paling

banyak dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori kurang

berpengaruh dan paling sedikit dipilih oleh responden yang termasuk

dalam kategori tidak berpengaruh dan berpengaruh sebanyak 0 responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,012 dengan  = 0,05 maka p < , yang berarti

ada hubungan antara pengaruh orang lain dengan pemilihan alat

kontrasepsi pada WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.


75

Adanya hubungan ini kemungkinan dikarenakan pandangan wanita atau

istri terhadap pentingnya peran dan dukungan suami dalam pemilihan alat

kontrasepsi. Hal ini juga sesuai dengan Pendit (2007) yang menyatakan

bahwa pada sebuah studi di India dan Turki, lebih dari setengah wanita

yang diwawancarai mengatakan bahwa pemilihan kontrasepsi mereka

dibuat oleh atau dengan suami. Selain itu juga didukung oleh

Kusumaningrum (2009) mengenai partisipasi suami secara tidak langsung

dalam ber KB, salah satunya yaitu dengan cara mendukung isteri dalam

menggunakan KB.

c. Nilai Kepercayaan

Hasil perhitungan untuk uji statistik (crosstab) untuk variabel nilai

kepercayaan dengan pemilihan alat kontrasepsi lampiran 3. Pada tabel

tersebut menguraikan tentang hubungan nilai kepercayaan dengan

pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan dalam masing-masing

kategori pada nilai kepercayaan, yaitu alat kontrasepsi pil paling banyak

dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh

sebanyak 16 (69,6%) orang responden dan paling sedikit dipilih oleh

responden yang termasuk dalam kategori berpengaruh yaitu 7 (30,4%)

orang responden, alat kontrasepsi suntik paling banyak dipilih oleh

responden yang termasuk dalam kategori tidak berpengaruh sebanyak 10

(90,9%) orang responden dan paling sedikit dipilih oleh responden yang

termasuk dalam kategori berpengaruh yaitu 1 (9,1%) orang responden, dan

metode kontrasepsi alami dipilih oleh responden yang termasuk dalam


76

kategori berpengaruh sebanyak 3 (50%) orang responden dan yang

termasuk dalam kategori tidak berpengaruh sebanyak 3 (50%) orang

responden, serta metode operatif wanita atau MOW paling banyak dipilih

oleh responden yang termasuk dalam kategori berpengaruh sebanyak 1

(100%) orang responden dan paling sedikit dipilih oleh responden yang

termasuk dalam kategori tidak berpengaruh sebanyak 0 responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,120 dengan  = 0,05 maka p > , yang berarti

tidak ada hubungan antara faktor nilai kepercayaan dengan pemilihan alat

kontrasepsi pada WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

Tidak adanya hubungan ini dimungkinkan karena pandangan nilai

kepercayaan dimasyarakat mengenai pemilihan alat kontrasepsi sudah

maju dan tidak mendapat halangan yang berarti, baik dari sudut pandang

agama maupun pemuka-pemuka agamanya. Hal ini didukung juga oleh

penelitian yang dilakukan Indira (2009) yang tidak menemukan adanya

hubungan yang berarti antara nilai kepercayaan dengan pemilihan alat

kontrasepsi. Selain itu hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Kusumaningrum (2009) bahwa agama Islam memperbolehkan KB, karena

penting untuk menjaga kesehatan ibu dan anak guna menunjang program

pembangunan kependudukan lainnya dan menjadi bagian dari hak asasi

manusia. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pemilihannya


77

pun masyarakat diberikan kebebasan dan dukungan selama mempunyai

tujuan yang positif.

d. Tingkat Pendidikan

Hasil perhitungan untuk uji statistik (crosstab) untuk variabel

tingkat pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi lampiran 4. Pada

tabel tersebut menguraikan tentang hubungan tingkat pendidikan dengan

pemilihan alat kontrasepsi, diperoleh kesimpulan dalam masing-masing

kategori pada tingkat pendidikan, yaitu alat kontrasepsi pil paling banyak

dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan tinggi

sebanyak 11 (47,8%) orang responden dan paling sedikit dipilih oleh

responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan rendah yaitu 4

(17,4%) orang responden, alat kontrasepsi suntik paling banyak dipilih

oleh responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan rendah dan

sedang sebanyak 4 (36,4%) orang responden dan paling sedikit dipilih

oleh responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan tinggi yaitu 3

(27,3%) orang responden, dan metode kontrasepsi alami dipilih paling

banyak oleh responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan

tinggi sebanyak 3 (50%) orang responden dan yang paling sedikit dipilih

oleh responden yang termasuk dalam kategori berpendidikan sedang

sebanyak 1 (16,7%) orang responden, serta metode operatif wanita atau

MOW paling banyak dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori

berpendidikan sedang sebanyak 1 (100%) orang responden dan paling


78

sedikit dipilih oleh responden yang termasuk dalam kategori

berpendidikan rendah dan tinggi sebanyak 0 responden.

Berdasarkan hasil analisis dengan teknik uji statistik chi square

dengan cara komputerisasi program SPSS software for window versi 15

didapatkan hasil nilai p = 0,589 dengan  = 0,05 maka p > , yang berarti

tidak ada hubungan antara faktor tingkat pendidikan dengan pemilihan alat

kontrasepsi pada WUS di Puskesmas Purnasakti Basirih Banjarmasin.

Tidak adanya hubungan ini dimungkinkan karena jumlah responden yang

berada dalam kategori tingkat berpendidikan rendah dan sedang lebih

banyak dibandingkan dengan responden yang termasuk dalam kategori

berpendidikan tinggi. Hal ini didukung juga oleh penelitian yang

dilakukan Indira (2009) yang tidak menemukan adanya hubungan antara

tingkat pendidikan dengan pemilihan alat kontrasepsi. Selain itu hal ini

juga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Putu (2011) bahwa makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Serta dari BKKBN (2003) berpendapat bahwa

pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya suatu hal,

termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan karena

seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan

lebih mudah diterima ide dan tata cara kehidupan baru.

Anda mungkin juga menyukai