Anda di halaman 1dari 5

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM)

DAN GARDU DISTRIBUSI

I. Sistem Distribusi

Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah pada
GI (GI - sisi sekunder) sampai dengan tiang akhir jaringan distribusi tegangan rendah
yang berfungsi untuk mendistribusikan tenaga listrik pada pemanfaat tenaga listrik.

BB-GI
PMT GD GD GD
JTM JTM JTM JTM

PBO
JTR JTR JTR
GI - SISI SEKUNDER

Keterangan :
BB-GI : Bus Bar Tegangan Menengah pada Gardu Induk
PBO : Pemutus Balik Otomatis
PMT : Pemutus Tenaga
JTM : Jaringan distribusi Tegangan Menengah
GD : Gardu Distribusi
JTR : Jaringan distribusi Tegangan Rendah.

II. Tegangan Distribusi


Tegangan distribusi yang digunakan di Indonesia :
- 20 KV : tegangan antar fasa pada JTM
- 380 V : tegangan antar fasa pada JTR
- 220 V : tegangan antar fasa ke Nol pada JTR

III. Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi diklasifikiasikan atas :
1. Jaringan distribusi Tegangan Menengah
- System Saluran Udara (SUTM)
- Sistem Kabel (SKTM)
2. Jaringan distribusi Tegangan Rendah
- Pada umumnya digunakan system saluran udara (SUTR)

IV. Pengaman Distribusi


a. Pengaman Lebur :
o Pengaman Tegangan Rendah ( NH- Fuse )
o Pengaman Tegangan Menengah ( Fuse Cut Out )

b. Pengaman Tegangan Lebih :


o Lightning Aresster

c. Pengaman Trafo (Gardu Induk) :


o Relay Bucholz

1
V. Gangguan Pada Sistem Distribusi

Macam-macam gangguan (Fault) pada system distribusi SUTM adalah sebagai berikut :

1. Gangguan yang ber sifat temporer dimana dapat hilang dengan sendirinya atau dengan
memutuskan sesaat bagian yang terganggu dari sumber tegangannya.

2. Gangguan yang bersifat permanent dimana untuk membebaskannya diperlukan


tindakan perbaikan dan atau menyingkirkan penyebab gangguan tersebut.

70% sampai dengan 90% dari seluruh gangguan yang mengenai SUTM adalah bersifat
temporer (sementara).
Ditinjau secara umum jenis gangguan dibagi dua yaitu :
a. Gangguan hubung singkat (Short Circuit) meliputi hubung singkat antar fasa.
b. Gangguan fasa ke tanah (Ground Fault) melitputi gangguan satu fasa ke tanah,
gangguan dua fasa ke tanah dan gangguan tiga fasa ke tanah.

VI. Keandalan Sistem Distribusi

Untuk menjamin keandalan system kelistrikan digunakan Sistem Proteksi yaitu:


a. Sistem Proteksi pada GI-sisi sekunder :
- CB (Circuit Break) / PMT
- DS (Disconection Switch)
- PBO / Recloser :
- CC (Closing Coil)
- CT (Current Tranformator) :
- DGR
- OCR (Over Current Relay)
- FR (Frequensi Relay)
- TC (Triping Coil)
- Storage Batery

SISTEM PROTEKSI PADA GI - SISI SEKUNDER

BB-GI
CT JTM
PMT

OVR
TC DGR
FR

- +
Storage Batery
PBO
(ROCLOSING
CC SWITCH)

2
b. Sistem Proteksi pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) :
- AVS (Automatic Vacum Swicth)
- ALS (Automatic Line Swicth)
- AVR (Automatic Voltage Relly)
- LBS (Load Break Swicth)
- CO (Fuse Cut Out)
- Arrester

VII. Sistem Operasi Jaringan 20 KV Dengan Memakai AVS & ALS PLN Distribusi Jawa
Timur Cabang Bnyuwangi.

Automatic Vacuum Switch (AVS) atau disebut juga sectionalizer merupakan


sakelar seksi otomatis (SSO) yang berfungsi sebagai alat pemutus secara otomatis untuk
membebaskan seksi-seksi yang terganggu dari suatu system distribusi atau dengan kata
lain dapat melokalisir gangguan pada seksi yang terganggu sehingga seksi yang sehat
tetap mendapatkan catu daya listrik. AVS atau SSO di pasang di PLN distribusi Jawa
Timur merupakan AVS dengan prinsip deteksi tegangan. AVS juga dilengkapi dengan
pengaturan waktu (Timer) dengan seting t-1 = 0,5 detik, t-2 = 5 detik dan t-3 = 10 detik.
AVS terdiri dari dari dua jenis yaitu AVS tree type dan AVS loop type.

Pemasangan AVS Pada Jaringan Menggunakan Sistem Radial Murni :

BB-GI

AVS 1 AVS 2 AVS 3


PMT Seksi A Seksi B Seksi C Seksi D

A T B T C T D

PBO t-1 = 10 detik


t-2 = 5 detik
PENYULANG t- 3 = 0,5 detik

Cara Kerja :

Titik B kita anggap terjadi gangguan, sehingga PMT trip dan seksi A, seksi B,
seksi C, seksi D tidak bertegangan. AVS 1, AVS 2, AVS 3 akan membuka setelah selang
waktu t-3 = 0,5 detik. PBO – 1 bekerja dan setelah mencapai waktu 60 detik, PMT
Penyulang masuk kembali (Reclose 1), kemudian selang waktu t-1 = 10 detik setelah
AVS 1 merasakan tegangan maka AVS 1 akan menutup. Karena di seksi B masih ada
gangguan maka PMT Penyulang trip lagi. AVS 1 & AVS 2 langsung mengunci karena
waktu merasakan tegangan cepat sekali (lebih kecil dari waktu t-2 = 5 detik). PBO – 2
bekerja dan setelah mencapai waktu 180 detik , PMT Penyulang masuk kembali
(Reclose 2) dan seksi A bertegangan. Seksi B, seksi C dan seksi D tidak bertegangan /
padam. Aliran daya dari Penyulang hanya pada seksi A saja.

Selain dipasang AVS yang dioperasikan secara otomatis juga banyak digunakan
LBS yang dioperasikan secara manual dan mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai
alat pemutus yang dapat melokalisir seksi jaringan yang terganggu sehingga tidak
mempengaruhi seksi jaringan yang lain.

3
VIII Diagram Line Trafo dan Komponen Utama

JTM 20 KV
CO Fuse

ARRESTER

Cara Pemasangan
TRAFO Pembumian Arrester

LV Panel MCB

NH Fuse

Kabel
Flexible

Line 1 Line 2

Pembumian Titik Netral Pembumian Arrester &


Sekunder Trafo Badan LV Panel

Fungsi masing-masing komponen :

a. Trafo Distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan 20 KV menjadi tegangan


rendah yaitu 380/220 Volt sesuai tegangan JTR.

b. Fuse Cut Out berfungsi sebagai pengaman utama trafo dan merupakan pengaman
cadangan bila terjadi beban berlebihan atau gangguan hubung singkat pada LV
dan JTR.

c. NH Fuse berfungsi sebagai pengaman utama bila terjadi beban lebih atau terjadi
hubung singkat antar fasa atau fasa kebumi pada JTR.

d. Arrester berfungsi sebagai pengaman tegangan Surya/petir atau tegangan


Swithing.

e. Pembumian Arrester berfungsi untuk menyalurkan arus ke bumi akibat tegangan


surya atau swithing.
4
f. Pembumian titik netral trafo berfungsi membatasi kenaikan tegangan fasa yang
tidak terganggu saat terjadi gangguan satu fasa ke bumi akibat beban tidak
seimbang.

g. Pembumian badan trafo dan LV Panel berfungsi :

 Untuk membatasi tegangan antara bagian peralatan yang dialiri


arus dengan peralatan ke bumi pada suatu harga yang aman (tidak
membahayakan) pada kondisi operasi normal dan gangguan.

 Untuk memperoleh impedansi yang kecil dari jalan balik arus


hubung singkat ke bumi sehingga bila terjadi satu fasa ke badan
peralatan, arus yang terjadi mengikuti sifat pada pembumian
netral.

Pembumian Tiang JTM

BOOM

Pembumian Tanpa
Tiang JTM Pembumian
Tiang JTM

Pembumian sempurna Tidak terjadi pembuangan


( Pembuangan arus ke arus ke bumi.
bumi). Akibatnya :
Keuntungannya : ketahanan isolasi isolator
mengurangi flash over menurun.
voltage pada arrester Tahanan busur terjadi dan
menimbulkan arus hubung
singkat antar fasa.

Anda mungkin juga menyukai