Ik Internasioanl
Ik Internasioanl
PENDAHULUAN
Latar belakang
Saat ini banyak perusahaan baik besar maupun kecil bergantung pada pasar
internasional dalam kegiatan jual beli produk dan jasa. Dengan harapan dengan
masuknya sebuah perusahaan tersebut pada pasar internasional, para pengusaha akan
dapat meningkatkan dan mengembangkan usaha dan tentu saja going concern
perusahaan. Hampir setiap hari di media memuat berita tentang mengenai dampka
kegiatan ekspor dan impor pada perekonomian Indonesia serta pengaruh aliran modal
antarnegara di dunia.
Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh bisnis
normal yaitu seperti kurangnya permintaan atas produk mereka di pasar luar negeri,
unjuk rasa buruh, dan transportasi yang tertunda dalam pengiriman produk mereka
kepada pelanggan mereka yang diluar negeri. Disamping itu perusahaan juga dapat
mengalami resiko mata uang asing ketika melakukan transaksi dalam mata uang lain.
Sebagai contoh, jika perusahaan Indonesia memperoleh mesin secara kredit dari
perusahaan Jepang, perusahaan Jepang tersebut mungkin mengharuskan pembayaran
dalam Yen Jepang. Ini berarti perusahaan Indonesia tersebut terkadang harus
menggunakan pedagang mata uang asing atau bank untuk menukarkan rupiah ke Yen
Jepang untuk membeli mesin yang akan dibeli. Selama proses tersebut perusahaan
Indonesia dapat mengalami keuntungan atau kerugian kurs dari fluktuasi dalam nilai
relatif terhadap Yen Jepang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan mata uang
mencakup tingkat familier mata uang asing, potensi keuntungan dan kerugian yang
ditimbulkan oleh kurs, nasionalisme, dan kepraktisan. Ada sekitar 150 jenis mata
uang diseluruh dunia, tapi sebagian besar perdagangan internasional dilakukan dalam
enam mata uang utama yaitu: Dolar AS, Poundsterling Inggris, Dolar Kanada, Euro,
Yen Jepang, dan Franc Swiss. Enam mata uang tersebut menunjukkan stabilitas dan
diterima banyak negara sepanjang waktu diantara anggota IMF (International
Monetary Fund).
Euro Eropa (dengan symbol €) adalah mata uang yang relatif baru,
diperkenlkan tahun 1999 kepada anggota negara-negara Uni Eropa (UE) yang ingin
bergabung bersama dengan menggunakan satu mata uang. Uni Eropa sendiri adalah
organisasi negara-negara demokratis dari benua Eropa. Uni Eropa menjadi kekuatan
ekonomi baru yang menjadi pesaing Amerika Serikat. Hingga saat ini Euro telah
digunakan oleh perusahaan- perusahaan yang melakukan transaksi usaha
internasional sebagaimana Dolar Amerika. Dolar AS dapat dikenali hamper diseluruh
dunia karena telah menjadi salah satu mata uang yang paling luas diperdagangkan.
Dalam transaksi mata uang asing ini sering kali terdapat permasalahan,
akuntan harus dapat mencatat dan melaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran
Dolar AS misalnya dengan mata uang asing. Transaksi mata uang asing (foreign
currency transactions) perusahaan Indonesia meliputi penjualan, pembelian, dan
transaksi lain yang menimbulkan perpindahan mata uang asing atau pencatatan
piutang dalam suatu mata uang asing.
Prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi dalam mata uang
asing diatur dalam PSAK 10 mengenai “Transaksi Mata Uang Asing” diterbitkan
tahun 1994, mengatur prosedur akuntansi untuk piutang dan utang dagang dengan
mata uang asing yaitu transaksi yang membutuhkan pembayaran atau menerima
pembayaran dalam mata uang asing. PSAK 50 mengenai “Instrumen Keuangan:
Penyajian dan Pengungkapan”. Dalam makalah ini kami akan mencoba memaparkan
prosedur akuntansi untuk pencatatan dan pelaporan transaksi dalam mata uang asing.
Tujuan:
1. Mengetahui tentang Kurs Mata Uang Asing.
2. Mengetahui tentang Transaksi Mata Uang Asing.
3. Mengetahui pengelolaan risiko Mata Uang Asing dengan Instrumen
Keuangan pertukaran masa depan.
BAB 2
PEMBAHASAN
Sebelum tahun 1972, sebagian besar mata uang ditentukan dengan nilai
standar logam emas yang mempunyai nilai tetap secara internasional disetiap onsnya.
Setelah tahun 1972, sebagian besar negara menandatangani suatu perjanjian yang
membolehkan nilai mata uang mereka “mengambang (float)” berdasarkan
permintaan dan penawaran terhadap mata uang tersebut. Kurs mata uang asing
ditentukan tiap hari oleh pedagang mata uang asing yang bertindak sebagai agen
untuk individu atau negara yang memperdagangkan mata uang asing. Beberapa
negara seperti Cina menetapkan kurs tetap resmi dan kurs tetap untuk deviden yang
dikirimkan ke luar negeri. Kurs resmi ini sewaktu-waktu dapat berubah dan
perusahaan yang beroperasi di luar negeri perlu berkomunikasi dengan pemerintah
negara tersebut untuk memastikan bahwa perusahaannya telah memenuhi setiap
ketentuan pembatasan pertukaran mata uang.
Penentuan Kurs
Dalam Backer dll (2010:4) nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang
yang lain dapat dinyatakan dalam dua cara yang berbeda, yaitu:
Contoh: 1 = $0,0001087
Rp. 9200
Perubahan Kurs
Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam
mata uang fungsional dari suatu entitas. Di Indonesia, akuntansi untuk transaksi
dalam mata uang asing diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan tahun 2007 yaitu
PSAK No.10 tentang transaksi dalam mata uang asing dan PSAK No.11 tentang
penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs.
Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Beberapa kurs yang digunakan :
1. Kurs Spot (spot rate)
Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi.
2. Kurs Sekarang (current rate)
Kurs dimana 1 unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada
tanggal neraca atau tanggal transaksi.
3. Kurs Historis (historical rate)
Kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi.
4. Forward Rate
Kurs tertentu yang disepakati dan digunakan dalam transaksi kontrak berjangka.
Selisih antara kurs masa depan dengan kurs tunai pada suatu tanggal tertentu
dinamakan spread. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa kurs tunai euro adalah Rp
14.860 dan kurs masa depan yang jatuh tempo 30 hari adalah Rp 13.870. Spread
adalah selisih dari kedua nilai tersebut yaitu Rp990. Oleh karena kurs masa depan
nilainya lebih rendah dari kurs tunai, maka hal ini memberikan ekspektasi bahwa
rupiah akan menguat terhadap euro dalam 30 hari kedepan.
Menguatnya Rupiah
Perlu diingat bahwa menguatnya rupiah berarti:
Lebih sedikit mata uang rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit
uang asing.
Satu rupiah memperoleh lebih banyak unit mata uang asing.
Dapat dicontohkan sebagai berikut:
Impor dari Amerika akan lebih murah untuk konsumen Indonesia pada tanggal 1 Juli
dibandingkan 1 Januari karena menguatnya rupiah. Sebagai contoh asumsikan bahwa
suatu perusahaan manufaktur Amerika menjual mobil buatan Amerika seharga
$25.000. untuk menetukan nilai setara rupiah dari $25.000 pada tanggal 1 Januari,
digunakan perhitungan sebagai berikut:
Antara tanggal 1 Juli dan 1 Januari, kurs langsung turun saat dolar menguat relatif
terhadap euro. Pada tanggal 1 Juli, nilai setara rupiah dari US $ 25.000 adalah:
Selama akhir 1970-an, rupiah secara konsisten melemah terhadap mata uang
utama lain karena beberapa faktor, termasuk inflasi tinggi yang dialami Indonesia.
Pada pertengahan pertama 1900-an (sebelum 1997) rupiah secara konsisten melemah
terhadap mata uang lain tetapi nilainya relatif stabil. Tetapi pada tahun 1997, rupiah
melemah secara signifikan terhadap mata uang dunia akibat krisis ekonomi yang
terjadi di Asia. Pada awal tahun 2000-an, rupiah kembali menguat walaupun nilai
tukarnya relatif tinggi sebelum tahun 1997. Melemahnya rupiah berarti bahwa
perjalanan luar negeri menjadi lebih mahal karena penurunan daya beli rupiah. Oleh
karena itu, pengelolaan nilai rupiah yang dilaksanakan pemerintah Indonesia adalah
dengan melakukan tindakan penyeimbangan untuk memenuhi kebutuhan, baik
kalangan pengusaha maupun konsumen Indonesia.
Perlakuan akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing selain kontrak berjangka
adalah:
1. Pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada
saat terjadinya transaksi. Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering
disebut kurs spot (spot rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs
tanggal transaksi sering digunakan, contohnya, suatu kurs rata-rata selama
seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk seluruh transaksi dalam setiap
mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika kurs berfluktuasi
secara signifikan, penggunakan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat
diandalkan.
2. Pelaporan pada Tanggal Neraca Berikutnya
Pada setiap tanggal neraca:
a) Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke
dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila
terdapat kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat
digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebagai indikator yang obyektif;
b) Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal
neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal
transaksi; dan
c) Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing
harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai
tersebut ditentukan.
Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang
relevan. Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang
dilakukan Dana Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis.
Apakah nilai tercatat ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai
yang ditentukan untuk pos valuta asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai
dengan Pernyataan ini.
3. Pengakuan Selisih Kurs
Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan
tanggal penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi
dalam mata uang asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada
dalam suatu periode akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam
periode tersebut. Namun jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada
dalam beberapa periode akuntansi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap
periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing
periode.
Contoh: :
Tanggal 31 Januari, sebuah perusahaan di Indonesia membeli barang
dagangan dari Amerika dengan nilai invoice USD 1,000.00, Tutup buku fiskal
pada tanggal 20 Maret, dan pembayaran akan jatuh tempo pada tanggal 30
April, dan
Sementara itu situasi nilai tukar pada saat itu digambarkan sebagai berikut :
Pembelian Rp 9.000.000,-
Hutang Dagang Rp 9.000.000,-
( USD 1.000 x Rp 9.000 = Rp. 9.000.000,-)
Soal
ABC Corporation sebuah perusahaan export & import yang berdomisili di United Stated of Amerika (USA)
memiliki piutang (Receivable) dan hutang (Payable) dalam unit mata uang asing (foreign currency units).
Berikut ini data sebelum dilakukan penyesuaian (adjustment) pada akhir tahun (31 Desember 2013), sebagai b
Jawab:
Balance Exchange
Per Books
Sheet Gain
or (Loss)
Account Receivable
$ $
British Pound (200.000 x 1.6300) $ 326,000 328,000 (2,000)
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Nilai relatif suatu mata uang terhadap mata uang yang lain dapat dinyatakan
dalam dua cara yang berbeda, yaitu:
a. Kurs langsung
b. Kurs tidak langsung
2. Transaksi mata uang asing adalah dimana nilai tukarnya dinyatakan dalam
mata uang fungsional dari suatu entitas. Yang diatur dalam PSAK 10 dan 11
3. Transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasi atau
membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi
yang timbul ketika suatu perusahaan:
a) Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi
dalam suatu mata uang asing;
b) Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing;
c) Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum
terlaksana; atau
d) Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi
kewajiban yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
4. Hedging dapat diartikan sebagai tindakan untuk memindahkan resiko akibat
dari fluktuasi kurs (atau suku bunga, atau harga).
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E dkk. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Perspektif Indonesia).
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat
http://akuntansilanjutan1.blogspot.com/2012/02/transaksi-mata-uang-asing.html