Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

Kesimpulan

Japan Adult Video atau yang biasa dikenal sebagai JAV, merupakan salah

satu produk budaya Jepang yang berhasil merekonstruksi pandangan masyarakat

Indonesia akan citra masyarakat Jepang. Pada masa Japanese Wave di Indonesia,

banyak masyarakat yang beranggapan bahwa Jepang merupakan sebuah negara

dengan nilai-nilai kesopan santunan, semangat dan etos kerja yang tinggi. Hal ini

terus berlanjut hingga masuknya JAV ke Indonesia pada era 2000an. Banyak

masyarakat yang mulai beranggapan negatif terhadap masyarakat Jepang karena

maraknya konten porno yang tersebar di masyarakat.

Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan tidak lagi merupakan sebuah

kebutuhan, melainkan menjadi sebuah keinginan untuk mendapatkan kepuasan.

Hal ini dipengaruhi oleh berkembangnya pola hidup kapitalisme sehingga

kebutuhan akan barang sangat dipengaruhi oleh pasar dan pencitraan media atau

iklan. Konsep perkembangan kebutuhan yang didasari oleh pasar ini juga

berkembang di ranah JAV. Kebutuhan JAV tidak terlepas dari pola umum sebuah

rantai kebutuhan dimana ketika ada produsen tentunya ada konsumen dan

komoditi yang menghubungkan keduanya.

Berdasarkan penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya,

peneliti menarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah, JAV merupakan salah

63
64

satu hasil produk budaya Jepang yang persebarannya di Indonesia dipicu oleh

munculnya teknologi internet. Hal ini dibuktikan dengan keempat informan yang

sebelumnya berkenalan dengan VCD porno dari Barat dan mulai mengenal JAV

ketika era internet mulai marak di Indonesia. Meskipun demikian, Bima selaku

informan paling tua dari keempatnya, sempat mendapatkan VCD porno dari

Jepang, walaupun VCD itu masih sulit didapatkan dan sangat terbatas. Hadirnya

internet sebagai media komunikasi baru secara dua arah, memberikan kebebasan

luar biasa kepada para pengguna dari berbagai negara tanpa ada Controling dari

pihak manapun secara signifikan, sehingga memungkinkan masuknya berbagai

macam komoditi tanpa memerlukan biaya yang tinggi.

Pada perkembangannya, JAV membuat sebuah pola pergaulan yang baru

di kalangan para penggemarnya. Hal ini terbukti dengan bertambahnya atau

berubahnya interaksi keempat informan dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa

informan sengaja mencari penggemar lainnya dan membuat sebuah interaksi baru

untuk saling bertukar koleksi demi memenuhi kebutuhan akan JAV meskipun

tidak saling mengenal satu sama lain.

Pada aspek interpretasi informan terhadap masyarakat Jepang juga terjadi

sebuah perbedaan dengan masyarakat pada umumnya. Hal utama yang disorot

oleh keempat informan justru bukanlah nilai negatif berupa kecabulan atau

pornografi yang umumnya direpresentasikan oleh video porno, keempat informan

justru menyoroti tingkat kreatifitas yang dimiliki para produsen JAV yang

merepresentasikan masyarakat Jepang secara luas. Keempat informan sebelumnya

telah terlebih dahulu mengkonsumsi konten dewasa dari Barat, sehingga


65

kebanyakan informan justru mengambil nilai kreatifitas sebagai pembanding dan

menganggap bahwa konten tersebut lumrah dan umum terjadi di setiap negara.

Anda mungkin juga menyukai