Anda di halaman 1dari 13

PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,

PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

PENELITIAN MINERAL LAIN DAN MINERAL IKUTAN


DI WILAYAH PERTAMBANGAN KABUPATEN KOTABARU
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Juju Jaenudin, Rohmana, Trisa Muliyana


KP. Konservasi, Pusat Sumber Daya Geologi

ABSTRAK

Lapisan batubara terbentuk bersama-sama dengan bahan anorganik yang kebanyakan berupa klastik
halus seperti serpih, batulempung, batulanau, batulumpur dan juga dapat berasosiasi dengan batupasir
halus sampai kasar, konglomerat, bahkan batugamping. Bahan-bahan tersebut pada penambangan
batubara akan terbuang atau sebagai bahan urugan pada lobang-lobang bekas tambang, sehingga
sampai saat ini pemanfaatannya bahan-bahan tersebut belum dilakukan dan terbuang sia-sia.

Bahan galian tersebut berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan galian industri, akan tetapi tentunya
harus memenuhi syarat dalam pemasaran dengan melakukan analisis kualitasnya.

Bahan galian lain pada endapan batubara yang berpotensi untuk diusahakan saat ini adalah bitumen
padat, keberadaan bahan galian ini pada umumnya berasosiasi dengan endapan batubara dan
merupakan lapisan diantara batubara (interburden) akan tetapi juga dapat terbentuk di bawah lapisan
batubara.

Penyebaran bitumen padat di daerah Kabupaten Kotabaru diketahui terdapat di 2 lokasi yaitu di
Kecamatan Pulau Sebuku dan Kecamatan Senakin, lokasi Kecamatan Pulau Sebuku dengan sumber
daya 13.81.600 ton Kecamatan dan Kecamatan Senakin dengan sumber daya 22.31.040 ton.

Endapan lempung di daerah penelitian umumnya dibentuk oleh mineral kuarsa dan kaolinite dan
beberapa dibentuk oleh mineral kuarsa dan mineral monmorilonit serta mineral muskovit. Dengan
sumberdaya tereka yang diketahui cukup besar di beberapa lokasi, perlu dilakukan penyelidikan lebih
detail untuk mengetahui potensi dan kualitasnya.

Bahan galian lain diwilayah pertambangan batubara terdapat Potensi bahan galian ultrabasa di daerah
2
penelitian terdapat di dua lokasi yaitu : Pulau Sebuku , dengan luas sebaran 8.5 ha atau 850.000 m ,
tebal rata-rata 100 meter, maka sumberdaya hipotetik 218.45000 ton dan di daerah senakin dengan luas
sebaran 88 ha atau 880.000 m2, tebal rata-rata 100 meter, sumberdaya hipotetik 226.160.000 ton.

Ikutan Pada Pertambangan Batubara adalah


PENDAHULUAN sebagai berikut :
Latar Belakang a. Bahan galian lain : batuan beku
batugamping, batulempung batupasir kuarsa /
Batubara merupakan endapan hasil akumulasi pasir kuarsa ,batu mulia, bentonit, bitumen
material organik berasal dari sisa-sisa tumbuhan padat, emas aluvial, feldspar, fosfat, gambut,
dan telah melalui proses litifikasi untuk kalsit, kaolin, kuarsit, logam besi dan paduan
membentuk lapisan batuan. Batubara dapat besi, sirtu (pasir dan batu) dan zeolit atau
terbentuk serta terdapat bersama-sama bahan mineral lain yang terangkat bersama sama pada
galian dan mineral-mineral lainnya. umur batubara terangkat.
b. Mineral ikutan : karbonat, mineral lempung,
Bahan galian lain dan mineral ikutan pada mineral oksida, mineral sulfida, silika, sulfat,
pertambangan batubara secara umum dan tonstein dan trace elements.
berdasarkan statistik dapat dijumpai di wilayah
Indonesia menurut konsep Pedoman Teknis Umumnya usaha pertambangan batubara hanya
Penanganan Bahan Galian Lain Dan Mineral memanfaatkan komoditas utama dan seringkali
tidak memperhatikan atau tidak mengolah
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

bahan galian lain dan mineral ikutannya lokasi daerah penelitian dapat dilihat pada
sehingga tidak memperoleh nilai tambah atau lampiran Gambar 1.
upaya optimalisasi manfaat bahan galian lain
dan mineral ikutannya sehingga terbuang sia-
sia. Karena itu pengelolaan bahan galian harus METODOLOGI
memperhatikan kaidah konservasi sebagai Metoda yang dilakukan dalam rangka
upaya optimalisasi manfaat bahan galian secara melakukan penelitian ini, secara umum dapat
bijaksana, untuk kesejahteraan masyarakat dan dibagi menjadi 4 tahapan yaitu :
berwawasan lingkungan. Pengumpulan Data Sekunder.
Pengumpulan Data Primer dan Pemercontoan.
Salah satu upaya mendorong penerapan Analisis Laboratorium.
konservasi sumber daya mineral, Pusat Sumber Pengolahan Data dan Pelaporan.
Daya Geologi melakukan kegiatan penelitian
mineral lain dan mineral ikutan di wilayah GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN
pertambangan Kabupaten Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan. Kegiatan penelitian ini Geologi Regional
dibiayai dari dana Daftar Isian Pelaksanaan Morfologi
Anggaran (DIPA) - Pusat Sumber Daya Geologi
Tahun Anggaran 2014. Morfologi yang berkembang di daerah penelitian
dapat dibagi menjadi 2 satuan, yaitu morfologi
Maksud dan Tujuan pedataran, dan Satuan morfologi perbukitan.
Maksud penelitian ini adalah untuk
menginventarisasi sumber daya bahan galian Satuan morfologi pedataran tersebar hampir di
lain dan mineral ikutan pada wilayah usaha seluruh daerah penelitian Penyebarannya
pertambangan batubara yang kemungkinan terdapat di sepanjang pantaidengan ketinggian
berpotensi untuk diusahakan. antara 0 hingga 50 mdpl, dengan titik terendah
0 mdpl merupakan garis pantai. Kemiringan
Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendorong medan pada satuan morfologi pedataran
pengelolaan bahan galian secara terencana maksimum 11% dan sudut lereng tidak lebih dari
o
dalam rangka mewujudkan penerapan kaidah 7.
konservasi bahan galian, meningkatkan nilai
tambah suatu bahan galian untuk memperoleh Satuan morfologi perbukitan dengan arah
manfaat yang optimal dan hasil kegiatan ini sebaran relatif Utara-Selatan terdapat di bagian
diharapkan dapat menjadi masukan pemerintah selatan daerah penelitian. Secara umum satuan
daerah setempat untuk menentukan kebijakan perbukitan menempati ketinggian antara 50
dalam pengelolaan bahan galian di daerahnya. mdpl hingga 150 mdpl dengan kemiringan
lereng lebih dari 11%.
Lokasi Kegiatan dan Kesampaian Daerah
Secara administratif daerah penelitian termasuk Stratigrafi
di daerah Kabupaten Kotabaru, merupakan Geologi regional daerah penyelidikan diperoleh
salah satu daerah tingkat II di Provinsi dari publikasi Peta Geologi Lembar Kotabaru,
Kalimantan Selatan. skala 1; 250.000 terbitan Puslitbang Bandung
(E. Rustandi dkk, 1995) dan beberapa publikasi
Kabupaten Kotabaru secara geografis terletak lainnya.
diantara 115º 15’ BT – 116º 30’ BT dan 02º 20’ –
04º 21’ LS. Lokasi penelitian terletak di bagian Secara geologi regional Lembar Kotabaru
timur Provinsi Kalimantan Selatan dengan termasuk ke dalam Cekungan Pasir, dimana
perbatasan wilayahnya adalah : Sebelah Utara daerah penyelidikan diduga berlangsung pada
Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, Sebelah Jaman Jura yang mengakibatkan bercampurnya
Selatan Kabupaten Tanah Bumbu dan laut Jawa batuan Pratersier seperti ultramafik, batuan
Sebelah Barat Kabupaten Balangan, Hulu bancuh, sekis, garnet, amfibol dan batupasir
Sungai Tengah, Banjar dan Tanah Laut dan terkersikkan. Genangan laut dan kegiatan
Sebelah Timur Selat Makasar. gunungapi terjadi pada Jaman Kapur Akhir
bagian bawah yang menghasilkan Formasi
Untuk mencapai daerah tersebut dapat Pitap, Formasi Manunggul, Formasi Haruyan
menggunakan jalur penerbangan Bandung – dan Formasi Paau. Pada Jaman Kapur akhir
Banjarmasin, dilanjutkan ke Kotabaru bagian atas terjadi kegiatan magma yang
menggunakan kendaraan roda empat. Peta menghasilkan terobosan diorit. Diorit ini
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

menerobos batuan alas Formasi Pitap dan


batuan-batuan yang lebih tua. Formasi Tanjung, berupa perselingan batupasir,
batulempung, batulanau, konglomerat dan
Pengangkatan dan pendataran terjadi pada batubara.
Awal Paleosen-Eosen yang diikuti pengendapan
Formasi Tanjung bagian bawah, sedangkan Batuan PraTersier, adalah satuan batuan tertua
bagian atas formasi ini terbentuk saat genang yang mengisi Cekungan Pasir, terdiri atas
laut. Paparan karbonat Formasi Berai terbentuk batuan ultramafik, serpentinit, batuan bancuh,
dalam kondisi genang laut Oligosen. Pada sekis garnet amfibol, batupasir terkersikkan.
Misoen Tengah terjadi susut laut dan Formasi ini diendapkan secara tidak selaras
bersamaan dengan pengendapan Formasi terhadap seluruh formasi yang ada. Dari
Warukin dalam suasana darat. kesemua formasi yang telah disebutkan di atas,
Formasi Warukin dan Tanjung merupakan
Kegiatan tektonik terjadi lagi pada Miosen Akhir formasi pembawa batubara di wilayah
yang mengakibatkan hampir seluruh batuan penyelidikan.
Mesozoikum membentuk Tinggian Meratus yang
memisahkan Cekungan Barito dan Cekungan Struktur Geologi
Pasir. Pada akhir Miosen Akhir batuan-batuan
pratersier dan tersier terlipat kuat dan Secara umum struktur geologi yang terdapat di
tersesarkan. Pada Plio-Plistosen berlangsung daerah penyelidikan adalah sesar dan
lagi pendataran dan pengendapan Formasi perlipatan. Sumbu lipatan umumnya berarah
Dahor pada Pliosen dan kemudian diikuti baratdaya-timurlaut dan utara-selatan, dan
pengendapan Aluvium. Secara skematis sejajar dengan arah sesar normal, sedangkan
stratigrafi regional dapat dilihat pada lampiran sesar mendatar umumnya berarah baratlaut-
gambar 2. tenggara dan baratdaya-timurlaut.

Susunan batuan yang terdapat pada formasi- Struktur lipatan berada pada formasi Tanjung
formasi batuan disekitar daerah penyelidikan, dan sesar minor berada pada Formasi Tanjung
secara regional dapat dijelaskan dari formasi dan Batuan Pra Tersier di bagian Utara daerah
batuan yang termuda sampai yang tertua adalah penyelidikan. Secara umum kemiringan lapisan
sebagai berikut : batuan di wilayah penyelidikan relatif datar
o
sekitar 10-20 ..
Endapan Alluvium, endapan alluvium
merupakan satuan batuan yang paling muda Formasi pembawa batubara pada wilayah
yang dijumpai di daerah penyelidikan, satuan penyelidikan adalah Formasi Warukin dan
batuan ini berumur kuarter, menempati daerah Formasi Tanjung. Namun dekat batas antara
pantai dan pinggiran sungai-sungai besar, Cekungan Sumatera Selatan dan Cekungan
satuan ini tersusun oleh litologi lempung, lanau, Sumatera Tengah, namun sebagian besar
pasir dan kerikil, dimana sifat batuan pada wilayahnya termasuk ke dalam Cekungan
satuan aluvium ini belum kompak dan masih Sumatera Selatan bagian utara atau Sub
terurai (unconsolidated), dan diendapkan secara Cekungan Jambi dan sebagian kecil termasuk
tidak selaras terhadap batuan sekitarnya. ke dalam Cekungan Sumatera Tengah dapat
dilihat pada lampiran gambar 3.
Formasi Dahor, tersusun oleh batupasir kuarsa,
mudah hancur, setempat bersisipan lempung, Pertambangan
lignit, limonit, kerakal kuarsa asap dan basal. Di Kabupaten Kotabaru terdapat sebanyak 69
Terendapkan di lingkungan paralis, tebal formasi IUP (Izin Usaha Pertambangan) batubara dan 7
ini diperkirakan sekitar 750 meter. IUP (Izin Usaha Pertambangan ) bijih besi
ekplorasi maupun yang sudah operasi produksi
Formasi Warukin, tersusun atas batupasir pengusahaan batubara di Kabupaten Kotabaru
kuarsa, berbutir sedang-kasar, kurang padat, dilakukan oleh perusahaan besar, menengah
setempat konglomeratan, mengandung sisipan dan skala kecil atau koperasi dengan izin
batulempung, batulanau dan batubara. berupa Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Kuasa
Formasi Berai, berupa batugamping berwarna Pertambangan (KP).
kuning sampai kecoklatan, umunya berlapis dan
padat serta keras. Formasi ini diendapakan Perusahaan pemegang izin PKP2B yang
silang jemari dengan formasi atas dan berada di Kabupaten Kotabaru diantaranya
bawahnya. yaitu PT Arutmin Indonesia dengan lokasi
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

tambang di Kecamatan Senakin sedangkan batubara, untuk mengetahui bahan galian lain
perusahaan pemegang Izin Usaha bitumen padat, lempung karbonan, lempung,
Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) di bijih besi dan ultrabasa.maka dilakukan analisis
Kabupaten Kotabaru pada tahun 2014 sebanyak laboratorium dengan metoda major elements,
15 perusahaan/KUD dan yang lainnya sudah trace element, proximate, retort dan petrografi.
izinnya telah berakhir
Hasil Analisis Laboratorium
Sistim penambangan batubara yang dilakukan Hasil analisis Batubara
di daerah Kabupaten Kotabaru pada umumnya Batubara di lokasi kegiatan berwarna coklat,
sistem tambang terbuka. lokasi penambangan pecah-pecah, pengotor damar coklat kehitaman,
tersebar sebagian besar berada di Kecamatan kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan
Sebuku dan Kecamatan Kelumpang Hilir mineral matter penyusunan serta derajat
Kabupaten Kotabaru dengan kalori batubara coalification (rank). Umumnya untuk
berkisar antara 4000 - 6000 Kcal. menentukan kualitas batubara dilakukan analisis
kimia pada batubara salah satu parameter
Selain batubara terdapat juga penambangan berupa analisis proksimat yaitu untuk
komoditi lain yaitu besi laterit yang di eksploitasi menentukan jumlah air (moisure), zat terbang
oleh perusahaan PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (volatile matter), karbon padat (fixed carbon)
(SILO) terletak di Desa Sungai Bali, Kecamatan. dan kadar debu (ash).
Pulau Sebuku, Kab. Kotabaru dengan kadar Fe
antara 24,75 - 55,40%. Menurut Sumber Dinas Pertambangan dan
Energi Kabupaten Kotabaru besarnya sumber
daya batubara di Kabupaten Kotabaru
PEMBAHASAN 23.939.927.000 ton dengan nilai kalori 5.000-
6000 kal/gr.
Hasil Penelitian Aspek Konservasi Bahan Dari hasil analisis conto pada 5 lokasi kegiatan
Galian di wilayah pertambangan batubara (KBR 02,
KBR 04, KBR 05, KBR 30, dan KBR 38,) di
Lapisan batubara terbentuk bersama-sama analisis pada Laboratorium Pengujian Kimia-
dengan bahan anorganik yang kebanyakan Fisika Mineral dan Batubara, Pusat Sumber
berupa klastik halus seperti serpih, Daya Geologi di Bandung.
batulempung, batulanau, dan batulumpur dan
juga dapat berasosiasi dengan batupasir halus
sampai kasar, konglomerat, bahkan Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Laboratorium
batugamping. Bahan-bahan tersebut berpotensi KODE CONTO
untuk dimanfaatkan sebagai bahan galian N
JENIS KBR KBR KBR KBR KBR3
O
industri, akan tetapi tentunya harus memenuhi 02 04 05 30 8
syarat dalam pemasaran dengan melakukan Air Lembab 15,4 17,5 14,1
1 7,96 4,46
(% adb) 4 2 4
analisis kualitasnya.
Abu (% 10,6 10,9 26,9
2 7,77 16,40
adb) 8 0 4
Bahan galian lain pada endapan batubara yang Zat Terbang 37,2 37,7 38,0 34,9
3 43,02
berpotensi untuk diusahakan saat ini adalah (% adb) 9 3 1 5
bitumen padat, keberadaan bahan galian ini Karbon
44,7 47,0 44,1 34,1
4 Padat (% 37,47
pada umumnya berasosiasi dengan endapan adb)
6 0 0 6
batubara dan merupakan lapisan diantara Nilai Kalor
5 6226 6387 6242 5185 6414
batubara (interburden) endapan bitumen padat (kal/gr adb)
ini juga tidak selalu terdapat bersamaan dengan Berat Jenis
6 1,35 1,34 1,34 1,51 1,35
(gr/cm)
endapan batubara. Selain bitumen, bahan galian
Sifat
lain yang juga berpotensi diusahakan adalah 7 Ketergerusa 46 49 48 51 43
lempung karbonan, bahan galian ini merupakan n
sisipan dari lapisan batubara, ketebalannya Air dried basis = As determmined basi
dapat mencapai > 2 meter. HGI = A STM D 409.
Secara umum hasil analisis laboratorium batubara
Dearah Kabupaten Kotabaru selain yang terdapat di Kabupaten Kotabaru yang telah
pertambangan batubara terdapat juga dilakukan oleh PT. Karbon Mahakam kerja sama
pertambangan bijih besi, dan ultrabasa, untuk dengan Dinas Pertambangan dan Energi, Kabupaten
mengetahui kualitas dan kuantitas bahan galian Kotabaru. Sebagai pembanding maka hasil analisis
lain di wilayah pertambangan di daerah dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
Kabupaten Kotabaru, selain bahan galian utama
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Tabel 2 . Hasil Analisis Proksimat PT. Karbon bitumen. Hasil analisism retort conto ini
Mahakam mempunyai kandungan minyak 20 liter/ton.

No. Jenis Kisaran Rata-rata Conto KBR, 37 arah lapisan N140°E/30° dengan
Air Lembab (% 17.21- tebal lapisan 70 cm , merupakan sisipan antara
1 21.21
adb) 23.50 batulempung dengan batupasir. Sumberdaya
2 Abu (% adb) 1.28-10.37 3.73 serpih dihitung dengan jarak titik informasi 200
Zat Terbang (% 34.56- m = 74.4800 dengan kandungan minyak 10
3 37.91
adb) 43.44 liter/ton. Conto KBR 40, arah lapisan
Karbon Padat (% 31.12- N125°E/25°-30°, tebal 70 Cm Sumberdaya
4 37.16
adb) 40.73 serpih dengan jarak titik informasi 200 m =
Nilai Kalor (kal/gr
5 4518-5547 5079.93 1.81.440 ton dengan kandungan minyak
adb)
Berat Jenis
30liter/ton.
6 1.39-1.52 1.43
(gr/cm)
7 Sifat Ketergerusan 46-90 66.93 Hasil Analisis Lempung

Hasil Analisis Bitumen padat Umumnya lempung di daerah ini berwarna putih
kotor atau putih kekuningan sampai keabuan, kecuali
Penyebaran bitumen padat di daerah Kabupaten pada tambang PT. Karbon Mahakam lempung
Kotabaru diketahui terdapat di 2 lokasi yaitu di berwarna abu-abu. Conto endapan lempung pada
Kecamatan Pulau Sebuku dan Kecamatan penelitian ini terdapat pada Formasi Warukin dan
Senakin, lokasi Kecamatan Pulau Sebuku Formasi Tanjung dengan ketebalan yang bervariasi
dengan sumber daya 13.81.600 ton dan dari 20 cm sampai 7 meter, umumnya merupakan
Kecamatan Senakin dengan sumber daya sisipan pada lapisan batubara membentuk lapisan
22.31.040 ton. Hasil analisis retort, kandungan tipis atau lensa-lensa tidak menerus dan dibeberapa
minyak pada bitumen padat di daerah ini lokasi sebagai lapisan bagian atas dari endapan
bervariasi antara 5 liter/ton hingga 100 liter/ton. batubara.

Pada kegiatan ini dilakukan beberapa Hasil analisis XRD terhadap 3 conto, umumnya
pengambilan conto untuk mengetahui lempung dibentuk oleh mineral kuarsa dan
kandungan minyaknya dan perhitungan kaolinite.Sumber daya lempung dihitung dengan
sumberdaya dilakukan pada lapisan serpih mempertimbangkan kondisi geologi moderat,
dengan ketebalan yang bervariasI, lihat tabel 10. jarak titik informasi (singkapan) sejauh 500 m
dan ketebalan lempung > 1 meter.
Conto KBR 01 berasal dari bukaan bekas
tambang PT. Metalindo Bumi Raya Kecamatan Di Kecamatan Pulau Sebuku singkapan
Pulau Sebuku, ketebalan 40 cm dengan sisipan lempung ditemukan pada 3 bukaan tambang
lempung hitam. Hasil analisis retort conto dengan ketebalan 2 meter sampai 3 meter
KBR01 mempunyai kandungan minyak 5 dengan jarak titik informasi 500 meter, diperoleh
liter/ton dan KBR 21 mempunyai kandungan sumberdaya tereka lempung sebesar 6.000.000
3
minyak 20 liter/ton dan KBR 23 100 liter/ton. m . Endapan lempung juga ditemukan pada 2
Lapisan ini diperkirakan lapisan pembawa bukaan tambang di Kecamatan Senakin dengan
bitumen padat Lapisan yang menerus kearah ketebalan 3 meter, sumberdaya tereka sebesar
3
utara dimana pada pemetaan tidak tersingkap. 6.000.000 m . Selain dikedua kecamatan
tersebut di atas endapan lempung ditemukan
Conto KBR23, conto berasal dari bukaan juga di bukaan tambang di daerah Kecamatan
tambang PT. Metalindo Bumi Raya Kecamatan Kelumpang Hilir dengan ketebalan 7 m,
Pulau Sebuku, tebal 40 cm, bitumen padat yang sehingga didapat sumberdaya tereka 7.000.000
3
berlokasi di bukaan tambang Arutmin Hasil m.
analisis retort conto ini mempunyai kandungan
minyak cukup tinggi yaitu 30 liter/ton. Hasil analisis major element 17 conto
batulempung menunjukkan kandungan SiO2
Conto KBR 31 berasal dari bukaan tambang PT cukup tinggi berkisar antara 34,24% – 74,64 %,
Arutmin , Kecamatan Senakin dengan ketebalan Al2O3 antara 17,24% – 25,98 %, Fe2O3 antara
bukaan 70 Cm diperkirakan lapisan ini lebih 0,05%, – 5,51%, CaO antara 0,06% – 1,10%,
tebal dari 70 cm, kemiringan lapisan 10° dan MgO antara 0,01% – 1,55%, Na2O antara 0,10%
terletak di bawah lapisan batubara, lapisan ini – 0,25%, K2O antara 0,9% – 1,65% dan MnO
merupakan bagian dari lapisan pembawa antara 0,03% – 0,13%.
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Komposisi kandungan SiO2 dalam batulempung pengolahan terdeteksi kandungan Fe2O3 diatas
yang cukup tinggi dengan kandungan logam 60 % dan hasil analisis kimia kandungan Fe
yang cukup rendah baik untuk material bahan total di atas 46 % tidak ada peningkatan
pembuatan bata tahan api. Untuk menunjang kandungan Cr hanya mencapai 1.77 % dan
hal tersebut perlu dilakukan uji plastisitas, uji tanah lateritik menunjukkan kisaran kandungan
pembuatan bentuk dan uji pembakaran. Fe total 30,33 % s/d 63,87 % atau rata-rata
46,80 %. Hasil analisis dari tailling terditeksi
Mengacu kepada Spesifikasi menurut (SNI 15- kandungan Fe total 47,54 % -48,13 %,
0302-2004). Untuk persyaratan sebagai salah kandungan Fe 2O3 67,57 % dan SiO2 1,73 % -
satu bahan baku Semen Portland 21,77 %. Estimasi potensi mineral ikutan apabila
Pozolan/Portland Pozzoland Cement (PPC)), dikaitkan dengan data produksi sampai Oktober
dengan komposisi 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, tahun 2014 sebesar 2.642.842 ton berarti
1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3. terdapat potensi Ni 16.158 ton dengan kadar
rata-rata 0,6114%, Cr 25.007 ton dengan kadar
Dari hasil analisis dari kedua metoda analisis rata-rata 0,9462%, Co 1.699 ton dengan kadar
XRD dan Major Element di atas pada conto rata-rata 0,0643% dan Mg 6.158 ton dengan
batulempung di kedua wilayah tambang kadar rata-rata 0,233%.
batubara bahwa batulempung bagian atas,
berwarna abu-abu kekuningan, batulempung Saat ini keperluan bijih besi (berbentuk pelet)
tersebut cukup baik untuk bahan baku semen untuk pasokan industri baja nasional (PT.
portland pozzoland, keramik kasar ( tembikar, Krakatau Steel) masih didatangkan dari negara-
genteng dan batubata), dengan kandungan SiO2 negara luar (impor) penghasil bijih besi. Namun
= 34,24% – 74,64 %, Al2O3 = 4.47% - 19.83%, demikian di masa depan tidak menutup
Fe2O3 = 1.16% – 33.34%. kemungkinan akan diperlukan bijih besi dari
wilayah-wilayah penghasil bijih besi di dalam
Hasil analisis Bijih besi Laterit negeri sebagai umpan pabrik pengolahan biji
besi (pelletizing) yang sekarang masih dibangun
Di Kabupaten Kota baru terdapat potensi besi oleh PT. Krakatau Steel di Cilegon. Keperluan
laterit di Pulau Sebuku merupakan bijih besi tipe bijih besi untuk umpan tersebut harus
besi Laterit, jenis Cebakan ini merupakan mempunyai kandungan minimal Fe total 30-
endapan residu yang dihasilkan oleh proses 40%.
pelapukan yang terjadi pada batuan
peridotit/piroksenit dengan melibatkan Secara umum kandungan bijih besi laterit dari
dekomposisi, pengendapan kembali dan daerah Pulau Sebuku dapat dimasukkan dalam
pengumpulan secara kimiawi. kategori tersebut, dimana kandungan berkisar
antara 51,32 % – 63,87 % Fe total. Dengan
Secara, geologinya disusun oleh kelompok demikian dapat diasumsikan bahwa bijih besi
batuan ultrabasa berumur Yura sebagai memenuhi persyaratan kualitas tersebut.
basement di daerah ini yang berturut-turut
ditutup oleh kelompok batuan gunungapi Hasil analisis batuan ultrabasa
berumur Kapur Formasi Haruyan, batuan
sedimen berbutir kasar berumur Kapur Atas Sebaran batuan ultrabasa di daerah penelitian
Formasi Pitab dan batuan sedimen berbutir didominasi oleh batuan serpentinit, harzburgit,
halus – sedang berumur Eosen Formasi diabas dan sedikit dunit memetakan jenis
Tanjung. Daerah ini diketahui potensi batuan tersebut sangat sulit dilakukan karena
sumberdaya tertunjuk sebesar 426.497.700 ton hampir di setiap lokasi satuan batuan ini
bijih berkadar Fe total 39,82 % s/d 55,23 % (Iron dijumpai dan secara permukaan di dominasi
and Steel Project, 1963) dan merupakan area oleh batuan serpentinit.
Wilayah Usaha Pertambangan Eksploitasi PT.
Sebuku Iron Laterit. Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian
Perusahaan ini sampai akhir tahun 2014 telah dikelompokkan menjadi beberapa blok. Blok
menambang besi laterit dan sedang termaksud yaitu blok I yakni daerah Pulau
mempersiapkan pengolahan sebesar 2.377.057 Sebuku , dengan luas sebaran 8.5 ha atau
2
ton, Januari s/d Juni 2014 sebesar 265.785 ton 850.000 m , tebal rata-rata 100 meter, berat
sehingga total produksi yang telah dihasilkan s/d jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya hipotetik
bulan Oktober 2014 di Kabupaten Kotabaru 218.45.000 ton.
sebesar 2.642.842 ton.
Hasil analisis kimia beberapa conto berupa Sebaran batuan ultrabasa di daerah senakin
conto tanah dan bijih besi dan tailling dari hasil pada umumnya berwarna kehijauan
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

mengandung serpentinit berwarna kehijauan, butiran – butiran halus plagioklas piroksen klorit
sebagian sudah lapuk selain serpentinit terdapat dan mineral opak tanpak plagioklas terubah ke
juga dunit berwarna kemerahan/merah hati. karbonat dan serisit sedangkan piroksen
terubah ke karbonatan dan klorit.
Batuan ultrabasa di daerah ini menempati
perbukitan dengan luas sebaran 88 ha atau KESIMPULAN DAN SARAN
880.000 m2, tebal rata-rata 100 meter, berat
jenis ultrabasa 2,57 sumberdaya hipotetik Kesimpulan
226.160.000 ton. Hasil analisis kimia yang telah
dilakukan kandungan MgO 2,72%. Kegiatan pertambangan batubara sebagian
besar terkonsentrasi Kecamatan Pulau Sebuku ,
Hasil analisis petrografi yang dilakukan Kecamatan Senakin dan Kecamatan Kelumpang
menunjukkan batuan ini dominan disususn Hilir.
mineral kuarsa, plagioklas, mineral opak,
mineral lempung karbonat, epidot dan klorit Penyebaran bitumen padat di daerah Kabupaten
yang umumnya tersebar membentuk masa Kotabaru diketahui terdapat di 2 lokasi yaitu di
dasar yang merupakan mineral sekunder hasil Kecamatan Pulau Sebuku dan Kecamatan
silifikasi berjenis ultrabasa piroksen bertekstur Senakin, lokasi Kecamatan Pulau Sebuku
porfiritik, menunjukkan batuan ini dominan dengan sumber daya 13.81.600 ton dan
disusun karbonat, klorit, minerel opak/oksida Kecamatan Senakin dengan sumber daya
besi yang umumnya batuan terubah di susun 22.31.040 ton dan. Hasil analisis retort,
oleh karbonat dan mineral mineral di dalamnya kandungan minyak pada bitumen padat di
masa dasar agregat agregat halus klorit tampak daerah ini bervariasi antara 5 liter/ton hingga
karbonatan retak retak halus di isi oksida besi 100 liter/ton.
dan agregat halus sarisit menujukan
pengarahan Endapan lempung di daerah penelitian
umumnya dibentuk oleh mineral kuarsa dan
Hasil analisis REE dengan metoda ICP kaolinite dan beberapa dibentuk oleh mineral
menujukan kandungan Ce berkisar antara 21 kuarsa dan mineral monmorilonit serta mineral
ppm – 25 ppm, Gd 55 ppm - 73 ppm, Lu 3 ppm muskovit. Sumberdaya tereka terhitung di
- 7 ppm, Nd 7 ppm – 15 ppm, Pr 87 ppm - 96 Kecamatan Pulau Sebuku sebesar 6.000.000
2
ppm dan selain analisis tersebut di atas juga m dan di daerah Kecamatan Senakin sebesar
2
dilakukan analisis dengan metoda AAS 7.000.000 m .
menujujakan kandungan Co rata – rata 0.67%,
Ni rata – rata 2,1%, Cr 0,89%, Mg 0,28% dan Umumnya pengusaha pertambangan belum
Fe 38,25% %. melakukan pemanfaatan bahan galian lain,
disebabkan belum mempunyai nilai ekonomis
untuk diusahakan:
Hasil analisis batuan andesit
Potensi batuan ultrabasa di daerah penelitian
Andesit (basal) yang terdapat di daerah dikelompokkan menjadi beberapa blok :
Kecamatan Senakin, Kabupaten Kotabaru
berdasarkan warna dan tekstur batuan ini cukup Pulau Sebuku , dengan luas sebaran 8.5 ha
baik untuk batu ornamen namun sebagian besar 2
atau 850.000 m , tebal rata-rata 100 meter,
andesit (basal) ini mengalami gangguan tektonik berat jenis ultrabasa 2,57 maka sumberdaya
sehingga banyak bidang-bidang retakan dan hipotetik 218.45000 ton.
belahan yang tidak beraturan, oleh karena hal Sebaran batuan ultrabasa di daerah senakin
tersebut untuk saat ini hanya dapat menempati perbukitan dengan luas sebaran 88
dimanfaatkan sebagai batu belah untuk ha atau 880.000 m2, tebal rata-rata 100 meter,
dijadikan pondasi ataupun dipecah untuk berat jenis ultrabasa 2,57 sumberdaya hipotetik
agregat beton, luas sebaran andesit 80 ha atau 226.160.000 ton. Hasil analisis kimia yang telah
2
800.000 m , tebal rata 100 meter, berat jenis dilakukan kandungan MgO 2,72%.
andesit 2,5 maka sumberdaya hipotetik
200.000.000 ton. Saran
Berdasarkan hasil analisis petrografi andesit di Dengan semakin banyaknya operasi
wilayah ini menunjukan batuan ini adalah penambangan batubara di daerah Kabupaten
andesit piroksen di susun oleh fenokris, Kotabaru dimana bahan galian lain terutama
plagioklas dan piroksen didalam masa dasar
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

bitumen padat terbuang dan belum saatnya bahan galian ini akan dimanfaatkan
dimanfaatkan, perlu dilakukan sosialisasi atau dapat diperoleh dengan mudah.
pengawasan pada penambangan batubara
dalam penanganan bahan galian lain pada Dengan kandungan minyak yang cukup baik,
endapan batubara terutama bitumen padat. perlu penelitian yang mendetail terhadap
lempung karbonan untuk mengetahui potensi
Disarankan bitumen padat yang tergali untuk di dan penanganannya.
timbun di suatu lokasi, sehingga pada suatu

Endapan lempung baru diketahui di sebagian hipotetik yang relatip banyak, maka batuan
kecil di Kabupaten Pulau Sebuku terutama pada ultrabasa di Kabupaten Kotabaru dianggap
lokasi kegiatan penambangan batubara, mempunyai prospek yang cukup baik, sehingga
endapan lempung diperkirakan cukup melimpah perlu penelitian lebih lanjut.
di daerah ini sehingga perlu dilakukan
penyelidikan lebih detail untuk mengetahui
potensi dan kualitasnya. Melihat sebaran batuan
ultrabasa yang cukup luas dan sumberdaya

DAFTAR PUSTAKA

Asep Sofyan, 2008, Inventarisasi Cebakan Bijih Besi Primer Di Kab. Tanah Bumbu dan Tanah Laut,
Propinsi Kalimantan Selatan, Kelompok Kerja Mineral, Pusat Sumber Daya Geologi,
Bandung;

Cahyono dkk, 2008, Pemboran Dalam dan Pengukuran Dalam Gas Dalam Lapisan Batubara di Daerah
Tanah Bumbu Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan;

Darmawan Sumardi, dkk, 1988 daerah penyelidikan termasuk kedalam Anak Cekungan Pasir bagian dari
Cekungan Kutai dan Anak Cekungan Asam-Asam bagian dari Cekungan Barito;

Eddy R. Sumaatmadja 2003, Inventarisasi Batubara di Daerah Lintas Provinsi Daerah Sungai Durian
dan sekitarnya Kab. Pasir, Prov. Kalimantan Timur dan Kab. Kotabaru, Prov. kalimantan
Selatan;

E. Rustandi, E. S. Nila, P. Sanyoto, U. Margono, 1995, Peta Geologi Lembar Kotabaru, Kalimantan
Selatan, Sekala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), Ditjen
Geologi dan SDM, DPE, Bandung;

Koesnohadi & Ahmad Sobandi, 2008, Potensi Sumberdaya Lokal untuk Membangun Kemandirian dan
Daya Saing Industri Baja Nasional;

Nurhakim, Adip M, Romla NH, Untung D, 2009, Kajian Tekno Ekonomi Kelayakan Tambang Bijih Besi
Laterit di Pulau Sebuku, Kabupaten Kotabaru;

R.Hutamadi Dan Edie Kurnia Djunaedi 2005: Pemantauan Dan Evaluasi Konservasi Sumber Daya
Mineral Daerah Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan;
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian Kabupaten Kotabaru


Provinsi Kalimantan Selatan

Gambar 2. Statigrafi Daerah Penelitian Pada Cekungan Barito (Moore, 1992)


PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Sumber : E. Rustandi dkk., 1995, (P3G) Bandung;


Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan
116º24'

PETA LOKASI CONTO


116º18'

DI BLOK IZIN USAHA PERTAMBANGAN


DAERAH P.SEBUKU, KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

KBR18
KBR19

-3º24'

0 2.5 5
KBR01 kilometer
KBR02
KBR03
KBR04
KBR05 KETERANGAN :

BLOK IUP SEBUKU IRON LATERIT ORES (SILO)

BLOK IUP METALINDO BUMI RAYA (MBR)

BLOK IUP KARBON MAHAKAM (KM)

BLOK IUP BAHARI CAKRAWALA SEBUKU (BCS)


KBR13

25,5 m
KONTUR 12,5 M
12,5 m
-3º30'
KBR01 LOKASI CONTO

KBR16
KBR11 KBR17
KBR12
PETA INDEK

KBR14
KBR15

KBR08
KBR09
KBR10

-3º36'

P. KALIMANTAN

KBR06
KBR07
KBR07A

LOKASI PENELITIAN

Gambar 4. Peta Lokasi Conto di Blok Izin Usaha Pertambangan Daerah P. Sebuku Kabupaten .
Kotabaru, Provinsi. Kalimantan Selatan
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

116.2 °

S, Terusan

116.35 °
PETA LOKASI CONTO
DI IJIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP)
PT. ARUTMIN - SENAKIN
n
panaha KOTABARU - KALIMANTAN SELATAN
S. Sem

S.
Se
-2.65 °
0

3,5 7
pa kilometer
pa
h

KETERANGAN :

IJIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP)

KBR40 LOKASI CONTO

SUNGAI

JALAN

-2.8 ° 30 m KONTUR
Sansang 15 m

BATAS PULAU

PT. ARUTMIN

Sungaianyar

PETA INDEK

-2.95 °

KBT37 P. KALIMANTAN
KBT38
KBT39
KBR27, KBR28, KBR29, KBR40
KBR30, KBR31, KBR32, KBR41
KBR33, KBR34, KBR35, KBR41A
KBR36 KBR42 LOKASI PENELITIAN
KBR43

Gambar 5. Peta Lokasi Conto di Blok Izin Usaha Pertambangan PT. Arutmin Daerah
Senakin Kabupaten .Kotabaru, Provinsi. Kalimantan Selatan

PETA LOKASI CONTO


116.05 °

-3.15 °
116 °

DI WILAYAH PERTAMBANGAN (IUP)


PT. BARA CITRA MULIA PERSADA
25 12
m ,5
m
KOTABARU-KALIMANTAN SELATAN


0 1 2

25 12 kilometer
37 m ,5
,5 m
37,5 m m
37
,5 50 m
50 m m
12 IUP PT. BARA CITRA MULIA PERSADA
,5
m

Sungai
50 m PT. BARA CITRA MULIA PERSADA
Jalan

 KBR 20 Lokasi conto

25 m Kontur
12,5 m
S. S
-3.2 ° e ro
ng g
a

25 m
25 m
37 ,5 m

50 m PETA INDEK

12,5 m

KBR 24 PT. BARA CITRA MULIA PERSADA


KBR 25
KBR 26
50 m 50 m
37
37 ,5 m

,5
m

12,5 m KBR 20
KBR 21 P. KALIMANTAN
KBR 22
KBR 23

25 12,5 m
m
LOKASI PENELITIAN

Gambar 6. Peta Lokasi Conto di Wilayah Pertambangan PT Bara Citra Mulia Persada di
Kabupaten. Kotabaru, Provinsi. Kalimantan Selatan
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Gambar 7 Sistem penambangan bijih besi menggunakan Gambar 8. Singkapan batubara dari Formasi
alat dozer atau bucket excavator Warukin ketebalan 2-3 meter di wilayah
tambang PT. Karbon Mahakam

Gambar 9. Singkapan batulempung warna coklat Gambar 10. Zona paling atas laterite berwarna
keabuan, sudah lapuk, berukuran pasir kasar coklat tua kemerahan di wilayah PT. Sebuku Iron
wilayah PT Metalindo Bumi Raya (MBR) Lateritic Ores
PROCCEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2014,
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Anda mungkin juga menyukai