Anda di halaman 1dari 15

Algoritme

Tatalaksana Kejang Akut dan


Status Epileptikus pada Anak

Yazid Dimyati
Divisi Saraf Anak
Departemen IKA FKUSU / RSHAM Medan
UKK Neurologi / IDAI 2006
Pendahuluan

• Kejang merupakan petunjuk adanya


gangguan fungsi sel-sel neuron di
susunan saraf pusat
• Kejang merupakan tanda serius suatu
penyakit yang mendasarinya
• Penatalaksanaan kejang sering tidak
adekuat sehingga kejang sulit dikontrol

2
Penyebab Kejang pada Anak
• Kejang demam
• Infeksi
– Infeksi intrakranial: meningitis, ensefalitis
• Keracunan : alkohol, teofilin, kokain
• Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiponatremia,
hipernatremia, hipoksemia, hipokalsemia,
hipomagnesemia, gangguan asam basa, defisiensi
piridoksin, gagal ginjal, gagal hati
• Gangguan metabolik bawaan
• Trauma kepala
• Penghentian obat anti epilepsi mendadak
• Lain-lain: ensefalopati hipertensi, tumor otak,
perdarahan intrakranial
• Idiopatik
Sumber: Modifikasi dari Schweich dan Zempsky (1999)

3
Penatalaksanaan

• Apapun jenis dan etiologi kejang yang kita


hadapi kita harus melakukan langkah –
langkah penanganan sebagai berikut :
– Manajemen jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
yang adekuat
– Terminasi kejang dan pencegahan kembalinya
kejang

4
Obat untuk menghentikan kejang akut dan
mencegah kejang berikutnya
Anti konvulsan dengan masa kerja singkat, penghentian kejang akut

Obat Pemberia Dosis Ulangan Kecepatan Komentar


n pemberian
Diazepam IV, IO 0,3 mg/kg 5 menit < 2 mg/menit Tanpa dilarutkan
Maks 10 mg
Diazepam Rektal 0,5 mg/kg Tiap 5-10
Maks 10 mg menit
Lorazepam IV, SL, IO 0,1 mg/kg 2 kali tiap 10 < 2 mg/menit Harus dilarutkan
Maks 4 mg menit Hipotensi, depresi nafas
Midazolam IM 0,2 mg/kg 2 kali tiap Hipotensi
Maks 10 mg 5 -10 menit Depresi nafas
Fenitoin* IV, IO 20 mg/kg Tambahkan 1 mg/kg/menit Hipotensi, aritmia,
Maks 1000 mg 5 mg/kg iv Harus larutan non-glukosa
(30 mg/kg) bila masih kejang
Fenobarbital* IV 20 mg/kg 1 mg/kg/menit Pilihan utama neonatus
Maks 600 mg Depresi napas, terutama
(30 mg/kg) setelah diazepam
• Bila telah dengan fenitoin dan fenobarbital dapat diberika lagi 5 mg/kg. Dosis berikutnya berdasarkan kadar
antikonvulsan darah
• Iv = intravena, im = intramuskular, SL = sublingual, PR per rektum, IO = intraoseus
5
Pemeriksaan untuk mencari
etiologi kejang

• Dilakukan secara individual sesuai dengan


kasus masing – masing
• Penyebab tersering adalah kejang demam
• Bila etiologi belum jelas dapat diperiksa :
– Darah lengkap, AGDA, elektrolit, fungsi hati,
fungsi ginjal, KGD, kultur darah
– Kadar obat dalam darah
– Pungsi lumbal
– CT scanning
6
Beberapa jenis kejang yang
memerlukan perhatian khusus

• Kejang lama atau kejang berulang


• Status epileptikus
• Status epileptikus refrakter

7
Protokol penatalaksanaan kejang akut
dan status epileptikus pada anak
Pastikan jalan napas, pernapasan dan sirkulasi baik
1-5 menit Diazepam 0,3 mg/kg iv , maks 10 mg
0,5-0,75 mg/kg PR
Midazolam 0,2 mg/kg im
Kejang belum berhenti dalam 5-10 menit, ulang dengan dosis dan cara sama
10 menit Diazepam 0,3 mg/kg iv , maks 10 mg
0,5-0,75 mg/kg PR
Midazolam 0,2 mg/kg im
15 menit Fenitoin 20 mg/kg iv maks 1 gram
Iv drip 20 menit dalam 50 ml NaCl (infus 1 mg/kg/menit)
35 menit Fenobarbital 20 mg/kg iv, bolus 5-10 menit infus 1 mg/kg/menit)
hati-hati depresi pernapasan
Bila masih kejang setelah 10 menit pemberian fenobarbital, terapi sebagai status epileptikus refrakter

45-60 menit Midazolam IV *bolus 0,2 mg/kg dilanjutkan drip 0,02-04 mg/kg/jam
infus Pertimbangkan tambahan fenobarbital 10-15 mg/kg
Bila tidak kejang selama 24 jam, tukar midazolam 1 ug/menit
setiap 15 menit
+ konsul divisi neurologi
8
Status Epileptikus

• Definisi
– Kejang ≥ 30 min atau kejang berulang
tanpa pemulihan kesadaran
– Untuk terapi  kejang ≥ 5 min
• 80 % kejang pd anak berhenti sendiri
• Kalau di IGD masih kejang kita harus bertindak
menghadapai anak dgn SE

9
10
Guidelines
• Belum ada yang baku
• APLS ( Advance Pediatric Life Support )
– Banyak dipakai secara luas
– Practical Based
• The Working Party on Status Epilepticus
( British National Guidelines )
– Evidence Base
– Hanya ada 2 RCT
– Adopsi studi dewasa
– Pengalaman ahli neuropediatri
11
Bagaimana di Indonesia ?
• UKK neuropediatri belum ada menyusun
pedoman tapi ada rencana membuat
• Anti konvulsan terbatas
– Diazepam
– Phenytoin
– Phenobarbital
– Midazolam
• Perlu ada pedoman, tidak bisa menuggu

12
Kejang
1. ABC
2. Monitor tanda vital
3. Pulse oxymetri & monitor ECG
4. Periksa KGD dgn glucostick

Pasang infus IV

Beri Glukosa
• 5 ml/kg Dextrose 10% ( Anak )

Terapi antikonvulsan

Anamnesa dan Pem. Fisik Laboratorium


• Epilepsi ? •Darah lengkap
• Trauma ? •Elektrolit dan Ca
• Tanda neurologi fokal ? •AGDA
• Infeksi, peny hati / ginjal, narkoba •Fungsi hepar dan ginjal
•Toksikologi
• Etiologi • Kadar serum OAE
• Terapi 13
1.

Diazepam
Kejang +
2.

Diazepam

Kejang +
3.

Phenytoin
Kejang +
4.

Phenobarbital
Kejang +
ICU ICU

5. 1. Midazolam
2. Thiopenton

0 10 20 30 40 50 60 70 80
Waktu ( menit ) 14
RCT

Problem Intervention Comparable Outcome


Status Lorazepam (LZP) Diazepam (DZP) • SR LZP  70%
Epileptikus • SR DZP  65%
Status Lorazepam 1. Phenobarbital (PHB) • SR LZP  64.9%
Epileptikus (LZP) 2. Diazepam (DZP) + • SR PHB  58.2%
Phenytoin (PHT) • SR DZP + PHT  55.8%
3. Phenytoin (PHT) • SR PHT  43.6%

• LZP > PHT ( p = 0.002 )

15

Anda mungkin juga menyukai