Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA GRAVIS
Oleh Rahmi Logita Waldi, 1006672895

1. Definisi
Anemia adalah penurunan kemampuan darah mengangkut oksigen, biasanya akibat
penurunan massa sel darah merah total dalam sirkulasi sampai di bawah kadar normal.
Anemia terjadi akibat perdarahan atau peningkatan destruksi atau produksi sel darah
merah berkurang. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl
sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi. Jadi anemia gravis yaitu
penurunan massa sel darah merah total dalam sirkulasi di bawah kadar normal dengan
nilai hemoglobin di bawah 7 g/dL sehingga kemampuan darah mengangkut oksigen juga
sangat menurun. Pada pasien rawat inap sering terjadi anemia akibat dari penyakit kronis
yang disebabkan oleh sekuestrasi zat besi di dalam sel system retikuloendotel akibat
peradangan ( Robbin, 2007). Klasifikasi anemia akibat dari berkurangnya eritropoiesis
antara lain adalah anemia defisiensi zat besi, anemia pada penyakit kronis, anemia
megaloblastik (kekurangan asam folat dan vitamin B12).

2. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah
- Kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit antara lain yaitu besi,
vitamin B12 dan asam folat.
- Akibat dari kondisi patologik seperti: perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya.

3. Patofisiologi
Anemia dapat terjadi karena defisiensi zat besi, asam folat dan vitamin B12 untuk
hematopiesis atau disebabkan oleh gangguan eritropoiesis (penekanan medulla spinalis).
Perdarahan mengakibatkan terjadinya peningkatan destruksi atau produksi sel darah
merah berkurang. Hal ini menyebaban terjadinya hyperplasia kompensatorik precursor
eritroid di medulla spinalis dan pada anemia berat berlangsungnya hematopoiesis
ekstramedula di organ hematopoietic sekunder seperti limfa,hati dan kelenjer getah
bening. Zat besi di serap oleh hem dan nonhem mukosa. Apabila tempat penyimpanan di
tubuh dipenuhi zat besi dan aktivitas eritropoietik normal sebagian zat besi yang diserap
akan hilang ke dalam usus bersama rontoknya sel epitel. Apabila tubuh membutuhkan
lebih banyak zat besi atau apabila terjadi stimulasi eritropoiesis, terjadi peningkatan
fraksi zat besi yang diserap dan yang dipindahkan ke tranferin plasma disertai penurunan
kehilangan zat besi melalui fertin mukosa. Defisiensi zat besi terjajadi perlahan. Mula-
mula terjadi deplesi zat besi yang ditandai dengan penurunan feritinin serum dan
menurunnya zat besi yang diwarnai dalam medulla spinalis. Akibatnya terjadi penurunan
zat besi dalam darah, dengan kadar serum zat besi yang rendah dan peningkatan kapasitas
transferin serum mengikat zat besi. Akhirnya defisiensi menimbulkan pada Hb,mioglobin
dan senyawa zat besi lainnya.
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisensi folat dan witamin B12. Tanda
morfologik anemia megaloblastik adalah pembesaran precursor eritroid (megaloblas)
sehingga terbentuk SDM yang sangat besar (makrosit). Selain itu prekursor granulasi
juga membesar menghasilkan neutrofil hipersegmentasi yang sangat khas sehingga
terjadinya gangguan sintesis DNA yang mengakibatkan keterlambatan pematangan inti
sel dan pembelahan sel. Gangguan pada pematangan ini berperan menimbulkan anemia
karena sebagian megaloblas mengalami cacat sintesi DNA sedemikian berat sehingga
mengalami apoptosis di mudula spinalis tanpa menghasilkan sel darah merah.

4. Manifestasi Klinik
Secara umum gejala klinis anemia yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari
berbagai sistem dalam tubuh antara lain:
- Penurunan kinerja fisik,
- Gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku,
- Anorexia (badan kurus kerempeng), pica,
- Perkembangan kognitif yang abnormal pada anak.
- Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan
berkurangnya keasaman lambung.
- Lemah, letih, lesu, lelah, lalai
- Munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).

5. Komplikasi
- Daya tahan tubuh kurang
- Mudah terkena infeksi
- Serangan jantung
- Mudah lelah
- Gagal Ginjal Akut

6. Pemeriksaan Penunjang
- Kadar Hb
- Hematokrit
- Indek sel darah merah
- Sel darah putih
- Kadar Fe, , kadar folat, vitamin B12, dan hitung trombosit

7. Penatalaksaan Medis
- Transpalasi sel darah merah.
- Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
- Pemberian suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

8. Penatalaksanaan Keperawatan
- Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
- Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
9. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa NOC NIC
Intoleransi Aktivitas Klien mentoleransikan aktivitas yang 1. Kaji respon,sosial dan
b.d Ketidak biasa dilakukan dan ditunjukkan spritual terhadap aktifitas
seimbangan antara dengan daya tahan penghimatan energi, 2. Tentukan penyebab
suplai dan kebutuhan dan perawatan diri, dengan kritria keletihan
oksigen, kelemahan evaluasi: 3. pantau pola istirahat klien
umum 1.Mengedentifikasikan aktivitas/ situasi dan lamanya waktu tidur
yang menimbulkan kecemasan 4. Kaloborasikan dengan ahli
2.Mengungkap secara verbal okupasi,fisik atau rekreasi
pemahaman tentang kebutuhan untuk merencenakan dan
oksigen,pengubatan dan perawatan memantau aktifitas,sesuai
yang dapat meningkatkan aktivitas dengan kebutuhan
3.Menampilkan aktivitas kehehidupan
sehari-hari (AKS)
Ketidak seimbangan Kriteria Evaluasi : Pengelolaan nutrisi dan
nutrisi: kurang dari 1.Mempertahankan berat badan. Bantuan menaikkan berat
kebutuhan tubuh b.d 2. Menjelaskan komponen keadekuatan badan.
factor biologis diet bergizi. 1. Tentukan motivasi klien
(anemia) 3. Menyatakan keinginan untuk untuk mengubah kebiasaan
mengikuti diet. makan.
4.Toleransi terhadap diet yang 2. Ajarkan metode untuk
dianjurkan. perencanaan makan.
5.Mempertahankan massa tubuh dan 3. Ajarkan klien / keluarga
berat badan dalam batas normal. tentang makan yang bergizi
6.Melaporkan keadekuatan tingkat dan tidak mahal.
energi. 4. Bantu makan sesuai
dengan kebutuhan.
5. Ciptakan lingkungan yang
menyenangkan untuk makan.
6. Dukung anggota keluarga
untuk membawa makanan
kesukaan klien dari rumah
Referensi:
NANDA International. 2012. Nursing Diagnoses: Definition and Classifications 2012-2014, terj.
Barrarah Bariid. Jakarta: EGC.
Robbins, Stanley L dkk., (2007). Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Wilkinson, JM., Ahern, NR. 2012. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook .9th Edition, terj.
Esty Wahyuningsih. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai