(RPP)
Kompetensi inti :
KI. 4. Mengolah, menalar, dan mnenyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
perngembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi dasar :
1.1 menyadari adanya keberadaan senyawa hidrokarbon dan minyak bumi wujud kebesaran tuhan
yang maha Esa/ Allah SWT dan pengetahuan tentang senyawa hidrokarbon dan minyak bumi
sebagai hasil pemikiran kreatif, manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 menunjukan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingin tahu, objektif, mampu membedakan fakta
dan opini kritis, komunikatif) dalam berdiskusi yang di wujudkan dalam sikap sehari-hari.
3.1 menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom
karbon dan penggolongan senyawanya
4.1 menemukan berbagai struktur molekul hidrokarbon dari rumus molekul yang sama dan
memvisualisasikannya
1.1 siswa menyadari kebesaran Allah dengan adanya senyawa hidrokarbon di alam
2.1 siswa dapat menunjukan sikap rasa ingin tahu tentang pengaplikasian dan contoh senyawa
hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.
3.1.1 Siswa dapat Mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan dengan
baik
3.1.2 Siswa dapat memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna berdasarkan aturan IUPAC
dengan tepat.
3.1.3 Siswa dapat menyimpulkan hubungan titik didih senyawa hidrokarbon dengan masa molekul
relatif dan strukturnya dengan benar.
3.1.4 Siswa dapat menuliskan reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna dengan
benar.
4.1.1 siswa terampil dalam membuat struktur suatu molekul menggunakan molimod dengan tepat
Materi Pembelajaran
a. Materi prasyarat
Ikatan kimia
b. Materi inti
Atom karbon memiliki empat elektron valensi dengan rumus Lewis yang ditunjukkan di samping.
Keempat elektron valensi tersebut dapat membentuk empat ikatan kovalen melalui penggunaan
bersama pasangan elektron dengan atom-atom lain. Atom karbon dapat berikatan kovalen tunggal
dengan empat atom hidrogen membentuk molekul metana (CH4).
Selain dapat berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat juga berikatan kovalen dengan
atom karbon lain, baik ikatan kovalen tunggal maupun rangkap dua dan tiga, seperti pada etana,
etena dan etuna.
Berdasarkan kemampuan atom karbon yang dapat berikatan dengan atom karbon lain, muncul
istilah atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Istilah ini didasarkan pada jumlah
atom karbon yang terikat pada atom karbon tertentu. Atom karbon primer (dilambangkan dengan
10) adalah atom-atom karbon yang mengikat satu atom karbon tetangga. Atom karbon sekunder
(dilambangkan dengan 20) adalah atom-atom karbon yang mengikat dua atom karbon tetangga.
Atom karbon tersier (dilambangkan dengan 30) adalah atom-atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon tetangga.
Pada dasarnya, senyawa karbon dapat digolongkan ke dalam senyawa hidrokarbon dan
turunannya. Senyawa turunan hidrokarbon adalah senyawa karbon yang mengandung atom-atom
lain selain atom karbon dan hidrogen, seperti alkohol, aldehida, protein, dan karbohidrat. Ditinjau
dari cara berikatan karbon-karbon, senyawa hidrokarbon dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar yaitu:
a. Senyawa hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon yang membentuk rantai karbon
dengan ujung terbuka, baik berupa rantai lurus atau bercabang. Senyawa alifatik dibedakan sebagai
berikut
1) Senyawa hidrokarbon jenuh, merupakan senyawa hidrokarbon yang berikatan kovalen tunggal.
Contohnya, senyawa alkana
atau CH3–CH2–CH2–CH2–CH3
b. Senyawa hidrokarbon siklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan ujung rantai karbon tertutup.
Senyawa siklik dibedakan sebagai berikut. 1) Senyawa hidrokarbon alisiklik, merupakan senyawa
golongan alifatik dengan ujung rantai karbon tertutup. Contohnya sikloheksana dan sikloheksena.
2) Senyawa hidrokarbon aromatik, merupakan senyawa benzena dan turunannya. Contoh
hidrokarbon aromatik yaitu benzena, naftalena, toluena, dan sebagainya.
Untuk alkana rantai bercabang, terdapat lima aturan pokok dari IUPAC yang telah disepakati, yaitu
sebagai berikut.
1. Nama dasar alkana rantai bercabang ditentukan oleh rantai terpanjang atom karbon. Rantai
terpanjang ini disebut rantai induk. Rantai induk adalah rantai terpanjang.
2. Setiap cabang pada rantai induk disebut gugus alkil. Nama gugus alkil didasarkan pada nama
alkana semula, tetapi akhiran -ana diganti menjadi -il. Contoh: metana menjadi metil
3. Gugus alkil yang terikat pada rantai induk diberi nomor dengan urutan terkecil
4. Jika terdapat lebih dari satu gugus alkil yang sama maka penulisan nama gugus ditambah kata
depan di–(dua gugus), tri–(tiga gugus), atau tetra–(empat gugus) yang diikuti dengan nama gugus
alkil.
5. Jika terdapat dua atau lebih cabang alkil yang berbeda, penulisan nama setiap cabang diurutkan
berdasarkan alfabetis
Perhatikan beberapa aturan tambahan berikut. 1. Nomor posisi dan nama gugus dipisahkan oleh
garis, misalnya 2-metil, 3-etil, dan seterusnya. 2. Nama gugus dan nama rantai induk disatukan
(tidak dipenggal). Contoh: metilheksana bukan metil heksana, etilpentana bukan etil pentana. 3.
Jika terdapat lebih dari dua nomor berurutan maka penulisan nomor dipisah oleh koma. Contoh:
3,3-dimetil atau 1,2,3-trietil, dan seterusnya.
Tata nama alkena didasarkan pada rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua karbon-
karbon. Seperti pada alkana, rantai terpanjang ini merupakan rantai induk. Atom karbon rantai
terpanjang diberi nomor mulai dari ujung rantai yang terdekat pada ikatan rangkap dua karbon-
karbon sehingga posisi ikatan rangkap memiliki nomor terkecil. Aturan pencabangan sama seperti
yang diberlakukan pada alkana. Jika dalam molekul alkena terdapat lebih dari satu ikatan rangkap
dua maka namanya ditambah di- ...-ena, misalnya 1,3-butadiena dan 1,3,5- dekatriena.
Aturan tata nama alkuna menurut aturan IUPAC sama seperti pada alkana atau alkena. Rantai
induk ditentukan oleh rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga karbon-karbon dan
akhiran untuk nama induk adalah -una sebagai pengganti -ana pada alkana.
Semakin banyak jumlah atom karbon maka jumlah massa molekul relatif juga semakin besar dan
titik didih dari senyawa karbon tersebut semakin tinggi. Perhatikan grafik antara massa molekul
relatif beberapa senyawa terhadap titik didihnya.
Senyawa alkana yang memiliki rantai cabang, seperti isopentana dan neopentana memiliki titik
didih yang lebih kecil dibandingkan dengan senyawa yang memiliki rantai karbon lurus. Senyawa
alkana ini memiliki rumus molekul sama, namun struktur molekulnya bisa berbeda, ada yang rantai
karbon lurus ada juga rantai karbon bercabang. semakin banyak rantai cabang pada senyawa
hidrokarbon, titik didihnya akan lebih kecil.
c. Materi Pengayaan
Salah satu aplikasi hidrokarbon adalah minyak bumi. Sebagian besar produk minyak bumi
digunakan sebagai bahan bakar, baik bahan bakar di rumah tangga, industri maupun bahan bakar
kendaraan. Bahan bakar minyak yang digunakan di rumah tangga adalah minyak tanah dan gas
elpiji. Minyak tanah berasal dari fraksi kerosin, sedangkan gas elpiji berasal dari fraksi gas.
Di balik manfaatnya untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik dan mudah, minyak
bumi ternyata menyimpan dampak yang merugikan lingkungan. Dampak tersebut ditimbulkan
oleh penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar. Ada dua jenis pembakaran minyak bumi,
yakni pembakaran sempurna dan pembakaran tidak sempurna. Pada pembakaran sempurna,
hidrokarbon akan bereaksi dengan oksigen membentuk gas karbon dioksida dan air. Jika dalam
bahan bakar tersebut mengandung nitrogen, sulfur, atau besi, pembakaran sempurna akan
menghasilkan nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan besi(III) oksida. Adapun pada pembakaran
tidak sempurna, hidrokarbon yang bereaksi dengan oksigen menghasilkan gas karbon dioksida,
gas karbon monoksida, air, dan beberapa senyawa lain seperti nitrogen oksida.
STRATEGI PEMBELAJARAN
Sumber belajar :
Sunarya, Yayan & Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia 1 : Untuk Kelas X
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
Utami,budi. 2009. Kimia 1: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional
Mengumpulkan Data :
Siswa melakukan studi kepustakaan
berdasarkan lks yang diberikan
Siswa mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dalam menjawab lks tersebut
Mengasosiasi :
Siswa membuat peta konsep sesuai
dengan materi yang dipahaminya dari lks
yang telah dijawab
Mengkomunikasikan :
Siswa mengkomunikasikan hasil peta
konsep yang telah dibuat didepan kelas.