Disusun Oleh :
RSU KABANJAHE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pada tiap negara. Penelitian World Health Organization (WHO) terhadap insiden
dari infeksi dermatofit menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami
infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis merupakan tipe yang paling
iklim di Indonesia itu sendiri yang beriklim tropis, sehingga penyebarannya juga
mengerti kebersihan dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat
serta kelembaban kulit yang lebih tinggi. Tricophyton rubrum merupakan infeksi
yang paling umum diseluruh dunia dan sekitar 47 % menyebabkan tinea korporis.
kapitis, dan orang dengan infeksi tinea kapitis antropofilik akan berkembang
menjadi tinea korporis.. Walaupun prevalensi tinea korporis dapat disebabkan oleh
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
perineum, dan sekitar anus. Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan
2.1.2 Epidemiologi
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki suhu dan
sehingga jamur dapat ditemukan hampir di semua tempat. Tinea kruris sering
terdapat di daerah dengan iklim hangat, lembab, dan faktor predisposisi meliputi
sepatu tertutup dan sering terpapar. Tinea kruris adalah invasi folikel rambut, ini
paling sering terjadi pada musim panas, pada pria muda, dan orang dengan
Amerika Serikat, sebelum 1960, agen etiologi yang paling umum adalah
hanya spesies antropofilik, tetapi juga mereka yang ditemukan pada hewan
2.1.3 Etiologi
Penyebab utama dari tinea kruris adalah Trichopyhton rubrum (90%) dan
tonsurans (6%).
Trichophyton rubrum
USA
berkembang menjadi
kronis
Epidhermophyton fluccosum
Umumnya berhubungan
dan asrama
lama
akan menyebabkan
bulu binatang
2.1.4 Predileksi
lipat paha, genitalia, daerah pubis, perineum dan perianal (Adiguna, 2011). Tinea
kruris yang sering disebut “jock itch” merupakan infeksi jamur superfisial yang
mengenai kulit pada daerah lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum.
2.1.5 Penularan
oklusi dan lingkungan yang hangat, serta iklim yang lembab. Kelainan ini terjadi
tiga kali lebih sering pada pria bila dibandingkan dengan wanita, dan orang
dewasa lebih sering menderita penyakit ini bila dibandingkan dengan anak-anak.
Autoinfeksi dari sumber penularan yang jauh letaknya seperti halnya tinea pedis
kondisi kebersihan lingkungan yang buruk, daerah pedesaan yang padat, dan
kebiasaan menggunakan pakaian yang ketat atau lembab. Obesitas dan diabetes
melitus juga merupakan faktor resiko tambahan oleh karena keadaan tersebut
menurunkan imunitas untuk melawan infeksi. Penyakit ini dapat bersifat akut atau
2.1.7 Patogenesis
korneum dan jaringan sekitarnya biasanya merupakan hasil dari respon host alergi
lain yang mendasari. Jalur infeksi yang diduga sebagai tempat dermatofit untuk
menginfeksi pejamu ialah melalui kulit yang terluka misalnya : luka gores atau
luka bakar. Bagian dari dermatofit yang menginfeksi ialah atrokonidia atau
konidia. Kuman patogen menyerang stratum korneum, memproduksi exo-enzym
patogen ini menyebabkan lesi seperti cincin. Tinea kruris dapat menular secara
langsung melalui kontak langsung dengan penderita atau secara tidak langsung
Manifestasi klinis tinea kruris adalah rasa gatal atau terbakar pada daerah
lipat paha, genital, sekitar anus dan daerah perineum). Gejala Klinis tinea kruris
yang khas adalah gatal yang meningkat saat berkeringat, dengan bentuk lesi
polisiklik / bulat berbatas tegas, efloresensi polimorfik, dan tepi lebih aktif.Tinea
Adanya central healing yang ditutupi skuama halus pada bagian tengah
lesi. Tepi yang meninggi dan merah sering ditemukan pada pasien. Pruritus sering
ditemukan, seperti halnya nyeri yang disebabkan oleh maserasi ataupun infeksi
dalam dari salah satu atau kedua paha. Pada laki-laki biasanya pada daerah
skrotum menyebar di tengah dengan daerah tepi luar yang sedikit lebih tinggi,
terkena. Pada kulit pangkal paha biasanya mengalami pengelupasan atau pecah-
a. Lampu Wood
Lampu wood pertama kali digunakan dalam praktek dermatologi untuk
mendeteksi jamur infeksi hair oleh Margaret dan Deveze tahun 1925. Lampu
hitam, yang dihasilkan oleh tinggi tekanan busur merkuri dilengkapi dengan filter
senyawa terbuat dari barium silikat dengan 9% nikel oksida, yang Filter Wood.
Filter ini terlihat buram pada semua sinar kecuali sebuah band antara 320 dan 400
b. KOH (potassium hidroksida): tampak elemen jamur seperti hifa, spora dan
miselium.
a. Psoriasis
dengan skuama lebar, kasar, berlapis dan putih seperti mika. Perjalanan penyakit
ini kronis residif. Dapat menyerang perempuan maupun laki-laki dengan resiko
yang sama. Mengenai semua umur terutama 30-40 tahun. Faktor genetik
mempunyai keterkaitan yang besar dengan psoriasis tipe satu: yaitu psoriasis
psoriasis dapat dijumpai: Bila ukuran lesi lentikular disebut psoriasis gutata,
bentuk tersering adalah psoriasis vulgaris dengan ukuran lebih besar dari
lentikular. Selain kulit badan, psoriasis juga menyerang kulit kepala, kuku, sendi
b. Dermatitis seboroik
(sebore) pada skalp dan area yang memiliki banyak kelenjar sebasea di wajah dan
Manifestasi klinisnya bervariasi dari bentuk ringan berupa skuama halus saja
seperti pada pitiriasis sika (dandruff) sampai papul eritematosa dengan skuama
kasar berminyak dan kekuningan disertai krusta pada area predileksi. Pada bayi,
sering ditemukan skuama kekuningan yang lekat pada kepala disebut cradle cap.
2.1.11 Penatalaksanaan
dapat membasmi area yang lebih kecil dari infeksi, tetapi terapi oral diperlukan di
mana wilayah infeksi yang lebih luas yang terlibat atau di mana infeksi kronis
atau berulang.
tidak residif.
setelah makan
2.2.1 Definisi
Merupakan dermatofitosis pada kulit tubuh tidak berambut (glabrous
skin). Tinea korporis dapat terjadi pada semua usia bisa didapatkan pada pekerja
2.2.2 Epidemiologi
Tinea korporis adalah infeksi umum yang sering terlihat pada daerah
dengan iklim yang panas dan lembab. Seperti infeksi jamur yang lain, kondisi
hangat dan lembab membantu menyebarkan infeksi ini. Oleh karena itu daerah
tropis dan subtropis memiliki insiden yang tinggi terhadap tinea korporis. Tinea
korporis dapat terjadi pada semua usia bisa didapatkan pada pekerja yang
Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan individu yang
terinfeksi atau tidak langsung melalui benda yang mengandung jamur, misalnya
2.2.3 Etiologi
kelas fungi imperfecti yang terbagi menjadi tiga genus, yaitu Trichophyton spp,
2.2.4 Patogenesis
Infeksi dermatofita melibatkan 3 langkah utama. Yang pertama perlekatan
melekat pada jaringan keratin di antaranya sinar UV, suhu, kelembaban, kompetisi
dengan flora normal lain, sphingosin yang diproduksi oleh keratinosit. Dan asam
lemak yang diproduksi oleh kelenjar sebasea bersifat fungistatik yang kedua
penetrasi melalui ataupun di antara sel, setelah terjadi perlekatan spora harus
berkembang dan menembus stratum korneum pada kecepatan yang lebih cepat
daripada proses deskuamasi. Penetrasi juga dibantu oleh sekresi proteinase lipase
dan enzim mucinolitik yang juga menyediakan nutrisi untuk jamur. Trauma dan
oleh status imun pasien dan organisme yang terlibat. Reaksi hipersensitivitas tipe
trichopitin test hasilnya negatif. Infeksi menghasilkan sedikit eritema dan skuama
ke tempat yang terinfeksi untuk menyerang jamur. Pada saat ini, lesi tiba-tiba
menjadi inflamasi dan barier epidermal menjadi permaebel terhadap transferin dan
sel-sel yang bermigrasi. Segera jamur hilang dan lesi secara spontan menjadi
sembuh.
Penderita merasa gatal dan kelainan berbatas tegas terdiri atas bermacam-
macam effloresensi kulit (polimorfi). Bagain tepi lesi lebih aktif (tanda
peradangan) tampak lebih jelas dari pada bagian tengah. Bentuk lesi yang
beraneka ragam ini dapat berupa sedikit hiperpigmentasi dan skuamasi menahun.3
Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas
tegas, terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di
tepi lesi. Daerah di tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih
aktif yang sering disebut dengan central healing. Kadang-kadang terlihat erosi
dan krusta akibat garukan. Kelainan kulit juga dapat dilihat secara polisiklik,
karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. Lesi dapat meluas dan memberikan
gambaran yang tidak khas terutama pada pasien imunodefisiensi. Pada tinea
korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi.
Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersamaan timbul dengan
kelainan pada sela paha. Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau
sebaliknya.
2.2.6 Pemeriksaan Penunjang
a. Lampu Wood
mendeteksi jamur infeksi hair oleh Margaret dan Deveze tahun 1925. Lampu
hitam, yang dihasilkan oleh tinggi tekanan busur merkuri dilengkapi dengan filter
senyawa terbuat dari barium silikat dengan 9% nikel oksida, yang Filter Wood.
Filter ini terlihat buram pada semua sinar kecuali sebuah band antara 320 dan
400 nm dengan puncak pada 365 nm. Dermatofita yang menyebabkan fluoresens
b. KOH (potassium hidroksida): tampak elemen jamur seperti hifa, spora dan
miselium.
a. Psoriasis
dengan kuama lebar, kasar, berlapis dan putih seperti mika. Perjalanan penyakit
ini kronis residif. Dapat menyerang perempuan maupun laki-laki dengan resiko
yang sama. Mengenai semua umur terutama 30-40 tahun. Faktor genetik
mempunyai keterkaitan yang besar dengan psoriasis tipe satu: yaitu psoriasis
ekstensor, skalp, siku, lutut, dan bokong. Dapat juga mengenai lipatan (psoriasis
psoriasis dapat dijumpai: Bila ukuran lesi lentikular disebut psoriasis gutata,
bentuk tersering adalah psoriasis vulgaris dengan ukuran lebih besar dari
lentikular. Selain kulit badan, psoriasis juga menyerang kulit kepala, kuku, sendi
(sebore) pada skalp dan area yang memiliki banyak kelenjar sebasea di wajah dan
Manifestasi klinisnya bervariasi dari bentuk ringan berupa skuama halus saja
seperti pada pitiriasis sika (dandruff) sampai papul eritematosa dengan skuama
kasar berminyak dan kekuningan disertai krusta pada area predileksi. Pada bayi,
sering ditemukan skuama kekuningan yang lekat pada kepala disebut cradle cap.
2.2.8 Penatalaksanaan
dapat diberikan kombinasi asam salisilat 3-6% dan asam benzoat 6-12% dalam
presipitatum dalam bentuk salep (salep 2-4, salep 3-10) dan derivat azol :
bila dengan pengobatan topikal tidak ada perbaikan. Pada kasus yang resisten
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kruris ini bisa menyerang semua golongan usia, biasanya bisa karena kontak
maupun sistemik dan juga penggunaan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal
1. Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6.
2. Siregar R.S. 2013. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta
: EGC
3. Wolff, K., Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest, B., Paller, A.S., Leffel,
4. Kane, Lio, Stratigos, et.al, 2009. Color Atlas & Synopsis of Pediatric