Laporan Pak Imam SMT 4
Laporan Pak Imam SMT 4
RANGKAIAN LISTRIK
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Heriyono 13250211
2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikumWr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
karunianyalah kami dapat menyelesaikan “Laporan tentang Praktek
Pengukuran Rangkaian Listik “ yang disusun untuk memenuhi salah satu
tugas akhir praktikum. Tak lupa shalawat dan salam semoa tetap tercurah
pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat
dan seluruh umatnya.
Penulis
PRAKTIKUM I
1.1 TUJUAN
1. Mempelajari fungsi resistor
2. Memahami cara membaca resistansi secara manual
3. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur resistansi
(Ohmmeter)
Perhitungan manual :
1. Coklat 1
Hitam 0
Hitam 0
Merah 102
Coklat ± 1% +
= 100 × 102
= 10000 Ω ± 1 %
= 10 K Ω ± 1%
2. Coklat 1
Merah 2
Merah 102
Emas ± 5% +
= 12 × 102
= 1200 Ω ± 5 %
= 1,2 K Ω ± 5%
3. Coklat 1
Abu-abu 8
Orange 103
Emas ± 5% +
= 18 × 103
= 18000 Ω ± 5 %
= 18 K Ω ± 5 %
4. Coklat 1
Merah 2
Coklat 101
Emas ± 5% +
= 12 × 10
= 120 Ω ± 5 %
= 0,12 KΩ ± 5 %
5. Abu-abu 8
Merah 2
Coklat 101
Emas ± 5% +
= 82 × 10
= 820 Ω ± 5 %
= 0,82 KΩ ± 5 %
6. Hijau 5
Biru 6
Merah 102
Emas ± 5% +
= 56× 102
= 560 Ω ± 5 %
= 5, 6 KΩ ± 5 %
7. Orange 3
Orange 3
Hitam 0
Hitam 100
Coklat ±1 % +
= 330 × 100
= 3 Ω ± 1%
= 0,33 KΩ ± 1 %
8. Coklat 1
Hijau 5
Orange 103
Emas ± 5% +
= 15× 103
= 15000 Ω ± 5 %
= 15 KΩ ± 5 %
9. Kinung 4
Ungu 7
Hitam 0
Coklat 101
Coklat ±1 % +
= 470 × 101
= 4700 Ω ± 1%
= 4,7 KΩ ± 1 %
10. Orange 3
Putih 9
Hitam 0
Coklat 101
Coklat ±1 % +
= 390 × 101
= 390 Ω ± 1%
= 3,9 KΩ ± 1 %
Hasil Pengukuran
No. Warna Resistor Selektor Menggunakan
Multimeter Digital
1. Coklat , hitam , hitam , merah 20K 9,79 KΩ
,coklat
2. Coklat , merah , Merah , Emas 20K 1,19 KΩ
3. Coklat , Merah , Coklat , Emas 20K 17,88 KΩ
4. Coklat , Merah , Coklat , Emas 20K 0,13 KΩ
5. Abu-abu , Merah , Coklat , Emas 20K 0,83 KΩ
6. Hijau , Biru , Merah , Emas 20K 5,61 kΩ
7. Orange , Orange , Hitam , Hitam 20K 0,33 KΩ
, Coklat
8. Coklat , Hijau , Orange , Emas 20K 14,96 KΩ
9. Kuning , Ungu , Hitam , Coklat , 20K 4,66 KΩ
Coklat
10. Orange , Putih Hitam , Coklat , 20K 3,89 KΩ
Coklat
1.6 ANALISA
Untuk pengukuran resistor yang mempunyai empat gelang warna :
Pada gelang pertama menunjukkan nilai
Pada gelang kedua menunjukkan nilai
Pada gelang ketiga menunjukkan pengali (multiplier)
Pada gelang keempat menunjukkan toleransi
Ada juga resistor yang mempunyai lima gelang warna, cara pembacaannya
sama dengan resistor yang menggunakan simbol empat gelang. Hanya saja,
pada resitor dengan lima gelang, gelang ketiga masih menunjukkan nilai.
Gelang keempat menunjukkan pengali dan gelang kelima menunjukkan
toleransi.
1.7 KESIMPULAN
Besarnya nilai resistansi suatu resistor tergantung urutan warna yang
tertera pada cincin resistor.
Perbedaan hasil pengukuran suatu resistansi dengan pembacaan pada
warna cincin disebabkan oleh keadaan multimeter yang tidak stabil. Dalam
melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter (ohm meter) analog
pada saat melakukan perubahan batas ukur , perlu dilakukan kalibrasi atau
menghubung singkat untuk mengatur jarum multimeter (ohm meter) analog
pada posisi 0 (nol) agar pengukuran menjadi akurat.
PRAKTIKUM II
sejajar.
- Rangkaian paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara
berderet(paralel)
𝟏 𝟏 𝟏
𝑹𝒕 = { = + } + 𝑹𝟑
𝑹𝒑 𝑹𝟏 𝑹𝟐
- Perhitungan Manual
= R1+ R2+ R3
= 0,39 + 0,20+ 0,20
= 0,79KΩ
- Menggunakan alat ukur Avometer Digital
= 0,79 KΩ dengan selector 20K
RANGKAIAN PARALEL
- Perhitungan Manual
1 1 1 1
= 𝑅1 + +
𝑅𝑡 𝑅2 𝑅3
1 1 1
= + +
390 200 200
200 390 390
= 78000 + 78000 + 78000
980
= 78000
78000
Rt = 980
= 79,6Ω
- Menggunakan alat ukur Avo Digital
= 0,21 kΩ dengan selector 20K
= 0,080 kΩ
RANGKAIAN CAMPURAN
- R1 =0,39K Ω
𝑅2∗𝑅3
Rp = 𝑅2+𝑅3
200∗390
= 200+390
78000
= 590
= 132,20Ω
Rtot = R1+Rp
=200 + 132,20
=320,20 Ω
=0,32
1.6 ANALISA
Untuk menghitung hambatan pada rangkaian seri, parallel dan campuran
menggunakan resistor dapat dihitung secara manual dan menggunakan alat
avo digital dan analog. Untuk menghitung secara manual gelang warna pada
resistor dihitung yang pada gelang pertama dan kedua menunjukan nilai ,
ketiga pangkat dan keempat menunjukan efisiensi.
1.7 KESIMPULAN
HUKUM OHM
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap
besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Secara
matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan: Dimana :
Dimana:
V=I.R
= 3,204000 .10-6
= 3,204 V
Mengukur tegangan pada 2 resistor
R = 18,02 kΩ = 18020Ω
V= I.R
= 3604000 . 10-6
= 3,604 V
R = 19,54 kΩ = 19540Ω
V= I.R
= 4318,34 . 10-3
= 4,31834 V
1.6 ANALISA
Dari praktikum tersebut mengukur tegangan pada sebuah rangkaian dengan
menggunakan resistor dapat diperoleh dengan hasil perhitungan manual yaitu
dengan hokum ohm dimana V = I * R
1.7 KESIMPULAN
Pengukuran menggunakan avometer digital maupun analog didapatkan hasil
yang sedikit berbeda. Ini karena tingkat ketelitian masing-masing alat yang
terbatas. Selain itu pengaruh penggunaan aterai yang lama akan
mengakibatkan nilai voltage menjagi berkurang karena digunakan terus
menerus pada saat praktikum.
PRAKTIKUM IV
HUKUM KIRCHOFF I
It = I1+I2
= 0,03 + 0,01
= 0,04mA
It = I1+I2
= 0,03 + 0,01
= 0,04mA
1.6 ANALISA
Pada praktikum ini memahami tentang hokum kirchoff , dimana hokum
kirchoff ada 2 yaitu hokum tegangan kirchoff dan hokum arus kirchoff .
Hokum tegangan kirchoff menyatakan bahwa tegangan yang diberikan pada
suatu rangkaian tertutup sama dengan penjumlahan jatuh tegangan dalam
rangkaian tersebut dan untuk hokum arus kirchoff menyatakan bahwa
penjumlahan arus yang masuk satu simpul sama dengan jumlah arus yang
meninggaljaan simpul tersebut . Dengan kata lain , penjumlahan pada satu
simpul harus sama dengan nol .
Pada saat melaksanaan praktikum kita melakukan percobaan hokum
kirchoff pada rangkaian 1 dan 2. dan untuk hukum kirchoff pada rangkaian
parallel kita dapatkan untuk resistansi penggantinya adalah 106 . Untuk
membandingkan arus pada hasil pengukuuran dan perhitunagan perbedaan
tidk terlalu jauh dan untuk perbandingannya rangkaian 1 0,04mA : 0,04mA
untuk It dan 0,030 mA : 0,03 mA untuk I1 dan 0,010 mA : 0,01 mA.
Rangakaian 2 perbandingannya 0,04mA : 0,035mA untuk It dan 0,030 mA :
0,03 mA untuk I1 dan 0,020 mA : 0,01 mA untuk I2 dan 0,020 mA : 0,01 mA
untuk I3. Percobaan yang sudah dilakukan sudah benar akan tetapi kesalahan
seperti ini disebabkan kurang telitinya praktikan dan alat yang digunakan dala
praktikum.
1.7 KESIMPULAN
HUKUM KIRCHOFF II
4,61-1,43-(1410xI)-(3850xI) = 0
3,18-(5260 I) =0
5260 I = 3,18
3,18
I = 5260
=0,000604 A
=0,604 Ma
1.6 ANALISA
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengukuran pada data kedua lebih besar
daripada pengukuran data pertama. Pada kedua sampel, tegangan dan
hambatan semakin lama semakin besar. Namun berbeda dengan arusnya, arus
yang didapatkan tidak konstan.
1.7 KESIMPULAN
Pada rangkaian multiloop terdapat perbedaan antara praktikum dengan teori.
Tapi arus yang didapatkan dapat dikatakan sama.
PRAKTIKUM VI
TEOREMA THEVENIN
Percobaan Pertama
Percobaan kedua (Menghitung Rth)
Rth = Ra+(R1//R2)
= 210 + (690//18000)
= 210 + 664,524
= 874,52 KΩ
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,85 KΩ dengan selector 20 K
= mA
VL = IL x RL
= 0,053 x 8,2
= 0,43 V
1.6 ANALISA
Percobaaan yang dilakukan yaitu Rangakaian setara Thevenin, dalam
percobaan dengan tujuan diantara nya adalah melakukan pengukuran tegangan
Thevenin, hambatan Thevenin dan dari rangkaian rangkaian sederhana dan
menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian
elektronik dengan menggunakan teorema Thevenin, pada kegiatan pertama yakni
hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan Thevenin dimana yang
menjadi Variabel manipulasi, Hambatan beban (RL), Variabel respon danVariabel
kontrol adalah Hambatan (R).
pada kegiatan (1) pengukuran tegangan Thevenin (VTH) dan. RTH yang
terukur tidak berbeda jauh dengan RTH teori, ini dikarenakan alatnya yang masih
bagus dan juga ketelitian praktikan. Sedangkan nilai dari VTH yang terukur
hampir sesuai dengan hasil analisis perhitungan. Selain itu, analisis kesalahannya
lebih tinggi dibandingkan dengan analisis kesalahan dari perhitungan RTH.
dengan secara teori dan didapat % diff yang kecil ini berarti praktikum berhasil
karena dari data yang diukur atau secara praktikum dengan secara teori sama.
Adapun pada kegiatan kedua yaitu mencari Hubungan antara hambatan beban
dengan arus linier secara grafik dapat dilihat dari garifik tersebut bahwasanya
hubungan antara hambatan beban terhadap arus linier berbanding terbalik dengan
penjelasan semakin besar hambatan beban maka arus nya akan semakin kecil.
1.7 KESIMPULAN
TEOREMA NORTHON
1.1TUJUAN PRAKTEK
1. Resistor
2. Multimeter Digital
3. Kabel jumper
4. Bateray
5. Breadboard
𝑆 𝐼𝑁
IN=I𝐶 dan GN=𝑉0/𝑐
1.4 LANGKAH-LANGKAH PECOBAAN
1. Hitung tegangan dan arus pada masing-masing resistor
2. Buatlah rangkaian yang sudah ditentukan
3. Hitunglah tegangan dan arus pada rangkaian tersebut
4. Mencari Rth menggunakan teori thevenin dengan cara melepas RL,dan
sumber tegangan
V lalu hubung singkat.
Kemudian hitung dengan rumus :
Rth = R3 + (R1//R2)
= 82 x 102Ω ± 5 %
= 8200Ω ± 5 %
2. Coklat =1
Hijau = 5
Coklat = 101
Emas = ± 5% +
= 15 X 101 Ω ± 5 %
= 150Ω ± 5 %
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,15 KΩ dengan selector 20 K
3. Coklat =1
Merah = 2
Coklat = 101
Emas = ± 5% +
= 12 x 101 Ω ± 5 %
= 120Ω ± 5 %
V = 0,62V
RL = 8200Ω
1.6 ANALISA
Dari hasil praktikum yang telah dikerjakan dalam pencarian It, Rt , Vn, Isc, Rn,
IL, VL, kita menggunakan cara manual dengan rumus dan juga dibuktikan dengan
pengukuran menggunakan multimeter terjadi selisih pada It, Rt , Isc, Rn, IL, VL
It 0,08mA 0,02 mA
Rt 3,42 KΩ 3,45KΩ
Vn 11mV 11mV
Rn 0,27KΩ
IL 12mA 0,650A
VL 10V 5336,30V
1.6 KESIMPULAN
Dalam praktikum yang sudah dilakukan adanya selisih pada It, Rt , Isc, Rn, IL,
VL bisa disebabkan pada rangkaiannya yang dipasang, dan juga pada alat ukur
yang keakuratanya masih kurang.
PRAKTIKUM VIII
TEOREMA SUPERPOSISI
1.1TUJUAN PRAKTEK
1. Resistor
2. Multimeter Digital
3. Kabel jumper
4. Bateray
5. Breadboard
Pengertian dari teori diatas bahwa jika terdapat n buah sumber maka
dengan teori superposisi sama dengan n buah keadaan rangkaian yang
dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Ini
berarti bahwa bila terpasang dua atau lebih sumber tegangan/sumber arus,
maka setiap kali hanya satu sumber yang terpasang secara bergantian. Sumber
tegangan dihilangkan dengan cara menghubung singkatkan ujung-ujungnya
(short circuit), sedangkan sumber arus dihilangkan dengan cara membuka
hubungannya (open circuit).
R2→ 0, 56K
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,56K dengan selector 20 K
R3→ 0, 68K
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,56K dengan selector 20 K
Perhitungan Manual
- Menghitung It1 :
𝑉1 4,6
𝐼𝑡1 = = = 0,004 𝐴
𝑅𝑡1 1120
- Menghitung IAB1 :
𝑅3 680 680
𝐼𝐴𝐵1 = 𝑥 𝐼𝑡1 = 𝑥 0,004 =
𝑅2 + 𝑅3 560 + 810 1370
- Menghitung Rt2 :
- Menghitung It2 :
𝑉2 4,60
𝐼𝑡2 = = = 0,0045 𝐴
𝑅𝑡2 1011,09
- Menghitung IAB2 :
𝑅1 810 810
𝐼𝐴𝐵2 = 𝑥 𝐼𝑡2 = 𝑥 0,0045 = 𝑥 0,0045 = 0,0026 𝐴
𝑅1 + 𝑅2 810 + 560 1370
1.7 KESIMPULAN
TEOREMA RECIPROCITY
𝑉 𝑅2
𝐼2 = 𝑥
𝑅1. 𝑅2 + 𝑅2 𝑅3 + 𝑅1. 𝑅3
𝐼2 = 0,00734315 𝐴
𝐼2 = 7,34 𝑚𝐴
R1→ 0,11 KΩ
R2→ 6,83 KΩ
R3→ 0,46 KΩ
V→ 4,24 volt
I1→ 7,19 mA
I2→ 7,18 mA
1.6 ANALISA
Dari hasil praktikum maka dapat diambil analisa yaitu dalam pengukuran
menggunakan alat ukur pada rangkaian ini nilai arus yang dihasilkan berbeda
dengan hasil perhitungan, meskipun hanya sedikit selisihnya. Nilai ini masih
dalam batas toleransi karena selisihnya tidak jauh, adanya selisih bisa
disebabkan banyak hal seperti nilai resistansi dari resistor berubah, atau dari
nilai tegangan yang berubah ataupun adanya masalah pada saat pengukuran
dengan alat ukur
1.7 KESIMPULAN
Bahwa hasil dari pratikum teori reciprocity kita sesuai dengan apa yang
telah dijelaskan pada dasar teori. Dan hasil pengukuran dan perhitungan
manual selisihnya masih dalam toleransi karena antara I1 = 7,19 mA dan I2
= 7,18 mA hanya berselisih 0,01
PRAKTIKUM X
TEOREMA NODAL
𝑉1 − 𝑉 𝑉2 − 𝑉 𝑉
+ − =0
𝑅1 𝑅2 𝑅3
V = 1,533 mV
Menghitung nilai I1 :
𝑉1 − 𝑉 4,25 − 1,61
𝐼1 = = = 0,14 𝑚𝐴
𝑅1 18,000
Menghitung nilai I2 :
𝑉2 − 𝑉 3,82 − 1,62
𝐼2 = = = 14,66 𝑚𝐴
𝑅2 150
Menghitung nilai I3 :
𝑉 1,62
𝐼3 = = = 13,5 𝑚𝐴
𝑅3 120
𝐼1 + 𝐼2 − 𝐼3 = 0
1,3 = 0
1.6 ANALISA
Jika sumber tegangan dihubungkan di antara simpul acuan dan
simpul bukan-acuan, maka tegangan pada simpul bukan-acuan sama
dengan tegangan sumber.
Jika sumber tegangan (bebas atau tidak bebas) dihubungkan di
antara dua simpul bukan acuan, kedua simpul itu akan membentuk
simpul umum atau simpul-super (supernode)
1.7 KESIMPULAN
1. Pada pratikum ini membuktikan kebenaran dari analisa nodal.
2. Prosentase kesalahan berfungsi untuk membandingkan nilai hasil
pengkuran dan hasil perhitungan.
3. Perbedaan hasil pengukuran atau kesalahan pengukuran biasanya
disebabkan oleh :
1. Hambatan dalam alat ukur
2. Kesalahan kalibrasi
3. Kurangnya ketelitian pembaca
PRAKTIKUM XI
Menghitung Ra :
Menghitung Rb :
Menghitung Rc :
Menghitung RAB :
RAB = 5,6409017 KΩ
Perhitungan Multimeter Digital :
- R1→ 4,67 KΩ
- R2→ 0,68 KΩ
- R3→ 0,10 KΩ
- R4→ 0,46 KΩ
- R5→ 6,83 KΩ
- RAB→ 1,08 KΩ
1.6 ANALISA
Dari hasil praktikum maka dapat diambil analisa yaitu dalam pengukuran
menggunakan alat ukur pada rangkaian ini nilai arus yang dihasilkan berbeda
dengan hasil perhitungan. Nilai ini berselisihnya jauh, adanya selisih bisa
disebabkan banyak hal seperti nilai resistansi dari resistor berubah, atau dari
nilai tegangan yang berubah ataupun adanya masalah pada saat pengukuran
dengan alat ukur, atau salahya dalam perhitungan manual.
1.7 KESIMPULAN
Dari hasil pratikum terlihat hasil yang berbeda antara hasil pengukuran
dengan hasil perhitungan manual, kurangnya ketelitian saat pratek dan
kurangnya alat yang belum memadai dapat membuat hasil pratikum tidak
maksimal.l