Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH MINUM AIR KELAPA MUDA HIJAU TERHADAP PENURUNAN

NYERI DISMENORHOE PADA SISWI DI SMA PAB KLUMPANG


KEC. HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2018

OLEH :

ELVI ERA LIESMAYANI, S.Si.T.,M.Keb

NIDN :02 310374 04

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN UMUM

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

Judul : Pengaruh minum air kelapa hijau terhadap

penurunan nyeri dismenorhoe pada Siswi Di SMA

PAB Klumpang Kec. Hamparan Perak Kabupaten

Deli Serdang

Peneliti :
Nama Lengkap/Gelar : Elvi Era Liesmayani, S.Si.T.,M.Keb
NIDN : 0231037404
Jabatan Fungsional : Lektor
Program Studi : D4 Kebidanan
Nomor Hp : 085261513617
Alamat surel ( e-mail) : viedylovevy@gmail.com
Lokasi Penelitian : SMA PAB Klumpang Kec. Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang

Lama Penelitian : 6 ( Enam ) Bulan

Biaya Penelitian : Rp.5.400.00,- ( Lima Juta Empat Ratus Ribu


Rupiah)
Sumber Dana : Institut Kesehatan Helvetia

Medan, 17 Februaari 21108

Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum Peneliti

H.Darwin Syamsul, Msi,Apt Elvi Era Liesmayani, S>Si.T., M.Keb

Mengetahui,
Ketua LPPM Institusi Kesehatan

Dr. Fatma Sylvana Dewi Harahap, MA.Kes

i
PENULISAN USULAN PENELITIAN DOSEN (PROPOSAL)
Cover
Halaman Pengesahan

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................4
1.3. Tujuan Penelitian............................................................4
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................4
BAB II TINJAUN PUSTAKA
2.1 Sejarah Kelapa ...............................................................7
2.2. Manfaat Air Kelapa Hijau...............................................7
2.3. Kandungan Air Kelapa Hijau......................................... 8
2.4. Dismenorhoe.................................................................. 9

BAB III METODE LOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ..........................................................15
3.2 Lokasi dan waktu penelitian ...................................15
3.3 Populasi dan Sampel ...............................................16
3.4 Kerangka Konsep ..........................................................16
3.5 Aspek Pengukuran ..............................................17
3.6 Teknis Analisis Data ..............................................18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Daftar Pustaka
Lampiran
Lampiran 1 Biaya dan Jadwal Penelitian

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan menuju dewasa yang ditandai dengan

perubahan-perubahan yang terjadi baik secara biologi, kongnitif, dan psikososial (Kasdu,

2005). Perubahan biologis yang terjadi pada remaja disebut pubertas. Pada perempuan,

pubertas ditandai dengan terjadinya mestruasi. Pada saat mestruasi sering muncul keluhan,

khususnya pada perempuan usia produktif. Keluhan ini tidak hanya menggangu masalah

kesehatan reproduksi, tetapi dapat juga menggangu produktifitas perempuan sehari-hari

(Kasdu, 2005).Keluhan menstruasi yang sering dialami perempuan adalah nyeri haid yang

bisa disebut dengan dismenore

Di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorea dan

10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat yang menyebabkan wanita tidak mampu

melakukan kegiatan apapun. Di Indonesia angka kejadian dismenorea terjadi dari 54,89%

dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Biasanya gejala dismenorea primer

terjadi pada wanita usia produktif 3-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang

belum pernah hamil (Proverawati. 2012).

Di Indonesia banyak perempuan yang mengalami nyeri haid tidak melaporkan

atau berkunjung ke dokter.Rasa malu ke dokter dan kecenderungan untuk meremehkan

penyakit sering membuat data penderita penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat dipastikan

secara mutlak. Boleh dikatakan 90 % wanita di Indonesia pernah mengalami nyeri haid

(Anugroho & Wulandari, 2011). Masyarakat memandang nyeri haid hanya dianggap sebagai

penyakit psikosomatis, akan tetapi, karena keterbukaan informasi dan padatnya ilmu

pengetahuan berkembang, nyeri haid mulai banyak dibahas (Putri, 2014).

Upaya pemerintah dalam menghadapi kesehatan remaja diatur dalam UU nomer

36 tahun 2009 tentang kesehatan mencantumkan tentang kesehatan reproduksi pada bagian ke

1
2

enam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71 ayat 3 mengamanatkan bahwa

kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Beberapa tahun terakhir mulai dilaksanakan beberapa model pelayanan

kesehatan remaja yang memenuhi kebutuhan hak dan “selera” remaja dibeberapa provinsi,

dan diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Pelayanan

kesehatan remaja sesuai permasalahannya, lebih intensif kepada aspek promotif dan preventif

dengan cara “peduli remaja”. Memberi layanan pada remaja dengan metode PKPR ini

merupakan salah satu strategi yang penting dalam mengupayakan kesehatan yang optimal

bagi remaja.Pelayanan kesehatan peduli remaja diselenggarakan di puskesmas, rumah sakit,

dan tempat-tempat dimana remaja berkumpul (Anonim, 2013 dalam Aryanie, 2014).

Nyeri dismenorea jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan

fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan terapi secara

farmakologis atau non farmakologis. Terapi secara farmakologis salah satunya dengan

pemberian obat-obatan analgesik. Obat golongan NSAID (Nonsteroidol Antiinflammatory

Drugs) dapat meredakan nyeri ini dengan cara memblok prostaglandin yang menyebabkan

nyeri. Pengobatan dengan menggunakan NSAID memiliki efeksamping yang berbahaya

terhadap sistem tubuh lainnya yaitu nyeri lambung dan resiko kerusakan ginjal ( Anugroho,

2011).

Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengobatin nyeri dismenorea

yaitu dengan pengobatan herbal. Penggunaan suplemen perawatan medis relaksasi

hopnoterapi dan akupuntur, terapi ramuan herbal dapat dilakukan dengan cara menggunakan

obat tradisional yang berasal dari bahan-bahan tanaman. Beberapa bahan tanaman dipercaya

dapat mengurangi rasa nyeri yaitu kayu manis, cengkeh, kunyit asam, jahe (ginger), oso

dresie, herbal cina, air kelapa (Priyanto, 2014)

Mengkonsumsi obat dalam frekuensi yang tinggi dapat menimbulkan gangguan

pada fungsi organ tubuh.Tindakan non farmakologis yaitu dengan keefektifan bahan herbal,
3

mengkonsumsi obat dalam frekuensi yang tinggi dapat menimbulkan gangguan pada fungsi

organ tubuh, obat sintetis memiliki efek samping yang bersifat merusak atau adiksi.

Memanfaatkan obat alami dapat menghindarkan dari kemungkinan buruk dari efek samping

penggunaan obat sintetis ( Anonim, 2010).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 Siswi Di SMA PAB Klumpang Kec.

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang , 2 siswi menggunakan terapi Farmakologis yaitu

dengan minum Asam Mefenamat dan Ibuprofen, 3 siswi menggunakan terapi Non

Farmakologis yaitu yang menggunakan kunyit asam ada 2 siswi yang menggunakan air

kelapa hijau ada 1 siswi, dan 5 siswi mengatakan lebih suka dibiarkan. Mereka mengatakan

setelah mengkonsumsi air kelapa hijau, rasa nyeri dismenorea telah berkurang.

Pohon kelapa atau Cocos nucifera merupakan suatu jenis tumbuhan dari suku aren-

arenan atau arecaceae dan mudah tumbuh di halaman rumah dan tanah tropis di indonesia,

sehingga negara indonesia termasuk penghasil kelapa terbesar didunia. Pohon kelapa terdiri

dari berbagai bagian-bagian yang bisa dimanfaatkan salah satunya yaitu untuk kesehatan

(Bogadenta, 2013).

Air kelapa bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi berbagai masalah kesehatn.

Manfaat yang begitu besar dari air kelapa disebabkan air kelapa banyak mengandung banyak

zat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Air kelapa telah lama dikenal sebagai

sumber zat tumbuh,yaitu sitokinin. Nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa

berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau dibandingkan dengan jenis airkelapa lain

banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi.

Kandungan zat kimia lain yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun.

Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau

vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung

pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa.

Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram. Manfaat
4

air kelapa yaitu rehidrasi cairan tubuh, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan

sistem imun, meningkatkan sirkulasi, menjaga keseimbangan elektrolit, mengurangi nyeri

haid (Anonim, 2010).

Penelitian ini ditujukan kepada Siswi Di SMA PAB Klumpang Kec. Hamparan

Perak Kabupaten Deli Serdang yang mengalami nyeri dismenorea dan bertujuan untuk

mengetahui pengaruh air kelapa hijau sebagai terapi non farmakologis terhadap penurunan

nyeri dismenore.

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan tersebut, maka penulis bermaksud

untuk melakukan penelitian tentang pengaruh minum air kelapa hijau terhadap penurunan

nyeri dismenorhoe pada Siswi Di SMA PAB Klumpang Kec. Hamparan Perak Kabupaten

Deli Serdang

1.2. PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan maka dapat dirumuskan bagaimanakah

pengaruh minum air kelapa hijau terhadap penurunan nyeri dismenorhoe pada Siswi Di SMA

PAB Klumpang Kec. Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

1.3. Tujuan Penelitian

1..3.1. Mengidentifikasi intensitas Nyeri Pretest dan Postest dismenorhoe pada Siswi

Di SMA PAB Klumpang Kec. Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

1.3.2. Menganalisis Pengaruh Pemberian Air Kelapa Hijau Terhadap Penurunan Nyeri

Dismenorea pada Siswi Di SMA PAB Klumpang Kec. Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang


5

1.4 Manfaat Penelitian.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat di kembangkan lebih luas lagi agar dapat

menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi nyeri

dismenorea dengan menggunakan terapi non farmakologi ataupun pengobatan

herbal yang salah satunya dengan air kelapa hijau


6

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih baik serta dapat

digunakan untuk bahan penelitian selanjutnya dengan literature yang lebih baru

2) Bagi Akademik

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak akademik dalam penanganan

masalah kesehatan reproduksi bahwa salah satu cara mengatasi nyeri

dismenorea primer tidak hanya menggunakan terapi farmakologis, tetapi dapat

menggunakan terapi non farmakologis, yaitu bahan herbal seperti air kelapa

muda hijau.

3) Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang pengobatan
alternative dismenorhoe , yaitu pengobatan terapi non farmakologis ataupun
pengobatan herbal, sehingga dapat membantu tenaga kesehatan menyampaikan
kepada masyarakat agar tidak lagi mengandalkan terapi farmakologis mengingat
dampak lain bagi tubuh .
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sejarah Kelapa

Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang

termasuk dalam jenis tanaman Palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding

dengan tanaman jenis Palma yang lain. Tumbuhan yang satu ini dimanfaatkan hampir di

semua bagiannya untuk menunjang kehidupan terutama bagi manusia oleh karena itu

tanaman kelapa dianggap sebagai tumbuhan yang multiguna, terutama bagi orang-orang di

daerah pesisir.

Tumbuhan atau tanaman kelapa sendiri diperkirakan berasal dari daerah pesisir di

Samudera Hindia di sisi Asia, namun dalam perkembangan dunia kini tanaman kelapa telah

bertumbuh dan beredar luas hampir di seluruh pantai tropika di dunia. Sebagai tumbuhan atau

tanaman yang multiguna tentu saja banyak sekali manfaat penting dari tanaman ini. Salah

satunya adalah dari air kelapa itu sendiri.

Kelapa (Cocos nucifera) termasuk jenis tanaman Palma yang mempunyai buah

berukuran cukup besar. Batang pohon kelapa umumnya berdiri tegak dan tidak bercabang,

dan dapat mencapai 10 - 14 meter lebih. Daunnya berpelepah, panjangnya dapat mencapai 3 -

4 meter lebih dengan sirip-sirip lidi yang menopang tiap helaian. Buahnya terbungkus dengan

serabut dan batok yang cukup kuat sehingga untuk memperoleh buah kelapa harus dikuliti

terlebih dahulu. Kelapa yang sudah besar dan subur dapat menghasilkan 2 - 10 buah kelapa

setiap tangkainya.

2.2. Manfaat Air Kelapa Hijau

Bagi penduduk yang tinggal di daerah tropis, air kelapa muda bukanlah hal yang asing.

Kita mungkin pernah menikmatinya di warung pinggir jalan, di resto mewah yang

bertebaran dimall-mall. Komposisi gizi yang demikian bagus menyebabkan air kelapa
7
8

dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum

untuk produksi nata de coco. Ternyata, air kelapa hijau bukanlah sekedar air yang manis

dan menyegarkan. Di dalamnya terkandung zat gizi, vitamin, dan mineral. Bahkan ada

yang mengatakan bahwa komposisinya mirip dengan cairan infus.

Selain demam tinggi, manfaat dari kelapa hijau adalah mengobati panas dalam

dan demam berdarah. Dengan memperbanyak meminum air kelapa hijau maka penderita

demam berdarah bisa mengalami kenaikan trombosit. Untuk penderita cacingan,

muntaber, disentri dan diare juga sebaiknya meminum kelapa hijau untuk melancarkan

pencernaan, menyembuhkan infeksi lambung dan dehidrasi. Jadi manfaat kelapa hijau

untuk penyembuhan dan pemulihan dari sakit karena kandungan nilai gizi dan mineral

air kelapa hijau yang sangat banyak.

2.3. Kandungan Air Kelapa Hijau

Di dalam kelapa hijau itu sendiri, ternyata memiliki air yang mengandung banyak

manfa’at. Dan rasa dari air kelapa hijau itu sendiri manis. Air kelapa hijau sejak lama

sudah dikenal sebagai minuman yang menyehatkan. Letaknya yang terlindung oleh

tempurung keras dan sabut kelapa yang tebal, membuat air kelapa hijau menjadi

minuman steril. Bebas dari segala bentuk kontaminasi.

Sebagai sumber tenaga, air kelapa hijau mengandung glukosa. Sebagai sumber zat

pembangun, pada air kelapa hijau terdapat protein. Paling tidak, air kelapa hijau

mengandung 12 macam protein. Beberapa diantaranya adalah alanin, arginin, asam

aspartat, asam glutamat, histidin, fenilalanin, tirosin.Secara umum juga ,air kelapa

mengandung 4,7 persen total padatan, 2,6 persen gula, 0,55 persen protein, 0,74 persen

lemak, serta 0,46 persen mineral.

Ada perbedaan dengan air kelapa biasa. Beberapa jenis air kelapa ada yang memiliki

kadar gula sebesar 3 persen pada air kelapa biasa, dan 5,1 persen pada air kelapa hijau.
9

Itulah yang menyebabkan air kelapa hijau terasa lebih manis dibandingkan dengan air

kelapa biasa dan kandungan yang di miliki air kelapa hijau itu, lebih tinggi daripada air

kelapa biasa.kelapa hijau itu identik dengan ciri yang khas yaitu terletak pada kulit dalam

di bagian atas bila di kupas berwarnah merah muda, Kelapa bewarna hijau bukan berarti

jenis kelapa hijau, karena kelapa hijau sendiri tidak identik dengan warna hijau karena

ada beberapa jenis yang tergolong kelapa hijau tidak bewarna hijau.

Air kelapa hijau yang digunakan untuk menetralkan racun adalah air kelapa muda

hijau.Bukan hijau airnya, tetapi yang dimaksud adalah kelapa hijau yang berumur masih

muda. Kandugan air kelapa hijau seperti asam amino, protein, karbohidrat sederhana dan

juga unsur mikro seperti mineral dan vitamin. Hal ini menjadikan air kelapa hijau layak

untuk dikonsumsi. Disamping itu Air kelapa hijau mengandung zat anti racun atau

disebut tannin yang tinggi. Karena kandungan air kelapa hijau tersebut banyak para

orangtua yang memberikannya kepada anak untuk mengobati demam tinggi.

2.4. Dismenorhoe

2.4.1. Pengertian

Dismenorhoe adalah saat nyeri haid yang terasa diperut bagian bawah muncul sebelum,

selama atau sesudah menstruasi . Nyeri dapat bersifat kolik atau terus menerus. Dismenorhoe

timbula kibat kontraksi distrinsik lapisan miometrium yang menampilkan satu atau lebih

gejala, mulai nyeri ringan sampai berat pada perut bagian bawah , daerah pantat dan sisi

medial paha.

2.4.2. Penyebab dismenrhoe

Nyeri saat menstruasi terjadi akibat peningkatan produksi prostaglandin, sehingga

terjadi kontraksi otot rahim lebih kuat. Sebelum menstruasi, prostaglandin meningkat dan

begitu menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menurun. Penurunan produksi prostaglandin


10

mengakibatkan rasa sakit cenderung berkurang setalah beberapa hari menstruasi ( Kingston,

2009).

2.4.3. Macam- macam Dismenorhoe

1) Dismenorhoe Primer

Dismenorhoe primer adalah nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dan selalu

berhubungan dengan siklus ovulasi, disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang di

induksi oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Pada remaja dengan

nyeri haid primer akan dijumpai peningkatan prostaglandin oleh endometrium dengan

pelepasan terbanyak selama menstruasi pada 48 jam pertama dan berhubungan dengan

beratnya gejala yang terjadi. Ciri-ciri dismenorhoe primer adalah terjadi beberapa waktu

atau 6-12 bulan sejak menstruasi pertama ( Menarche), rasa nyeri timbul sebelum

menstruasi atau diawal menstruasi, berlamgsung beberapa jam nyeri hilang timbul, sifat

neyeri menusuk – nusuk diperut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitar pinggang,

paha, disertai mual, muntah, sakit kepala, diare, sering buang air kecil, berkeringat.

Pada dismenorhoe primer, setelah terjadiproses ovulasi sebagai respon peningkatan

produksi progestern ( Guyton dan Hall, 2007), asam lemak akan meningkat dalam

fosfolipide membransel. Kemudian asam arakidonat dan asam lemak omega 7 lainnya

dilepaskan danmemulai suatu aliran mekanisme prostaglandin dan leikotrien dalam

uterus. Halini berakibat pada termediasinya respon inflamasi, tegang saat menstruasi (

menstual crmps) ( Hillard, 2006) . Hasil metabolisme asam arakodinat adalah

prostaglandin ( PG), F2-α, yang merupakan suatu cylooksigenase ( COX) yang

mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia

dan nyeri haid. Selain PGF2-α juga terdapat PGE-2 yang ikut serta menyebabkan nyeri

haid primer. Peningkatan level PGF 2-α dan PGE-2 jelas akan meningkatkan nyeri haid
11

primer. Selanjutnya peran lekotrien adalah meningkatkan sensitivitas serabut syaraf

uterus ( Hillard, 2006).

Prostaglandin F2α ( PGF2 α) merupakan perantara yang paling berperan dalam

terjadinya nyeri haid primer. Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi

miometrium yang kuat serta efek vasokonstriksi pembuluh darah. Peningkatan PGF 2α

dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron pada fase luteal membuat

membran lisosoomal menjadi tidak stabil, sehingga melepaskan enzim lisosomal.

Pelepasan enzim ini menyebabkan phospholipase A2 yang berperan pada konvesi

fosfolipid menjadi asam arakidonat dan selanjutnya menjadi PGF2 α dan prostaglandin

E2 ( PGE2) melalui siklus endoperoxidase dengan perantara prostaglandin G2 ( PGG2)

dan prostaglandin H2 ( PGH2). Peningkatan kadar prostaglandin ini mengakibatkan

peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga

meneyebabkan neyeri saat menstruasi ( Hillard, 2006).

Menurut Hillard (2006), faktor resiko terjadinya disminorhoe primer adalah :

1. Menarche pada usia lebih awal

Menarche pada usia lebih awal meyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi

secara optimal dan belum siap perubahan, sehingga timbulketika menstruasi.

2. Belum pernah hamil dan melahirkan

Wanita yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan syaraf, yang

menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim

melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang, bahkan hilang.

3. Lama menstruasi lebih dari normal ( 7 hari )

Menstruasi memimbulkan adanya kontraksi uterus terjadi lebih lama mengakibatkan

utrus lebih sering berkontraksi, dan semakin prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi

prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus


12

yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi

dismenorhoe.

4. Umur

Wanita semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi maka leher rahim bertambah

lebar, sehingga pada usia tua kejadian disminorhoe jarang ditemukan.

2) Dismenorhoe Sekunder

Dismenohoe yang dijumpai pada usia dewasa dan menimbulkan kram perut 1 atau 2

minggu sebelum mulai haid. Nyeri yang terjadi dapat merupakan gejala suatu klainan

dasar seperti, endometriosis atau perlekatan. Ciri – ciri dismenorhoe sekunder antara lain,

pendarahan berat ( Abnormal), nyeri perut dan panggul, sering menimbulkan nyeri

senggama, nyerikram berat, timbulsebelum haid dan berlanjut selama menstruasi lalu

merda secara bertahap setelah menstruasi, nyeri saluran kemih atau usus besar termasuk

diare, gangguan kesuburan.

2.4.4. Skala Nyeri Dismenorhoe

Pengkajian nyeri haid yang faktual dan akurat dibuthkan untuk menetapkan data dasar

dalam mentapkan diagnosa keperawatan yang tepat dan merencanakan intervensi yag

sesuai ( Potter& Perry, 2005). Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam

membentuk pola nyeri dan tindakan untuk mengatasi nyeri. Pengukuran intensitas

keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu

numerical rating scale. Kriteria nyeri adalah sebagai berikut :

1. Skala 0

Tidak nyeri/dismenorea yang dialami

2. Skala 1-3
13

Nyeri ringan dimana secara objektive, klien masih dapat berkomunukasi dengan

baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.

3. Skala 4-6

Merupakan nyeri sedang dimana secara objektive, klien mendesis, menyeringai

dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan

dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

4. Skala 7-9

Nyeri Berat, dimana klien sudah tiddak dapat megiuti perintah, namun masih dapat

menunjukkan lokasi nyeri dan masih merespon terhadap tindakan. Nyeri sudah

tidak dapat dikurangi dengan alih posisi.

5. Skala 10

Nyeri sangat Berat. Klien sudah tidak dapat berkomunikasi, klien akan menetapkan

suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya tentang intensitas

keparahan nyeri. ( Potter& Perry, 2005).

Tabel observasi penilaian skala nyeri :


Skala Intensitas Karakter
0 Tidak nyeri/ dismenorea
1 Nyeri/ dismenorea ringan Seperti dipukul
2 Nyeri/ dismenorea ringan Seperti hilang timbul
3 Nyeri/ dismenorea ringan Seperti ditusuk
4 Nyeri/dismenorea sedang Seperti diperas-peras
5 Nyeri/ dismenorea sedang Seperti ditekan
6 Nyeri/ dismenorea sedang Seperti ditarik-tarik
7 Nyeri/ dismenorea berat Terasa panas seolah terbakar
8 Nyeri/ dismenorea berat Kesemutan, menyengat
9 Nyeri/ dismenorea berat Sangat nyeri, sulit digerakan
10 Nyeri/ dismenorea sangat berat Seperti ada tekanan/beban

Jadi semakin besar nilainya maka nyeri yang saudari rasakan semakin berat Sumber ( Potter
& perry, 2006)
14

Penanganan non Farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid

antara lain dengan penggunaan air kelapa muda, bahwa pemberian air kelapa hijau dapat

menurunkan tingkat nyeri haid pada perempuan yang sedang mengalami nyeri haid. Hal ini

disebabkan karena air kelapa hijau memiliki banyak kandungan gizi yang tinggi untuk

beragam kesehatan. Air kelapa muda mengandung Kalsium 14,11 Mg/100 ml, Magnesium

9,11 Mg/100 ml dan Vitamin C 8,59 Mg/100 ml (Kristina & Syahid, 2012). Kalsium dan

Magnesium mengurangi ketegangan otot dan Vitamin C merupakan zat-zat alami anti

inflamasi yang membantu meringankan rasa sakit akibat kram mestruasi (Hudson, 2007).
15

BAB III
METODE LOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini tergolong penelitian Pre-eksperimental Design, dimana rancangan

penelitian menggunkan metode ekperimen ( experiment research ) yang merupakan kegiatan

percoban ( research) dengan tujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul

sebagai akibat dari adanya suatu perlakuan tertentu. Rancangan eksperimen menggunakan

metode Time Series Design one group pretest-postest yaitu penelitian yang tidak ada

kelompok kontrol ( pembanding) untuk dapat menguji perbedan-perbedaan yang terjadi

setelah perlakuan yang diberikan ( Arikunto, 2006), tetapi sudah dilakuakan observasi

pertama (pre test) yang memungkinkan peneliti untuk menguji perubahan-perubahan yang

terjadi setelah adanya eksperimen (program) (Notoatmodjo, 2010). Menurut Sugiyono

(2009), design penelitian tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut ini :

O1 O2 X O3 O4
Gambar 3.1 Time Series Design
Keterangan :
O1 = Nilai pre test ( Sebelum diberi perlakuan ) pertama
O2 = Nilai pre test ( sebelum diberi perlakuan) kedua
O3 = Nilai post test (setelah diberi perlakuan ) pertama
O4 = Nilai post test (setelah diberi perlakuan ) kedua
X = Perlakuan yang diberikan

3.2 Lokasi dan waktu penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Kampus Prodi D4 Kebidanan Helvetia , Jl.Kapten
Sumarsono 107 Helvetia, dan waktu penelitian pada bulan April sampai dengan
September2018.

15
16

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Semester I Prodi D4 kebidanan

Instititut Kesehatan Helvetia yang mengalami dismenorhoe. Teknik pengambilan sampel

dengan menggunkan purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang telah

memenuhi syarat atau kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti ( Sugiyono,2009).

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sejumlah 52 orang. Kriteria sampel dalam

penelitian ini adalah :

- Mahasiswa yang mengalami menarche usia 10- 13 tahun

- Lama menstruasi tidak lebih dari 7 hari dalam satu siklus

- Mahasiswa berusia 17-20 tahun

- Belum pernah melahirkan

3.4 Kerangka Konsep


Faktor resiko :
- Menarche pada usia lebih awal
- Belum pernah hamil
- Lama menstruasi > 7 hari
- Usia

Peningkatan produksi prostaglanin


menjelang menstruasi dan saat
menstruasi

Pemberian air kelapa Intensitas dismenorhoe :


muda hijau  minum air Dismenorhoe - Tidak ada rasa nyeri.
kelap muda hijau ( Nyeri haid ) - Nyeri ringan
- Nyeri sedang
- NyeriB erat
- Nyeri sangat berat
17

Gambar 3.4 Kerangka Konsep

3.5 . Aspek Pengukuran, Definisi Operasional Variabel

1. Minum Air Kelapa Muda Hijau adalah minum air kelapa muda hijau pada hari

pertama haid atau saat nyeri haid muncul.

2. Tingkat nyeri dismenore adalah perasaan yang tidak menyenangkan , di akibatkan

oleh adanya peningkatan prostaglandin menjelang dan saat terjadinya menstruasi.

Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan numerical rating scale rentang 0-

10, dilakukan hari pertama segera setelah terdapat nyeri menstruasi . Pengukuran

dilakukan sebelum dan setelah minum air kelapa, skala interval.: nilai 0 tidak ada

rasa nyeri yang dialami, nilai 1-3 nyeri ringan, nilai 4-6 nyeri sedang, nilai 7-9 nyeri

berat dan nilai 10 nyeri sangat berat.

Tabel. 3.5. Aspek Pengukuran Variabel Independen (X variable) dan Dependen (Y variable)
Nama Jumlah Cara dan alat Skala Jenis
No Value
Variabel Pernyataan ukur Pengukuran Skala Ukur
Variabel X 2 Responden tidak minum 0 Ordinal
1. Minum Air pernyataan mencatat air kelap
Kelapa ( tidak dengan alat amuda hijau
Muda Hijau minum dan ukur memberi
minum) tanda (√) Minum air 1
pernyatan kelapa muda
minum dan hijau
tidak minum
air kelapa
muda hijau
3. Variabel Y 5 sebelum dan tidak ada rasa nilai 0 interval
Tingkat pernyataan saat nyeri
nyeri (tingkat dismenorhoe
dismenore nyeri) nyeri ringan, nilai1-3
Menilai
ambanag rasa nyeri sedang nilai4-6
nyeri sebelum
dan sesudah nyeri berat nilai7-9
minum air
kelapa muda nyeri sangat nilai 10
hijau dengan berat.
alat ukur
18

Nama Jumlah Cara dan alat Skala Jenis


No Value
Variabel Pernyataan ukur Pengukuran Skala Ukur
skala nyeri
numeric rating
scale

Pengolahan Data :

1. Editing

Seleksi data dilakukan untuk memudahkan penelitian dan pengecekan

kelengkapan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis dan mencapai tujuan

penelitian.

2. Coding

Metode mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden kedalam beberapa

kategori setelah semua data terkumpul.

3. Sorting, melakukan sortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut

jenis yang dikehendaki.

4. Entry Data

Memasukkan data berupa jawaban jawaban yang telah diberi kode kategori

kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data.

5. Cleaning

Merupakan pembersihan data , apakah data sudah benar atau belum . Apabila

data belum benar, maka perlu disesuaikan terlebih dahulu. (Setiadi,2007)

3.6 . Teknis Analisis Data

Untuk mengukur rasa nyeri haid digunakan skala nyeri numeric rating scale dengan

rentan 0-10. Pada saat nyeri haid responden diminta untuk mengisi lembar tingkat nyeri
19

haid sebelum pemberian air kelapa hijau dan 2 jam setelah pemberian air kelapa hijau.

Skala data yang digunakan adalah skala interval.

Untuk analisis data berpasangan yang berdistribusi normal yaitu menggunakan uji paired

sample t-test. ( Setiadi,2007). Rumusan paired sample t-test sebagai berikut :

Md
𝑡=
∑ x2 d

N (N − 1)

Keterangan :

Md = Meaan dariperbedaan pre test dengan post test

xd = Deviasi masing – masing subyek (d-Md)


∑ x2 d = Jumlah kuadrat deviasi

N = Banyaknya sampel

d.b. = Ditentukan dengan N-1

Untuk mencarinilai Md, dapat dicari denga rumus :


∑d
Md =
N

Keterangan :

∑d = Jumlah totalmean perbedaan pre test dengan post test

Sedangkan untukmencariharga ∑ x 2 d dapat dtempuh jalan tanpa harus memcari nilai Md


terlebih dahulu, serta mengurungkansetiapd dengan Md.

(∑ 𝑑)2
Rumusnya adalah : ∑ 𝑥 2 𝑑 = ∑ 𝑑2-
𝑁

Apabila hasil uji statistik mengguakan paired samples test membuktikan nilai

signifikansi α< 0,05, dapat disimpukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.


20

1. Ha : Terdapat pengaruh minum air kelapa hijau terhadap penurunan nyeri

dismenorhoe pada Siswi Di Sma Pab Klumpang Kec. Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang

2. Ho : Tidak terdapat pengaruh minum air kelapa hijau terhadap penurunan

nyeri dismenorhoe pada Siswi Di Sma Pab Klumpang Kec. Hamparan Perak

Kabupaten Deli Serdang

Apabila setalah diuji, data yang dihasilkan tidakberdistribusi normal,makadata

pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan uji statistik non parametris

dengan teknik wilcoxon matched pairs test.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003. Air Kelapa Limbah Penuh Khasiat. Diakses 10 januari 2016
Anonim 2. 2010. Kandungan Buah Kelapa Dilihat dari Segi Kesehatan. Diakses 17 febuari
2016.

Anugroho, D & Wulandari, A. (2011). Cara jitu mengatasi nyeri haid. Yogyakarta: Penerbit
Andi

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta :Rineka Cipta

Aryanie, V. (2014).Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Tingkat Dismenore Pada Mahasiswi


Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2013. Skripsi Tidak
Dipublikasikan.STIKES‘AisyiyahYogyakarta.

Bogedenta, A. 2013. Manfaat Air Kelapa, Flash Books, Yogyakarta.

Guyton, A.C. & Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran:Edisi 11. Jakarta: EGC

Hillard, P.J.A. 2006. Menstruasi Disorders, Women’s Health Series, Acp press, USA

Kasdu dini.(2005). Solusi Problem Wanita Dewasa, Puspa swara, Jakarta.

Kingstone, B. 2005 Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta : Arean.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan praktik.
Jakarta : EGC

Proverawati. 2012. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna, Mutiara


Medika, Yogyakarta

Putri, T. I. Y. L. (2014). Studi Komparasi Pemberian Terapi Kompres Hangat dan Senam
Dismenore Terhadap Tingkat Disminore pada Remaja Di Wilayah Gamping Sleman
Yogyakarta.Skripsi Tidak Dipublikasikan.STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

Setiadi, S., Dermawan A.C., 2007. Konsepdan Penulisan Riset Keperawatan, Yogyakartan:
GrahaIlmu.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Bandung : Alfabeta

.
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Biaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan
1 Honor Rp 2.000.000,-
2 Pembelian Bahan Habis Pakai Rp 2.000.000,-
3 Perjalanan Rp 1.000.000,-
4 Sewa alat laboratorium dan Lain-lain Rp 400.000,-
Rp 5.400.000,-

Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan Penelitian

Pelaksanaan
2.
Penelitian

3. Pengambilan Data

4. Analisis Data

Pembuatan draft
5.
laporan

6. Laporan Akhir
Anggaran Penelitian

1. Honor Ketua Peneliti

Honor Total Honor


Ketua

2. Peralatan dan Alat Tulis

Total Harga
Material Kuantitas Harga Satuan
Peralatan
Easy Touch GCHB

Strip Hemoglobin
Easy Touch

Jarum Pengambil
Darah/Blood Lancet

Timbangan Dewasa

Pita Lila

Kertas HVS

Tinta Print

Hekter

Map/Tas File

Sub Total

3. Perjalanan

Material Kuantitas Harga Satuan Total HargaPeralatan

Pembelian Peralatan

Pembelian Bahan

Survei awal

Penelitian Ke SMA
PAB
4. Lain-Lain

Material Kuantitas Harga satuan Total Harga


Perlatan

Administrasi

Publikasi

Sub Total

TotalAnggaran Penelitian

Anda mungkin juga menyukai