Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

DOSEN PENGAMPU :

IMAM ABDUL ROZAQ Spd, MT.

DISUSUN OLEH :

Yogi Triyono 13250231

Azizah Fajr Dinhar S 13250198

Heru Budi Setyawan 13250212

Dani Nur Faruq 13250201

Anjaz Al Arif B 13250196

Rahayu Handoko 13250222

Heriyono 13250211

Faiz Nahrowi 13250210

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI RONGGOLAWE

CEPU – KAB BLORA

2014/2015
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikumWr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan
karunianyalah kami dapat menyelesaikan “Laporan tentang Praktek
Pengukuran Rangkaian Listik “ yang disusun untuk memenuhi salah satu
tugas akhir praktikum. Tak lupa shalawat dan salam semoa tetap tercurah
pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat
dan seluruh umatnya.

Kami mengakui dalam laporan ini mungkin masih banyak terjadi


kekurangan dan kesalahan sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan.

Kami sangat berharap kepada semua pihak kiranya memberikan


kritik dan saran yang sifatnya membangun. mudah – mudahan isi dari
Laporan Praktikum ini dapat diambil manfaatnya oleh semua pihak yang
membaca Laporan ini.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang


membantu penulis dalam menyusun Laporan ini sehingga Laporan ini
terselesaikan.Wassalammu;alaikumWr.Wb.

Cepu, 19 Mei 2015

Penulis

PRAKTIKUM I

PEMBACAAN NILAI RESISTANSI


1.1 TUJUAN
1. Mempelajari fungsi resistor
2. Memahami cara membaca resistansi secara manual
3. Dapat menggunakan multimeter sebagai pengukur resistansi
(Ohmmeter)

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Resistor ( 10 buah )
2. Multimeter Digital dan Analog ( masing-masing 1 buah )
3. Kabel Jumper

1.3 DASAR TEORI

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk


membatasi jumlah arus yang mengalir dalam sebuah rangkaian. Sesuai
dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan
karbon. Nilai hambatan sebuah resistor biasanya tertera dibadan resistor
berdasarkan kode warna.

TABEL WARNA RESISTOR


1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN:
1. Siapkah resistor dan multimeter digital, b
2. Untuk pengukuran resistor yang mempunyai empat gelang warna :
Pada gelang pertama menunjukkan nilai
Pada gelang kedua menunjukkan nilai
Pada gelang ketiga menunjukkan pengali (multiplier)
Pada gelang keempat menunjukkan toleransi
Ada juga yang mempunyai lima gelang warna, cara pembacaannya
sama dengan resistor yang menggunakan simbol empat gelang. Hanya
saja, pada resitor dengan lima gelang, gelang ketiga masih menunjukkan
nilai. Gelang keempat menunjukkan pengali dan gelang kelima
menunjukkan toleransi.

1.5 Hasil Pengukuran:

Perhitungan manual :

1. Coklat 1
Hitam 0
Hitam 0
Merah 102
Coklat ± 1% +

= 100 × 102

= 10000 Ω ± 1 %

= 10 K Ω ± 1%

2. Coklat 1
Merah 2
Merah 102
Emas ± 5% +

= 12 × 102

= 1200 Ω ± 5 %

= 1,2 K Ω ± 5%

3. Coklat 1
Abu-abu 8
Orange 103
Emas ± 5% +

= 18 × 103

= 18000 Ω ± 5 %

= 18 K Ω ± 5 %
4. Coklat 1
Merah 2
Coklat 101
Emas ± 5% +

= 12 × 10

= 120 Ω ± 5 %

= 0,12 KΩ ± 5 %

5. Abu-abu 8
Merah 2
Coklat 101
Emas ± 5% +

= 82 × 10

= 820 Ω ± 5 %

= 0,82 KΩ ± 5 %

6. Hijau 5
Biru 6
Merah 102
Emas ± 5% +

= 56× 102

= 560 Ω ± 5 %

= 5, 6 KΩ ± 5 %
7. Orange 3
Orange 3
Hitam 0
Hitam 100
Coklat ±1 % +

= 330 × 100

= 3 Ω ± 1%

= 0,33 KΩ ± 1 %

8. Coklat 1
Hijau 5
Orange 103
Emas ± 5% +

= 15× 103

= 15000 Ω ± 5 %

= 15 KΩ ± 5 %

9. Kinung 4
Ungu 7
Hitam 0
Coklat 101
Coklat ±1 % +

= 470 × 101

= 4700 Ω ± 1%
= 4,7 KΩ ± 1 %

10. Orange 3
Putih 9
Hitam 0
Coklat 101
Coklat ±1 % +

= 390 × 101

= 390 Ω ± 1%

= 3,9 KΩ ± 1 %

Perhitungan Alat Ukur


 Menggunakan Multimeter Digital

Hasil Pengukuran
No. Warna Resistor Selektor Menggunakan
Multimeter Digital
1. Coklat , hitam , hitam , merah 20K 9,79 KΩ
,coklat
2. Coklat , merah , Merah , Emas 20K 1,19 KΩ
3. Coklat , Merah , Coklat , Emas 20K 17,88 KΩ
4. Coklat , Merah , Coklat , Emas 20K 0,13 KΩ
5. Abu-abu , Merah , Coklat , Emas 20K 0,83 KΩ
6. Hijau , Biru , Merah , Emas 20K 5,61 kΩ
7. Orange , Orange , Hitam , Hitam 20K 0,33 KΩ
, Coklat
8. Coklat , Hijau , Orange , Emas 20K 14,96 KΩ
9. Kuning , Ungu , Hitam , Coklat , 20K 4,66 KΩ
Coklat
10. Orange , Putih Hitam , Coklat , 20K 3,89 KΩ
Coklat

 Menggunakan Multimeter Analog


Coklat , hitam , hitam , merah , coklat
= 10000Ω±1%
=10000Ω±1%
=10 K Ω±1%

Coklat , merah , Merah , Emas


=1200 Ω±5%
=1200 Ω±5%
=1,2K Ω±5%

Coklat , Merah , Coklat , Emas


=180x100 Ω±5%
=18000 Ω±5%
=18K Ω±5%

Coklat , Merah , Coklat , Emas


=1,2x100 Ω±5%
=120 Ω±5%

Abu-abu , Merah , Coklat , Emas


=8x100 Ω±5%
=800 Ω±5%
=0,8K Ω±5%
Hijau , Biru , Merah , Emas
=56.000 Ω±1%
=5600 Ω±1%
=5,6K Ω±1%

Orange , Orange , Hitam , Hitam , Coklat


=0,33 x 100 Ω±1%
=330 Ω±1%

Coklat , Hijau , Orange , Emas


=150.100 Ω±5%000
=15000Ω±5%
=15K Ω±5%

Kuning , Ungu , Hitam , Coklat , Coklat


=4,6 x 100 Ω±1%
=4600 Ω±1%
=4,6K Ω±1%

Orange , Putih Hitam , Coklat , Coklat


=39 x 100 Ω±1%
=3900 Ω±1%
=3,9 Ω±1%

1.6 ANALISA
Untuk pengukuran resistor yang mempunyai empat gelang warna :
Pada gelang pertama menunjukkan nilai
Pada gelang kedua menunjukkan nilai
Pada gelang ketiga menunjukkan pengali (multiplier)
Pada gelang keempat menunjukkan toleransi
Ada juga resistor yang mempunyai lima gelang warna, cara pembacaannya
sama dengan resistor yang menggunakan simbol empat gelang. Hanya saja,
pada resitor dengan lima gelang, gelang ketiga masih menunjukkan nilai.
Gelang keempat menunjukkan pengali dan gelang kelima menunjukkan
toleransi.

1.7 KESIMPULAN
Besarnya nilai resistansi suatu resistor tergantung urutan warna yang
tertera pada cincin resistor.
Perbedaan hasil pengukuran suatu resistansi dengan pembacaan pada
warna cincin disebabkan oleh keadaan multimeter yang tidak stabil. Dalam
melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter (ohm meter) analog
pada saat melakukan perubahan batas ukur , perlu dilakukan kalibrasi atau
menghubung singkat untuk mengatur jarum multimeter (ohm meter) analog
pada posisi 0 (nol) agar pengukuran menjadi akurat.
PRAKTIKUM II

RANGKAIAN RESISTANSI SERI, PARALEL DAN KOMBINASI

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mengerti perbedaan rangkian resistansi seri dan parallel
2. Mengerti cara merangkai rangkaian resistansi seri dan parallel
3. Dapat menggunakan multimeter untuk mengukur tegangan dan arus
pada rangkaian resistansi seri dan parallel

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Modul praktikum
2. Resistor multimeter digital
3. Broardbread
4. Kabel jumper

1.3 TEORI DASAR


Resistor adalah komponen dasar elektronika yang dibuat untuk
menghambat rangkaian listrik.Berdasarkan nilai hambatannya, resistor
dibedakan menjadi 2 macam yaitu resistor tetap (mempunyai nilai
hambatan tertentu) dan resistor variabel (hambatan bisa diubah-ubah)
.Pada percobaan ini, kita akan mengukur besar hambatan resistor tetap
pada rangkaian seri, paralel dan gabungn.
- Rangkaian seri
Rangkaian seri adalah suatu rangkaian listrik yang disusun secara

sejajar.
- Rangkaian paralel
Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara
berderet(paralel)

- Rangkaian gabungan antara seri dan paralel


Rangkaian gabungan antara seri dan paralel adalah rangkaian
listrik yang disusun secara seri dan paralel (campuran)

1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Hitung nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter.
3. Buatlah rangkaian resistansi seri, kemudian ukur tegangan dan arus.
Untuk mengukur
resistansi total digunakan rumus :
4. Buatlah rangkaian resistansi parael, kemudian ukur tegangan dan arus.
Untuk mengukur resistansi total digunakan rumus :

5. Buatlah rangkaian resistansi campuran, kemudian ukur tegangan dan


arus. Untuk mengukur resistansi total digunakan rumus :

𝟏 𝟏 𝟏
𝑹𝒕 = { = + } + 𝑹𝟑
𝑹𝒑 𝑹𝟏 𝑹𝟐

1.5 HASIL PRAKTIKUM


Pengukuran Resistor :
RANGKAIAN SERI

- Perhitungan Manual
= R1+ R2+ R3
= 0,39 + 0,20+ 0,20
= 0,79KΩ
- Menggunakan alat ukur Avometer Digital
= 0,79 KΩ dengan selector 20K

- Menggunakan alat ukur Avometer Analog


= 100x100Ω
= 10000Ω
= 0,85 KΩ

RANGKAIAN PARALEL
- Perhitungan Manual
1 1 1 1
= 𝑅1 + +
𝑅𝑡 𝑅2 𝑅3
1 1 1
= + +
390 200 200
200 390 390
= 78000 + 78000 + 78000
980
= 78000

78000
Rt = 980

= 79,6Ω
- Menggunakan alat ukur Avo Digital
= 0,21 kΩ dengan selector 20K
= 0,080 kΩ

- Menggunakan alat ukur Avo Analog


= 0,085 kΩ

RANGKAIAN CAMPURAN
- R1 =0,39K Ω
𝑅2∗𝑅3
Rp = 𝑅2+𝑅3
200∗390
= 200+390
78000
= 590

= 132,20Ω

Rtot = R1+Rp

=200 + 132,20

=320,20 Ω

=0,32

- Dengan menggunakan alat ukur Avo Digital


0,300 K Ω dengan selector 20K

- Dengan menggunakan alat ukur Avo Analog


= 0,330 kΩ

1.6 ANALISA
Untuk menghitung hambatan pada rangkaian seri, parallel dan campuran
menggunakan resistor dapat dihitung secara manual dan menggunakan alat
avo digital dan analog. Untuk menghitung secara manual gelang warna pada
resistor dihitung yang pada gelang pertama dan kedua menunjukan nilai ,
ketiga pangkat dan keempat menunjukan efisiensi.

1.7 KESIMPULAN

 Rangkaian seri merupakan rangkaian yang disusun secara sejajar


 Rangkaian Pararel merupakan rangkaian yang disusun secara
berderet (pararel)
 Rangkaian Campuran merupakan rangkaian yang disusun secara seri
dan pararel (gabungan)
PRAKTIKUM III

HUKUM OHM

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1.Mempelajari tentang Hukum Ohm
2. Mempelajari Hukum Ohm beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Hukum Ohm pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Resistor
2. Multimeter Digital
3.Kabel Jumper
4. Batrei
5. Breadboard

1.3 DASAR TEORI

Hukum Ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan
mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya tidak bergantung terhadap
besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya. Secara
matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan: Dimana :

1. adalah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar dalam


satuan Ampere
2. adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar
dalam satuan volt.
3. adalah nilai hambatan listrik (resistansi) yang terdapat pada suatu
penghantar dalam satuan ohm.

Dari uraian diatas dapat dituliskan rumus hukum Ohm, yaitu:

Dimana:

V = tegangan dalam satuan volt


I = arus dalam satuan amper
R = hambatan dalam satuan Ohm

1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Hitung nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter.
3. Hitunglah arus pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter
4. Buatlah rangkaian seri lalu hitung nilai resistansi dan tegangan pada
rangkaian tersebut secara manual dengan rumus maupun menggunakan
multimeter digital.
5. Buatlah rangkaian pararel lalu hitung nilai resistansi dan tegangan pada
rangkaian tersebut secara manual dengan rumus maupun menggunakan
multimeter digital.
6. Buatlah rangkaian campuran lalu hitung nilai resistansi dan tegangan
pada rangkaian tersebut secara manual dengan rumus maupun
menggunakan multimeter digital.

1.5 HASIL PRAKTIKUM


 Mengukur tegangan pada 1 resistor
R = 17,9 kΩ
I = 174 µA
V = 4,24 ( dengan Avometer digital )

Mencari V dengan rumus Ohm :

V=I.R

= 179 .10-6 * 17900

= 3,204000 .10-6

= 3,204 V

 Mengukur tegangan pada 2 resistor

R = 18,02 kΩ = 18020Ω

I = 200 µA = 200 . 10-6

V= I.R

= 200 .10-6 .18020

= 3604000 . 10-6

= 3,604 V

 Mengukur tegangan pada 3 resistor

R = 19,54 kΩ = 19540Ω

I = 221 µA = 221 . 10-6

V= I.R

= 221 .10-6 .19540

= 4318,34 . 10-3

= 4,31834 V
1.6 ANALISA
Dari praktikum tersebut mengukur tegangan pada sebuah rangkaian dengan
menggunakan resistor dapat diperoleh dengan hasil perhitungan manual yaitu
dengan hukum ohm dimana V = I * R

1.7 KESIMPULAN
Pengukuran menggunakan avometer digital maupun analog didapatkan hasil
yang sedikit berbeda. Ini karena tingkat ketelitian masing-masing alat yang
terbatas. Selain itu pengaruh penggunaan aterai yang lama akan
mengakibatkan nilai voltage menjagi berkurang karena digunakan terus
menerus pada saat praktikum.
PRAKTIKUM IV

HUKUM KIRCHOFF I

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1. Mempelajari Hukum Kirchoff I
2. Mempelajari Hukum Kirchoff I beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Hukum Kirchoff I pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Modul praktikum
2. Resistor
3. Multimeter digital
4. Broardbread
5. Kabel jumper

1.3 TEORI DASAR

Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887)


menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang
yang kemudian di kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum kirchoff 1
berbunyi “Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama
dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Yang
kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis
dinyatakan :
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan
diperoleh sebagai berikut:

1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Hitung nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter.
3. Hitunglah arus pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter
4. Hitunglah arus total pada rangkaian seri dengan menggunakan multimeter
5. Hitunglah arus total pada rangkaian pararel dengan menggunakan
multimeter

1.5 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


 Mengukur arus pada 2 resistor
𝑉 4,24
It = = = 0,04 mA
𝑅𝑝 106
𝑉 4,24
I1 = 𝑅1= 141 = 0,03 mA
𝑉 4,24
I2 = 𝑅2= 424 = 0,01 mA

It = I1+I2
= 0,03 + 0,01
= 0,04mA

- Mengukur menggunakan multimeter


It = 0.04 mA
I1 =0,03mA
I2 = 0,01mA
 Mengukur arus pada 3 resistor
𝑉 4,19
It = 𝑅𝑝 = 128,13 = 0,037 mA
𝑉 4,24
I1 = 𝑅1= 141 = 0,03 mA
𝑉 4,24
I2 = 𝑅2= 424 = 0,01 mA
𝑉 4,24
I3 = 𝑅2= 424 = 0,01 mA

It = I1+I2
= 0,03 + 0,01
= 0,04mA

- Mengukur menggunakan multimeter


It = 0.035 mA
I1 =0,030 mA
I2 = 0,20mA
I3 = 0,20mA

1.6 ANALISA
Pada praktikum ini memahami tentang hokum kirchoff , dimana hokum
kirchoff ada 2 yaitu hokum tegangan kirchoff dan hokum arus kirchoff .
Hokum tegangan kirchoff menyatakan bahwa tegangan yang diberikan pada
suatu rangkaian tertutup sama dengan penjumlahan jatuh tegangan dalam
rangkaian tersebut dan untuk hokum arus kirchoff menyatakan bahwa
penjumlahan arus yang masuk satu simpul sama dengan jumlah arus yang
meninggaljaan simpul tersebut . Dengan kata lain , penjumlahan pada satu
simpul harus sama dengan nol .
Pada saat melaksanaan praktikum kita melakukan percobaan hokum
kirchoff pada rangkaian 1 dan 2. dan untuk hukum kirchoff pada rangkaian
parallel kita dapatkan untuk resistansi penggantinya adalah 106 . Untuk
membandingkan arus pada hasil pengukuuran dan perhitunagan perbedaan
tidk terlalu jauh dan untuk perbandingannya rangkaian 1 0,04mA : 0,04mA
untuk It dan 0,030 mA : 0,03 mA untuk I1 dan 0,010 mA : 0,01 mA.
Rangakaian 2 perbandingannya 0,04mA : 0,035mA untuk It dan 0,030 mA :
0,03 mA untuk I1 dan 0,020 mA : 0,01 mA untuk I2 dan 0,020 mA : 0,01 mA
untuk I3. Percobaan yang sudah dilakukan sudah benar akan tetapi kesalahan
seperti ini disebabkan kurang telitinya praktikan dan alat yang digunakan dala
praktikum.

1.7 KESIMPULAN

Hokum arus kirchoff menyatakan penjumlahan arus yang masuk satu


simpul sama dengan penjumlahan arus yang meninggalkan simpul tersebut.

Jika dibandingkan antara nilai dari perhitungan dan pengukuran sudah


mendekati kesamaan.
PRAKTIKUM V

HUKUM KIRCHOFF II

1.1 TUJUAN PRAKTEK


1. Mempelajari Hukum Kirchoff II
2. Mempelajari Hukum Kirchoff II beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Hukum Kirchoff II pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Modul praktikum
2. Resistor
3. Multimeter digital
4. Broardbread
5. Kabel jumper

1.3 DASAR TEORI


Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir
pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan
tertutup). Perhatikan gambar berikut!

Hukum Kirchoff 2 berbunyi: "Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar


GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari
jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik
yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik
bisa digunakan atau diserap.

1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu
2. Hitung nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter.
3. Hitung tegangan pada tiap batrey
4. Hitung arus dengan menggunakan multimeter
5. Bandingkan perhitungan arus secara manual dengan menggunakan
multimeter

1.5 HASIL PRAKTIKUM

 Menghitung Baterai V1=4,61V , V2=1,43V


 Menghitung resistansi tiap-tiap resistor
Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 1,41 kΩ dengan selector 20 kΩ

Pengukuran dengan Multimeter Digital

= 3,85 kΩ dengan selector 20 kΩ

 Menghitung arus menggunakan Hukum Kirchoff II


I = 0,06mA

V1-V2-(R1xI)-(R2xI) =0

4,61-1,43-(1410xI)-(3850xI) = 0

3,18-(5260 I) =0
5260 I = 3,18

3,18
I = 5260

=0,000604 A

=0,604 Ma

1.6 ANALISA

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pengukuran pada data kedua lebih besar
daripada pengukuran data pertama. Pada kedua sampel, tegangan dan
hambatan semakin lama semakin besar. Namun berbeda dengan arusnya, arus
yang didapatkan tidak konstan.

Dari hasil praktikum yang didapatkan, diperoleh kesimpulan bahwa hukum


Kircoff berlaku pada penerapannya.

1.7 KESIMPULAN
Pada rangkaian multiloop terdapat perbedaan antara praktikum dengan teori.
Tapi arus yang didapatkan dapat dikatakan sama.
PRAKTIKUM VI

TEOREMA THEVENIN

1.1 TUJUAN PRAKTEK


1. Mempelajari teorema rangkaian listrik
2. Mempelajari Teorema Thevenin beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Teorema Thevenin pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1.Resistor
2.Multimeter Digital
3.Breadboard
4.Baterai

1.3 DASAR TEORI


Theorema thevenin adalah salah satu teori elektronika yang
mempelajari tentang nilai tegangan pada rangkaian listrik yang terbebani.
Kembali pada pembahasan pembagi tegangan yang terbebani, hasil yang
diperoleh dari penyederhanaan rangkaian merupakan salah satu kasus dari
teorema Thevenin. Secara singkat teorema Thevenin dapat dikatakan
sebagai berikut.

“Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor


dihubungkan dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat
digantikan dengan sebuah rangkaian seri dari sebuah sumber tegangan
rangkaian terbuka v0/c dan sebuah resistor RP“

Gambar rangkaian dibawah menunjukkan suatu jaringan rangkaian


yang akan dihubungkan dengan sebuah beban RL. Kombinasi seri v0/c
dan RP pada gambar d dibawah merupakan rangkaian ekivalen/setara
Thevenin. Gambar Rangkaian Terbentuknya Rangkaian Setara Thevenin

Ada beberapa kondisi ekstrem dari rangkaian pada gambar


rangkaian setara thevenin diatas, seperti misalnya saat RL = ∞ dan RL
= 0. Harga RL = ∞ berada pada kondisi rangkaian terbuka, seolah-olah
RL dilepas dari terminal keluaran, dengan demikian diperoleh
tegangan rangkaian terbuka sebesar v0/c (lihat gambar b diatas). Saat
RL = 0 (gambar c diatas) berarti rangkaian berada pada kondisi
hubung singkat (kedua ujung terminal terhubung langsung) dengan
arus hubung singkat Is/c sebesar :

Pada beberapa rangkaian, perhitungan v0/c ataupun Is/c


kemungkinan sangat sulit untuk dilakukan. Langkah yang paling
mudah adalah dengan menghitung harga RP (harga resistansi yang
dilihat dari kedua ujung terminal keluaran). Dalam hal ini RP dihitung
dengan melihat seolah-olah tidak ada sumber tegangan.

1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Hitung tegangan dan arus pada masing-masing resistor
2. Buatlah rangkaian yang sudah ditentukan
3. Hitunglah tegangan dan arus pada rangkaian tersebut
4. Mencari Rth menggunakan teori thevenin dengan cara melepas RL,dan
sumber tegangan
V lalu hubung singkat.
Kemudian hitung dengan rumus :
Rth = R3 + (R1//R2)
5.Mengukur VAB dengan memasang kembali sumber tegangan.
Kemudian hitung dengan rumus :
𝑅2
VAB = 𝑅1+𝑅2 x V

6. Mencari IL dengan menggabungkan Rth,RL dan VAB.


Kemudian hitung dengan rumus :
𝑉𝐴𝐵
IL = 𝑅𝑡ℎ+𝑅𝐿

7. Mencari tegangan pada RL menggunakan rumus VL = IL x RL

1.5 HASIL PRAKTIKUM


 Pengukuran Baterai : V = 2,82 V ; V ab = 0,60 V
 Penghitungan Resistansi pada masing-masing resistor
-
- Pengukuran dengan Multimeter Digital

R1 = 0,69 KΩ dengan selector 20 K

R2 = 18,04 KΩ dengan selector 20 K

R3 = 0,21 KΩ dengan selector 20 K

Rt = 0,22 KΩ dengan selector 20 K

 Percobaan Pertama
 Percobaan kedua (Menghitung Rth)
Rth = Ra+(R1//R2)
= 210 + (690//18000)
= 210 + 664,524
= 874,52 KΩ
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,85 KΩ dengan selector 20 K

 Percobaan ketiga (Menghitung VAB)


𝑅2
VAB = 𝑅1+𝑅2 x V
18040
= 690+18040 x 2,82
18040
= 18730 x 2,82
50844,6
= = 2,71 V
18730

- Pengukuran dengan Multimeter Digital


= 0,96 V dengan selector 20 V

 Percobaan keempat (Menghitung IL dan VL)


𝑉𝐴𝐵
IL = 𝑅𝑡ℎ+𝑅𝐿
0,1
= 874,52+200

= mA

- Pengukuran dengan Multimeter Digital 0,52µA


= 0,34 µA dengan selector 20 V

VL = IL x RL

= 0,053 x 8,2

= 0,43 V

- Pengukuran dengan Multimeter Digital


= 0,56 mV dengan selector 20 V
1.6 ANALISA

Percobaaan yang dilakukan yaitu Rangakaian setara Thevenin, dalam


percobaan dengan tujuan diantara nya adalah melakukan pengukuran tegangan
Thevenin, hambatan Thevenin dan dari rangkaian rangkaian sederhana dan
menyelidiki pengaruh beban terhadap tegangan dan kuat arus output rangkaian
elektronik dengan menggunakan teorema Thevenin, pada kegiatan pertama yakni
hubungan antara tegangan sumber terhadap tegangan Thevenin dimana yang
menjadi Variabel manipulasi, Hambatan beban (RL), Variabel respon danVariabel
kontrol adalah Hambatan (R).
pada kegiatan (1) pengukuran tegangan Thevenin (VTH) dan. RTH yang
terukur tidak berbeda jauh dengan RTH teori, ini dikarenakan alatnya yang masih
bagus dan juga ketelitian praktikan. Sedangkan nilai dari VTH yang terukur
hampir sesuai dengan hasil analisis perhitungan. Selain itu, analisis kesalahannya
lebih tinggi dibandingkan dengan analisis kesalahan dari perhitungan RTH.
dengan secara teori dan didapat % diff yang kecil ini berarti praktikum berhasil
karena dari data yang diukur atau secara praktikum dengan secara teori sama.
Adapun pada kegiatan kedua yaitu mencari Hubungan antara hambatan beban
dengan arus linier secara grafik dapat dilihat dari garifik tersebut bahwasanya
hubungan antara hambatan beban terhadap arus linier berbanding terbalik dengan
penjelasan semakin besar hambatan beban maka arus nya akan semakin kecil.

1.7 KESIMPULAN

Dari percobaan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:


a. Pengukuran tegangan Thevenin, hambatan Thevenin dilakukan dengan
memasang seri R1, R2 lalu diparalelkan dengan R3.
b. Pengaruh hubungan antara hambatan beban terhadap arus northon berbanding
terbalik semakin besar tegangan sumber diberikan ke hambatan beban maka
Arusnya semakin kecil
PRAKTIKUM VII

TEOREMA NORTHON

1.1TUJUAN PRAKTEK

1. Mempelajari tentang Rangkaian Listrik


2. Mempelajari Teorema Northon beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Teorema Northon pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN

1. Resistor
2. Multimeter Digital
3. Kabel jumper
4. Bateray
5. Breadboard

1.3 DASAR TEORI

Teorema norton merupakan salah satu hukum listrik yang menganalisa


suatu rangkaian elektronika arus searah pada rangkaian tertutup dan dianalisa
berdasarkan konsep pembagi arus (curent divider). Pada hukum norton atau
lebih dikenal sebagai teorema norton, suatu rangkaian elektronika arus searah
dengan sumber tegangan dan resistansi pada rangkaian loop tertutup dapat
dianalisa dengan membuat rangkaian sumber arus yang setara dengan
rangkaian tersebut. Rangkaian penggati ini dikenal dengan nama rangkaian
setara Norton kemudian sumber arus pengganti disebut sebagai sumber arus
Norton. Teorema ini merupakan suatu pendekatan analisa rangkaian arus
searah yang secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut.

“Jika suatu kumpulan rangkaian sumber tegangan dan resistor dihubungkan


dengan dua terminal keluaran, maka rangkaian tersebut dapat digantikan
dengan sebuah rangkaian paralel dari sebuah sumber arus rangkaian hubung
singkat IN dan sebuah konduktansi GN“

Gambar Proses Terbentuknya Rangkaian Setara Norton

Pada gambar rangkaian diatas merupakan proses menentukan rangkaian


setara norton, rangkaian setara Norton digambarkan dengan kombinasi paralel
antara sebuah sumber arus IN dan sebuah konduktan GN (lihat gambar d
diatas). Jika rangkaian ini akan dibebani dengan sebuah beban konduktan GL ,
maka ada dua harga ekstrem yaitu GL = ∞ dan GL = 0. Harga GL = ∞ (atau
RL = 0) berada pada kondisi hubung singkat dan arus hubung singkat IS/C
sama dengan IN. Sedangkan harga GL = 0 (atau RL = ∞) berada pada kondisi
rangkaian terbuka, dimana terlihat bahwa V0/C merupakan tegangan
rangkaian terbuka. Dengan demikian untuk rangkaian setara Norton berlaku :

𝑆 𝐼𝑁
IN=I𝐶 dan GN=𝑉0/𝑐
1.4 LANGKAH-LANGKAH PECOBAAN
1. Hitung tegangan dan arus pada masing-masing resistor
2. Buatlah rangkaian yang sudah ditentukan
3. Hitunglah tegangan dan arus pada rangkaian tersebut
4. Mencari Rth menggunakan teori thevenin dengan cara melepas RL,dan
sumber tegangan
V lalu hubung singkat.
Kemudian hitung dengan rumus :
Rth = R3 + (R1//R2)

1.5 HASIL PRAKTIKUM


1. Abu-Abu =8
Merah = 2
Merah = 102
Emas = ± 5% +

= 82 x 102Ω ± 5 %

= 8200Ω ± 5 %

- Pengukuran dengan Multimeter Digital


= 8,2 KΩ dengan selector 20 K

2. Coklat =1
Hijau = 5
Coklat = 101
Emas = ± 5% +

= 15 X 101 Ω ± 5 %

= 150Ω ± 5 %
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,15 KΩ dengan selector 20 K

3. Coklat =1
Merah = 2
Coklat = 101
Emas = ± 5% +

= 12 x 101 Ω ± 5 %

= 120Ω ± 5 %

- Pengukuran dengan Multimeter Digital


= 0,12KΩ dengan selector 20 K

V = 0,62V

RL = 8200Ω

 Pengukuran menggunakan Multimeter


- It = 0,08mA
- Rt = 3,42 KΩ
- Vn = 11mV
- Isc = 37A
- Rn = 0,27KΩ
- IL = 12mA
- VL = 10V

 Penghitungan Secara Manual


- Rt = R1+(R2//R3)
= 2,7+(2//1,2)
= 2,7+0,75
= 3,45KΩ
𝑉 0,62
- It = 𝑅𝑛= 260 = 0,02 mA
𝑅2
- Vn = 𝑅2+𝑅1 x V
150
= 150+8200 x 0,62
150
= 8350 x 0,62

=0,017 x 0,62 = 0,0111V = 11mV


𝑉 0,62
- Isc = 𝑅𝑛= 260 = 0,62mA
𝑅𝑛
- IL = x Isc
𝑅𝑛+𝑅𝐿
260
= 260+8200 x 0,02

= 32,538 x 0,02 = 0,650A


- VL = IL x RL
= 0,650x8200
=5336,30V

1.6 ANALISA

Dari hasil praktikum yang telah dikerjakan dalam pencarian It, Rt , Vn, Isc, Rn,
IL, VL, kita menggunakan cara manual dengan rumus dan juga dibuktikan dengan
pengukuran menggunakan multimeter terjadi selisih pada It, Rt , Isc, Rn, IL, VL

Dengan Dengan rumus


multimeter

It 0,08mA 0,02 mA

Rt 3,42 KΩ 3,45KΩ

Vn 11mV 11mV

Isc 37A 0,62mA

Rn 0,27KΩ
IL 12mA 0,650A

VL 10V 5336,30V

1.6 KESIMPULAN
Dalam praktikum yang sudah dilakukan adanya selisih pada It, Rt , Isc, Rn, IL,
VL bisa disebabkan pada rangkaiannya yang dipasang, dan juga pada alat ukur
yang keakuratanya masih kurang.
PRAKTIKUM VIII

TEOREMA SUPERPOSISI

1.1TUJUAN PRAKTEK

1. Mempelajari tentang Rangkaian Listrik


2. Mempelajari Teorema Superposisi beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Teorema Superposisi pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN

1. Resistor
2. Multimeter Digital
3. Kabel jumper
4. Bateray
5. Breadboard

1.3 DASAR TEORI


Teori superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier.
Rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan
memenuhi jika y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Pada setiap
rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat
dihitung dengan cara :

Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber yang


bekerja sendiri-sendiri.

Pengertian dari teori diatas bahwa jika terdapat n buah sumber maka
dengan teori superposisi sama dengan n buah keadaan rangkaian yang
dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Ini
berarti bahwa bila terpasang dua atau lebih sumber tegangan/sumber arus,
maka setiap kali hanya satu sumber yang terpasang secara bergantian. Sumber
tegangan dihilangkan dengan cara menghubung singkatkan ujung-ujungnya
(short circuit), sedangkan sumber arus dihilangkan dengan cara membuka
hubungannya (open circuit).

1.4 LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Hitunglah nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter
2. Hitung tegangan pada kedua bateray
3. Hitunglah tegangan dan arus pada masing-masing resistor
4. Hitunglah tegangan dan arus rangkaian tersebut dengan menggunakan
perhitungan manual menggunakan teori superposisi
5. Bandingkan hasil yang diperoleh dari simulasi dengan perhitungan
manual

1.5 HASIL PRAKTIKUM

 Mengukur sumber tegangan :


 V1→ 4,60 volt
 V2→ 4,60 volt
 Menghitung hambatan masing-masing resistor :
 R1→ 0,81K
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,81K dengan selector 20 K

 R2→ 0, 56K
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,56K dengan selector 20 K

 R3→ 0, 68K
- Pengukuran dengan Multimeter Digital
= 0,56K dengan selector 20 K

 Rt→ R1 + (R2 x R3) = 0,81 + (0,56 x 0,68)


R2 + R3 0,56 + 0,68

= 0,81 + 0,30709677 = 1,11K

- Pengukuran dengan Multimeter Digital


= 1,11K dengan selector 20 K

 Perhitungan Manual
- Menghitung It1 :

𝑉1 4,6
𝐼𝑡1 = = = 0,004 𝐴
𝑅𝑡1 1120

- Menghitung IAB1 :

𝑅3 680 680
𝐼𝐴𝐵1 = 𝑥 𝐼𝑡1 = 𝑥 0,004 =
𝑅2 + 𝑅3 560 + 810 1370

= 0,49 𝑥 0,004 = 0,002 𝐴

- Menghitung Rt2 :

Rt2 = R3 + (R2 // R1)


Rt2 = 680 + (560 x 810) = 680 + 455.600

560 + 810 1370

Rt2 = 680 + 331,09 = 1011,09Ω

- Menghitung It2 :

𝑉2 4,60
𝐼𝑡2 = = = 0,0045 𝐴
𝑅𝑡2 1011,09

- Menghitung IAB2 :

𝑅1 810 810
𝐼𝐴𝐵2 = 𝑥 𝐼𝑡2 = 𝑥 0,0045 = 𝑥 0,0045 = 0,0026 𝐴
𝑅1 + 𝑅2 810 + 560 1370

- Menghitung IAB total :

IAB total = IAB1 + IAB2

IAB total = 2,21 + 2,60

IAB total = 481 mA

 Perhitungan dengan Multimeter Digital :


- Rt1→ 1,11 K
- It1→ 4,03 mA
- IAB1→ 0,002 A
- Rt2→ 1011,09 Ω
- It2→ 0,0045 A
- IAB2→ 0,0026 A
- IAB total→ 481 mA
1.6 ANALISA

Berdasarkan data-data di atas maka dapat diambil analisa yaitu dalam


pengukuranmenggunakan alat ukur pada rangkaian ini nilai resistansi yang
dihasilkan berbeda denganhasil perhitungan, meskipun hanya sedikit selisihnya.
Ini mungkin disebabkan karena komponen itu sendiri yang memiliki nilai
toleransi yang terdapat pada resistor tersebut danfaktor dari alat ukur dimana di
dalam sebuah alat ukur memiliki hambatan dalam. Sehinggahasil nilai resistansi
dari pengukuran ini hampir mendekati dengan hasil perhitungannya.Begitu juga
dengan arus yang tercatat dalam pengukuran pada percobaan ini biladibandingkan
dengan perhitungan arusnya maka hasilnya berbeda selisih sedikit saja atauhampir
mendekati. Ini terjadi karena nilai resistansi yang sudah berubah sedikit dan faktor
hambatan dalam pada alat ukur sehingga saat pengukuran arus nilainya tidak sama
dengan perhitungan namun hampir mendekati

1.7 KESIMPULAN

1 dalam mengukur arus dengan metoda superposisi, harus dilakukan


dengan membuat short circuit salah satu sumber tegangansecara
bergantian.
2 Pada pratikum kali inidapat diketahui bahwa, arus dan tegangan sangat
berpengaruh terhadap supplay tegangan yang berganti-ganti.
PRAKTIKUM IX

TEOREMA RECIPROCITY

1.1 TUJUAN PRAKTEK


1. Mempelajari tentang Rangkaian Listrik
2. Mempelajari Teorema Reciprocity beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Teorema Reciprocity pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Resistor
2. Multimeter Digital
3. Kabel jumper
4. Bateray
5. Breadboard

1.3 DASAR TEORI


Therorema Reciprocity menyatakan bahwa bila suatu sumber tegangan
dipasang pada salah satu cabang dalam suatu rangkaian pasif, linear dan
bilateral, akan menghasilkan suatu arus tertentu pada salah satu cabang
lainnya di rangkaian tersebut. Dan apabila sumber tegangan yang sama
dipasang pada cabang yang akhir ini, akan dihasilkan arus yang sama pada
cabang yang pertama.
1.4 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
1. Hitunglah nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun
menggunakan multimeter
2. Hitung tegangan pada kedua bateray
3. Hitunglah tegangan dan arus pada masing-masing resistor
4. Hitunglah tegangan dan arus rangkaian tersebut dengan menggunakan
perhitungan manual menggunakan teori reeciprocity
5. Bandingkan hasil yang diperoleh dari simulasi dengan perhitungan manual
1.5 HASIL PRAKTIKUM
 R1→ 0,11 KΩ
 R2→ 6,83 KΩ
 R3→ 0,46 KΩ
 Menghitung 11 :
𝑉 𝑅2
𝐼1 = 𝑥
𝑅1. 𝑅2 + 𝑅2 𝑅3 + 𝑅1. 𝑅3
4,24 6830
𝐼1 = 𝑥
110.6830 + 6830 460 + 110.460
28959,2
𝐼1 =
751300 + 314800 + 50600
289597
𝐼1 =
3943700
𝐼1 = 0,00734315 𝐴 = 7,34 𝐴
 Menghitung 12 :

𝑉 𝑅2
𝐼2 = 𝑥
𝑅1. 𝑅2 + 𝑅2 𝑅3 + 𝑅1. 𝑅3
𝐼2 = 0,00734315 𝐴
𝐼2 = 7,34 𝑚𝐴

Perhitungan menggunakan multimeter digital :

 R1→ 0,11 KΩ
 R2→ 6,83 KΩ
 R3→ 0,46 KΩ
 V→ 4,24 volt
 I1→ 7,19 mA
 I2→ 7,18 mA
1.6 ANALISA

Dari hasil praktikum maka dapat diambil analisa yaitu dalam pengukuran
menggunakan alat ukur pada rangkaian ini nilai arus yang dihasilkan berbeda
dengan hasil perhitungan, meskipun hanya sedikit selisihnya. Nilai ini masih
dalam batas toleransi karena selisihnya tidak jauh, adanya selisih bisa
disebabkan banyak hal seperti nilai resistansi dari resistor berubah, atau dari
nilai tegangan yang berubah ataupun adanya masalah pada saat pengukuran
dengan alat ukur

1.7 KESIMPULAN
 Bahwa hasil dari pratikum teori reciprocity kita sesuai dengan apa yang
telah dijelaskan pada dasar teori. Dan hasil pengukuran dan perhitungan
manual selisihnya masih dalam toleransi karena antara I1 = 7,19 mA dan I2
= 7,18 mA hanya berselisih 0,01
PRAKTIKUM X

TEOREMA NODAL

1.1 TUJUAN PRAKTEK


1. Mempelajari tentang Nodal
2. Mempelajari Teorema Nodal beserta fungsi rangkaiannya
3. Menerapkan Teorema Nodal pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1. Resistor
2. Multimeter Digital
3. Kabel jumper
4. Bateray
5. Breadboard

1.3 DASAR TEORI


Sebelum membahas metoda ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
yaitu pengertian mengenai tentang node. Node atau titik simpul adalah titik
pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian. Junction atau titik simpul
utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga atau lebih
elemen rangkaian. Untuk lebih jelasnya mengenai dua pengertian dasar diatas,
dapat dimodelkan dengan contoh gambar berikut.
Contoh :

Jumlah node = 5, yaitu : a, b, c, d, e=f=g=h


Jumlah junction = 3, yaitu : b, c, e=f=g=h

Analisis node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/ KCL dimana jumlah


arus yang masuk dan keluar dari titik percabangan akan samadengan nol,
dimana tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui. Atau analisis
node lebih mudah jika pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini
dapat diterapkan pada sumber searah/ DC maupun sumber bolak-balik/ AC.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu :


 Tentukan node referensi sebagai ground/ potensial nol.
 Tentukan node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan
ground.
 Asumsikan tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi
daripada tegangan node manapun, sehingga arah arus keluar dari node
tersebut positif.
 Jika terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah
node voltage ini akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.

1.4 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM


1.5 HASIL PRAKTIKUM
 Menghitung hambatan masing-masing resistor :
 R1→ 18 X 103 KΩ
 R2→ 15 x 101
 R3→ 12 x 101
 Menghitung nilai V :

𝑉1 − 𝑉 𝑉2 − 𝑉 𝑉
+ − =0
𝑅1 𝑅2 𝑅3

4,25 − 1,62 3,82 − 1,62 1,62


+ − =0
17,92 0,15 0,12
0,236 − 1,62 + 25,4 − 1,62 − 13,5 = 0

25,636 − 16,71 𝑉 = 0

V = 1,533 mV

 Menghitung nilai I1 :

𝑉1 − 𝑉 4,25 − 1,61
𝐼1 = = = 0,14 𝑚𝐴
𝑅1 18,000

 Menghitung nilai I2 :

𝑉2 − 𝑉 3,82 − 1,62
𝐼2 = = = 14,66 𝑚𝐴
𝑅2 150

 Menghitung nilai I3 :

𝑉 1,62
𝐼3 = = = 13,5 𝑚𝐴
𝑅3 120

𝐼1 + 𝐼2 − 𝐼3 = 0

0,14 + 14,66 − 13,50 = 0

1,3 = 0

 Perhitungan dengan multimeter digital :


- V1→ 4,25 volt
- V2→ 3,82 volt
- R1→ 18 KΩ
- R2→ 0,15 KΩ
- R3→ 0,12 KΩ
- V→ 1,62 volt
- I1→ 0,14 mA
- I2→ 14,66 mA
- I3→ 13,5 mA

1.6 ANALISA
 Jika sumber tegangan dihubungkan di antara simpul acuan dan simpul
bukan-acuan, maka tegangan pada simpul bukan-acuan sama dengan
tegangan sumber.
 Jika sumber tegangan (bebas atau tidak bebas) dihubungkan di antara
dua simpul bukan acuan, kedua simpul itu akan membentuk simpul umum
atau simpul-super (supernode)

1.7 KESIMPULAN
1. Pada pratikum ini membuktikan kebenaran dari analisa nodal.
2. Prosentase kesalahan berfungsi untuk membandingkan nilai hasil
pengkuran dan hasil perhitungan.
3. Perbedaan hasil pengukuran atau kesalahan pengukuran biasanya
disebabkan oleh :
1. Hambatan dalam alat ukur
2. Kesalahan kalibrasi
3. Kurangnya ketelitian pembaca
PRAKTIKUM XI

TEOREMA BINTANG DELTA

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


1.Mempelajari tentang Rangkaian Listrik
2.Mempelajari Teorema Bintang Delta beserta fungsi rangkaiannya
3.Menerapkan Teorema Bintang Delta pada rangkaian yang digunakan

1.2 ALAT DAN BAHAN


1.Resistor
2.Multimeter Digital
3.Kabel jumper
4.Bateray
5.Breadboard

1.3 DASAR TEORI


Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis
ternyata bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah
kita pelajari sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk
hubungan star atau bintang atau rangkaian tipe T, ataupun membentuk
hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe Π, maka diperlukan
transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya.
Rangkaian Resistansi Star (Υ) dan Delta (∆)

untuk melakukan transformasi Star (Υ) ke Delta (∆), menggunakan rumus:

atau sebaliknya untuk melakukan transformasi Delta (∆) ke Star (Υ),


menggunakan rumus:

1.4 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM

1. Hitunglah nilai resistansi pada tiap-tiap resistor secara manual maupun


menggunakan multimeter
2. Hitung tegangan pada kedua bateray
3. Hitunglah tegangan dan arus pada masing-masing resistor
4. Hitunglah tegangan dan arus rangkaian tersebut dengan menggunakan
perhitungan manual menggunakan teori bintang segitiga
Bandingkan hasil yang diperoleh dari simulasi dengan perhitungan manual
1.5 HASIL PRAKTIKUM
 Menghitung hambatan masing-masing resistor :
 R1→ 4,67 KΩ
 R2→ 0,68 KΩ
 R3→ 0,10 KΩ
 R4→ 0,46 KΩ
 R5→ 6,83 KΩ

 Menghitung Ra :

𝑅1 𝑥 𝑅2 4670 𝑥 680 3175600


𝑅𝑎 = = = = 582,67 Ω
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 4670 + 680 + 100 5450

 Menghitung Rb :

𝑅1 𝑥 𝑅3 4670 𝑥 100 467000


𝑅𝑏 = = = = 85,68 Ω
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 4670 + 680 + 100 5450

 Menghitung Rc :

𝑅2 𝑥 𝑅3 680 𝑥 100 68000


𝑅𝑐 = = = = 12,477 Ω
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 4670 + 680 + 100 5450

 Menghitung RAB :

RAB = RA + ((Rb + R4) // (Rc + R5))

RAB = 582,67 + (85,68+460) // (12,47+6830)

RAB = 582,67 + (549,68 // 6842,47)

RAB = 582,67 + 5058,32017

RAB = 5,6409017 KΩ
 Perhitungan Multimeter Digital :
- R1→ 4,67 KΩ
- R2→ 0,68 KΩ
- R3→ 0,10 KΩ
- R4→ 0,46 KΩ
- R5→ 6,83 KΩ
- RAB→ 1,08 KΩ

1.6 ANALISA

Dari hasil praktikum maka dapat diambil analisa yaitu dalam pengukuran
menggunakan alat ukur pada rangkaian ini nilai arus yang dihasilkan berbeda
dengan hasil perhitungan. Nilai ini berselisihnya jauh, adanya selisih bisa
disebabkan banyak hal seperti nilai resistansi dari resistor berubah, atau dari
nilai tegangan yang berubah ataupun adanya masalah pada saat pengukuran
dengan alat ukur, atau salahya dalam perhitungan manual.

1.7 KESIMPULAN

Dari hasil pratikum terlihat hasil yang berbeda antara hasil pengukuran
dengan hasil perhitungan manual, kurangnya ketelitian saat pratek dan
kurangnya alat yang belum memadai dapat membuat hasil pratikum tidak
maksimal.l

Anda mungkin juga menyukai