Untuk usaha kuliner jenis snack bisa memiliki margin yang lebih tinggi dibanding
margin makanan berat (nasi). Hal ini dikarenakan frekuensi masyarakat untuk mengkonsumsi
snack tidak sebesar frekuensi mengkonsumsi makanan berat. Akan tetapi masyarakat tetap
membutuhkan snack / makanan pendamping untuk dikonsumsi sehingga pengusaha bidang
kuliner bisa memanfaatkan hal tersebut untuk mengambil laba / margin yang lebih besar.
Usaha snack ini bisa dikatakan penting karena bisa dikonsumsi untuk berbagai
kebutuhan dan bisa disesuaikan dengan selera konsumen. Snack bisa dikonsumsi pada
berbagai acara seperti ketika mengisi waktu luang untuk belajar, hajatan atau pernikahan.
Sekarang ini industri kuliner di Salatiga berkembang cukup pesat. Hal ini dibuktikan
dengan munculnya usaha kuliner baru dengan skala kecil maupun skala besar. Apalagi
dengan perkembangan trend dan gaya hidup masyarakat menyebabkan munculnya berbagai
jenis kuliner yang berasal dari daerah lokal seperti capucino cincau, seblak, cilok, sempolan
dan masih banyak lagi. Selain makanan lokal, makanan yang berasal dari luar negeri seperti
thai tea yang berasal dari Thailand , sushi dan takoyaki yang berasal dari Jepang, mie
samyang yang beasal dari Korea ikut berkembang pesat di daerah Salatiga. Dengan
perkembangan teknologi juga menjadi factor utama adanya perkembangan yang pesat
terhadap kuliner di Salatiga. salah satu media yang sangat gencar bahkan dapat menjadi
referensi kuliner yaitu Instagram dan Facebook. 2 media ini merupakan cara si penjual untuk
memasarkan produk mereka dengan mudah. Selain itu banyak masyarakat yang
menggunakan Instagram dan facebook dapat menjadikan peluang yang besar serta
menguntungkan bagi si penjual sehingga produk yang mereka hasilkan laris karena
tampilannya yang menarik.
II. ANAL
ISIS
1. Analisis Industri
- Keberadaan barang/Produk Substitusi (Pengganti)
Dalam industry kuliner termasuk jenis snack cukup banyak produk snack
khususnya di Salatiga yang dapat menjadi barang pengganti. Untuk produk
kami sendiri yaitu snack lumpia sebenarnya memang sudah banyak jenis dan
macamnya di Salatiga sendiri hanya bentuk serta varian isinya saja yang
berbeda. Sesame Lumpia yang memiliki varian rasa yang berbeda, beberapa
masyarakat mungkin saja akan bosan dengan tidak adanya perkembangan dari
lumpia itu sendiri. Untuk saat ini produk lumpia Samyang memang belum ada
di Salatiga, tapi tidak menutup kemungkinan produk lumpia Samyang ini akan
mudah tergantikan dengan produk yang sejenis yaitu snack lumpia itu sendiri
atau bahkan adanya produk jenis snack lainnya.
- Keberadaan Pesaing
Keberadaan pesaing dalam industry kuliner khususnya di Salatiga dapat
dikatakan sangat ketat. Dengan adanya industry kecil dan produk rumahan
merupakan saingan utama bagi produk kami. Pesaing dalam usaha/industri
kuliner di Salatiga mudah sekali dan sering muncul disaat momen atau ketika
adanya produk yang sedang tenar atau “Hits”. Sebagai contoh tahun lalu
banyak sekali pengusaha yang gencar sekali membuka usaha kuliner Seblak,
bahkan tidak hanya berasal dari kota asalnya saja (Bandung) di Salatiga
menjadi tempat para penjual seblak yang dalam kata lain pendatang baru
karena adanya peluang keuntungan saat menjual seblak. Oleh karena itu
pesaing terkhusus yang berasal dari pendatang baru merupakan ancaman
terbesar bagi kami. Dilihat dengan cara pembuatan serta bahan baku yang
kami gunakan sangat mudah dijumpai maka tidak menutup kemungkinan
adanya ancaman pendatang baru. Ancaman pendatang baru untuk saat ini
memang masih rendah tapi kami dapat mengestimasi mungkin 1-2 tahun
kedepan akan banyak sekali pendatang baru yang menjual produk yang
sejenis. Sehingga estimasi ini kami anggap bahwa munculnya ancaman
pendatang baru sangatlah besar.
- Keberadaan Pembeli
Dalam industry lumpia Samyang ini para pembeli yang kami targetkan
cukuplah besar, karena target utama kami adalah para mahasiswa dan para
pecinta Samyang yang ada di Salatiga. Tak hanya Samyang saja namun juga
minuman yang pada pertengahan tahun merupakan musim kemarau jadi kami
juga menyediakan es bob yang menurut perkiraan kami banyak masyarakat
baik anak muda maupun orang dewasa butuhkan. Lumpia Samyang
merupakan produk yang kami buat mengingat orang-orang Salatiga juga
menggemari makanan pedas dan juga mengikuti trend Samyang. Selain dari
sisi produk yang kami buat, letak usaha kami juga sangat strategis yaitu berada
di Kawasan kampus dan sekolah, sehingga mudah di temukan. Produk yang
kami buat terkhususnya es bob dan lumpia kami sediakan untuk sementara
bagi pembeli end user, karena lumpia dan es bob ini sudah siap disantap.
Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan di atas, kami dapat menganalisis
bahwa keberadaan pembeli terkhususnya untuk produk kami yaitu es bob dan
lumpia Samyang cukup tinggi.
- Ceruk Pasar
Dalam usaha kami ini, sebenarnya belum ada usaha / toko yang menjual
produk kami sebelumnya terutama di Kota Salatiga. Oleh karena kami
menjadi pionir, maka kami masih memiliki peluang yang cukup besar untuk
mengambil kesempatan memperoleh dan menargetkan pelanggan. Karena
kami masih baru maka kami (seperti yang dijelaskan sebelumnya dan setelah
ini) memilih 1 segmen pasar yaitu mahasiswa. Setelah 1 segmen ini sudah atau
dapat dibilang sukses maka kami akan mengembangkan usaha kami dalam
beberapa jenis pelanggan atau tidak hanya terfokus pada 1 segmen saja.
- Target Pemasaran
1. Dalam target pemasaran ini, kami berfokus pada mahasiswa di UKSW.
Dari beberapa teman yang kami tanya sekitar ada 25 mahasiswa, mereka
memiliki pemasukkan dari orang tua ada yang per hari, per minggu bahkan
ada yang 1 bulan sekaligus. Rata-rata mahasiswa memiliki pemasukkan
25.000 per hari. Ada juga yang mahasiswa yang memiliki pemasukkan
kisaran 500.000-600.000. dengan ini kami dapat menganalisis bahwa rata-
rata mahasiswa memiliki pemasukkan yaitu 500.000-600.000.
Mereka sehari-hari menghabiskan hampir 20.000 untuk membeli makan
dan minum baik di dalam kampus maupun diluar area kampus.
2. Dari 25 mahasiswa yang kami tanya, sekitar 15 orang memiliki
pemasukkan kisaran 500.000-600.000 sisanya kurang dari 500.000 dan
lebih dari 600.000. dan masing-masing hampir menghabiskan uang 20.000
untuk membeli makan dan minum.
3. Dengan target utama yaitu mahasiswa kami akan menggunakan media
social terkhususnya Instagram sebagai media promosi utama kami. Bisa
saja dalam bentuk promosi mulut ke mulut dan menunjukkan testimoni
terhadap produk kami.
4. Dari survey kecil yang kami lakukan ke 12 teman kami yang membeli
produk kami mereka memberikan respon yang positif terhadap produk
kami, baik dengan memberikan masukkan maupun kritikkan serta daya
beli mereka juga cukup baik terhadap produk kami.