Anda di halaman 1dari 5

Thypus Abdominalis

Pengertian

Tipes/Thypus adalah penyakit inspeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah

Yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhosa atau salmonella paratyphi A, B dan C, selama ini
dapat juga menyebabkan gastroentiritis (radang lambung). Dalam masyarakat penyakit ini dikenal
dengan nama tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut Typhoid fever atau thypus
abdominalis karena berhubungan dengan usus di dalam perut.

Etiologi

Penyakit tipes (thypus abdominalis) merupakan penyakit yang di tularkan melalui makanan dan
minuman yang tercemar oleh bakteri salmonella thyposa, (food and water borne disease).
Seseorang yang sering menderita penyakit thypus menandakan bahwa ia mengkonsumsi makanan
atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini.

Salmonella thyposa sebagai suatu spesies termaksud dalam kingdom bakteria, Phylum proteo
bakteria, Classis Gamma Proteo bakteria, ordo enterobakterialis, pamilia enterobakteriakceae,Genus
salmonella. Salmonella thyposa adalah bakteri gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak
berspora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam anti gen yaitu: antigen O (somatic, terdiri dari
zat komplek tipopolisakarida), antigen H (plagella) dan antigen V1 (hyalin, protein membrane).
Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam anigen tersebut.

Penularan

Penularan tipes dapat terjadi melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F ayitu Food
(makanan), Fingers (jari tangan atau kuku), Fomitus (muntah), Flay (lalat), dan Feses.

Feses dan munah dari penderita typhoid dapat menularkan kuman salmenella thypi kepada orang
lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui minuman terkontaminasi dan melalui perantaar lalat,
dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang
tersebut kurang memperhatikan kebersehan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thyipi masuk ke tubuuh orang yang sehat melalui mulut, orang sehat
akan menjadi sakit.
Fatofisiologi

Salmonella thyipi dari mulut manusia yang baru terinfeksi selanjutnya menuju lambung, sebagian
kuman akan dimusnakan oleh asam lambung (HCL) dan sebagian lagi lolos masuk ke usus halus
bagian distal (Usus bisa terjadi iritasi) dan mengeluarkan indoktoksin sehingga menyebabkan darah
mengandung bakteri (bakterimia) primer, selanjutnya melalui aliran darah dan jaringan limpoid
menuju limpa dan hati. Didalam jaringan limpoid ini kuman berkembangbiak, lalu masuk ke arliran
darah dan mencapai organ lain terutama usus halus sehingga terjadi peradangan yang menyebabkan
malabsorbsi nutrien dan hiperistaltik usus sehingga terjadi diare. Semula disangka munculnya deman
dan gejala toksemia (darah yang beracun) pada penderita tipes disebabkan oleh endotoksemia,
tetapi berdasarkan penelitian eksperimenta disimpulkan bahwa endotoksemia buakn merupakan
penyebab utama demam pada tipoid. Endotoksemia berperan pada patoginesis tyhpoid, karena
memantu peroses imvlamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmolella thypi dan
endotoksinnya merangsan simtetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang
eradang.

Masa inkubasi

Masa inkubasi dihitung mulai saat pertama kali kuman ini masuk kemudian’tidur’ sebentar untuk
kemudian menyerang tubuh kita, masa ini berlangsung 7-12 hari, walauun pada umumnya 10-12
hari. Pada awal penyakit ini penderita mengalami keluhan berupa:

1. Anoreksia (hilang nafsu makan)


2. Rasa malas
3. Sakit kepala bagian depan
4. Nyeri otot
5. Lidah kotor
6. Gangguan perut (muals dan sakit)

Faktor resiko

Faktor resiko terbesar pada penyakit ini adalah mereka yang mempunyai keiasaan kurang bersih
daam mengonsumsi makanan, karena penyakit tipes dapat ditularkan melalui makanan da minuman
yang tercemar kuman tipes. Data ini menunjukkan bahwa tipes banyak menyerang anak usia 12-13
tahun (70%-80%) pada usia 30-40 tahun (10%-20%) dan di atas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak
(5%-10%).

Thypus abdominalis dan paratipus

Thypus abdominalis adalah penyaki inpeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan
dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna gangguan kesadaran.
paratipus adalah jenis tipus yang lebih ringan, mungkin penderita sesekali mengalami buang-buang
air. Jika diamati, lidah tanpak berselaput putih susu, bagian tepinya merah terang. Bibir kering, dan
kondisi fisik tanpak lemah, serta nyata tampak sakit. Jika sudah lanjut, mungkin muncul gejala
kuning, sebab pada tipus organ limpa dan hai bisa membegkak seperti gejala hepatitis.

Gejala klinis

Minggu pertama (awal terinpeksi)

Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama dengan
penyakit inspeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39oc hingga
40oc, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100
k/menit denyut lemah, pernafasan semakin cepat dengan gambaran bronkitis perut kembung dan
merasa tak enak, sedangkan diare dan sembelit silih berganti pada akhir minggu pertama, diare lebih
sering terjadi. Lidah pada penderita kotor di tegah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor.
Tenggorokan terasa kering dan beradang jika penderita kedokter pada prode tersebut, akan demam
dengan gejala diatas yang bisa saja terjadi pada penyakit lain juga. Ruang kulit umunya terjadi pada
hari ketujuh dan terbatas pada abdomen di salah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros
(roseolah) berlangsung 3-5 hari, kemudian hilang dengan sempurna. Roseolah terjadi terutama pada
penderita golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm, berkelompok, timbul
paling sering pada kulit perut, lengan atas bagian bawah, kelihatan memucat bila di tekan. Pada
inspeksi yang berat, limpah menjadi teraba dan abdomen mengalami distensi.

Minggu kedua

Jika pada minggu pertama, suhu tubuh beransur-ansur meningkat pada sore atau malam hari.
Karena itu, pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam).
Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlangsung. Terjadi perlambatan
relatif nad penderita. Semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif
nadi lebih lambat dibangdingkan peningkatan suhu tubuh.

Gejala toksemia semakin berat yang ditandai denagn ganguan pendengaran. Lidah tampak kering,
merah mengkilat.nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah, sedangkan diare menjadi lebih
sering yang kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi pendarahan. Pembesaran hati limpah.
Perut kebung dan sering berunyi. Gangguan kesadaran. Mengantung terus-menerus, mulai kacau
jika berkomunikasi dan lain-lain.

Minggu ketiga

Suhu tubuh beransur-ansur turun dan normal kembali diakhir minggu. Hal itu jika terjadi tampa
komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadaan membaik, gejala akan berkurang dan temperatur
mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi pendarahan dan perporasi
cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari ulkus.
Sebaliknya jika kesadaran makin memburuk, dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-
tanda has berupa otot-otot yang bergerak terus, inkontinensiaalpi dan inkontinensia urin.
Meteorisme dan timpani masih terjadi, juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan
nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai
peritonitis lokal maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya perporasi usus
sedangkan keringat dingin gelisah, sukar bernafas dan kolaps dari nadi yang teraba denyutnya
memberi gambaran adanya pendarahan. Degenerasi miokardial toksit merupakan penyebab umum
drai terjadinya kemattian penderita demam tipoid pada inggu ketiga.

Minggu keempat

Merupakan stadium penyembuhan mesikupun pada awal minggu ini dapat dijumpai sisa gejala
yang terjadi sebelumnya.

Diagnosis

Untuk mengetahui seseorang terkena tipus atau tidak, harus dilihat gejala-gejala kliniknya dan
harus dilakukan pemeriksaan laboratorium karena penderita sering mengalami:

1. Penurunan sel daarah putih


2. Anemia rendah karena pendarahan pada usus
3. Jumlah trombosit menurun darai keadaan normal
4. Menemukan bakteri salmonella tiposa pada kotoran, darah dan urin

Pencegahan

Bila seseorang menderita penyakit ini kemungkinan besar makanan atau minuman yan dikonsumsi
tercemar bakteri hindari jajanan dipiggir jalan yang kurang bersih atau telur ayam yang dimasak
setengah matang padahal kulitnya tercemar tinja ayam yang mengandung bakteri samonella tiposa
kotoran atau air kencing dari penderita tipes usaha yanag bisa dilakukan untuk mencegah penyakit
ini adalah:

1. Dari sisi manusia


a. Vaksinasi untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini dilakukan
vaksinasi, kini sudah ada vaksin tipes atau tipoid yang disuntikan atau diminum dan
dapat melindungi seseorang dalam waktu tiga tahun.
b. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene, sanitasi, personal hygiene
2. Dari sisi lingkungan hidup:
a. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat kesehatan
b. Pembuatan kotoran manusia yang hygienis
c. Pemberantasan lalat.
d. Pengawasan terhadap masalah di rumah dan penyajian pada penjual makanan.

Anda mungkin juga menyukai