IMPLAN KOKLEA
Disusun oleh :
Fityah Ufi Atiyah
20120310103
Dokter Pembimbing :
dr. Indera Istiadi Sp. THT
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 6
1. ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA .......................................................................... 6
2. PROSES MENDENGAR DAN BICARA PADA BAYI .................................................. 11
3. GANGGUAN PENDENGARAN ..................................................................................... 12
4. KLASIFIKASI DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN ......................................... 13
5. IMPLAN KOKLEA ........................................................................................................... 14
6. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN IMPLAN KOKLEA ............................................ 22
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 25
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Penemuan implant koklea dicetuskan dari tahun 1790 dimana temuan stimulasi
listrik di sistem pendengaran dapat membuat persepsi suara, ketika Alessandro Volta
(pengembang listrik baterai) meletakkan batang-batang besi di telinganya sendiri dan
dihubungkan ke sebuah tegangan listrik sebesar 50 Volt, beliau lalu mengalami
guncangan dan mendengar suara "seperti sup yang mendidih". Eksperimen lainnya terus
dijalankan sehingga penemuan alat bantu dengar mulai dikembangkan pada abad ke-20.9
Rangsangan langsung pertama dari saraf akustik dengan elektroda dilakukan pada
1950-an oleh dokter bedah Perancis-Aljazair André Djourno dan Charles Eyriès. Mereka
menempatkan kabel pada saraf selama operasi, dan melaporkan bahwa pasien mendengar
suara-suara ketika arus diterapkan.9.
Pada tahun 1961 Dr. William House (seorang ahli penyakit telinga), John Doyle
(seorang ahli bedah saraf) dan James Doyle (seorang insinyur listrik) mulai melakukan
penelitian pada satu perangkat saluran di Los Angeles. Penilitian oleh House dan kawan-
kawan unit yang pertama disetujui oleh FDA (Food and Drug Administration dari
Amerika Serikat) untuk implantasi pada orang dewasa pada tahun 1984.9
Pada tahun 1964, Blair Simmons dari Stanford University memasang implan pada
orang percobaannya dengan enam perangkat saluran. Perangkat ini menggunakan plug
perkutan untuk mengaktifkan elektroda untuk dirangsang secara individual. Walau
bagaimanapun penerima masih tidak mengerti kata-kata yang terdengar melalui
perangkat tetapi percobaan tersebut penting karena menunjukkan bahwa dengan
merangsang di berbagai area pada koklea, persepsi yang berbeda-beda bisa diproduksi. 9
Pada tahun 1972 DPR 3M oleh House dan kawan-kawan menjadi implan
elektroda tunggal yang pertama dipasarkan secara komersial. Pada bulan Desember
1984, implan koklea Australia telah disetujui oleh United States Food and Drug
Administration untuk ditanamkan ke orang dewasa di Amerika Serikat. 9
Implan koklea merupakan terobosan yang luar biasa. Karena bisa membuat orang
yang awalnya tidak bisa mendengar (Hearing Sensory Loss) suara menjadi bisa
mendengar suara, terutama pada bayi – anak dengan tunarungu. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. GANGGUAN PENDENGARAN
1. Definisi
Gangguan pendengaran berbeda dengan ketulian. Gangguan pendengaran
(hearing impairment) berarti kehilangan kemampuan untuk mendengar dari salah
satu atau kedua telinga. Ketulian (deafness) berartikehilangan mutlak kemampuan
mendengar dari salah satu atau kedua telinga.6
2. Jenis
Gangguan pendengaran dapat di klasifikasikan menjadi tuli konduksi, tuli
sensorineural dan tuli campuran. 1
1. Tuli konduksi atau conductive hearing loss
Terjadi karena hasil perubahan mekanisme konduksi secara anatomis
dan fisiologis pada telinga luar dan telinga tengah. Telinga luar yang
menyebabkan tuli konduktif ialah atresia liang telinga, sumbatan oleh
serumen, otitis eksterna dan osteoma liang telinga. Sedangkan kelainan telinga
tengah yang menyebabkan tuli konduktif ialah sumbatan tuba eustachii, otitis
media, otosklerosis, timpanosklerosis dan dislokasi tulang pendengaran
Terjadi pada 8% dari seluruh kejadian gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran konduktif tidak melebihi 60 dB karena dihantarkan
menuju koklea melalui tulang (hantaran melalui tulang) bila intensitasnya
tinggi.
Merupakan jenis yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 90% dari
seluruh kejadian gangguan pendengaran. Disebabkan oleh kerusakan atau
malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga terjadi
kegagalan untuk memperkuat gelombang suara sebagai impuls saraf secara
efektif pada koklea atau untuk mengirimkan impuls tersebut melalui nervus
vestibulokoklearis. Bila kerusakan terbatas pada sel rambut di koklea maka sel
ganglion dapat bertahan atau mengalami degenerasi transneural. Bila sel
ganglion rusak, maka nervus VIII akan mengalami degenerasi wallerian.
5. IMPLAN KOKLEA
1. DEFINISI
Implan koklea adalah sebuah alat kecil yang dapat membantu orang untuk
mendengar. Implan ini biasanya digunakan pada orang yang mengalami gangguan
pendengaran berat – sangat berat. Implan koklea tidak sama dengan hearing aid (alat
bantu dengar) karena alat ini ditanamkan dengan pembedahan dan bekerja dengan
cara yang berbeda. Implan koklea disebut juga telinga bionic. 9
Implan koklea berfungsi untuk menggantikan fungsi rambut getar dalam rumah
siput yang telah rusak sehingga stimulasi suara dapat diterima kembali oleh saraf
pendengaran untuk selanjutnya diteruskan ke otak untuk diterjemahkan sebagai
bunyi.
Seperti halnya dengan setiap prosedur medis, operasi melibatkan sejumlah resiko, dalam
kasus ini, termasuk resiko infeksi kulit, onset tinnitus, kerusakan pada sistem vestibular,
dan kerusakan pada saraf wajah yang dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan
sensasi wajah, atau, dalam kasus-kasus terburuk, terjadi kelumpuhan pada otot wajah.
Ada juga resiko kegagalan komponen implan, biasanya di mana luka sayatan tidak
benar-benar sembuh. Hal ini terjadi pada 2% kasus dan komponen harus dikeluarkan.
Operasi juga dapat merusak pendengaran residu pasien mungkin telah tertanam di
telinga; sebagai akibatnya, beberapa dokter menyarankan implantasi telinga tunggal,
menyelamatkan telinga lain dalam kasus perawatan biologis akan tersedia di masa
mendatang.
3. Proses rehabilitasi dilakukan dengan menyalakan elektroda / switch on ( pada minggu ke
2 - 3 pasca operasi) dan pemetaan / mapping, selanjutnya diteruskan dengan AVT untuk
latihan bicara yang berfokus pada kemampuan mendengar.
9
KELEBIHAN:
1. Keberadaannya tidak tampak dari luar
2. Membuat kanal telinga terbuka.
3. Mengurangi distorsi pengeras suara.
BAB III
KESIMPULAN
Prosedur pemasangan Implan Koklea diawali dengan melakukan tindakan bedah untuk
memasang komponen internal. Dengan hanya memasang komponen internal, maka pasien masih
belum bisa mendengar. Setelah luka bekas operasi sembuh dan bengkaknya hilang (sekitar 3-6
minggu) dapat dilanjutkan dengan pemasangan transmitter eksternal dan prossesor suara.
Sehingga pasien dapat mulai mendengar suara layaknya normal.
Walau bagaimanapun implan koklea masih terdapat kerugian dan kelebihannya tersendiri
berbanding alat bantu dengar yang biasa. Aspek-aspek seperti individu yang siap dengan
konsekuensi dari efek samping pemasangan implan dan keluarga yang cukup mendukung sangat
menentukan keberhasilan fungsi dari implan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton AC., Hall JE., 2006. Buku ajar fisiologi kedokteran, edk 11, EGC, Jakarta, hh.
684-692
2. Juncqueira LC., 2007. Histologi Dasar Teks dan Atlas, edk 10, EGC, Jakarta, hh. 464-
470.
3. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s Anatomy for Students. 2007. Elsevier Inc.
p.854-871.
4. Netter, F.H. Atlas of human anatomy 4th ed. Philadelphia : Elsevier Saunders. 2006. Hal.
87-89.
5. Coats AC., 1994, Fisiologi Sistem Auditori dan Vestibuler dalam Penyakit Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, edk 13, Ballenger JJ (eds), hh. 152-160, Binapura
Akssara, Jakarta.
7. Ekorini, haris M. Lima tahun program implan koklea di RSUD Dr. Soetomo Surabaya,
jurnal IDI Surabaya, 2014
8. Kenneth H Lee, MD, PhD , indication for cochlear implant. Medscape reference 2017.
Available from : http://emedicine.medscape.com/article/857164-overview#a1 (akses 30
desember 2017)
9. Cliff A Megerian. Cochlear Implant Surgery. Medscape reference 2017. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/857242-overview (akses 1 Januari 2017)
10. Marieb EN and Hoehn K. Human Anatomy & Physiology. 7th edition. 2007. Pearson
Education, Inc. San Francisco, CA 94111. p. 583-593.
11. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, et al. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher Epdisi Keenam. Jakarta; Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2007. Hal. 10-18.
12. Marieb EN and Hoehn K. Human Anatomy & Physiology. 7th edition. 2007. Pearson
Education, Inc. San Francisco, CA 94111. p. 583-593.