FAKOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SEPSIS
NEONATORUM DI RSUD BAYU ASIH PURWAKARTA TAHUN 2014
xii + 45 halaman, 2 gambar, 15 tabel, lampiran
ABSTRAK
Dapat dilihat dari peningkatan yang tidak signifikan setiap tahunnya. Di RS ,
jumlah akseptor KB suntik pada tahun 2012 sebanyak 220 akseptor dimana diantaranya 111 akseptor KB suntik 3 bulan dan 108 akseptor KB suntik 1 bulan. Sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 301 akseptor KB suntik diantaranya 163 akseptor KB suntik 3 bulan dan 138 akseptor KB suntik 1 bulan. Dari data terbaru akseptor KB suntik 3 bulan pada bulan Januari-23 April 2014, tercatat sebanyak 274 akseptor KB suntik dimana 125 (45,6%) merupakan akseptor KB suntik 3 bulan. Amenore sekunder akibat dari pemakaian DMPA dilaporkan setelah tiga bulan pemakaian yaitu sebesar 30% dan 68 % setelah dua tahun pemakaian kontrasepsi DMPA. (Boroditsky et al, 2010). Faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang amenore sekunder adalah umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, intelegensi, pengalaman,dan sumber informasi (Hartanto 2009). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang kejadian amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan di Klinik Aldiray tahun 2014 berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di Klinik Aldiray pada tanggal 16 Maret-23 April 2014. Jumlah sampel 54 akseptor KB suntik 3 bulan, dengan menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan menggunakan analisa univariat. Hasil penelitian terhadap 54 akseptor KB suntik 3 bulan tentang kejadian amenore sekunder diperoleh hasil yang memiliki pengetahuan kategori baik 7 responden (12,9%), kategori cukup 30 responden (55,6%) dan kategori kurang 17 responden (31,5%). Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan akseptor KB suntik 3 bulan tentang Amenore sekunder akibat pemakaian KB suntik 3 bulan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang amenore sekunder yaitu sebanyak 30 responden (55,6%).