KELOMPOK IV PROG B :
1) M. Rahmatullah
2) Martina Egho
3) Muji Kurniawan
4) Musthofa Kamal
5) Moh. Arsandi
1. Definisi
Tension Pneumotoraks merupakan medical emergency dimana
akumulasi udara dalam rongga pleura akan bertambah setiap kali bernapas.
Peningkatan tekanan intratoraks mengakibatkan bergesernya organ
mediastinum secara masif ke arah berlawanan dari sisi paru yang
mengalami tekanan.
Tension pneumothoraks adalah pengumpulan/penimbunan udara di
ikuti peningkatan tekanan di dalam rongga pleura. Kondisi ini terjadi bila
salah satu rongga paru terluka, Sehingga udara masuk ke rongga pleura
dan udara tidak bisa keluar secara alami. Kondisi ini bisa dengan cepat
menyebabkan terjadinya insufisiensi pernapasan, kolaps kardiovaskuler,
dan, akhirnya, kematian jika tidak dikenali dan ditangani. Hasil yang baik
memerlukan diagnosa mendesak dan penanganan dengan segera. Tension
pneumothoraks adalah diagnosa klinis yang sekarang lebih siap dikenali
karena perbaikan di pelayanan-pelayanan darurat medis dan tersebarnya
penggunaan sinar-x dada.)
Tension Pneumotoraks adalah suatu kedaruratan atau harus
dihilangkan segera dengan pipa dada. Jika ini tidak segera tersedia, maka
jarum berlubang besar bisa di pasang sementara waktu kedalam dada
untuk meredakan keadaan yang mengancam nyawa.(Sabiston,1994)
2. Penyebab
Manifestasi klinis dari tanda dan gejala yang muncul pada tension
pneumothoraks penting sekali untuk mendiagnosa dan mengetahui kondisi
pasien.
a) Patofisiologi
Tension pneumotoraks terjadi karena mekanisme check valve yaitu
pada saat inspirasi udara masuk kedalam rongga pleura, tetapi pada saat
ekpirasi udara dari rongga pleura tidak dapat keluar. Semakin lama
tekanan udara didalam rongga pleura akan meningkat dan melebihi
tekanan atmosfir. Udara yang terkumpul dalam rongga pleura ini dapat
menekan paru sehingga sering menimbulkan gagal nafas.
Tekanan dalam rongga pleura meningkat sehingga paru mengempis
lebih hebat, mediastinum tergeser ke sisi lain dan mempengaruhi aliran
darah vena ke atrium kanan. Pada foto sinar tembus dada mediastinum
terdorong kearah kontralateral dan diagfragma tertekan ke bawah sehingga
menimbulkan rasa sakit. Keadaan ini dapat mengakibatkan pernafasan
sangat terganggu yang harus segera ditangani kalau tidak akan berakibat
fatal.
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleural;
dapat menunjukan penyimpangan struktur mediastinal.
2. GDA : variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi,
gangguan mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi.
3. Torasentesis : menyatakan darah / cairan sero sanguinosa.
4. Hb : mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah
7. PENATALAKSANAAN
Prinsip :
2. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
(1) (2) (3) (4)
1 Ketidakefektifa Setelah dilakukan asuhan 1. Buka jalan nafas, gunakan
n pola nafas b/d keperawatan selama …x24 jam di teknik chin lift atau jaw trust
penurunan harapkan pola nafas kembali bila perlu
ekspansi paru efektif. 2. Posisikan pasien untuk
(akumulasi ventilasi maksimal
Kriteria Hasil: 3. Fasilitasi kepatenan jalan
udara) 1. Mendemonstrasikan batuk nafas
efektif dan suara nafas yang 4. Keluarkan secret dengan
bersih, tidak ada sianosis dan batuk atau suction
dyspnea (mampu 5. Catat adanya suara nafas
mengeluarkan sputum, tambahan
mampu bernafas dengan 6. Monitor respirasi dan status
mudah, tidak ada pursed lips). O2
2. Menunjukkan jalan nafas 7. Monitor TTV
yang paten (klien tidak 8. Monitor sianosis perifer
merasa tercekik, irama nafas, 9. Monitor suara paru
frekuensi nafas dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas
abnormal).
3. TTV dalam rentang normal
- Analgetik administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat.
2. Cek instruksi dokter tentang
jenis obat,dosis, dan
frekuensi.
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesic yang
diperlukan ataukombinasi
dari analgesic ketika
pemberian lebih dari satu.
5. Tentukan pilihan analgesic
tergantung tipe dan beratnya
nyeri.
6. Tentukan analgesic pilihan,
rute pemberian dan dosis
optimal
7. Pilih rute pemberian secara
IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali
9. Berikan analgesic tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
10. Evaluasi efektifitas
analgesic, tanda dan gejala
Cemas b/d situasi Setelah dilakukan asuhan 1. Tenangkan pasien
4
yang tidak keperawatan di harapkan klien 2. Jelaskan seluruh prosedur
dikenal yang mampu mengontrol cemas tindakan kepada pasien dan
tidak dapat (Anxiety Control), dengan kriteria perasaan yang mungkin
diperkirakan, : muncul pada saat melakukan
takut akan 1. Monitor intensitas cemas tindakan
kematian 2. Menurunkan stimulus 3. Berusaha memahami keadaan
lingkungan ketika cemas pasien
3. Mencari informasi yang 4. Berikan informasi tentang
menurunkan cemas diagnosa, prognosis dan
4. Gunakan strategi koping tindakan
efektif 5. Mendampingi pasien untuk
5. Menggunakan teknik mengurangi kecemasan dan
relaksasi untuk menurunkan meningkatkan kenyamanan
cemas 6. Dorong klien untuk
6. Mempertahankan hubungan menyampaikan tentang isi
sosial perasaannya
7. Mempertahankan 7. Kaji tingkat kecemasan
konsentrasi 8. Dengarkan dengan penuh
8. Melaporkan tidur yang perhatian
adekuat 9. Ciptakan hubungan saling
9. Respon untuk mengontrol percaya
cemas 10. Bantu pasien menjelaskan
10. Pasien Tenang keadaan yang bisa
menimbulkan kecemasan
11. Bantu pasien untuk
mengungkapkan hal hal yang
membuat cemas
12. Ajarkan pasien teknik relaksasi
Berikan obat obat yang
mengurangi cemas.
Kurang Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan penilaian tentang
5
pengetahuan keperawatan selama …x24 jam di tingkat pengetahuan
mengenai harapkan pasien tentang proses
kondisi aturan penyakit yang spesifik
pengobatan b/d Criteria Hasil : 2. Jelaskan patofisiologi dari
1. Pasien dan keluarga penyakit dan bagaimana
kurang
menyatakan pemahaman hal ini berhubungan
informasi. tentang penyakit, kondisi, dengan anatomi dan
prognosis, dan program fisiologi, dengan cara yang
pengobatan tepat
2. Pasien dan keluarga 3. Gambarkan tanda dan
mampu menjelaskan gejala yang biasa muncul
prosedur yang dijelaskan pada penyakit, dengan
secara benar cara yang tepat
3. Pasien dan kelurga 4. Gambarkan proses
mampu menjelaskan penyakit dengan cara yang
kembali apa yang tepat
dijelaskan perawat/tim 5. Siapkan informasi pada
kesehatan lainnya. pasien tentang kondisi
dengan cara yang tepat
KESIMPULAN