Miringitis Bulosa
Miringitis Bulosa
PENDAHULUAN
Membran timpani yang tipis dan rapuh merupakan komponen awal pada sistem konduksi telinga
tengah. Membran timpani mudah mengalami kerusakan, dan semua penyakit yang menyerang
membran timpani akan mengganggu kemampuan bekerja dan mengurangi kenikmatan hidup pasien.
Miringitis atau inflamasi pada membran timpani merupakan salah satu jenis kelainan yang dapat
mengakibatkan gangguan pendengaran dan menimbulkan sensasi kongesti serta nyeri telinga. Setelah
tiga minggu, suatu miringitis akut akan menjadi subakut, dan apabila tidak tertangani hingga 3 bulan,
maka kita sudah dapat mengkategorikannya sebagai suatu kasus kronik.
DEFINISI
Miringitis bulosa merupakan suatu miringitis akut yang ditandai oleh adanya pembentukan bulla pada
membran timpani.1 Adapun referensi lain menyebutkan bahwa miringitis bulosa adalah bentuk
perandangan virus yang jarang dalam telinga yang menyertai selesma dan influenza.
INSIDENS
Di amerika serikat, sekitar 8% terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 12 tahun dengan otitis media
akut telah mengalami miringitis bulosa akut. Morbiditas dari miringitis berkorelasi dengan morbiditas
pada kasus otitis media, otitis eksternal, dan benda asing di telinga. Data distribusi rasial penyakit
membran timpani belum dikumpulkan. Untuk penyakit membran timpani, pria dan wanita
mempunyai frekuensi yang sama. Dimana dapat juga mengenai semua kelompok umur.
ANATOMI TELINGA
Secara normal telinga dibagi atas 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
• Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari pinna atau daun telinga (aurikula), lubang telinga, dan saluran telinga luar atau
liang telinga (meatus akustikus eksterna) sampai gendang telinga (membran timpani). Aurikula terdiri
dari kulit dan tulang rawan elastin yang dilindungi oleh perikondrium dan kulit. Meatus akustikus
eksternus (MAE) berbentuk huruf S dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,
sedangkan pada dua pertiga bagian dalam terdiri dari tulang. Bentuk rawan ini unik, oleh karena itu
dalam merawat trauma telinga luar, harus diusahakan untuk mempertahankan bangunan ini.
Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. meatus akustikus eksternus pada anak lebih pendek dan lurus sehingga
membran timpani lebih mudah diperiksa tanpa menggunakan speculum. Aurikula berfungsi untuk
membantu mengarahkan suara ke dalam meatus akustikus eksternus dan akhirnya menuju ke
membran timpani. Struktur yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti
lilin yang disebut serumen (modifikasi kelenjar keringat) dan juga terdapat rambut. Hanya bagian
saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki rambut. Pada ujung saluran terdapat
gendang telinga yang meneruskan suara ke telinga dalam. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh
kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
• Membrana Timpani
Membran timpani atau gendang telinga adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan
puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Dari umbo kemuka bawah tampak refleks cahaya (cone of
light). Membran timpani umumnya bulat. Penting untuk disadari bahwa bagian dari rongga telinga
tengah yaitu epitimpanum yang mengandung korpus maleus dan inkus, meluas melampaui batas atas
membran timpani dan bahwa ada bagian hipotimpanum yang meluas melampaui batas bawah dari
membran timpani. Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis bagian luar, lapisan
fibrosa di bagian tengah dimana tempat melekatnya tangkai maleus, dan lapisan mukosa bagian
dalam. Lapisan fibrosa tidak terdapat diatas prosesus lateralis maleus dan ini menyebabkan bagian
membran timpani yang disebut membran Shrapnell menjadi lemas (flaksid).
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang telinga luar dari
kavum timpani. Membrana ini panjang vertikal rata-rata 9-10 mm dan diameter antero-posterior kira-
kira 8-9 mm, ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Permukaan bagian luarnya berbentuk sedikit konkaf.
Pinggir membran ini menebal dan melekat pada sebuah alur yang terletak pada sebuah tulang
berbentuk cincin tak sempurna, annulus timpani, yang hampir melingkari semua bagiannya dan
menahan membran timpani agar tetap terfiksir pada tempatnya. Letak membran timpani tidak tegak
lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan
membuat sudut 45º dari dataran sagital dan horizontal.
Lamina propria terdiri dari dua lapisan anyaman penyambung elastis yaitu:
2. Pars flasida (lemah) atau membran Shrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari
pars tensa, dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu:
a. Cabang petrosus dari arteri meningeal tengah (sebagian besar berjalan pada saraf petrosal)
b. Timpani superior cabang dari arteri meningeal tengah yang melintas sepanjang kanal untuk
otot tensor timpani
c. Cabang arteri kanal pterygoideus (berjalan sepanjang tuba eustachius)
d. Cabang timpani dari inertnal carotis.
ETIOLOGI
Etiologi dari miringitis bulosa akut telah ditemukan lebih dari 7 dasawarsa. Chanock dan Rifkind
melaporkan bahwa insiden tertinggi dari miringitis bulosa disebabkan oleh Mycoplasma
pneumoniae. Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wetmore dan Abramson, titer untuk
Mycoplasma pneumoniae tidak ada perubahan pada stadium akut dan stadium penyembuhan, dan
ditemukan beberapa virus pada saluran pernapasan. Akut miringitis bulosa dapat juga sebagai akibat
dari infeksi seperti Streptococcus pneumonia, atau infeksi virus seperti influenza, herpes zoster, dan
lain-lain.
PATOGENESIS
Suatu infeksi virus menyebabkan gangguan epitel pernapasan dan disfungsi tuba Eustachius, yang
menyebabkan tekanan negative di telinga tengah dan akumulasi sekresi pada telinga tengah.
Disfungsi tuba Eustachius memungkinkan mikroba pathogen untuk masuk dari nasofaring ke telinga
tengah dan menyebabkan serangan otitis media akut. Telah diperkirakan adanya lesi bulosa mungkin
hanya manifestasi dari cidera mekanik membran timpani atau reaksi jaringan non-s[esifik untuk
beberapa agen infektif. Dalam beberapa kasus iritasi tahap awal otitis media akut kausa bakteri,
dilain kasus mungkin karena agen infeksi virus. Karelitz merasa bahwa faktanya dalam hampir semua
kasus myringitis, infeksi saluran nafas atas yang ada, menunjukkan bahwa jalurnya adalah melalui
tuba eustachius, pertama menyebabkan radang telinga tengah dan kemudian secara sekunder
menyebabkan myringitis bulosa.8
Middle ear fluid (MEF) telah sering ditemukan pada myringitis bulosa dan mungkin timbul sebagai
akibat dari pecahnya bulla ke telinga tengah atau bulla mungkin telah muncul secara sekunder
setelah radang telinga tengah. Pada tulang temporal manusia otitis media akut telah ditunjukkan
bahwa membran timpani lebih tebal dibandingkan dengan telinga normal. Hal ini sebagian besar
disebabkan oleh pembengkakan lapisan jaringan subepitel dan submukosa membran timpani. Selain
itu, ada banyak kapiler dan infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan jaringan subepitel dan
submukosa. Studi histology pada myringitis bulosa kurang, tetapi dapat dibayangkan bahwa di awal
penyakit reaksi inflamasi yang kuat diprakarsai oleh paparan pathogen yang menyebabkan
akumulasi cairan kotor pada membran timpani.
MANIFESTASI KLINIS
Myringitis bulosa dianggap sebagai penyakit self limiting disease, kadang-kadang menjadi rumit
oleh infeksi sekunder yang purulen. Namun komplikasi serius seperti meningoensefalitis telah
dilaporkan dalam beberapa kasus yang langka. Karakteristik gambaran klinis pasien yaitu tiba-tiba
nengalami sakit telinga yang parah atau otalgia. Pada anak-anak dengan gejala otitis media akut
biasanya tidak spesifik, karena mereka tidak dapat mengungkapkan gejala atau asal usul rasa sakit.
Dalam myringitis akut otalgia sifatnya berdenyut. Nyeri biasanya terletak di dalam telinga, tetapi
dapat menyebar ke ujung mastoid, tengkuk, temporomandibula bersama wajah.1,8
Pada kebanyakan pasien nyeri mereda dalam satu atau dua hari, namun beberapa keluhan
biasanya dirasakan selama tiga hari sampai empat hari. Rasa sakit tidak sepenuhnya hilang setelah
myringotomi atau setelah bulla pecah spontan. Membran timpani kembali ke keadaan normalnya
dalam dua atau tiga minggu. Otoskopi menunjukkan suatu membran timpani meradang dengan satu
atau lebih bulla. Bulla ini penuh dengan cairan bening, agak kuning atau perdarahan.1,7,8
Beberapa bulla hampir tidak bisa dibedakan dan beberapa menempati sebagian besar membran
timpani. Bulla yang muncul paling sering pada sisi posterior atau postero inferior membran timpani
atau pada dinding kanalis posterior. Bulla ini tampaknya hanya melibatkan lapisan subepitel dari
membran timpani. Myringitis bulosa sering terdeteksi hanya unilateral sedangkan di beberapa
penelitian proporsi infeksi bilateral tersebut telah 11-33%. Jika bulla pecah maka debit
serosanguineous durasi pendek muncul di saluran telinga, kecuali keadaannya menjadi rumit oleh
invasi bakteri saat discharge menjadi purulen. Peningkatan suhu tubuh biasanya terlihat dalam
perjalanan awal myringitis tersebut. Bulla paling sering menghilang dengan sendirinya. Dalam
sebagian besar kasus bulla berlangsung tiga atau empat hari.8
DIAGNOSIS
• Anamnesis
Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah nyeri pada daerah telinga
yang onsetnya 2-3 hari terakhir sebab bulla terbentuk pada area yang kaya akan persarafan pada
epitel terluar membran timpani. Keluhan pada telinga dan gangguan pendengaran. Kemudian dari
anamnesis lebih lanjut, bisa kita dapatkan riwayat demam serta kemungkinan riwayat trauma pada
saluran telinga akibat membersihkan telinga, atau pun akibat penetrasi benda asing. Kadang juga
pasien mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari telinga. Adanya riwayat penyakit saluran
pernafasan dan gangguan telinga sebelumnya juga perlu ditanyakan.1
• Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosis miringitis bulosa adalah otoskopi. Adapaun beberapa
temuan yang bisa didapatkan dari pemeriksaan otoskopi pada pasien miringitis antara lain:1
- Terdapat tanda-tanda inflamasi pada membran impani, seperti warna membran terlihat lebih
merah, serta tampak mengalami deformasi, dan refleks cahaya memendek atau bahkan menghilang
sama sekali.
- Karakteristik dari miringitis bulosa adalah adanya bulla pada membran timpani. Kita harus dapat
membedakan antara bulla yang berasal dari membran timpani dan bula yang berasal dari saluran
telinga luar. Bulla ini dapat pecah dan menimbulkan perdarahan pada membran timpani.
- Pada beberapa kasus dapat ditemukan nyeri ketika pinna ditarik.
- Pneumatik otoskopi, dengan pemeriksaan ini kita dapat menentukan apakah miringitis bulosa
sudah menyebabkan perforasi.
Pemeriksaan lain:1
- Pada pemeriksaan kelenjar, terdapat limfadenopati servikal posterior.
- Pada pemeriksaan pendengaran dapat ditemukan adanya penurunan pendengaran.
- Tympanometri: pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan bukti adanya cairan di belakang
membran timpani. Sehingga kita dapat mengetahui adanya otitis media yang menyertai miringitis
bulosa.
- Tympanoparasintesis: pemeriksaan ini dilakukan untuk kultur dan identifikasi agen penyebab
miringitis bulosa.
Gambar 5. Sebuah bula besar yang berisis cairan serosa pada permukaan superfisial membran timpani
kanan pada regio umbo
Gambar 6. Miringitis bulosa pada telinga kanan
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk miringitis hemoragik atau bulosa:
- Otitis eksterna
- Herpes zoster otikus ( Sindroma Ramsay-Hunt)
Sindrom Ramsay-Hunt ini harus dibedakan dari myringitis akut. Pada sindrom Ramsay-Hunt, ada
paralisis saraf perifer pada wajah, disertai dengan ruam vesikuler eritematosa di telinga (oticus zoster)
atau di dalam mulut, dan lepuh terlihat dalam banyak kasus di daerah antihelix, fossa dari antihelix
dan atau lobulus. Dalam beberapa kasus lepuhan juga terlihat di dalam liang telinga. Virus Varicella
zoster adalah agent dari sindrom ini.
PENATALAKSANAAN
• Prosedur penatalaksanaan miringitis1
- Pembersihan kanalis auditorius eksterna
- Irigasi liang telinga untuk membuang debris (kontraindikasi bila status membran timpani tidak
diketahui)
- Timpanosintesis, yaitu pungsi kecil yang dibuat di membran timpani dengan sebuah jarum untuk
jalan masuk ke telinga tengah. Prosedur ini dapat memungkinkan dilakukan kultur dan identifikasi
penyebab inflamasi.
- Miringotomi, dimana pada otitis media akut miringotomi dan pembuangan cairan mencegah
terjadinya pecahnya membran timpani setelah “bulging”. Tindakan ini menyembuhkan gejala lebih
cepat, dan insisi sembuh dalam waktu lebih cepat.
- Timpanostomi dengan insersi pipa ke telinga tengah memungkinkan drainase.
• Medikamentosa
Prinsip pengobatan adalah meredakan nyeri dan mencegah terjadinya infeksi sekunder. Penanganan
miringitis bulosa terdiri dari pemberian analgetika untuk nyeri dan memelihara kebersihan dan
kekeringan telinga. Terapi konservatif ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri. Analgetik, obat anti-
inflamasi, antipruritics, antihistamin, dan antibiotik dapat diberikan. Dalam hal komplikasi supuratif,
membran timpani berlubang, atau kecurigaan dari mastoiditis, dianjurkan konsultasi pada dokter ahli.
Saran dari dokter ahli diperlukan untuk memilih pengobatan yang sesuai dan untuk memastikan
perawatan yang berhasil pada myringitis kronis disertai dengan perforasi membran timpani.
Pengobatan khusus perforasi membran timpani meliputi:
- Larutan alkohol yang mengandung asam salisilat merangsang pertumbuhan epitel yang sangat
berguna jika tingkat pertumbuhan epithelium berkurang. Namun, ketika kontak dengan mukosa
telinga tengah, alkohol bisa menyebabkan sakit telinga dan iritasi berlebihan mukosa dengan
meningkatnya sekresi lendir berikutnya.
- Larutan burowi dapat membantu menghilangkan peradangan pada mukosa pada telinga tengah,
tetapi dapat menyebabkan maserasi dari epidermis dalam liang telinga.
Pemberian antibiotik:
Lini I
- Amoksisilin
Dewasa = 3 x 500 mg/hari
Bayi/anak = 50 mg/kgBB/hari
- Eritromisin
Dosis dewa dan anak sama dengan dosis amoksisilin
- Cotrimoksazol
Dewasa = 2 x 2 tablet
Anak = TM 40 dan SMZ 200 mg
Suspensi 2 x 1 cth
Lini II
Bila ditengarai oleh kuman yang sudah resisten (infeksi berulang)
- Kombinasikan amoksisilin dan asam klavulanat dengan dosis:
Dewasa = 3 x 625 mg/hari
Bayi.anak = disesuaikan dengan BB dan usia
- Sefalosporin II/III oral (cefuroksim, cefiksim, cefadroxyl, dsb)
Antibiotik diberikan 7-10 hari. Pemberian yang tidak adekuat dapat menyebabkan kekambuhan.
Pemberian kortikosteroid:
Prednison 40-60 mg/hari (single dose) diberikan pada pagi hari selama satu minggu kemudian dosis
diturunkan perlahan.
Pemberian analgetik:
Dengan pemberian asetaminofen dengan kodein. Hasil yang baik didapat dari penggunaan larutan
asetil salisilat.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis bulosa antara lain:1
- Adanya penurunan pendengaran (bisa tuli konduktif dan sensorineural)
- Perforasi membran timpani
- Paralisis fasial
- Vertigo
- Proses supurativ yang berkelanjutan pada struktur disekitarnya yang dapat mengakibatkan
coalescent mastoiditis, meningitis, abses, sigmoid sinus thrombosis.
PROGNOSIS
Dalam kebanyakan kasus, pasien dengan miringitis memiliki prognosis yang menguntungkan apabila
bulla di drainase segera oleh ahli THT.