Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………..…….. i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………….…………. ii

KATA PENGANTAR…………………………………………….…………... iii

DAFTAR ISI ……………………………………………………..…………… 1

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………..……...... 3

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 3

1.2 Tujuan ……………………………………………………..…..….. 4

1.3 Manfaat …………………………………………………..….…..... 4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………….….….… 6

2.1 Sejarah Panti Sosial Tresna Werda…………………………..….… 6

2.2 Visi dan Misi Panti………………………………………..……… 8

2.3 Visi dan Misi Perawatan……………………………………..……. 9

2.4 Dasar – Dasar Hukum Panti..………………….………………….. 10

2.5 Struktur Organisasi dan Ketenagaan………………………….…… 11

2.6 Tugas dan Tanggung Jawab Petugas ………………………….…… 13

2.7 Tugas dan Fungsi Pelayanan……………………………………...... 14

2.8 Program Panti……………………………………………………..... 15

2.9 Jenis Pelayanan…………………………………………………....... 16

2.10 Proses Pelayanan………………………………………………….. 24

2.11 Permasalahan/Kebutuhan…………………………………..……... 25

2.12 Pemenuhan Kebutuhan dan Tindakan Keperawatan……………… 25

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 1


2.13 Sarana dan Prasarana Pelayanan…………………………………. 28

BAB III TUJUAN ………………………………………………………........ 31

3.1 Tujuan Umum Keperawatan pada lansia ….…………………....... 31

3.2 Tujuan Khusus Keperawatan pada lansia……..………….…....... 31

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN …………………………………… 33

4.1 Persiapan……………………………………………………........ 33

4.2 Pelaksanaan …………………………………………………........ 33

4.3 Peserta Prakerin …………………………………………...…….. 33

4.4 Evaluasi dan Pelaporan …………………………………………. 34

BAB V PENUTUP …………………………………………………………… 35

5.1 Kesimpulan……………………………………………...………....... 35

5.2 Saran……………………………………………………………..….. 35

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….....….…........... 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………................... 38

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk


penyelenggaraan dari Sekolah yang diadakan secara sistemik dan sinkron antara
program pendidikan di sekolah dan program perusahaan yang di peroleh melalui
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkatan keahlian
profesional. Di mana keahlian profesional tersebut hanya dapat di bentuk melalui tiga
unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik yang kiat, ilmu pengetahuan teknik.
Teknik dapat di pelajari dan di kuasai kapan dan dimana saja kita berada. Sedangkan
kiat tidak dapat di anjurkan tetapi dapat di kuasai melalui proses mengajarkan
langsung pekerjaan pada bidang profesi kesehatan itu sendiri. Pendidikan sistem
ganda di laksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berprofesional di
bidangnya contohnya keperawatan. Melalui pendidikan sistem ganda di harapkan
dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional. Dimana para siswa yang
melaksanakan pendidikan tersebut di harapkan dapat menerapkan ilmu yang di dapat
dan sekaligus mempelajari dunia industri. tanpa di adakannya sistem ganda ini kita
tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi
dan kondisi lingkungan kerja.

Ada beberapa peraturan tentang praktek kerja industi (PRAKERIN) dari


putusan mentri. Adapun praktek kerja industri (PRAKERIN) adalah sebagai berikut :
tercantum pada UU no 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional yaitu untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
peranannya dimasa yang akan datang.

Peraturan pemerintah No 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah yang


bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar,
dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) serta kebudayaan:

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 3


Peraturan pemerintah No 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam
pendidikan nasional, serta keputusan mentri No.0490/1993 tentang kurikulum
SMK yang berisi bahwa “ Dalam melaksanakan pendidikan di laksanakan
melalui dua jalur yaitu pendidikan didalam sekolah dan pendidikan di luar
sekolah” Dengan latar belakang inilah penulis selaku civitas akademik SMK
Kesehatan Bali Dewata memilih Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
sebagai tempat untuk melakukan kegiatan PRAKERIN.

1.2 Tujuan praktek kerja industri

Tujuan Prakek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, dan memperoleh


masukan serta umpan balik, guna memperbaiki dan mengembangkan
kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di lapangan.
2. Meningkatkan pengetahuan siswa pada aspek-aspek usaha yang profesional
dalam lapangan kerja antara lain struktur organisasi, jenjang karir dan teknik.
3. Untuk mencapai visi dan misi sekolah menengah kejuruan (SMK), khususnya
SMK Kesehatan Bali Dewata.
4. Mengimplomasikan antara pendidikan di sekolah dan di luar sekolah.
5. Untuk memperkenalkan siswa dalam dunia usaha.
6. Menumbuhkan dan Meningkatkan sifat professional yang di perlukan siswa
untuk memasuki Dunia Usaha.
7. Memperkokoh link antara SMK Kesehatan Bali Dewata dan dunia kerja.

1.3 Manfaat praktek kerja industri


Adapun manfaat dari praktek kerja industri (PRAKERIN) manfaatnya
adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengenali suatu pekerjaan industri di lapangan sehingga setelah selesai
dari sekolah menengah kejuruan (SMK) terjun ke lapangan kerja industri
dapat memandang suatu pekerjaan yang tidak asing lagi baginya.
2. Dapat menambah keterampilan dan wawasan dalam dunia usaha yang
profesional dan handal.
3. Untuk mengasah keterampilan yang telah di berikan di sekolah dan juga sesuai
dengan visi dan misi Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Bali Deawata.
4. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, etos kerja yang sesuai tuntunan
lapangan pekerjaan.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 4


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 5


Pandangan hubungan antara anak dan orang tua merupakan suatu hubungan saling
mengisi dan melengkapi, dimana anak yang di lahirkan merupakan kewajiban orang
tua dalam membesarkan, merawat dan mendidiknya ketika masih kecil. Kewajiban
seorang anak pun terhadap orang tuanya dalam persepsi masyarakat telah tercermin
dalam konsep-konsep atau nilai budaya. Dan kewajiban seorang anak terhadap orang
tuanya dipandang sebagai orang yang perlu dihormati, dirawat, ketika menjadi tua
merupakan kewajiban seorang anak sebagai bentuk pengabdian atau ketaatan anak
terhadap orang tua. Mengingat jasa-jasa orang tua yang telah mendidik,
membesarkan, dan merawat dari kecil.

Namun pada saat sekarang ini, seiring dengan berkembangnya masyarakat dalam
kehidupan modern Keterlantaran lanjut usia seperti anak sudah banyak yang
melakukan migrasi ke kota-kota untuk mengejar pendidikan, pekerjaan dll. Hal ini
tentunya berimplikasi pada semakin banyak anak yang akan meninggalkan atau tidak
hidup bersama dengan orang tuanya. Kondisi ini menyebabkan lanjut usia tidak
terawat, terabaikan, tersisihkan dalam kehidupan sosialnya. Pada hal saat ini lanjut
usia sudah tidak berdaya lagi dalam hidupnya. Secara fisik sudah tidak mampu lagi
dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, karena kondisi fisik dan psikisnya sudah
menurun, sehingga implikasinya menyebabkan keterlantaran lanjut usia karena tidak
ada yang merawat. Oleh karenanya banyak saat ini alasan tidak sempat atau sibuk
sehingga ada anak dan keluarga yang menitipkan orang tuanya dalam Panti Sosial,
Keterlantaran lanjut usia seperti yang di sebutkan diatas, Akan berpengaruh terhadap
keberlangsungan hidup lanjut usia, Sehingga oleh pemerintah merespon dengan
pembangunan Panti Sosial Tresna Werdha untuk menampung para lanjut usia dalam
berbagai bentuk pelayanan.

Dengan adanya orang tua yang tinggal dalam panti sosial mengindikasikan adanya
perubahan dan pergeseran sistem nilai pada masyarakat dalam memberlakukan orang
tua atau lanjut usia. Orang tua tidak lagi di rawat dan di santuni oleh anak atau
keluarganya. Peranan seorang anak seperti yang telah di ajarkan oleh nilai dan konsep
budaya masyarakat yang di gantikan oleh peran Panti Sosial Tresna Werdha Wana
Seraya Denpasar dan pada tahun-tahun mendatang di perkirakan akan bertambah
lebih banyak lagi. Guna merespon permasalahan dan kebutuhan lanjut usia tersebut,
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kesejahteraan Sosial melakukan suatu
tindakan antisipasi dengan menyediakan Panti Sosial sebagai bentuk pelayanan untuk

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 6


menampung penduduk lanjut usia. Tujuannya adalah membantu lanjut usia yang tidak
memiliki sanak keluarga dan atau keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi
kebutuhan lanjut usia, membantu lanjut usia agar dapat berfungsi sosial secara wajar,
Dan melalui pelayanan lanjut usia dapat saling berinteraksi satu sama lain.

Atas dasar itulah maka pada tanggal 25 oktober 1975, Didirikan Panti Sosial
Tresna Werdha di wilayah Provinsi Bali yang di beri nama Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya, Yang di ambil dari bahasa sansekerta yang di bagi menjadi dua
kata yaitu, WANA dan SERAYA, WANA dalam bahasa sansekerta diartikan “Hutan”
dan SERAYA berarti “Tempat”. Menurut sejarahnya bahwa tempat berdirinya Panti
Sosial Tresna Werdha Wana Seraya adalah hutan yang lebat dan hutan biasanya bagi
masyarakat Hindu di gunakan sebagai tempat bertapa dan mencari ketenangan. Panti
Sosial ini, di ibaratkan sebagai tempat bagi para lanjut usia untuk mencari ketenangan
hidup baik secara lahir maupun batin.

Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya didirikan oleh departemen sosial RI
dalam hal ini kantor wilayah Departemen Sosial Provinsi Bali dengan dasar
pendirinya Undang-Undang RI No.4 Tahun 1965 tentang pemberian bantuan
kehidupan bagi orang-orang lansia. Keputusan menteri sosial RI No 3/1/50/107/1979
tentang pemberian kehidupan bagi orang-orang lanjut usia, serta keputusan mentri
sosial RI No 12.HUK/KEP/UU/1982 tentang pembentukan Panti Sosial Tresna
Werda Wana Seraya Denpasar.

Kedudukan Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar sesuai dengan
surat Keputusan Menteri Sosial RI No 3/1/50/107/1979 tentang kedudukan, tugas
fungsi, susunan organisasi, tata kerja Panti Sosial di lingkungan departemen Sosial RI,
merupakan Unit Pelayanan Teknis di bidang bantuan dan pelayanan kesejahteraan
sosial dalam lingkungan Departemen Sosial. Panti sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar di pimpin oleh seorang kepala dibawah naungan kantor wilayah
Departemen Sosial Provinsi Bali dan dengan demikian Kepala Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya Denpasar bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah
Departemen Sosial Provinsi Bali.

Pada tahun 1999 sesuai dengan semangat otonomi Daerah Pemerintah Pusat
(Depsos RI) menyerahkan hak pengelolaan Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar kepada Pemerintah Daerah provinsi Bali dalam hal ini Dinas Kesejahteraan

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 7


Sosial. Berdasarkan peraturan Daerah Provinsi Bali No.4 tahun 2002 tentang susunan
struktur dan tata kerja unit pelayanan teknis Provinsi Bali, pengelolaan Panti Sosial
Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar berada dibawah dan tanggung jawab kepada
UPTD Pelayanan Sosial Provinsi Bali dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali.

Dengan adanya pengalihan pengelolaan Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar dari pemerintahan pusat ke pemerintah daerah, membawa dampak bagi
adanya pengurangan daya tampung Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya dari 80
orang, menjadi (aturan sekarang) 50 orang saja yang berada dipanti dan 30 orang
lainnya dipindahkan ke Panti Sosial Jara Marapati yang berada di daerah Buleleng.
Hal ini di lakukan karena kedepannya Panti Sosial akan mengembangkan pelayanan
yang berbisnis, Masyarakat yakin pihak Panti Sosial dapat mengijinkan masyarakat
lanjut usia di sekitar Panti Sosial untuk memanfaatkan fasilitas Panti serta dapat
mengikuti kegitan pembinaan yang diselenggarakan di Panti Sosial Tresna Werdha
Wana Seraya Denpasar.

Saat ini jumlah lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya ada 50
orang yang berasal dari seluruh kabupaten yang ada di Bali. namun bukan saja ada
didaerah Bali di luar Bali pun ada beberapa jumlah lanjut usia yang berada di Panti
Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.

2.2 Visi dan Misi Panti Lanjut Usia

VISI : 1. Mengembangkan Panti Lanjut Usia menjadi pusat pelayanan


kesejahteraan sosial lanjut usia, pusat pembinaan kesejahteraan
sosial lanjut usia dan pusat informasi tentang pelayanan
kesejahteraan sosial dan permasalahan sosial kelanjutusiaan baik di
tingkat lokal maupun tingkat nasional.

MISI : 1.Memberikan pelayanan kebutuhan dasar lanjut usia melalui


pemenuhan kebutuhan makan, pakaian dan perumahan.

2.Memberikan jaminan sosial dan perlindungan sosial kepada


lanjut usia.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 8


3.Mengupayakan suatu hubungan harmonis antara sesama lanjut
usia sebagai teman sebaya, lanjut usia dengan petugas panti,
dan lanjut usia dengan masyarakat sekitar panti.

4. Mempertahankan harkat dan martabat lanjut usia secara layak


dan berperikemanusiaan.

5.Mengupayakan kehidupan lanjut usia yang bahagia dan


sejahtera lahir-batin di masa tuanya.

2.3 Visi dan Misi Perawatan Lanjut Usia

VISI : 1. Membantu para lansia untuk mendapatkan pelayanan kebutuhan

sehari-hari, kebutuhan kesehatan yang baik dan memuaskan.

2.Dapat menciptakan kondisi kesehatan yang optimal kepada para


lansia.

3.Dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada para


lansia.

4.Dapat menjaga kondisi kesehatan para lansia.

5.Dapat memberikan fasilitas pengobatan yang optimal kepada para


lansia.

6. Mampu menciptakan pelayanan yang bermutu kepada para lansia.

MISI : 1. Membantu merawat kesehatan para pasien lansia.

2. Membantu menjaga kondisi kesehatan para pasien lansia.

3. Membantu mengoptimalkan kesehatan para pasien lansia.

4. Memberikan pelayanan kesehatan yang semaksimal mungkin


kepada para klien lansia.

5. Memberikan bimbingan perawatan kesehatan kepada para pasien


lansia.

2.4 Dasar-Dasar Hukum Panti

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 9


1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kesejahteraan Sosial.

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya


Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.

5. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 50/HUK/2003 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Panti Sosial di lingkungan Departemen Sosial.

6. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 59/HUK/2004 tentang Perubahan


Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor
193/MENKESKESOS/III//2003 tentang Standarisasi Panti Sosial.

7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 82/HUK/2005 tentang Organisasi dan Tata


Kerja Departemen Sosial RI.

8. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2002 tentang Ketentuan,


Susunan dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas.

9. Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok


Dinas Sosial Provinsi Bali.

2.5 Struktur Organisasi dan Ketenagaan

Berdasarkan surat keputusan Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Bali, Nomer


465.1/12/PLU.D pada tanggal 24 april 2001 tentang bagan struktur Organisasi Tipe B,
maka struktur organisasi Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya dapat dilihat pada
bagan I.

Bagan I

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 10


STRUKTUR ORGANISASI

PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA

KEPALA

KOORD. TATA
USAHA

KOORD. TEKNIS KEL. JABATAN

PELAYANAN FUNGSIONAL
PETUGAS TEKNIS

Nama-nama Petugas Panti Sosial Tresna Werda

NO JABATAN Nama

1 Kepala Panti Tresna Drs. I. Nyoman Wiyoga


Werdha Wana Seraya

2 Coordinator Tata Usaha I Wayan Suarta S.Sos

3 Koordinator Teknis I Gusti Putu Mulyadi


Pelayanan (KTP)

4 Anggota Pelaksanaan Stevanus Bessie S.St


KTP
Sri Wahyuni J.H.M, S.st

Ketut Suwena

5 Kelompok Jabatan Ni Ketut Saman Asih S.St


Fungsional (KJF)

6 Anggota KJF I Nyoman Suarya

Ni Nyoman Sukarini

7 Petugas Teknis I Nyoman Suputra

Nengah Serini

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 11


Ketut Puding

Ni Made Dabelig

 KETENAGAAN

Tenaga yang melaksanakan pelayanan dan pengasuhan bagi lanjut usia di


UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali, terdiri dari dua lokasi, yaitu
sebagai berikut.

1. Tenaga pada Panti Sosial Tresna Werda “ Wana Seraya” Denpasar

a. PNS 7 ( orang)

o Koordinator 1 orang (Peksos)

o Pekerja Sosial 2 orang (jenjang Tingkat Ahli Pertama satu orang dan
Tingkat Terampil Pelaksana dua orang).

o Staf struktural 4 orang (tenaga teknis pelayanan & tenaga administrasi)

b.Tenaga Honor Daerah : 3 orang

o Pengasuh 1 orang

o Tukang masak 1 orang

o Tukang cuci 1 orang

c. Tenaga Kontrak Daerah : 5 orang

o Sopir 1 orang

o Pengasuh 1 orang

o Tukang masak 2 orang

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 12


o Penjaga malam 1 orang

2.6 Tugas dan Tanggung Jawab Petugas

I. Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya

tugas dan tanggung jawab : mengkoordinir segala jenis kegiatan pelayanan bagi
lanjut usia dan administrasi perkantoran yang diselenggarakan di Panti Sosial
Wana Seraya Denpasar.

II. Koordinator Tata Usaha

tugas dan tanggung jawab : Membantu kepala panti sosial dalam rangka
mengelola administrasi perkantoran dan administrasi kegiatan pelayanan lanjut
usia.

III. Koordinator Teknis Pelayanan

tugas dan tanggung jawab : Membantu kepala Panti Sosial dalam


mengkoordinir para petugas wisma dan para pekerja di Panti Sosial dalam
rangka menyelenggarakan kegiatan pelayanan.

IV. Kelompok Jabatan Fungsional

tugas dan tanggup jawab : Membina para lanjut usia untuk mengisi kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat.

V. Petugas Teknis :

petugas teknis terdiri dari :

1. Petugas wisma tugasnya mengingatkan lanjut usia untuk mengikuti kegiatan-


kegiatan yang diselenggarakan di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar.

2. Petugas kesehatan tugasnya memberikan bimbingan mengenai cara hidup


sehat, menyusun daftar menu sehat.

3. Petugas pemakaman tugasnya menyiapkan administrasi kematian.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 13


4. Petugas pembantu terdiri atas : tukang masak, tukang cuci, tukang kebun,
petugas keamanan.

2.7 Tugas Dan Fungsi Pelayanan

1) Tugas

a. Memberikan pelayanan sosial kepada lansia yang meliputi pemenuhan


kebutuhan hidup, pembinaan fisik, mental dan sosial, pengetahuan serta
bimbingan keterampilan dalam mengisi kehidupan yang lebih bermakna.

b. Memberikan pengertian kepada keluarga lansia, masyarakat, untuk mau


dan mampu menerima, dan merawat serta memenuhi kebutuhan para
lansia.

2) Fungsi

a. Pusat Pelayanan Sosial Lansia

b. Pusat Informasi Pelayanan Sosial Lansia

c. Pusat pengembangan pelayanan sosial lansia

d. Pusat pemberdayaan lansia.

2.8 PROGRAM PANTI

Maksud pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia melalui Panti adalah
merupakan suatu wujud tanggung jawab dan solidaritas sosial pemerintah untuk
mengantisipasi dan merespon berbagai permasalahan sosial kelanjutusiaan, serta
meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan para lanjut usia miskin terlantar.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 14


Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia di Panti pada Seksi
Penyantunan UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali, adalah sebagai
berikut.

- Meningkatkan pelayanan kesejahteraan sosial bagi klien lanjut usia melalui


pemenuhan kebutuhan dasarnya

- Memberikan pelayanan kesehatan melalui pemeriksaan dan pengobatan

- Berperan serta dalam meringankan beban keluarga para lanjut usia

- Mengembangkan potensi bagi para lanjut usia melalui kegiatan-kegiatan yang


diselenggarakan oleh pihak Panti Sosial

- Meningkatkan harkat dan martabat lanjut usia melalui pembinaan kerohanian,


sosial, keterampilan serta pengisian waktu luang dalam bentuk rekreasi.

1. Program Reguler

Program reguler merupakan program pokok yang diselenggarakan oleh Dinas


Sosial Provinsi Bali bagi lanjut usia miskin terlantar, yang telah menjadi penghuni
panti. Program reguler dapat dilakukan dalam bentuk pemenuhan kebutuhan dasar
bagi lanjut usia, yang meliputi pemenuhan makan, pakaian dan perumahan, yang
penganggaran/pembiayaannya diakomodir dalam Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) Provinsi Bali , juga peran serta masyarakat berupa sumbangan
uang, makanan, pakaian, dan obat-obatan.

Program reguler, pada prinsipnya dapat dilakukan secara rutin dan menjadi
tanggung jawab penuh dari pemerintah sesuai dengan amanat Undang-Undang
Dasar Tahun 1945, pasal 34 tentang “Fakir miskin dan Anak Terlantar dipelihara
oleh Negara”. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah telah melaksanakan
tanggung jawabnya untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat
lanjut usia miskin dan terlantar. Tentunya, tanggung jawab ini baru merupakan
bagian terkecil yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya diperlukan
dukungan dan peran serta dari berbagai elemen masyarakat. Karena pada
hakekatnya, permasalahan lanjut usia sangat kompleks dan diperlukan
penanganan dan pelayanan secara komprehensif serta berkesinambungan.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 15


2. Program Berbasiskan Masyarakat

Pelayanan kesejahteraan bagi lanjut usia dapat dilakukan melalui panti, namun
pelayanan dalam panti sangat terbatas, karena daya tampung panti sangat terbatas
pula. Sementara jumlah lanjut usia semakin bertambah baik secara kualitas
maupun kuantitas. Oleh karena itu, terobosan yang diambil oleh Dinas Sosial
Provinsi Bali melalui Kepala UPT Pelayanan Sosial Provinsi Bali mengambil
kebijakan antisipasi dan responsif dalam mengembangkan pelayanan panti
berbasiskan masyarakat, dengan cara memberikan pelayanan stimulus berupa
dana bagi lanjut usia kurang mampu di sekitar panti dalam bentuk dana untuk
Usaha Ekonomis Produktif (UEP). Hal ini dimaksudkan agar panti dapat berperan
serta dan dikenal oleh masyarakat sekitar panti. Selain itu, petugas panti
memberikan penyuluhan dan bimbingan sosial serta memberdayakan keluarga
lanjut usia di masyarakat sekitar panti untuk memperdulikan keberadaan para
lanjut usia dalam hal perawatan diri, kesehatan serta interaksi sosial lanjut usia
dalam kehidupan sehari-hari.

2.9 JENIS PELAYANAN

Pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia melalui Panti pada UPT
Pelayanan Sosial Provinsi Bali adalah merupakan suatu wujud tanggung jawabnya
dan solidaritas sosial pemerintah untuk mengantisipasi merespon berbagai
permasalahan sosial kelanjutusiaan, serta meningkatkan harkat dan martabat
kemanusiaan para lanjut usia miskin terlantar.

Adapun jenis pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan bagi lanjut usia di
Panti pada Seksi Penyantunan Lanjut Usia, adalah sebagai berikut.

1. Pelayanan fisik, meliputi pelayanan kebutuhan dasar (makan, rumah, dan


pakaian)

Gambar 1.1 pelayanan makan dan minum

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 16


2. kegiatan bimbingan keagamaan, meliputi ceramah agama, pesantian,
tirtayatra.

Gambar 1.1 Kegiatan keagamaan Gambar 1.2 Kegiatan pesantian

3. Kegiatan bimbingan sosial, meliputi bimbingan individu/kelompok

Gambar 1.3 Bimbingan sosial

4. Kegiatan bimbingan kesehatan, meliputi pemeriksaan rutin, pemberian


obat-obatan, opname dan operasi.

Gambar 1.4 Pelayanan kesehatan

5. Kegiatan bimbingan keterampilan, meliputi membuat ceper, porosan,


katik sate, sapu lidi, dan sesajen.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 17


Gambar 1.5 Kegiatan keterampilan para lansia seperti,membuat tusuk
sate dan porosan

6. Kegiatan bimbingan pesantian, meliputi mekidung (kesenian), tabuh gong


Bali.

Gambar 1.6 Kegiatan pesantian

7. Kegiatan bimbingan meditasi/reiki untuk ketenangan batin

Gambar 1.7 Kegiatan meditasi

8. Pelayanan pemakaman, meliputi pengabenan (upacara pemakaman) dan


kremasi.

Gambar 1.8 Kegiatan pemakaman

Adapun jenis kegiatan pelayanan Bagi para lanjut usia yang di lakukan yang
diberikan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya bagi para penghuninya,
adalah sbb :

1. Kegiatan Pelayanan Fisik, meliputi :

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 18


a. Pengasramaan

Pengasramaan atau biasanya disebut pelayanan tempat tinggal bagi lanjut


usia dilakukan dalam bentuk wisma atau pengasramaan,yakni sebanyak 6
wisma, dan 1 wisma isolasi yang masing-masing wisma terdiri atas 6 kamar,
dihuni oleh 4 sampai 6 orang lanjut usia. Dari wisma 1 sampai wisma 6 dihuni
oleh lanjut usia yang masih mandiri (mampu gerak) sebanyak 34 orang,
sedangkan wisma Isoalasi yang dihuni oleh lanjut usia tidak mampu (tidak
mampu bergerak/melakukan aktivitas secara mandiri) sebanyak 17 orang.

b. Pelayanan Kebutuhan Makan dan Minum.

Pelayanan kebutuhan makan bagi lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha
Wana Seraya dapat disesuaikan dengan kebutuhan lanjut usia serta susunan
menu kebutuhan gizi seimbang yang telah disahkan oleh Puskesmas Denpasar
Timur. Adapun pelayanan makanan diatur sebagai berikut :

 Makan tiga kali sehari (pagi : bubur, siang : nasi, lauk dan buah, sore :
atau malam : nasi dan lauk).

 Minum kopi dua kali sehari (pagi dan siang hari).

 Pemberian makanan kecil dua kali seminggu setiap hari senin dan
kamis secara bervariasi.

 Pada saat gotong royong, diberikan minum susu dan di tambah roti
kering.

c. Pelayanan Kebutuhan Pakaian.

Pelayanan kebutuhan pakaian di lakukan setiap tahun. Setiap lanjut usia di


berikan pakaian satu stel kain batik dan kebaya/kemeja, kaos, sandal kulit,
celana kolor, rok dalam, pakaian olahraga dan pakaian bekas masing-masing
lanjut usia 3 potong.

d. Pelayanan Keagamaan

Pelayanan keagamaan bagi lanjut usia dilakukan dalam dua bentuk


kegiatan, yaitu sebagai berikut :

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 19


 Bimbingan Rohani, dilakukan dengan bentuk memberikan ceramah
agama kepada lanjut usia, Ceramah agama dilakukan 2 kali dalam
sebulan, setiap hari selasa minggu kedua dan keempat bertempat di
aula Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar. Untuk
kelancaran kegiatan ini pihak panti bekerjasama dengan kantor
Departemen Agama Kota Denpasar.

 Kegiatan Pesantian di laksanakan dua kali seminggu, yaitu setiap hari


senin dan hari rabu. Adapun pelaksanaan kegiatan pesantian di isi
dengan nyanyian pujian kepada Tuhan, serta lagu-lagu pergaulan
dengan tujuan mengarahkan para lanjut usia serta dapat menikmati
hidupnya dengan bahagia.

e. Pelayanan Bimbingan Sosial Kemasyarakatan

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka proses identifikasi masalah


pemberian motivasi, pengembangan diri lanjut usia. Kegiatan ini diarahkan
kepada masalah yang di hadapi lanjut usia, sehingga timbul minat dari lanjut
usia untuk berusaha mengatasi masalahnya. Selain itu, pelayanan bimbingan
sosial diarahkan untuk pemahaman dan pengenalan program Panti sebagai
upaya untuk pemecahan masalah lanjut usia.

Pelayanan bimbingan sosial kemasyarakatan dilaksanakan oleh petugas panti


dan instalasi terkait yang telah ditentukan.

f. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan dilakukan dalam bentuk pemeriksaan kesehatan rutin


dan pengobatan pada saat menderita sakit oleh Dokter atau tenaga medis.
Selain itu, juga diberikan kegiatan senam lanjut usia, kebersihan diri, serta
kebersihan lingkungan. Secara keseluruhan pelayanan kesehatan bagi lanjut
usia mencakup, antara lain :

 Pelayanan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (PPPK) dilaksanakan


oleh petugas Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya sebelum lanjut
usia yang sakit mendapat pertolongan dari tenaga medis.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 20


 Selain itu, untuk mendukung serta upaya memelihara kesehatan para
lanjut usia, petugas panti berupaya mengolahragakan para lanjut usia
yang mampu bergerak, melalui kegiatan senam, yang pelaksanaanya
setiap hari selasa dan jumat.

 Pemeliharaan kebersihan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan


kebersihan diri lanjut usia, yakni mandi dua kali dalam sehari supaya
tetap menjaga budaya hidup sehat, yakni mandi menggunakan sabun,
mencuci pakaian, menggunakan pasta gigi, dan lain-lain. Termasuk
juga pemberian perlengkapan kebersihan untuk wisma, seperti
memberikan obat pembasmi nyamuk setiap satu bulan sekali. Namun
hal yang paling penting mengadakan pembersihan lingkungan wisma
yang dilakukan setiap hari Jumat berupa kerja bakti atau gotong
royong yang diikuti oleh semua lanjut usia yang fisiknya masih mampu
bergerak bersama petugas Panti Sosial.

g. Pelayanan Keterampilan.

Pelayanan keterampilan dikhususkan bagi lanjut usia yang masih mampu


secara fisik dan fikiran. Pelayanan bimbingan keterapilan disesuaikan dengan
kemampuan keterampilan yang dimiliki oleh lanjut usia itu sendiri. Kegiatan
yang dilakukan hanya sebatas kegiatan penyaluran hobi dan pengisian waktu
luang seperti membuat tusuk sate, membuat sapu lidi, membuat sarana
sesajen dan lain-lain, modal yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya setiap bulan yang disesuaikan dengan anggaran yang
ada.

h. Pelayanan Kesenian dan Rekreasi.

Pelayanan Kesenian diberikan kepada lanjut usia dengan menfasilitasi


kegiatan kesenian seperti menyanyi, latihan tabuh Bali dan lain-lain.
Tujuannya untuk menambah hiburan dan menambah semangat hidup bagi

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 21


lanjut usia. Pelayanan rekreasi dilakukan dalam dua bentuk kegiatan, sebagai
berikut:

 Kegitan penerimaan kunjungan tamu. Kegiatan ini di terima lansung


oleh para lajut usia bersama-sama dengan petugas Panti Sosial di aula
Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar. Dalam kegiatan
ini. ramah tamah para pengunjung dengan lanjut usia. Acara yang
berlansung pun sangat menarik, ketika para lanjut usia mengisi acara
dengan memberikan hiburan berupa tari-tarian dan menyanyi bersama-
sama dengan para tamu yang hadir. Biasanya dalam acara kunjungan
tamu ini dihadiri oleh berbagai kalangan yang berbeda-beda latar
belakang, baik perorangan, kelempok, instansi pemerintah, swasta,
organisasi sosial dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) maupun
dari lembaga-lembaga akademis.

i. Pelayangan pendampingan

Pelayangan pendampingan ini dilakukan dengan melakukan


pendampingan kepada lanjut usia, ketika melakukan kegitan sehari-hari.
Seperti melakukan pendampingan kepada lanjut usia yang tidak mampu secara
fisik untuk melakukan kegitan sehari-hari. Di antaranya mendampingi ketika
lanjut usia yang tidak bisa berjalan dengan membantu memegang tongkat atau
kursi roda pada waktu ingin jalan-jalan di sekitar area panti sosial.
Membangunkan atau membantu bangun untuk duduk ketika makan maupun
melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.

j. Pelayanan Meditasi/reiki

Pelayanan meditasi/reiki dilakukan dengan mengdakan kegiatan meditasi


bersama-sama dalam suatu ruang aula, tujuan dari kegiatan ini, untuk
meningkatkan ketenangan rohani dan jasmani bagi lanjut usia.

k. Pelayanan Psikologis.

Pelayanan Psikologis di lakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Wana


Seraya dengan mengadakan Konsultasi dan terapi kelompok bagi lanjut usia.
Konsultasi ini di berikan guna memantau kecenderungan Psikologis dan

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 22


kesehatan jiwa dan batin lanjut usia selama berada dalam panti sosial.
Pelayanan adalah seputar masalah-masalah bagaimana hubungan antara lanjut
usia satu dengan lainnya.

l. Pelayan pemakaman.

Pelayanan pemakaman bagi lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha


Wana Seraya Denpasar, khususnya bagi lanjut usia yang meninggal dunia,
dapat dilakukan dua bentuk sebagai berikut :

 Jenajah lanjut usia dapat dikuburkan oleh pihak Panti Sosial,


khususnya lanjut usia yang beragama Hindu-Bali yang di tolak oleh
pihak keluarganya. Kasus seperti ini kadang terjadi, karena adanya
latar belakang lanjut usia sebelum masuk Panti Sosial seperti adanya
kasus adat atau di tolak oleh keluarga karena tidak mempunyai biaya
upacara pemakaman. Lanjut usia yang beragama Islam atau Kristen,
proses pemakamannya di serahkan ke Masjid atau Gereja yang akan
mengurus pemakamannya.

 Jenajah lanjut usia di kembalikan kepada keluarga dekatnya atau yang


bertangung jawab untuk dimakamkan di daerah asalnya sesuai adat
istiadat dan agamanya, dengan di berikan bantuan biaya pemakaman
seperlunya bersumber dari sumbangan masyarakat.

2.10 PROSES PELAYANAN.


a) Tahap Persiapan
 Sosialisasi (penyebaran informasi tentang keberadaan panti)
 Kontak
o Penjajakan dan Konsultasi (kegiatan dengan pimpinan)

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 23


o Identifikasi (masalah dan kebutuhan)
o Seleksi
 Kontrak (kesepakatan petugas dan klien dalam proses pelayanan)
 Pengungkapan masalah (Assesment)
 Rencana Intervensi (program pelayanan yang diambil)
b) Tahap pelaksanaan pelayanan (proses pelayanan yang akan, sedang dan sudah
diberikan kepada klien)
 Monitoring dan evaluasi (mengawasi dan mengevaluasi program
pelayanan dari tahap awal, proses dan hasil)
 Terminasi (kegiatan pemutusan hubungan pelayanan dengan klien),
karena:
o Klien lanjut usia meninggal dunia
o Klien lanjut usia diminta oleh keluarganya
o Klien lanjut usia atas permintaan sendiri
o Permasalahan klien lanjut usia perlu dirujuk ke lembaga lain yang
lebih berkompeten dalam menangani permasalahan klien lanjut
usia yang sangat kritis/klien sudah mampu mengatasi
permasalahannya.
 Pembinaan Lanjut (Home Visit).
Pembinaan lanjut dilakukan dengan cara petugas panti dapat
mengunjungi keluarga para lanjut usia, guna memberikan bimbingan
sosial, dengan suatu harapan agar keluarganya dapat berpartisipasi
aktif dalam memberikan pelayanan bagi kesejahteraan sosial lanjut
usia selama tinggal di panti. Selain itu, dengan adanya pembinaan
lanjut usia, petugas dapat mengkomunikasikan perkembangan lanjut
usia selama tinggal di panti.

2.11 Permasalahan/Kebutuhan

Pada Seksi Penyantunan Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werda “Wana
Seraya” Denpasar, Permasalahan/kebutuhan yang dihadapi oleh petugas panti

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 24


dalam melaksanakan program pelayanan bagi para lanjut usia adalah sebagai
berikut :

a.Tenaga Pekerja Sosial tidak sebanding dengan jumlah klien, artinya


seharusnya 1 (satu) orang Pekerja Sosial mendapat bagian hanya menangani 5
(lima) orang klien, namun saat ini, jumlah klien lanjut usia 50 orang tetapi
ditangani oleh 3 (tiga) orang Pekerja Sosial

b.Tidak ada tenaga medis tetap di panti (dokter dan perawat)

c.Tidak adanya biaya pemeliharaan dan perawatan sarana-prasarana

d.Tidak adanya biaya kesehatan (opname)

e.Tidak adanya biaya pemakaman

f.Tidak adanya biaya studi banding

g.Tidak adanya biaya pembelian obat- obatan.

2.12 Pemenuhan Kebutuhan Panti dan Tindakan Keperawatan

Dengan memperhatikan keanekaragaman latar belakang biopsiko-sosial dan


spiritual lansia, maka kebutuhan lansia dan tindakan dalam pelayanan dapat
diidentifikasikan (dalam tindakan ini petugas Panti/Seksi berkewajiban memotivasi,
mengarahkan, mengajarkan, membantu dan melaksanakan), sebagai berikut.

 Kebutuhan dan Tindakan

No Kebutuhan/Masalah Tindakan

1 Makan dan minum :  Memberi makan 3 x sehari


 Menyiapkan makanan yang memenuhi
gizi seimbang sesuai petunjuk ahli gizi
 Menyajikan pada waktu yang tepat
 Memantau kesesuaian makan
 Mengganti menu secara periodik
 Menyiapakan makanan khusus untuk
yang sakit/diet.
2 Pakaian :  Menyediakan pakaian yang bersih,

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 25


nyaman dan mudah dipakai
 Memantau dan meyiapkan pakaian bersih,
nyaman dan mudah dicuci
 Memilih pakaian yang mudah dikenakan,
hindarkan penggunaan kancing dan
resleting (terutama bagi yang pikun dan
cacat).
3 Tempat tinggal :  Menyiapkan tempat tinggal
(kamar/cottage/barak) yang bersih,
nyaman dan aman)
 Mengupayakan ventilasi yang cukup
 Mengupayakan penerangan yang cukup
terutama cahaya alami
 Menjaga kebersihan, kenyamanan dan
keamanan tempat tinggal dan lingkungan
 Menyiapkan aksesibilitas lansia

4 Olahraga:  Mengidentifikasi jenis olahraga yang


cocok dan dapat dilakukan oleh lansia
(senam lansia, peregangan otot dan panca
indera, pernapasan, dll)
 Melaksanakan latihan olahraga secara
teratur
 Memantau pelaksanaan olahraga

5 Istirahat/tidur  Menyiapkan tempat tidur yang nyaman


 Menciptakan lingkungan yang tenang,
nyaman dan Aman
 Memantau penggunaan waktu
istirahat/tidur
 Bagi yang mengalami gangguan tidur
diberi minuman hangat sebelum tidur, dan
atau latihan fisik untuk melenturkan otot

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 26


dan memperlancar peredaran darah.
6 Kesehatan :  Memberikan tindakan perawatan dan
rujukan pelayanan ke rumah sakit
 Memberikan pemeriksaan kesehatan di
Klinik panti
 Memberikan pola menu yang seimbang
dan bergizi
 Memberikan aksesibilitas pelayanan
kesehatan
 Memberikan pelayanan kebersihan diri,
wisma dan lingkungan sekitar panti.
7 Psikologis :  Memberikan rasa aman dan tenang
 Membantu memecahkan permasalahan
sedih dan kecewa
 Mengurangi rasa ketergantungan lansia
kepada orang lain
 Memberikan hiburan sebagai
penghilangan rasa sepi
8 Sosial :  Memberikan aktivitas yang bermanfaat
sesuai bakat, hoby dan kemampuan lansia
 Menciptakan suasana kebersamaan di
antara lansia
 Menciptakan interaksi harmonis di antara
lansia
 Menciptakan suasana kepedulian di antara
sesama lansia
 Menyediakan fasilitas hiburan secara
kelompok
 Menciptakan hiburan kelompok
 Menciptakan suasana kunjungan ke
rumah masing-masing pada saat hari raya
9 Spiritual :  Memberikan bimbingan kerohanian
 Mengikutsertakan lansia dalam upacara
keagamaan
 Menyiapkan sarana ibadah

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 27


 Mengingatkan lansia untuk taat beribadah
 Menghubungkan lansia kepada tempat
ibadahnya sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing
 Memberikan upacara pemakaman yang
sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.

2.13 Sarana dan Prasarana Bagi Pelayanan Lanjut Usia

Dalam pelaksanaannya Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar di


dukung oleh berbagai sarana dan prasarana guna tercapainya pelaksanaan. Adapun
sarana dan prasarana yang ada di Panti Sosial Wana Seraya terdiri dari sbb :

1) WISMA : Wisma lanjut usia sebanyak 6 unit, berukuran 120 m 2 terdiri atas 5
buah kamar tidur, masing-masing untuk 1 orang lanjut usia, 1 ruang tamu, 2
buah kamar mandi. Fungsi wisma adalah sebagai tempat tinggal para lanjut
usia. Bentuk dan tata ruang wisma di susun sedemikian rupa sehingga
memudahkan hubungan dengan lainya dan dengan tenang beristirahat. Antara
wisma satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh prasarana jalan yang cukup
luas.

2) KANTOR : Bangunan kantor satu buah dan 3 buah kamar mandi. Fungsi
kantor adalah sebagai tempat penyelenggaraan administrasi pelayanan.

3) KLINIK : Bangunan klinik berukuran 50 m2 terdiri atas ruang pemeriksaan


pasien, ruang dokter, kamar mandi, masing-masing satu ruang.

4) AULA : Bangunan aula berukuran 140 m 2 terdiri atas ruang pertemuan,


kamar mandi, masing-masing 1 ruang.

5) GUDANG : Bangunan gudang berukuran 50 m2 terdiri atas ruang


penyimpanan barang, kamar mandi, masing-masing 1 ruang.

6) DAPUR : Bangunan dapur berukuran 50 m2 terdiri atas ruang untuk


memasak, kamar mandi, masing-masing 1 ruang.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 28


 Prasarana di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar terdiri
atas :

1) Peralatan wisma, setiap wisma dapat di lengkapi dengan beberapa peralatan


pelayanan, yaitu tempat tidur untuk beristirahat, lemari untuk menyimpan
pakaian dan keperluan lainnya, meja kursi untuk meletakan peralatan dan
melakukan kegiatan, rak handuk.

2) Peralatan makan, peralatan makan terdiri dari atas meja dan kursi makan,
peralatan makan : sendok garpu dan lain-lain

3) Peralatan keterampilan terdiri dari peralatan kerajinan tangan.

4) Peralatan pembinaan mental-spiritual, terdiri atas buku-buku agama,


perlengkapan sholat/sembahyang dan kitab suci.

5) Peralatan olah raga, terdiri atas radio kaset, digunakan untuk berolah raga
senam.

6) Peralatan terapi, peralatan theraphy terdiri atas kursi roda, kruk, alat untuk
memperlancar fungsi organ tubuh lanjut usia, dari segi medis dapat di
pertanggung jawabkan.

7) Peralatan hiburan, seperti atas seperangkat gamelan, seperangkat alat musik


sebagai sarana pengisian waktu luang dan sebagai sarana menciptakan rasa
tentram dan keserasian berada di panti.

8) Peralatan pelayanan kesehatan, terdiri atas peralatan pengobatan yang terdiri


dari obat, lemari obat, lemari es. Peralatan pemeriksaan kesehatan terdiri dari
tempat tidur, peralatan kesehatan. Peralatan perawatan, terdiri dari tempat
tidur, meja, kursi, peralatan pembersih.

9) Peralatan transportasi, peralatan transportasi terdiri atas mobil ambulance,


untuk transportasi lanjut usia yang membutuhkan perawatan intesif dari rumah
sakit, kendaraan roda dua ( motor dinas).

10) Sarana hiburan dan rekreasi, terdiri atas tv dan radio.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 29


11) Alat bantu, terdiri atas kursi roda 5 buah, tongkat jalan kaki 1 buah, tongkat
pinggang 4 buah.

12) Peralatan dapur, terdiri dari kulkas, kompor gas, peralatan masak.

13) Peralatan kebersihan taman, meliputi mesin potong rumput dan sabit.

14) Peralatan kesehatan, maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat untuk keperluan kesehatan lanjut usia, seperti tabung oksigen 3
buah, alat pengukur tensi 2 buah dan timbangan

BAB III

TUJUAN KEPERAWATAN

3.1 Tujuan Umum Keperawatan

Tujuan proses keperawatan umum lanjut usia adalah untuk menyusun kerangka
konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan masyarakat agar

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 30


kebutuhan mereka dapat terpenuhi. Yura dan Walsh (1983) menyatakan proses
keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk memenuhi
tujuan keperawatan, yang meliputi mempertahankan keadaan kesehatan klien yang
optimal, apabila keadaanya berubah menjadi suatu kuantitas dan kualitas asuhan
keperawatan terhadap kondisinya guna kembali ke keadaan yang normal. Jika
kesehatan yang optimal tidak dapat tercapai, proses keperawatan harus dapat
memfasilitasi kualitas kehidupan yang maksimal berdasarkan keadaanya untuk
mencapai derajat kehidupan yang lebih tinggi selama hidupnya (Iyer et al., 1996).

Proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada klien.

3.2 Tujuan Khusus Keperawatan

Asuhan keperawatan terselenggara secara manusiawi dan profesional dalam


suasana penuh kasih, dengan cara mengkaji, mendiagnosa, merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sesuai dengan standar asuhan keperawatan.

 Tujuan Khusus Keperawatan

1) Asuhan keperawatan terselenggara secara manusiawi, profesional, holistik,


dan komprehensif.

2) Pasien menjadi pusat layanan dan mendapat pelayanan yang cepat, tepat,
aman, dan nyaman dengan penuh kasih tanpa dibedakan suku bangsa, agama,
status sosial, dan jenis kelamin.

3) Pasien mendapatkan hak-haknya dalam asuhan keperawatan dengan


melibatkan pasien selama proses keperawatan.

4) Tercapainya derajat kesehatan pasien yang optimal dengan komunikasi dan


kerjasama yang baik antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain.

5) Terciptanya budaya dan iklim kerja yang memungkinkan perawat


mengembangkan kemampuan profesional dan kepribadian.

6) Budaya menghargai kehidupan senantiasa berkembang seiring dengan


perkembangan ilmu dan teknologi serta tuntutan masyarakat.

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 31


7) Terciptanya lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman untuk menunjang
derajat kesehatan yang optimal.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Persiapan

a) Nursing kit

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 32


b) Handscoon

c) Masker

d) Persiapan pematangan skill (pembekalan) PRAKERIN

e) Buku panduan PRAKERIN

4.2 Pelaksanaan

a) Orientasi Tempat (Ruangan)

b) Mencari kompetensi sesuai panduan

c) Pelaksanaan tindakan keperawatan.

4.3 Peserta Prakerin

 Kelompok III

Kelompok III di bagi atas dua kelompok yang terdiri dari :

III.A

1) Ni Wayan Nita Sukandari (13 Kep)

2) Riska Putri Widiyanti (14 Kep)

3) Ni Nyoman Sarningsih Oka Putri (15 Kep)

III.B

1) Ni Luh Kade Suarniti (16 Kep)

2) Ida Ayu Made Ngurah Trisna Dewi (17 Kep)

3) I.B Upadana (18 Kep)

4.4 Evaluasi dan Pelaporan

1. Implikasi negatif bagi lanjut usia terhadap pengasuhan


dalam Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya. Lanjut usia kadang mengalami
masalah psikologis, seperti adanya rasa bosan yang di alami oleh lanjut usia

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 33


dalam menjalani rutinitas yang terkesan monoton, adanya rasa kedisiplinan dan
rasa jauh dengan anak dan keluarga bagi yang masih mempunyai keluarga.

2. Petugas yang bertugas sebagai perawat yang melayani


mereka para lanjut usia tidak selalu ada ketika para lanjut usia membutuhkan
pelayanan kesehatan.

3. Para pendamping lanjut usia yang masih menerapkan


sistem kekerasan dikarenakan, kesal akibat melihat lansia yang tidak
mendengarkan nasihat pengasuh.

4. Lingkungan sekitar panti dimana Para lanjut usia tinggal


masih terkesan kurang menjaga kebersihan di sekitarnya.

5. Lanjut usia yang mengalami gangguan kejiwaan kurang


terurus walaupun telah di berikan bimbingan konseling kejiwaan namun tetap
saja tidak berhasil.

BAB V

PENUTUP

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 34


5.1 SIMPULAN

Kesimpulan yang di peroleh dari penulis dari hasil kerja praktek adalah :

Pelayanan kesejahteraan sosial yang sedang diberikan bagi lanjut usia di Panti
pada Seksi Penyantunan UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali adalah
Pelayanan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Kegiatan Pelayanan Sosial dengan
suatu tujuan meningkatkan harkat dan martabat lanjut usia miskin dan terlantar.
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dengan sistem penampungan dalam
panti merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah kepada masyarakat yang
peduli terhadap masalah-masalah kelanjutusiaan.

Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dengan sistem panti selama ini
dalam proses pelaksanaannya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kedepan
kiranya Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dapat didukung oleh
semua elemen masyarakat dalam bersinergi memberikan pelayanan prima bagi klien
lanjut usia. Untuk itu segala kritik dan saran dapat dilakukan oleh semua elemen
masyarakat untuk peningkatan dan perbaikan pelayanan guna mendapatkan pelayanan
yang profesional.

5.2 SARAN

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang di miliki,


walaupun demikian akan mencoba mencari saran yang mungkin akan membangun.
Ada pun saran tersebut yakni sebagai berikut:

1. Perlu adanya perhatian lebih serius dari pihak pemerintah dan Panti Sosial
Tresna Werda Wana Seraya terhadap anak dan keluarga lanjut usia dengan melakukan
kegiatan-kegiatan pemerdayaan dalam meningkatkan ekonomi keluarga agar tidak
terbesit keinginan untuk menitipkan Lanjut Usia dalam Panti Sosial Tresna Werda.
Selama ini yang terlihat, pemberdayaan di tunjukkan pada lanjut usia saja sedangkan
anak dan keluarga tidak pernah dilibatkan. Padahal sumber permasalahan terletak
pada keluarga, di kemudian hari sebagai langkah antisipasi menggurangi beban panti
sosial perlu di lakukan penanganan secara “HILIR” yaitu melakukan pemberdayaan

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 35


kepada keluarga ( mampu secara finansial ) lanjut usia di kembalikan lagi kepada
keluarganya.

2. Diperlukan adanya inovasi dalam program-program, dan kegiatan-kegiatan


yang di lakukan Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya, guna mengatasi
permasalahan psikologis yang di alami oleh lanjut usia, sehingga dapat merasakan
kebahagiaan hidup di dalam Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.

3. Diharapkan kepada pemerintah Provinsi Bali khususnya dinas sosial agar


menambah panti sosial di setiap Kabupaten atau Kota, untuk mengantisipasi lanjut
usia dan keluarga yang keadaan ekonominya kekurangan, karena tidak menutup
kemungkinan kedepan lanjut usia miskin akan mengalami peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 36


Bessie, stefanus

2007. Pelayanan Bagi Usia Lanjut Di Panti Sosial Tresna Werdha Wana
Seraya Denpasar, perspektif kajian budaya. Denpasar: tesis S2 kajian budaya Unud.

Goe, William J.

1985. Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Bina Aksara

LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 37


1.9 membantu klien memasangkan popok

1.10 Mengukur TTV

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 38


Gambar 1.11 Bimbingan mengukur tinggi badan

Gambar 2. Bimbingan mengukur IMT

LAPORAN PRAKERIN PSTW WANASRAYA Page 39

Anda mungkin juga menyukai