JUDUL …………………………………………………………………..…….. i
2.11 Permasalahan/Kebutuhan…………………………………..……... 25
4.1 Persiapan……………………………………………………........ 33
5.1 Kesimpulan……………………………………………...………....... 35
5.2 Saran……………………………………………………………..….. 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….....….…........... 37
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………................... 38
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar.
Namun pada saat sekarang ini, seiring dengan berkembangnya masyarakat dalam
kehidupan modern Keterlantaran lanjut usia seperti anak sudah banyak yang
melakukan migrasi ke kota-kota untuk mengejar pendidikan, pekerjaan dll. Hal ini
tentunya berimplikasi pada semakin banyak anak yang akan meninggalkan atau tidak
hidup bersama dengan orang tuanya. Kondisi ini menyebabkan lanjut usia tidak
terawat, terabaikan, tersisihkan dalam kehidupan sosialnya. Pada hal saat ini lanjut
usia sudah tidak berdaya lagi dalam hidupnya. Secara fisik sudah tidak mampu lagi
dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, karena kondisi fisik dan psikisnya sudah
menurun, sehingga implikasinya menyebabkan keterlantaran lanjut usia karena tidak
ada yang merawat. Oleh karenanya banyak saat ini alasan tidak sempat atau sibuk
sehingga ada anak dan keluarga yang menitipkan orang tuanya dalam Panti Sosial,
Keterlantaran lanjut usia seperti yang di sebutkan diatas, Akan berpengaruh terhadap
keberlangsungan hidup lanjut usia, Sehingga oleh pemerintah merespon dengan
pembangunan Panti Sosial Tresna Werdha untuk menampung para lanjut usia dalam
berbagai bentuk pelayanan.
Dengan adanya orang tua yang tinggal dalam panti sosial mengindikasikan adanya
perubahan dan pergeseran sistem nilai pada masyarakat dalam memberlakukan orang
tua atau lanjut usia. Orang tua tidak lagi di rawat dan di santuni oleh anak atau
keluarganya. Peranan seorang anak seperti yang telah di ajarkan oleh nilai dan konsep
budaya masyarakat yang di gantikan oleh peran Panti Sosial Tresna Werdha Wana
Seraya Denpasar dan pada tahun-tahun mendatang di perkirakan akan bertambah
lebih banyak lagi. Guna merespon permasalahan dan kebutuhan lanjut usia tersebut,
Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kesejahteraan Sosial melakukan suatu
tindakan antisipasi dengan menyediakan Panti Sosial sebagai bentuk pelayanan untuk
Atas dasar itulah maka pada tanggal 25 oktober 1975, Didirikan Panti Sosial
Tresna Werdha di wilayah Provinsi Bali yang di beri nama Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya, Yang di ambil dari bahasa sansekerta yang di bagi menjadi dua
kata yaitu, WANA dan SERAYA, WANA dalam bahasa sansekerta diartikan “Hutan”
dan SERAYA berarti “Tempat”. Menurut sejarahnya bahwa tempat berdirinya Panti
Sosial Tresna Werdha Wana Seraya adalah hutan yang lebat dan hutan biasanya bagi
masyarakat Hindu di gunakan sebagai tempat bertapa dan mencari ketenangan. Panti
Sosial ini, di ibaratkan sebagai tempat bagi para lanjut usia untuk mencari ketenangan
hidup baik secara lahir maupun batin.
Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya didirikan oleh departemen sosial RI
dalam hal ini kantor wilayah Departemen Sosial Provinsi Bali dengan dasar
pendirinya Undang-Undang RI No.4 Tahun 1965 tentang pemberian bantuan
kehidupan bagi orang-orang lansia. Keputusan menteri sosial RI No 3/1/50/107/1979
tentang pemberian kehidupan bagi orang-orang lanjut usia, serta keputusan mentri
sosial RI No 12.HUK/KEP/UU/1982 tentang pembentukan Panti Sosial Tresna
Werda Wana Seraya Denpasar.
Kedudukan Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar sesuai dengan
surat Keputusan Menteri Sosial RI No 3/1/50/107/1979 tentang kedudukan, tugas
fungsi, susunan organisasi, tata kerja Panti Sosial di lingkungan departemen Sosial RI,
merupakan Unit Pelayanan Teknis di bidang bantuan dan pelayanan kesejahteraan
sosial dalam lingkungan Departemen Sosial. Panti sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar di pimpin oleh seorang kepala dibawah naungan kantor wilayah
Departemen Sosial Provinsi Bali dan dengan demikian Kepala Panti Sosial Tresna
Werdha Wana Seraya Denpasar bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah
Departemen Sosial Provinsi Bali.
Pada tahun 1999 sesuai dengan semangat otonomi Daerah Pemerintah Pusat
(Depsos RI) menyerahkan hak pengelolaan Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar kepada Pemerintah Daerah provinsi Bali dalam hal ini Dinas Kesejahteraan
Dengan adanya pengalihan pengelolaan Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar dari pemerintahan pusat ke pemerintah daerah, membawa dampak bagi
adanya pengurangan daya tampung Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya dari 80
orang, menjadi (aturan sekarang) 50 orang saja yang berada dipanti dan 30 orang
lainnya dipindahkan ke Panti Sosial Jara Marapati yang berada di daerah Buleleng.
Hal ini di lakukan karena kedepannya Panti Sosial akan mengembangkan pelayanan
yang berbisnis, Masyarakat yakin pihak Panti Sosial dapat mengijinkan masyarakat
lanjut usia di sekitar Panti Sosial untuk memanfaatkan fasilitas Panti serta dapat
mengikuti kegitan pembinaan yang diselenggarakan di Panti Sosial Tresna Werdha
Wana Seraya Denpasar.
Saat ini jumlah lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya ada 50
orang yang berasal dari seluruh kabupaten yang ada di Bali. namun bukan saja ada
didaerah Bali di luar Bali pun ada beberapa jumlah lanjut usia yang berada di Panti
Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.
Bagan I
KEPALA
KOORD. TATA
USAHA
PELAYANAN FUNGSIONAL
PETUGAS TEKNIS
NO JABATAN Nama
Ketut Suwena
Ni Nyoman Sukarini
Nengah Serini
Ni Made Dabelig
KETENAGAAN
a. PNS 7 ( orang)
o Pekerja Sosial 2 orang (jenjang Tingkat Ahli Pertama satu orang dan
Tingkat Terampil Pelaksana dua orang).
o Pengasuh 1 orang
o Sopir 1 orang
o Pengasuh 1 orang
tugas dan tanggung jawab : mengkoordinir segala jenis kegiatan pelayanan bagi
lanjut usia dan administrasi perkantoran yang diselenggarakan di Panti Sosial
Wana Seraya Denpasar.
tugas dan tanggung jawab : Membantu kepala panti sosial dalam rangka
mengelola administrasi perkantoran dan administrasi kegiatan pelayanan lanjut
usia.
tugas dan tanggup jawab : Membina para lanjut usia untuk mengisi kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat.
V. Petugas Teknis :
1) Tugas
2) Fungsi
Maksud pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia melalui Panti adalah
merupakan suatu wujud tanggung jawab dan solidaritas sosial pemerintah untuk
mengantisipasi dan merespon berbagai permasalahan sosial kelanjutusiaan, serta
meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan para lanjut usia miskin terlantar.
1. Program Reguler
Program reguler, pada prinsipnya dapat dilakukan secara rutin dan menjadi
tanggung jawab penuh dari pemerintah sesuai dengan amanat Undang-Undang
Dasar Tahun 1945, pasal 34 tentang “Fakir miskin dan Anak Terlantar dipelihara
oleh Negara”. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah telah melaksanakan
tanggung jawabnya untuk mensejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat
lanjut usia miskin dan terlantar. Tentunya, tanggung jawab ini baru merupakan
bagian terkecil yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Selanjutnya diperlukan
dukungan dan peran serta dari berbagai elemen masyarakat. Karena pada
hakekatnya, permasalahan lanjut usia sangat kompleks dan diperlukan
penanganan dan pelayanan secara komprehensif serta berkesinambungan.
Pelayanan kesejahteraan bagi lanjut usia dapat dilakukan melalui panti, namun
pelayanan dalam panti sangat terbatas, karena daya tampung panti sangat terbatas
pula. Sementara jumlah lanjut usia semakin bertambah baik secara kualitas
maupun kuantitas. Oleh karena itu, terobosan yang diambil oleh Dinas Sosial
Provinsi Bali melalui Kepala UPT Pelayanan Sosial Provinsi Bali mengambil
kebijakan antisipasi dan responsif dalam mengembangkan pelayanan panti
berbasiskan masyarakat, dengan cara memberikan pelayanan stimulus berupa
dana bagi lanjut usia kurang mampu di sekitar panti dalam bentuk dana untuk
Usaha Ekonomis Produktif (UEP). Hal ini dimaksudkan agar panti dapat berperan
serta dan dikenal oleh masyarakat sekitar panti. Selain itu, petugas panti
memberikan penyuluhan dan bimbingan sosial serta memberdayakan keluarga
lanjut usia di masyarakat sekitar panti untuk memperdulikan keberadaan para
lanjut usia dalam hal perawatan diri, kesehatan serta interaksi sosial lanjut usia
dalam kehidupan sehari-hari.
Pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia melalui Panti pada UPT
Pelayanan Sosial Provinsi Bali adalah merupakan suatu wujud tanggung jawabnya
dan solidaritas sosial pemerintah untuk mengantisipasi merespon berbagai
permasalahan sosial kelanjutusiaan, serta meningkatkan harkat dan martabat
kemanusiaan para lanjut usia miskin terlantar.
Adapun jenis pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan bagi lanjut usia di
Panti pada Seksi Penyantunan Lanjut Usia, adalah sebagai berikut.
Adapun jenis kegiatan pelayanan Bagi para lanjut usia yang di lakukan yang
diberikan oleh Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya bagi para penghuninya,
adalah sbb :
Pelayanan kebutuhan makan bagi lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha
Wana Seraya dapat disesuaikan dengan kebutuhan lanjut usia serta susunan
menu kebutuhan gizi seimbang yang telah disahkan oleh Puskesmas Denpasar
Timur. Adapun pelayanan makanan diatur sebagai berikut :
Makan tiga kali sehari (pagi : bubur, siang : nasi, lauk dan buah, sore :
atau malam : nasi dan lauk).
Pemberian makanan kecil dua kali seminggu setiap hari senin dan
kamis secara bervariasi.
Pada saat gotong royong, diberikan minum susu dan di tambah roti
kering.
d. Pelayanan Keagamaan
f. Pelayanan Kesehatan
g. Pelayanan Keterampilan.
i. Pelayangan pendampingan
j. Pelayanan Meditasi/reiki
k. Pelayanan Psikologis.
l. Pelayan pemakaman.
2.11 Permasalahan/Kebutuhan
Pada Seksi Penyantunan Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werda “Wana
Seraya” Denpasar, Permasalahan/kebutuhan yang dihadapi oleh petugas panti
No Kebutuhan/Masalah Tindakan
1) WISMA : Wisma lanjut usia sebanyak 6 unit, berukuran 120 m 2 terdiri atas 5
buah kamar tidur, masing-masing untuk 1 orang lanjut usia, 1 ruang tamu, 2
buah kamar mandi. Fungsi wisma adalah sebagai tempat tinggal para lanjut
usia. Bentuk dan tata ruang wisma di susun sedemikian rupa sehingga
memudahkan hubungan dengan lainya dan dengan tenang beristirahat. Antara
wisma satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh prasarana jalan yang cukup
luas.
2) KANTOR : Bangunan kantor satu buah dan 3 buah kamar mandi. Fungsi
kantor adalah sebagai tempat penyelenggaraan administrasi pelayanan.
2) Peralatan makan, peralatan makan terdiri dari atas meja dan kursi makan,
peralatan makan : sendok garpu dan lain-lain
5) Peralatan olah raga, terdiri atas radio kaset, digunakan untuk berolah raga
senam.
6) Peralatan terapi, peralatan theraphy terdiri atas kursi roda, kruk, alat untuk
memperlancar fungsi organ tubuh lanjut usia, dari segi medis dapat di
pertanggung jawabkan.
12) Peralatan dapur, terdiri dari kulkas, kompor gas, peralatan masak.
13) Peralatan kebersihan taman, meliputi mesin potong rumput dan sabit.
14) Peralatan kesehatan, maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat untuk keperluan kesehatan lanjut usia, seperti tabung oksigen 3
buah, alat pengukur tensi 2 buah dan timbangan
BAB III
TUJUAN KEPERAWATAN
Tujuan proses keperawatan umum lanjut usia adalah untuk menyusun kerangka
konsep berdasarkan keadaan individu (klien), keluarga, dan masyarakat agar
Proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan kepada klien.
2) Pasien menjadi pusat layanan dan mendapat pelayanan yang cepat, tepat,
aman, dan nyaman dengan penuh kasih tanpa dibedakan suku bangsa, agama,
status sosial, dan jenis kelamin.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Persiapan
a) Nursing kit
c) Masker
4.2 Pelaksanaan
Kelompok III
III.A
III.B
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan yang di peroleh dari penulis dari hasil kerja praktek adalah :
Pelayanan kesejahteraan sosial yang sedang diberikan bagi lanjut usia di Panti
pada Seksi Penyantunan UPT Pelayanan Sosial Dinas Sosial Provinsi Bali adalah
Pelayanan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Kegiatan Pelayanan Sosial dengan
suatu tujuan meningkatkan harkat dan martabat lanjut usia miskin dan terlantar.
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dengan sistem penampungan dalam
panti merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah kepada masyarakat yang
peduli terhadap masalah-masalah kelanjutusiaan.
Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dengan sistem panti selama ini
dalam proses pelaksanaannya masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kedepan
kiranya Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial bagi lanjut usia dapat didukung oleh
semua elemen masyarakat dalam bersinergi memberikan pelayanan prima bagi klien
lanjut usia. Untuk itu segala kritik dan saran dapat dilakukan oleh semua elemen
masyarakat untuk peningkatan dan perbaikan pelayanan guna mendapatkan pelayanan
yang profesional.
5.2 SARAN
1. Perlu adanya perhatian lebih serius dari pihak pemerintah dan Panti Sosial
Tresna Werda Wana Seraya terhadap anak dan keluarga lanjut usia dengan melakukan
kegiatan-kegiatan pemerdayaan dalam meningkatkan ekonomi keluarga agar tidak
terbesit keinginan untuk menitipkan Lanjut Usia dalam Panti Sosial Tresna Werda.
Selama ini yang terlihat, pemberdayaan di tunjukkan pada lanjut usia saja sedangkan
anak dan keluarga tidak pernah dilibatkan. Padahal sumber permasalahan terletak
pada keluarga, di kemudian hari sebagai langkah antisipasi menggurangi beban panti
sosial perlu di lakukan penanganan secara “HILIR” yaitu melakukan pemberdayaan
DAFTAR PUSTAKA
2007. Pelayanan Bagi Usia Lanjut Di Panti Sosial Tresna Werdha Wana
Seraya Denpasar, perspektif kajian budaya. Denpasar: tesis S2 kajian budaya Unud.
Goe, William J.
LAMPIRAN- LAMPIRAN