Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan Lingkungan

Dosen Pembimbing: Eliana, SKM, MPH

Oleh Kelompok VII

1. Ririn Dwi Anggita P


2. Rut Depi Nora Gultom
3. Tri Wulandari
4. Veronika Putri
5. Windari

Tingkat II A DIII Kebidanan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

TA 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN LINGKUNGAN

Pokok Pembahasan : Kesehatan Lingkungan


Sasaran : Masyarakat
Jam : 13.00 WIB
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Selasa, 1 Februari 2018
Tempat : Padang Harapan

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan
dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat
dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan
belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada
suatu daerah disebabkan karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat
hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan) dan faktor
kesehatan lingkungan.
Pada masa yang datang pemerintah lebih fokus pada pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan dan pengembangan wilayah yang
berkesadaran lingkungan, sementara pihak pengguna infrastruktur dalam hal ini
masyarakat secara keseluruhan harus disiapkan dengan kesadaran lingkungan
yang lebih baik (tahu sesuatu atau tahu bersikap yang semestinya) Masa datang
kita dihadapkan dengan penggunaan IPTEK yang lebih maju dan lebih
kompleks yang memerlukan profesionalisme yang lebih baik dengan jenjang
pendidikan yang memadai.
Di samping itu dalam proses pembangunan masa datang, diperlukan adanya
teknologi kesehatan lingkungan yang menitik beratkan upayanya pada
metodologi mengukur dampak kesehatan dari pencemaran yang ditimbulkan
oleh adanya pembangunan, Indikator ini harus mudah, murah untuk diukur juga
sensitif menunjukkan adanya perubahan kualitas lingkungan.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan peserta mampu
memahami dan mengerti tentang Kesehatan Lingkungan. Selain itu, diharapkan
peserta dapat memotivasi diri dan keluarga untuk “Mampu memahami tentang
Pengelolaan limbah rumah tangga dan Jamban.

C. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat dapat :
1. Menyebutkan cara pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban yang baik
2. Dapat menyebutkan syarat-syarat pengelolaan limbah rumah tangga dan
jamban yang baik
D. Materi penyuluhan (Terlampir)
1. Ciri-ciri pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban yang baik
2. Syarat-syarat pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban yang baik

E. Metode Penyuluhan
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

F. Media
1. Leaflet
2. Slide
3. Lcd dan laptop

G. Peserta
Masyarakat

H. Pengorganisasian
Penyaji : Windari
I. Evaluasi
Diharapkan peserta mampu :
1. Menjelaskan ciri-ciri pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban yang
baik
2. Menjelaskan syarat-syarat pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban
yang baik

J. Jadwal Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran

Pembukaan:
Menjawab salam,
1. Memperkenalkan diri mendengarkan dan
5
1 2. Menjelaskan tujuan dari menyimak dan bertanya
Menit
penyuluhan. mengenai perkenalan dan
tujuan jika ada yang kurang
jelas

Pelaksanaan :

1. Menjelaskan ciri-ciri
Mendengarkan dan
pengelolaan limbah
menyimak
15 rumah tangga dan
2 Bertanya mengenai hal-hal
Menit jamban yang baik
yang belum jelas dan
2. Menjelaskan syarat-
dimengerti,
syarat pengelolaan
limbah rumah tangga
dan jamban yang
baik
Penutup:

5
3 1. Mengucapkan terimaka-
Menit Mendengarkan dan
sih kepada ibu-ibu
membalas salam
2. Mengucapkan salam

K. Pengorganisasian & Uraian Tugas


1. Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehinggamemungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.

L. Rencana Evaluasi (Evaluasi Struktur, Proses, dan Hasil)


1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
1) Leaflet
2) LCD (Power Point)
3) Laptop
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dari kapasitas ruangan yang
tersedia dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 75 % dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan dalam
bentuk lisan yang akan diberikan oleh penyuluh. Berikut beberapa
pertanyaan yang akan diberikan :
1) Apa ciri-ciri pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban yang
baik?
2) Apa syarat-syarat pengelolaan limbah rumah tangga dan jamban
yang baik?
b. Jangka Panjang
Menngkatkan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat
dapat lebih peduli dengan lingkungannya.
Lampiran

Materi Kesehatan Lingkungan


1. Pembuangan Kotoran Manusia
Pembuangan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak
dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh
(Pro.Dr.Soekidjo Notoadmodjo, 2004). Dalam ilmu kesehatan lingkungan
yang termasuk kotoran manusia adalah tinja dan air seni yang memiliki
karakteristik tersendiri, yang dapat menjadi sumber timbulnya penyakit.
Seseorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja sehari-hari sekitar
330 gr dan menghasilkan air seni 970 gr. Setiap perumahan harus memiliki
jamban sendiri yang sehat selalu bersih dan tidak berbau (konstruksi leher
angsa). Jarak dari sumber air minum mencapai 15 m dan terletak di bagian
hilir tanah maka apabila ada penderita penyakit muntaber sasarannya harus
diawasi karena dapat menular pada orang lain. Jamban harus mudah
dijangkau dan mudah dibersihkan yang tidak dapat dijangkau oleh serangga
dan vektor lain, cukup cahaya, ventilasi dindingnya harus rapat, sehingga
terjamin rasa aman bagi sipemakai serta dilengkapi dengan tanda-tanda
sanitasi yang berisi pesan mengenai kebersihan dan kesehatan.
2. Jamban Keluarga
a. Pengelolaan Pembuangan Kotoran Manusia
Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi
tinja terhadap lingkungan maka pembuangan kotoran manusia harus dikelola
dengan baik, maka perlu diperhatikan antara lain :
1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindung
dari panas dan hujan, serangga dan binatang – binatang lain, terlindung
dari pandangan orang ( privacy ) dan sebagainnya.
2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat
berpijak yang kuat, dan sebagainya.
3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak
menggangu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.
4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas
pembersih.
b. Teknologi Pembuangan Kotoran Manusia secara Sederhana
Teknologi pembuangan kotoran manusia untuk daerah pedesaan sudah
tentu berbeda dengan teknologi jamban di daerah perkotaan. Oleh karena itu,
teknologi jamban di daerah pedesaan di samping harus memenuhi
persyaratan jamban sehat seperti telah diuraikan di atas, juga harus
didasarkan pada sosiobudaya dan ekonomi masyarakat pedesaan. Tipe – tipe
jamban yang sesuai dengan teknologi pedesaan antara lain :
1) Jamban cemplung, kakus (pit latrine)
kakus cemplung tidak boleh terlalu dalam. Sebab bila terlalu dalam akan
mengotori air tanah di bawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara
1,53 meter saja. Sesuai dengan daerah pedesaan maka rumah kakus
tersebut dapat dibuat dari bamboo, dinding bamboo, dan atap daun
kelapa ataupun daun padi. Jarak dari sumber air minum sekurang-
kurangnya sejauh 15 meter.
a) Jamban cemplung berventilasi (ventilasi improved pit latrin = VIP
latrine)
Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih
lengkap yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan
pipa ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu.
b) Jamban empang (fishpond latrine)
Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Jamban empang ini
mempunyai fungsi yaitu di samping mencegah tercemarnya
lingkungan oleh tinja, juga dapat menambah protein bagi masyarakat
(menghasilkan ikan).
c) Jamban pupuk (the compost priuy)
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih
dangkal galiannya. Di samping itu jamban ini juga untuk membuang
kotoran binatang dan sampah, daun-daunan.
Prosedurnya adalah:
(1) Mula-mula membuat jamban cemplung biasa.
(2) Di lapisan bawah sendiri ditaruh sampah daun-daunan.
(3) Di atasnya ditaruh kotoran dan kotoran binatang (kalau ada)
setiap hari.
(4) Setelah ± 20 inci, ditutup lagi dengan sampah, daun-daunan
selanjutnya ditaruh kotoran lagi.
(5) Demikian selanjutnya sampai penuh.
(6) Setelah penuh ditimbun tanah, dan membuat jamban baru.
(7) Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakan pupuk tanaman.
d) Septic tank
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling
memenuhi persyaratan oleh sebab itu cara pembuangan tinja
semacam ini yang dianjurkan. Septic tank terdiri dari tangki
sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk dan
mengalami dekomposisi. Dalam tangki ini tinja akan berada selama
beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami dua
proses yakni:
Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-
70%) zat-zat padat akan mengendap dalam tangki sebagai ‘sludge’. Zat-
zat yang tidak dapat hancur bersama – sama dengan lemak dan busa akan
mengapung membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam
tangki tersebut. Lapisan ini disebut ‘scum’ yang berfungsi
mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang
memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat
tumbuh subur yang akan berfungsi pada proses berikutnya.
Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri
anaerob dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organic alam
sludge dan scum. Hasilnya selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya
adalah juga pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic
tank tidak cepat penuh. Kemudian cairan ‘enfluent’ sudah tidak
mengandung bagian – bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif
rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan ke luar melalui pipa dan
masuk ke dalam tempat perembesan

3. Air Limbah
Air yang tidak bersih / mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia atau hewan. Lazimnya muncul akibat
hasil perbuatan manusia ( termasuk industrilisasi ). Sisa air yang dibuang
berasal dari rumah tangga, industri, maupun tempat umum lainnya. Dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan / zat-zat yang dapat
membahayakan bagi manusia serta menganggu lingkungan hidup.
Kombinasi dari aliran sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran atau industry bersama-sama dengan air tanah. Air
perumahan dan air hujan yang mungkin ada ( haryoto kusno putranto.
1985).jdi air buangan : air yang tersisa dari kegiatan manusia baik kegiatan
rumah tangga maupun kegiatan air seperti industri, perhotelan dan
sebagainya

4. Pengelolaan Air Limbah


Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang
berasal dari rumah tangga, industri, maupun tempat-tempat umum lainnya
dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan
hidup. Batasan lain mengatakan air limbah adalah kombinasi dari cairan dan
sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran, dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman,
dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah
air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun
merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari
air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari –hari tersebut
dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air
limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan akan digunakan oleh
manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah
secara baik.
Air limbah ini yang berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domesik wasted water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya
air limbah ini terdiri dari ekstreta (tinja dan air seni), air bekas cucian
dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
b. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari
berbagai jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung
di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai
oleh masing-masing industri, antara lain; nitrogen, sulfida, amoniak,
lemak, garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan
sebagainya.
c. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restauran, dsb. Pada
umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama
dengan air limbah rumah tangga.
Karakteristik Air Limbah
Secara garis besar, karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi:
a. Karakteristik Fisik
1) Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-
bahan padan dan suspensi
2) Berwarna suram terutama pada air limbah rumah tangga, seperti
larutan sabun, sedikit berbau.
3) Kadang-kadang mengandung sisa kerta, berwarna bekas cucian
beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dsb.
b. Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia an-
organik yang berasal dari air bersih beserta bermacam-macam zat
organik, berasal dari penguraian air tinja, urin, dan sampah-sampah
lainnya.
Pada umumnya bersifat basah ketika masih baru dan cenderung bau
asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air
buangan terdiri dari 2 gabungan, yaitu:
1) Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein,
amino, dan asam amino.
2) Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak,
sabun, dan karbohidral, termasuk selulosa.
c. Karakteristik bakteriologi
Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga
dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya
tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung dalam air limbah ini, maka air
limbah yang tidak di olah terlebih dulu akan menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup, antara lain:
1) Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit,
terutama: kolera, tifus abdominalis, desentri, baciler.
2) Menjadi media berkembang biaknya mikro-organisme patogen.
3) Menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk atau tempat hidup
larva nyamuk
4) menimbulkan bau yang tidak sedap serta pandangan yang tidak
enak.
5) Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan
lingkungan hidup lainnya.
6) Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan
tidak nyaman, dsb.
Cara pengolahan air limbah secara sederhana
Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup
terhadap pencemaran air limbah tersebut.secara ilmiah, sebenarnya lingkungan
mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaran air limbah. Namun demikian, alam mempunyai kemampuan
yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air limbah perlu diolah sebelum
dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai
berikut :
a. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah,
kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan
manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan
diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-
badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnnya
dapat menimbulkan banjir.
b. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari,
ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah.
Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan
kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi
lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan
didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi
angin dengan baik.
c. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dinding parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainya dimana
kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh
tanam-tanaman.

Anda mungkin juga menyukai