Kayu
Kayu
LEMBAR KERJA
1.7 Industri Konstruksi/Bangunan.
Untuk memperlancar dalam pelaksanaan industri konstruksi/bangunan, seorang ahli
kerja kayu yang baik memerlukan :
a. Pemahaman bahan-bahan kayu yang akan digunakan
b. Penguasaan secara lengkap berbagai perkakas dan peralatan kayu
c. Pengetahuan praktis tentang konstruksi
d. Pengetahuan tentang prosedur pelaksanaan kerja
e. Kemampuan dalam merencana (good design)
Industri konstruksi/bangunan terdiri atas beberapa kelompok jenis pekerjaan,
diantaranya ada 3 (tiga) kelompok :
1. Konstruksi Berat.
Baja dan beton adalah bahan struktur pokok. Pada tahap paling awal, pekerjaan kayu
akan terpusat pada persiapan dan menunjang pembuatan acuan/cetakan beton.
Kemudian pekerjaan kayu akan bekerja dengan kayu, beton, besi, plastik atau kerja
batu untuk membuat serta menyelesaikan finishing interior maupun exterior
bangunan tersebut.
2. Konstruksi Rumah Tinggal.
Kayu dan batu bata merupakan bahan tradisional yang cukup lama digunakan untuk
pembuatan rumah, sekarang dalam pekerjaan kayu sering pekerjaan memerlukan
beberapa bahan lainnya :
a. Besi berlapis seng dan alumunium, digunakan untuk rangka rumah, rangka
jendela, pintu dan atap.
b. Asbes semen, digunakan untuk penutup dinding dan atap.
c. Plastik, digunakan sebagai pelapis luar dan dalam almari, permukaan meja/kursi
dan untuk penutup dinding.
Kode. Subjek : Praktek Kayu Tanggal
.......... Topik : ……………………………………………. ............
LEMBAR KERJA
3. Produksi Komponen Bangunan (Joinery Manufacture).
Yang termasuk dalam kerja kayu didalam memproduksi komponen-komponen
bangunan, adalah :
a. Daun pintu dan daun jendela
b. Kusen pintu dan jendela
c. Konstruksi kuda-kuda untuk atap
d. Konstruksi tangga
e. Meubel (furniture)
Bengkel (workshop) pembuatan komponen bangunan ini mempunyai bermacam-
macam bentuk pekerjaan tergantung dari jenis barang yang akan diproduksi. Dalam
pekerjaan ini dapat meliputi : perencanaan, perhitungan bahan, pengolahan bahan,
perakitan dan finishing akhir. Terutama sekali pada bengkel-bengkel yang
memproduksi barang dengan jumlah persediaan yang cukup.
Kode. Subjek : Praktek Kayu Tanggal
.......... Topik : ……………………………………………. ............
LEMBAR KERJA
LEMBAR KERJA
1.8.2 Kadar Air Kayu dan Penyusutan.
Kayu sebagai bahan bangunan memiliki faktor penyusutan sebagai sifat fisis,
ditentukan oleh banyaknya air yang dikandung oleh kayu, disebut kadar air kayu seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
A. Kadar air kesetimbangan.
Kayu akan menyerap dan melepas air yang ada di udara sampai kadar air kayu itu
seimbang dengan yang di udara. Kadar air kayu pada titik kesetimbangan tersebut
dinamakan kadar air kesetimbangan. Kadar air dinyatakan dalam prosen ()
terhadap berat kayu kering. Dengan anggapan suhu tidak berubah, maka kadar air
tergantung pada kadar udara di sekelilingnya.
B. Kadar air kayu dan titik jenuh serat.
Air yang dikandung oleh kayu dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
1. Air Bebas, yang terdapat dalam rongga sel dan ruang antar sel.
2. Air yang terikat secara kapiler dalam dinding sel, air inilah yang penting dalam
proses penyusutan kayu. Jika air bebas dalam kayu sudah menguap dan tinggal
air kapiler maka kayu dalam keadaan jenuh, besarnya 30 untuk semua jenis
kayu.
LEMBAR KERJA
Ditinjau dari tingkat pemakaiannya kayu mempunyai sifat mudah diolah, dikerjakan,
liat dan ringan (berat jenis kayu kecil). Sedangkan dari tingkat kekuatan kayu dapat
menerima gaya tarik, tekan, putar, geser dan lentur. Keawetan kayu, asal pengolahannya
tepat kayu akan awet. Untuk itu criteria kayu yang baik secara visual, adalah sebagai
berikut :
1. Tidak lapuk
2. Tidak berlubang
3. Lurus, siku dan tidak baling
4. Tidak ada kayu muda
5. Serat kayu searah
6. Tidak ada mata kayu.
LEMBAR KERJA
c. Aksial : penampang dalam arah memanjang kayu, besarnya angka penyusutan
berkisar antara 0,1 – 0,3 .
Penampang kayu dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Muka
Tepi/sisi
Ujung
Radial
Aksial/longitudinal
Tangensial
LEMBAR KERJA
c. Permukaan membentuk mangkok (Cup), adalah : perubahan bentuk melengkung
pada arah lebar kayu, cacat seperti ini sering terjadi pada penggergajian back
sawing.
d. Melenting (Twist), adalah : pemuntiran melintang pada permukaan kayu yang
berputar berlawanan arah pada masing-masing ujung kayu.
e. Pecah permukaan (end splits), adalah : pecah dimulai pada bagian ujung dan mejalar
sepanjang papan.
Cacat akibat penyusutan seperti di atas sukar sekali dihindarkan, tetapi dapat
dikurangi dengan cara penumpukkan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada
bagian atas tumpukkan serta tidak memberikan suhu yang tinggi selama proses
pengeringan. Macam-macam cacat akibat penyusutan ditunjukkan pada Gambar 2.3.
LEMBAR KERJA
LEMBAR KERJA
Umumnya kerusakkan ini hanya mengubah warna kayu, tidak menurunkan sifat
mekanik kayu, hanya berpengaruh sedikit terhaddap kekuatan kayu. Macam-macam
jamur, adalah sebagai berikut :
a. Jamur pelapuk kayu
b. Jamur pelunak kayu
c. Jamur pewarna kayu.
1.8.3.3 Cacat Disebabkan Bahan Kimia (zat ekstraktif).
Kayu mempunyai kandungan beberapa zat, diantaranya zat ekstraktif. Melalui reaksi
kimia zat ini dapat mengakibatkan perubahan warna atau noda pada kayu.
LEMBAR KERJA
1.8.3.4 Cacat Dari Pohon.
Cacat dari pohon dapat dibedakan menjadi 4 (empat), adalah sebagai berikut :
1. Cacat mata kayu.
Mata kayu adalah bagian dari cabang yang berada di dalam kayu, dapat dibedakan
menjadi :
a. Mata kayu sehat, adalah : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras,
tumbuh kukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama/lebih gelap dengan kayu
sekitarnya.
b. Mata kayu lepas, adalah : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu,
biasanya pada proses pengerjaan mata kayu ini mudah lepas dan tidak ada gejala
busuk.
c. Mata kayu busuk bergerombol, adalah : mata kayu ini menunjukkan tanda
pembusukkan, biasanya bergerombol dan bagian kayunya lunak/lapuk, berlainan
dengan bagian kayu sekitarnya.
LEMBAR KERJA
Pengaruh adanya mata kayu pada kayu, adalah :
1. Mengurangi sifat keteguhan kayu
2. Serat-serat disekeliling mata kayu umumnya tidak teratur (menyulitkan
pengerjaan)
3. Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu
4. Mengurangi keretakkan
5. Menyebabkan lubang pada hasil lebar finir.
2. Cacat hati rapuh.
Hati rapuh ini merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar di daerah
tropis, misalnya : kayu meranti. Cacat ini mengurangi kekuatan terhadap kayu,
biasanya terdapat pada hati kayu (pusat lingkaran tumbuh kayu bulat).
3. Serangga perusak kayu.
Serangga perusak kayu antara lain : rayap, kumbang kayu dan bubuk kayu, karena
pengaruhnya maka kekuatan kayu akan berkurang. Karena serangga tersebut
merusak kayu dengan membuat lubang-lubang terowongan di dalam kayu sebagai
makanan dan tempat tinggal serangga tersebut.
4. Cacat kayu gubal (sap wood).
Kayu gubal juga merupakan salah satu jenis cacat kayu, karena adanya kayu gubal
pada suatu potongan kayu, maka akan mempengaruhi kekuatan kayu (terutama untuk
konstruksi berat), keindahan dari kayu gubal ini merupakan sasaran utama serangga
perusak kayu.
LEMBAR KERJA
LEMBAR KERJA
7. Papan/balok disusun dengan menggunakan kayu ganjel/lat (sticker). Ganjel harus
dibuat dari kayu yang sehat (bebas cacat), keadaan kering, bentuk persegi dan
seragam.
8. Untuk papan yang sudah kering, ganjel (sticker) boleh dipasang pada setiap 8
(delapan) tumpuk papan. Ukuran ganjel (sticker) ditunjukkan pada Tabel 2.1.
9. Antara kayu/papan yang satu dengan yang lainnya pada suatu tumpukkan harus
diberi jarak antara 2 – 5 cm.
LEMBAR KERJA
Penumpukkan kayu dapat dilihat pada Gambar 2.7.
LEMBAR KERJA
1.8.5 Pengawetan Kayu.
Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya, kayu dikatakan awet bila
mempunyai umur pakai yang lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan
bermacam-macam faktor perusak kayu, dengan kata lain daya tahan kayu terhadap
faktor-faktor perusak yang dating dari luar tubuh kayu itu sendiri. Adapun faktor
penyebab kerusakkan kayu digolongkan menjadi :
a. Penyebab Non Mahluk Hidup.
1. Faktor Fisik ; keadaan/cuaca alam yang mampu merusak kayu (suhu udara, panas,
air dan sebagainya).
2. Faktor Mekanik ; akibat proses kerja alam atau tindakkan manusia (pukulan,
goresan, tarikkan dan tekanan).
3. Faktor Kimia ; faktor yang mempengaruhi unsur kimia yang membentuk komponen
kayu (pengaruh garam, asam dan basa)
b. Penyebab Mahluk Hidup.
1. Jenis Jamur ; serangan jamur yang mengakibatkan pelapukkan dan pembusukkan.
2. Jenis Serangga ; serangan serangga yang memakan dan tinggal di dalam kayu.
LEMBAR KERJA
2. Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu ber-kelas keawetan rendah dan
sebelumnya belum pernah digunakan dalam pemakaian.
3. Untuk mengatasi pengangguran.
f. Bahan Pengawet.
Bahan pengawet kayu adalah : bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan
sangat beracun terhadap mahluk perusak kayu, antara lain : Arsen (As), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Flour (F), Chroom (Cr) dan lain-lain.
Selain proses pengawetan diatas, sebetulnya finishing adalah juga merupakan
tindakan pengawetan terhadap kayu, seperti meni, cat, vernis, plitur, teak oil dan
sebagainya. Tetapi jika hanya difinishing fungsinya hanya melindungi atau menutup
bagian luar kayu sehingga kurang mampu mengatasi faktor-faktor perusak kayu.