Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring perkembangan tekhnologi ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin meningkat dan berkembang, salah satu contohnya bisa kita lihat
sekarang pada mesin-mesin produksi yang semakin berkembang salah
satunya adalah mesin frais yang sebelum-sebelumnya masih masih
sederhana sekarang mesin frais sudah mengalami perkembangan sehingga
dapat digunakan secara manual dan secara otomatis.
Untuk saat ini dibidang teknik permesinan yang banyak
menggunakan mesin-mesin produksi, pada dasarnya membutuhkan
perhitungan dan ketelitian yang sangat sempurna untuk mengoperasikan
mesin-mesin tersebut, oleh karena itu dibutuhkan mesin-mesin yang
menunjang teknik permesinan, dengan adanya praktikum proses
manufaktur pada mesin frais mahasiswa diharapkan mampu dan memiliki
pengetahuan dalam proses pengerjaan menggunakan mesin frais,
sehingga pada saat terlibat di dunia kerja atau lapangan kerja sudah
memiliki pengetahuan dan pengalaman mengunakan mesin frais.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun Tujuan praktikum yaitu :
a) Mengetahui cara pengoprasian mesin frais.
b) Mengetahui cara kerja mesin frais.
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Pengertian Mesin Frais.
Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan atau
menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau
sebagai alatnya. Pada mesin frais, pisau terpasang pada arbor dan diputar
oleh spindle. Benda kerja terpasang pada meja dengan bantuan catok (vice)
atau alat bantu lainnya. Meja bergerak vertikal (naik-turun), horizontal
(maju-mundur dan kekiri-kekanan).
Dengan gerakan ini maka dapat menghasilkan benda-benda seperti
pembuatan:
1. Bidang rata
2. Alur
3. Roda gigi
4. Segi banyak beraturan
5. Bidang bertingkat, dll.

Gambar 2.1. Bentuk-bentuk Hasil Frais.


Sesuai dengan keperluannya, mesin frais dibagi dalam 2 golongan
besar yaitu, mesin frais baku dan mesin frais Khusus. Mesin frais baku dibagi
lagi menjadi 2 kelompok, yaitu Mesin frais meja, dan mesin frais lutut dan
tiang. Mesin-mesin frais yang tergolong jenis mesin frais lutut dan tiang
diantaranya ialah Mesin frais horizontal, Mesin frais vertikal, dan Mesin frais
universal. Pada mesin frais horizontal, meja dari mesinnya hanya dapat
digerakan pada tiga arah yaitu, arah membujur, arah melintang dan arah
tegak. Sedang pada mesin frais tegak letak sumbu utama spindelnya tegak
lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat
diputar-putar, maka kedudukan spindel sumbu utama dapat dibuat
menyudut terhadap meja mesin.
Mesin frais jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang mempergunakan frais sisi atau frais jari. Sedang untuk frais
universal, meja dari mesin ini pada mesin horizonta hanya meja universal
dapat diputar mendatar dan membentuk sudut 450 kearah tiang mesin.

2.2. Jenis-Jenis Mesin Frais.


Jenis-jenis mesin Frais berbeda-beda satu dengan yang lainnya, dan
dibagi menjadi 3 Jenis, yaitu:
2.2.1. Mesin Frais Horisontal
Adalah mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan
pemegang alat potong pada posisi mendatar. Mesin ini termasuk tipe knee,
namun bentuknya sama dengan mesin frais universal. Biasanya digunakan
untuk mengerjakan permukaan datar dan alur. Tipe lain dari mesin ini adalah
mesin frais tipe bed. Tipe bed ini lebih kuat karena meja mesin ditahan
sepenuhnya oleh sadel yang terpasang pada lantai.
2.2.2 Mesin Frais Vertikal
Adalah mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan
pemegang alat potong dengan posisi tegak. Poros utama mesin frais tegak
di pesang pada kepala tegak (vertical head spindle). Posisi kepala ini dapat
dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya mesin ini dapat
mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.
2.2.3. Mesin Frais Universal
Adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais
horizontal dan mesin frais vertikal. Mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan
pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta
pembuatan alur luar dan alur dalam. Untuk melaksanakan pekerjaannya
mesin frais dilengkapi dengan peralatan yang mudah digeser, diganti dan
dipindahkan. Peralatan tambahan etrsebut berupa meja siku (fixed angular
table), meja miring (inclinable universal table), meja putar (rotery table) dan
kepala spindel tegak (vertical head spindel ).

2.3. Bagian-bagian Mesin Frais


Adapun bagian dan kegunaanya, mesin frais horizontal terdiri dari
komponen atau bagian-bagian yang telah diketahui yang akan dijelaskan
sebagai berikut:

Gambar 2.2. Mesin Frais

Keterangan:
A. Lengan, untuk memindahkan arbor.
B. Penyokong arbor.
C. Tuas, untuk menggerakan meja secara otomatis.
D. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis.
E. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan
mesin.
F. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah memanjang.
G. Tuas pengunci meja.
H. Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
I. Engkol, untuk menggerakan meja dalam arah melintang.
J. Engkol, untuk menggerakan lutut dalam arah tegak.
K. Tuas untuk mengunci meja.
L. Tabung pendukung dengan bang berulir, untuk mengatur tingginya meja.
M. Lutut, tempat untuk kedudukan alas meja.
N. Tuas, untuk mengunci sadel.
O. Alas meja, tempat kedudukan untuk alas meja.
P. Tuas untuk merubah kecepata motor listrik.
Q. Engkol meja
R. Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
S. Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
T. Spindle, untuk memutar arbor dan pisau frais.
U. Tuas untuk menjalankan mesin.

2.4. Macam-macam Pisau Frais


Mesin frais mempunyai bermacam-macam pisau, dimana hasil-hasil
bentuk dari pekerjaan mesin frais tergantung dari bentuk pisau frais yang
digunakan, karena bentuk utama frais tidak berubah walaupun sudah diasah,
jadi tidak seperti pada pahat bubut yang disesuaikan menurut kebutuhannya
dan disamping bentuk-bentuk yang sudah tetap frais itu sekelilingnya
mempunyai gigi yang berperan sebagai mata pemotongan.

2.4.1. Pisau Frais Sisi


Digunakan untuk mengefrais permukaan datar benda kerja dengan
V menggunakan mesin frias horizontal. Dalam pemakaiannya pisau frais ini
terdapat tiga tipe yaitu tipe H untuk baja keras, tipe N untuk baja sedang
(normal) dan tipe W untuk baja lunak.
Gambar 2.3 pisau frais sisi

2.4.2. Pisau Frais Muka


Pisau ini mempunyai dua arah sisi pemotongan yaitu sisi muka dan
sisi samping. Pisau ini digunakan untuk menfrais permukaan mendatar dan
tegak benda kerja dengan menggunakan mesin frais vertikal.

Gambar 2.4 pisau frais muka

2.4.3. Pisau Frais Alur Sisi dan Muka


Disebut juga dengan pisau frais celah (slotting cutter). Gunanya
untuk membuat alur atau celah dengan menggunakan mesin frais horizontal.

Gambar 2.5 pisau frais alur sisi dan muka


2.4.4. Pisau Frais Gergaji
Disebut juga dengan pisau belah (slitting cutter). Digunakan untuk
membelah atau memotong benda kerja dan membuat alur.

Gambar 2.6 pisau frais gergaji


2.4.5. Pisau Frais Pembentuk
Disebut juga dengan form milling cutter. Digunakan
untuk membentuk permukaan benda kerja.

Gambar 2.7 pisau frais pembentuk

2.4.6. Pisau Frais Roda Gigi


Digunakan untuk membuat roda gigi. Pisau ini terdapat dua jenis
ukuran, yaitu sistem modul untuk ukuran mm dan sistem DP (diameter Pitch)
untuk ukuran inchi.
Gambar 2.8 pisau frais roda gigi
2.4.7. Pisau Frais Sudut
Digunakan untuk membuat permukaan bersudut. Pisau ini ada dua
macam, yaitu pisau frais bersudut tunggal dan pisau frais bersudut ganda.

Gambar 2.9 pisau frais sudut


2.4.8. Pisau Frais Jari
Disebut juga dengan end mill cutter, digunakan untuk membuat alur,
pembesaran lobang dan pembuatan permukaan bertingkat. Mata pisau
terdapat pada bagian muka dan bagian samping.

Gambar 2.10 pisau frais jari


2.4.9. Pisau Frais Alur T dan Alur Bersudut
Pisau frais alur T mempunyai mata pemotong pada bagian muka,
belakang dan samping. Pisau alur bersudut digunakan untuk membuat alur
berbentuk sudut. Mata potong pisau terdapat pada bagian depan dan
sampingnya. Pisau alur bersudut terdapat dalam dua bentuk, yaitu pisau alur
bersudut tumpul dan pisau alur bersudut lancip.

Gambar 2.11 Pisau Frais Alur T dan Alur Bersudut

2.5. Kepala Pembagi


Pada mesin frais selain mengerjakan pekerjaan - pekerjaan peng-
fraisan rata, menyudut, membelok, mengalur, dan sebagainya, dapat pula
mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang atau bersudut-sudut. Yang
dimaksud dengan benda kerja yang berbidang-bidang adalah benda kerja
yang mempunyai beberapa bidang atau bersudut atau beralur yang
beraturan, misalnya segi banyak beraturan, batang beralur, roda gigi, roda
gigi cacing dan lain sebagainya. Kepala pembagi ini berfungsi untuk
membuat bagian pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang
tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara
pembagian yang merupakan tingkatan, yaitu:
1. Pembagi langsung (direct indexing)
2. Pembagi sederhana (simple indexing)
3. Pembagi sudut (angel indexing)
4. Pembagi diferensial (differensial indexing)
Keempat cara tersebut diatas memang merupakan tingkatan-
tingkatan cara pengerjaan, artinya bila dengan cara pertama tidak bisa
digunakan, kita gunakan cara kedua dan seterusnya.
a. Segi banyak beraturan
b. Batang beralur
c. Roda gigi
d. Roda gigi cacing

Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat bagian pembagian atau


mengerjakan benda kerja yang berbidang tadi dalam sekali pencekaman.
Dalam pelaksanaannya, operasi tersebut diatas ada 4 cara pembagian yang
merupakan tingkatan, yaitu pembagi langsung (direct indexing), pembagi
sederhana (simple indexing), pembagi sudut (angel indexing), dan yang
terakhir adalah pembagi diferensial (differensial indexing). Keempat cara
tersebut diatas memang merupakan tingkatan-tingkatan cara pengerjaan,
artinya bila dengan cara pertama tidak bisa digunakan, kita gunakan cara
kedua dan seterusnya.

2.6. Arah Gerakan Pemotongan

Arah gerakan pemotongan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu


arah pemotongan searah dengan gerakan maju benda kerja dan arah
gerakan pemotongan berlawanan dengan arah gerakan maju benda kerja.
Jika putaran pisau frais searah dengan gerakan benda kerja, metode
pengefraisan ini disebut juga dengan pengefraisan pemotongan searah.
Tiap-tiap mata potong memotong mulai dari permukaan luar menyayat ke
dalam dan berakhir pada batas kedalaman pemotongan. Gaya pemotongan
cenderung menarik benda searah dengan arah gerakan pisau frais.
Akibatnya laju gerakan meja tidak teratur akibat adanya gaya tarikan gaya
pemotongan pisau frais. Pengfraisan dengan metoda pemotongan
berlawanan arah adalah gerakan pemotongan pisau berlawanan dengan
arah gerakan pemotongan benda kerja. Setiap mata potong memotong
permukaan benda kerja dimulai dari permukaan terendah sampai ke
permukaan yang tertinggi. Gaya pemotongan kecil terjadi pada sat awal
melakukan pemotongan dan bertambah besar sampai akhir pemotongan.
Pengefraisan dengan menggunakan pisau frais muka (face and mill cutter)
gaya dan arah pemotongan merupakan gabungan dari metode pemotongan
searah dan metode pemotongan berlawanan arah. Untuk pisau frais yang
mempunyai diameter sama dengan benda kerja, gaya pemotongannya
dimulai dari dengan metoda pemotongan berlawanan arah pada akhir
pemotongan akan terjadi metoda pemotongan searah.

2.7. Kecepatan Potong Dan Pemakanan

Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh


kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan
mesin frais menyangkut pada kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya
bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit.
Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras
bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya.
Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga
kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais
mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p
x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh
oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit,
maka jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n.
jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan
kecepatan potong (V).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat yang digunakan :


a. Mesin frais.
b. Jangka sorong.
c. Kaca mata
d. Ragum

3.2. Bahan yang digunakan :


Aluminium tuang dengan ukuran panjang 90,4 mm, lebar 40,1 mm dan
tebal 31,22 mm.
3.3. Gambar bahan :

Gambar sebelum diFrais:


3.4. Prosedur Kerja

a. Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

b. Persiapkan mesin frais dan lakukan pengecekan awal untuk mengetahui

apakah mesin berfungsi dengan baik.

c. Siapkan benda kerja yang akan difrais.

d. Tentukan pembagian keliling untuk menentukan putaran engkol

dividing head.

e. Lakukan proses frais dengan menggunakan putaran engkol yang

sebelumnya telah ditentukan sebagai acuan.

f. Rapikan dan bersihkan alat serta tempat praktikum.

3.5. langkah kerja pengefraisan

1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan .

2. Mempersiapkan benda kerja .

3. Mengukur benda kerja dengan menggunakan mistar insut dan

menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.

4. Tempatkan benda kerja yang akan difrais di meja kerja mesin frais.

5. Mencari titik permukaan atau titik nol , kemudian lakukan pemakanan

untuk masing-masing sisi. Saat pemakanan dilakukan mata pahat dan

benda kerja diberi pendingin ( dalam praktek yang kami lakukan

digunakan air sebagai pendingin) sehingga benda kerja tidak terlalu

panas .

6. Mengatur ketebalan pemakanan .

7. Lakukan proses finishing pada benda kerja.


BAB IV
PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, hal yang pertama dilakukan yaitu
mempersiapkan benda kerja yang akan digunakan, dimana benda kerja tersebut
mempunyai bentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 200 mm, lebar 40
mm, dan tinggi 40 mm, ukuran benda ini adalah ukuran benda sebelum di frais.
Sebelum melakukan pengefraisan ada hal-hal yang perlu diketahui, yaitu harus
mementingkan keselamatan kerja. Selanjutnya dalam melakukan praktek,
praktikan harus mengetahui atau menguasai prosedur dalam melakukan
pengfraisan dan mesin frais yang akan dipakai harus dalam kondisi baik. Dalam
praktek ini, benda yang akan difrais yaitu benda yang terbuat dari almunium dan
pisau yang digunakan harus sesuai dengan jenis material benda kerja.
Saat akan memulai pengefraisan, praktikan harus menempatkan benda kerja
tepat dititik yang telah ditentukan untuk dilakukan pengfraisan, selanjutnya atur
ukuran yang akan dipotong dan berapa kecepatan yang digunakan untuk benda
kerja yang akan difrais, sehingga dapat dengan mudah memulai proses praktek
pengefraisan. Pengefraisan dilakukan dalam beberapa kali pemotongan benda
kerja, dimana ukuran benda kerja yang akan dipotong berfariasi yaitu sebesar 40
mm dan 20 mm, sehingga untuk hasil akhir pada praktek frais ini yaitu berubahnya
ukuran pada benda kerja dengan ukuran akhir benda kerja panjang 160 mm, lebar
20 mm, dan tinggi 20 mm.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam praktikum ini pengoperasian mesin frais dapat berhasil atau


mendapatkan hasil yang baik bila melakukan prosesnya dengan mengikuti
proseddur yang benar, dengan mengikuti langkah-langkah prosedur yang
sesuai petunjuk maka keselamatan kerja dalam melakukan pengefraisan
akan terjamin.
Setelah melakukan pengefraisan dapat diketahui cara kerja mesin
frais adalah dengan mengikis sedikit demi sedikit benda kerja yang akan
difrais, karena frais digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja
sesuai dengan yang diinginkan.

5.2. Saran
Dalam menoperasiakan mesin perkakasan atau lebih khususnya yaitu
mesin frais, agar dipahami proses penggunaannya agar setiap melakukan
praktikum pengfraisan lebih bisa atau menguasai pengoperasian mesin frais
tersebut. Sehingga pemahaman tentang teori dan praktek yang dikuasai
seimbang, dan dapat mendukung didunia kerja nantinya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

B.M Amstead,1992. Blog.wordpress.com. Diakses tanggal 5 Nopember 2013.

Armico; 2000. Bandung. Diakses tanggal 5 Nopember 2013.

Aditya Rayfel, 2011. http://google/indoteknik.com, Diakses tanggal 8 Nopember


2013.

Cipto Junaedy, 2010. http://books.google.com/2010/mesin-frais. Diakses tanggal


9 Nopember 2013.

Muhammad Sumaryono, 2011 http://www.google.com. Gambar-gambar Mesin.


2011. Diakses tanggal 9 Nopember 2013.

Anda mungkin juga menyukai