Anda di halaman 1dari 6

SAP 7

A. KASUS SFAS NO. 2

Pada kasus research and development SFAS No 2 diterapkan rigit uniformity. Akan
lebih representational faithfulness bila biaya research and development (succesful effort)
sebagai finite uniformity, misalnya di dalam akuntansi minyak dan gas.
Sifat dan karakteristik industri minyak dan gas bumi berbeda dengan industri lainnya.
Sebagai akibat dari sifat dan karakteristik dari industri minyak dan gas bumi, maka terdapat
beberapa perlakuan akuntansi khusus untuk industri tersebut yang berbeda dengan industri
lainnya, seperti:
1. Adanya sifat untung-untungan (gambling) dari usaha explorasi menimbulkan
beberapa alternatif dalam penggunaan metode pengakuan biaya atas cadangan
yang tidak berisi minyak atau gas (dry hole).
2. Ada pendapat yang menyatakan bahwa pengakuan biaya harus dikaitkan dengan
aktivitas sampai diketemukannya cadangan minyak atau gas di suatu negara,
sehingga semua biaya yang terjadi ditangguhkan dan akan dikapitalisasi sebagai
bagian dari cadangan minyak yang ditemukan di negara tersebut.
3. Pendapat lain menyatakan bahwa biaya yang terjadi untuk pencarian minyak dan
gas harus dikaitkan dengan hasil dari aktivitas pencarian suatu cadangan. Biaya
tersebut akan dikapitalisasi bila cadangan tersebut dalam kenyataan berisi minyak
atau gas dan sebaliknya akan dinyatakan sebagai beban kalau cadangan tersebut
tidak berisi minyak atau gas.
Perbedaan perlakuan akuntansi terjadi karena adanya perbedaan pandangan dalam
perlakuan biaya yang dikapitalisasikan, beban yang diakui serta perhitungan amortisasinya.
Sehingga perbedaan tersebut pada akhirnya memperkenalkan konsep pencatatan biaya dengan
dasar Full Cost Method (FC) dan Successful Effort Method (SE) yang pada akhirnya
mengakibatkan perbedaan pada laporan keuangan yang dihasilkan.
Metode successful effort hanya akan mengakui biaya-biaya penelitian (exploration
dan survey) atas sumur yang sukses mendapatkan cadangan terbukti saja yang akan
dikapitalisasikan. Biaya-biaya atas sumur-sumur yang tidak berhasil dinyatakan tidak
1
memiliki manfaat di masa mendatang dan karena itulah harus dibebankan pada periode
terjadinya. Sebaliknya, karena tidak ada cara untuk menghindarkan biaya-biaya unsuccessful
(tidak berhasil) dalam pencarian cadangan minyak dan gas bumi, maka full cost method
menganggap baik biaya-biaya yang terjadi pada sumur sukses menemukan cadangan minyak
dan gas bumi maupun tidak, tetap diakui sebagai bagian biaya penemuan cadangan minyak
dan gas bumi. Hubungan langsung antara biaya-biaya yang terjadi dengan penemuan
cadangan minyak dan gas bumi tidaklah penting dalam metode full cost.

B. KASUS SFAS NO. 3


1) Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga
Pernyataan ini berlaku untuk perusahaan publik yang telah baik:
a) Persediaan dan aset, pabrik dan peralatan (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) sebesar
lebih dari $ 125juta
b) Total aset sebesar lebih dari $ 1 miliar (setelah dikurangi akumulasi penyusutan). Tidak ada
perubahan harus dibuat dalam laporan keuangan utama, informasi yang diperlukan oleh pernyataan itu
harus disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan tahunan yang diterbitkan. Setelah 25
Desember 1979 , perusahaan diwajibkan untuk
melaporkan:
1. Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan disesuaikan dengan dampak dari inflasi umum
2. Keuntungan atau kerugian daya beli pada item moneter bersih .
3. Pendapatan dari operasi yang dilanjutkan atas dasar biaya saat ini
4. Jumlah biaya saat persediaan dan properti , pabrik, dan peralatan pada akhir tahun fiscal
5. Kenaikan atau penurunan jumlah biaya saat persediaan dan properti, pabrik dan peralatan
setelah dikurangi inflasi.
Namun, informasi tentang dasar biaya saat ini untuk tahun fiskal yang berakhir sebelum 25
Desember 1980 dapat disajikan dalam laporan tahunan pertama untuk tahun fiskal yang berakhir
pada atau setelah 25 Desember 1980. Usaha yang diperlukan untuk menyajikan ringkasan lima
tahun data keuangan yang dipilih, termasuk informasi mengenai pendapatan, penjualan dan
pendapatan usaha lainnya, aktiva bersih, dividen per saham biasa, dan harga pasar per lembar
saham. Dalam perhitungan aktiva bersih, hanya persediaan dan properti ,
pabrik, dan peralatan perlu disesuaikan dengan dampak dari perubahan harga .

2
2) Sudut Pandang Internasional Terhadap Akuntansi Inflasi
AMERIKA SERIKAT
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(statement of financial accounting standards-SFAS) No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan
perubahan harga”, pernyataan ini mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki
persediaan dan aktiva tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS
No.33 mengemukakan bahwa :
a. Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
b. Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
c. Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila
dibandingkan data biaya kini.

Tahun 1970 adalah satu dekade inflasi yang tinggi di Amerika Serikat. FASB menerbitkan
sebuah draft eksposur yang akan mewajibkan perusahaan untuk melaporkan informasi harga-
tingkat disesuaikan dalam laporan tambahan. Masalah khusus timbul dalam penerapan persyaratan
biaya saat pernyataan ini untuk jenis aset tertentu, terutama sumber daya alam dan menghasilkan
pendapatan properti real estate. Dewan akan mempertimbangkan masalah lebih lanjut dan alamat
mereka dalam Exposure Draft dengan maksud untuk menerbitkan Statement pada tahun 1980.
Pernyataan ini memberikan petunjuk pengobatan dari aset dan biaya terkait untuk perusahaan yang
menyajikan informasi biaya saat ini untuk tahun fiskal yang berakhir sebelum 25 Desember 1980.
Pernyataan ini panggilan untuk dua perhitungan penghasilan tambahan, salah satu berurusan
dengan dampak inflasi umum, berurusan lain dengan efek perubahan harga sumber daya yang
digunakan oleh perusahaan. Dewan percaya bahwa kedua jenis informasi yang mungkin berguna.

C. KASUS STANDAR PENGUKURAN INSTRUMEN KEUANGAN


Definisi Instrumen Keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Instrumen keuangan diukur
pada pengakuan awal sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi kecuali untuk
instrumen yang diukur dengan menggunakan nilai wajar. Pengukuran instrumen keuangan
sebesar nilai amortisasi, premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective interest

3
rate. Sebagai contoh pada kasus perjanjian pembelian kembali atau repurchase agreement,
dimana perusahaan menjual financial asset dengan perjanjian bahwa financial asset tersebut
akan dibeli kembali pada harga yang ditetapkan atau pada harga jual semula ditambah
keuntungan. Pada kasus tersebut walaupun terjadi transfer financial asset dan juga arus kas ata
aset yang ditransfer, perusahaaan masih memiliki kontrol terhadap financial asset yang
ditransfer melalui hak membeli financial asset tersebut kembali. Karena hal tersebut, maka
financial asset yang telah ditransfer tersebut masih tetap dicatat di balance sheet.
Walaupun sebuah entitas masih memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas dari
financial asset, entitas tersebut masih dapat mengakui adanya transfer keuangan jika dia
memiliki kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu
atau pihak lain sesuai kesepakatan dan memenuhi syarat sebagaimana yang telah dijelaskan pada
PSAK No. 55 (revisi 2006) paragraf 16. Transaksi ini tidak diatur pada PSAK No. 50 (1998),
dan oleh IAS diistilahkan sebagai “pass through arrengement”. Transaksi ini biasanya ditemui
pada sekuritisasi ataupun special purpose entities (SPE).

Contoh: Kasus Transfer of Financial Asset yang Tidak Memenuhi Derecognition


PT A menjual instrumen utang yang diterbitkan oleh PT B dengan harga Rp 5.000.000 dan
memberikan jaminan atas default assets atas instrumen utang yang dijual tersebut. Hakikatnya
PT A tetap menahan hampir seluruh resiko dan manfaat dari instrumen tersebut sehingga tidak
dapat diperlakukan sebagai pelepasan aset. Di sisi lain perusahaan akan mengakui kewajiban.

Pengukuran (Measurement)
PSAK No. 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran telah
banyak mengadopsi IAS 39 dibandingkan PSAK No. 55 (1999). Ada perbedaan yang mendasar
pada pengukuran awal (initial measurement) antara PSAK 55 (1998) dengan PSAK 55 (revisi
2006). Sebelumnya, semua instrumen keuangan dikur pada pengukuran awal sebesar historical
cost, namun menurut PSAK No. 55 (revisi 2006), pengukuran nilai awal instrumen keuangan
berdasarkan fair value-nya. Khusus untuk Held to Maturity, fair value tersebut ditambah dengan
biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan akuisisi ataupun penerbitan instrumen
keuangan tersebut.

4
DAFTAR PUSTAKA

Bierman, Harold Jr. dan Roland E. Dukes (1975). Accounting for Research and Development Costs.
Journal of Accountancy: 48-55. Dalam Zeff, Stephen A. dan Bala G. Dharan (1994).
Readings and Notes on Financial Accounting: Issues and Controversies. Mc.Graw-Hill, Inc.:
311-321.

Lev, Baruch dan Paul Zarowin (1999). The Boundaries of Financial Reporting and How to Extend
Them. Journal of Accounting Research: 353-385.

SFAS No. 2 Accounting Research and Development Costs

https://www.academia.edu/5049695/BIAYA_RISET_DAN_PENGEMBANGAN_PENGUNGKA
PAN_BIAYA_RISET_DAN_PENGEMBANGAN_DALAM_LAPORAN_KEUANGAN_
( Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017 )
http://jibonk168.blogspot.co.id/2013/06/akuntansi-untuk-riset-dan-pengembangan.html
(Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017)

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2014/11/07/akuntansi-instrumen-keuangan-psak-50-55-60/
(Diakses pada tanggal 17 Oktober 2017)

5
6

Anda mungkin juga menyukai