Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. RINGKASAN ARTIKEL
Penelitian ini memeriksa apakah ikatan sosial antara auditor keterlibatan dan
anggota komite audit membentuk hasil audit. Meskipun hubungan sosial ini dapat
memfasilitasi transfer informasi dan membantu auditor mengurangi tekanan
manajemen untuk membebaskan koreksi salah saji yang terdeteksi, hubungan
interpersonal yang erat dapat merusak pemantauan auditor terhadap proses pelaporan
keuangan. Kami mengukur hubungan sosial dengan koneksi almamater, ikatan dosen-
mahasiswa, dan afiliasi pekerjaan, dan kualitas audit oleh kecenderungan untuk
membuat opini audit yang dimodifikasi, penyimpangan pelaporan keuangan, dan
penilaian perusahaan. Bukti kami menyiratkan bahwa hubungan sosial antara auditor
keterlibatan dan anggota komite audit mengganggu kualitas audit. Dalam hasil
tambahan sesuai dengan harapan, biasanya kita temukan bahwa hubungan ini
terkonsentrasi di mana ikatan sosial lebih menonjol, atau tata kelola perusahaan relatif
buruk dan konflik keagenan lebih parah. Menyiratkan timbal balik yang berasal dari
jaringan sosial, kami juga melaporkan beberapa bukti sugestif bahwa biaya audit lebih
tinggi dengan adanya ikatan sosial antara auditor keterlibatan dan komite audit. Secara
kolektif, analisis kami memberi dukungan pada narasi bahwa implikasi negatif - yaitu,
kualitas audit yang buruk dan biaya audit yang lebih tinggi - dari ikatan sosial ini
mungkin lebih besar daripada manfaatnya.
B. ANALISIS ARTIKEL
Penelitian ini membahas mengenai ikatan sosial antara auditor yang terlibat
dengan anggota komite audit terhadap hasil audit. Meskipun hubungan sosial mampu
memudahkan transfer informasi dan membantu auditor mengurangi tekananan
manajemen untuk mengabaikan koreksi salah saji yang terdeteksi, hubungan
antarpersonal yang erat dapat merusak pemantauan auditor terhadap proses laporan
keuangan. Dalam penelitian ini hubungan sosial diukur berdasarkan hubungan
almamater, hubungan dosen-mahasiswa, afiliasi kerja serta kualitas audit dengan
kecenderungan membuat opini audit yang dimodifikasi, penyimpangan laporan
keuangan dan penilaian perusahaan.Untuk mengidentifikasi dampak ekonomi dari
informasi dalam pilihan audit, peneliti menggunakan difference-in-differences design
yang memanfaatkan relaksasi dari persyaratan audit untuk perusahaan non publik di
U.K
Peneliti menemukan bahwa hubungan sosial antara auditor yang terlibat dengan
anggota komite audit merusak kualitas audit. Hasil tambahan yang didapAtkan dari
penelitian ini sesuai dengan yang diprediksikan sebelumnya bahwa hubungan sosial
antara auditor dan anggota komite audit lebih menonjol, atau tata kelola perusahaan
relatif buruk serta adanya agensi konflik yang lebih parah. Adanya hubungan timbal
balik yang tersirat dari hubungan sosial antara auditor dan anggota komite audit yaitu
biaya audit (audit fee) yang lebih tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan penelitian ini menemukan bahwa hubungan sosial antara auditor dan
anggota komisi audit lebih besar dampak negatifnya (biaya audit yang lebih tinggi serta
kualitas audit yang rendah) dibandingkan manfaat yang didapatkan.
Peneliti melakukannya dengan cara melakukan evaluasi terhadap hubungan
antara auditor yang terlibat saat ini dan komite audit terhadap kualitas audit.
Selanjutnya, peneliti juga akan melakukan analisis tambahan dengan menggunakan
variasi data cross-sectional yang ada. Analisis tambahan dilakukan karena perusahaan
audit Big-4 hanya memegang sebagian kecil pasar audit di Cina, berbeda dengan di
Amerika.
Variabel atau kontrol karakteristik klien dan audit didasarkan pada penelitian
DeFond et al. (1999) dan Cehn et al. (2001) yaitu: Big-4 (variabel indikator untuk klien
dari auditor Big-4 Internasional), Top10 ( variabel indikator untuk klien dari auditor 10
besar domestik, yang di rangking berdasarkan jumlah klien yang ditangani selama tahun
pengamatan); LTA (logaritma natural dari total aset klien), Leverage (rasio total
kewajiban terhadap total aset), Loss (variabel indikator untuk laba bersih negatif), ROA
(laba bersih dibagi total aset), Liquidity (rasio dari aset lancar dengan kewajiban
lancar), REC (piutang bersih dibagi dengan total aset) dan INV (persediaan dibagi
dengan total aset).
H1 = ditolak
Karena ada salah satu yang signifikan atau positif atau ada dampaknya hubungan
auditor dengan AC member.
Hasil pengujian dan pembahasan dari penelitian ini adalah Hubungan sosial
komite audit-auditor berdamak pada kualitas audit di dua sisi. Sisi pertama, hubungan
sosial komite audit-auditor memfasilitasi aliran informasi anatara komite audit dan
auditor serta menjaga independensi auditor dari manajemen sehingga kualitas audit
lebih tinggi. Di sisi lain, hubungan sosial komite audit-auditor dapat menghalangi
auditor untuk lebih berhati-hati dan terjadang muncul bias dalam penilaian auditor dan
pembuatan keputusan, sehingga membuat kualitas audit lebih rendah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hubungan sosial komite audit-auditor menyebabkan biaya yang
lebih besar dibanding manfaat yang diterima. Bukti menunjukkan bahwa
kecenderungan untuk mendapatkan opini audit yang dimofifikasi (MAO) pada
perusahaan yang memiliki hubungan sosial komite audit-auditor 40% lebih rendah
dibanding perusahaan yang tidak memiliki hubungan sosial dan hubungan tersebut
dapat meningkatkan masalah penyimpangan laporan keuangan 0,363kali lipat. Adanya
hubungan sosial komite audit-auditor mengurangi kecenderungan auditor
mengeluarkan MOA terhadap penyimpangan pelaporan keuangan ex post,
kecenderungan untuk mengeluarkan opni tidak wajar yang rendah menyebabkan lebih
sering terjadi error tipe II terkait dengan pengambilan keputusan audit yang dilakukan
auditor. Bukti tersebut diperkuat dengan analisis valuasi yang bahwa investor merasa
kualitas auditnya semakin buruk saat adanya hubungan sosial komite audit-auditor.
Dampak hubungan sosial komite audit-auditor terhadap kualitas audit sangat jelas
terlihat ketika anggota komite audit dan ketua komite memiliki latar belakang
akuntansi, ada hubungan pribadi dengan auditor, sedikit reputasi yang dipertaruhkan.
Dampak hubungan sosial komite audit-auditor sangat terasa ketika perusahaan
memiliki masalah agensi yang parah yang dibuktikan dengan buruknya tata kelola
perusahaan atau kelompok CEO yang kuat. Berdasarkan pola variasi cross-section,
hubungan sosial komite audit-auditor merusak kualitas audit. berdasarkan norma
timbal balik, auditor yang memiliki hubungan sosial dengan komite audit tetap menarik
biaya audit walaupun secara ekonomi jumlahnya kecil..
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya, menambah penelitian
mengenai penelitian audit ditingkat individu (misal Chi et al., 2009; Carcello dan Li,
2013; Gul et al., 2013; Knechel et al., 2013a; Knechel et al., 2013b) dengan menggunakan
peranan hubungan sosial antara auditor yang terlibat dengan komite audit, membantu
mengklarifikasi secara empiris apakah kulitas audit berfantung pada karakteristik
sosioekonomi masing-masing auditor (DeFond dan Zhang, 2014: 304). Selain itu,
penelitian ini juga bermanfaat bagi perusahaan audit untuk meningkatkan kinerjanya
misal dengan mengalokasikan kembali pengendalian kualitas sumber daya untuk
meyakinkan bahwa auditor yang memiliki hubungan sosial dengan anggota komite audit
dapat ditugaskan kembali untuk klien yang lain (Francis dan Michas, 2013; Knechel et
al., 2013b).
Penelitian ini memiliki implikasi untuk beberapa pihak antara lain; (i) pengguna
laporan keuangan mendapatkan manfaat dari pengungkapan yang dilakukan auditor (ii)
whether AC members and the outside auditors are independent from each other has
largely been overlooked in regulatory circles, (iii) for practitioners who are eager to
strengthen corporate governance, they should also be wary of the detrimental effect of
social networks in the context of external auditing when developing firm-level
governance structures, dan (iv) for public accounting firms attempting to improve their
performance, our research suggests that social ties between engagement auditors and
client AC members should be considered in the allocation of their scarce quality control
resources and the assignment of individuals to audit engagements