Anda di halaman 1dari 3

PROSES PEMBENTUKAN SMELT DI DALAM FURNACE

I. PENDAHULUAN

Pulp dan kertas dibuat dari serat tumbuhan yang mengandung selulosa, lignin,
pektin, tanin, xylan, mannan, gum, dan zat karbohidrat lainya. Zat yang
diperlukan dalam proses pembuatan pulp dan kertas hanyalah selulosa, karna
selulosa mampu membentuk ikatan hidrogen yang kuat bersama air. Oleh karena
itu, selulosa harus dipisahkan dari zat lainnya supaya kertas memiliki kualitas da
daya tahan yang baik. Proses pemisahan ini memerlukan suatu larutan pemasak.

Berdasarkan larutan pemasaknya, ada 3 jenis proses yaitu proses kraft, proses
soda, dan proses sulfit. Larutan pemasak yang paling umum digunakan adalah
NaOH. Dari proses ini dihasilkan produk samping yang berupa cairan berwarna
hitam. Cairan ini adalah black liquor. Black liquor ini banyak mengandung lignin
dan snagat berbahaya bagi ekosisem perairan jika langsung di buang ke perairan.

Black liquor yang dihasilkan biasanya memiliki kisaran konsentrasi 15%-18%.


Sebelum diolah pada recovery boiler, black liquor harus dipekatkan terlebih
dahulu ingga mencapai konsentrasi 70%-72%. Proses pemekatan ini dikeal
sebagai proses evaporasi. Tempat terjadinya proses evaporasi ini disebut
evaporator. Ada 2 jenis evaporator yaitu single effect evaporator dan multi effect
evaporator. Evaporasi black liquor biasanya menggunakan multi effect
evaporator. Sesudah proses evaporasi, barulah black liquor pekat dimasukkan ke
dalam recovery bolier.

Recovery boiler dalam proses pengolahan black liquor, memiliki dua fungsi
yaitu sebagai penghasil uap (steam) dan sebagai reaktor kimia. Uap (steam) yang
dihasilkan pada recovery boiler akan digunakan untuk mengerakkan turbin pada
pembangkit listrik tenaga uap. Sebagai reaktor kimia, recovery boiler berfungsi
untuk mengubah kembali black liquor menjadi larutan pemasak yang digunakan
pada proses pulping sebelumnya. Perlu diingat bahwa metode recovery boiler ini
hanya bisa diterapkan pada black liquor yang dihasilkan melalui proses kraft
(menggunakan larutan pemasak sodium atau sulfat).

II. PEMBAHASAN

1. SIFAT DAN KOMPOSISI BLACK LIQUOR

Sebelum membahas Proses Pembentukan Smelt Di Dalam Furnace, harus


dipahami terlebih dahulu sidat dan komposisi dari black liquor. Komposisi kimia
black liquor adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Komposisi kimia black liquor


Kmposisi Persentase
Lignin 30-45%
Polisakarida 30-45%
Garam anorganik 30-45%
Asam lemak 3-5%
Methanol ~1%

Dapat diketahui bahwa komposisi kimia black liquor sebagian besar terdiri
atas senyawa organik (lignin dan polisakarida) dan senyawa anorganik (garam
anorganik seperti Na2S, Na2SO3, Na2CO3, dan Na2SO4). Selain itu, black liqur
juga mengandung air sekitar 20%. Lignin merupakan komposisi kimia terbesar
dalam black liquor. Lignin ini yang menyebabkan warna kehitaman pada black
liquor. Selain komposisi senyawa kimia, penting untuk diketahui juga mengenai
komposisi elemen dari black liquor secara empiris. Berikut tabel komposisi
elemen black liquor. Perlu diingat kembali bahwa komposisi elemental di bawah
ini merupakan komposisi elemen untuk black liquor, hasil proses kraft.

Tabel 2.2 Komposisi elemen black liquor

Persentase
Elemen
massa (%)
C 38,2%
H 3,4%
O 31,1%
N 01%
S 5,2%
Na 19,8%
K 1,9%
Cl 0,10%
Lainnya(Ca, Si, 0,2%
Al, Mg, Fe, Mn)
S/Na2 = 0,38

Pada tabel 2.2, rasio antara S dan Na2 bisa sangat bervariasi tergantung pada
kondisi proses. Namun secara umum rasio tersebut masih dalam kisaran 0,35
sampai 0,5. Dalam recovery boiler, idealnya S dan Na2 ini akan diubah
sepenuhnya menjadi Na2S dan Na2CO3 dan akan mengendap dibawah recovery
boiler. Namun dalam kenyataannya hal tersebut tidak terjadi. Proses inilah yang
akan dibahas selanjutnya pada Proses Pembentukan Smelt Di Dalam Furnace.

2. PROSES PEMBENTUKAN SMELT


Proses pengolahan black liquor dengan recovery boiler menempuh beberapa
tahapan. Pertama, black liquor yang telah di evaporasi akan disemprotkan masuk
ke recovery unit. Di dalam recovery unit, black liquor akan terpapar oleh gas
panas sehingga mengalami beberapa kejadian. Kejadian itu antara lain,
pengeringan (drying), pirolisis (pyrolisis), dan char conversion.

Jadi, mula-mula partikel black liquor mengalami pengeringan yang cepat


hingga melepas uap air. Uap air (steam) ini bisa digunakan untuk menggerakkan
turbin pembangkit listrik tenaga uap. Kemudian partikel black liquor masuk ke
tahapan pirolisis dimana terjadi degradasi senyawa organik volatil hingga melepas
gas-gas tertentu. Biasanya gas yang dihasilkan berupa H2, CO, CH4, CO2, H2O, dan
gas TRS (Total Reduced Sulphur). Hasil dari proses pirolisis ini berupa partikel char
yang mengandung 25% senyawa organic no-volatil dan 75% garam anorganik.
Tahapan yang terakhir adalah char conversion yang bertujuan unutuk mengubah
seluruh senyawa organik yang tersisa menjadi gsa karbon dioksida ataupun karbon
monoksida. Setelah tahapan ini, partikel yang tersisa hanya tersusun atas Na2S dan
Na2CO3.

Seluruh proses di atas terjadi dalam waktu yang cepat dalam recovery boiler.
Sisa garam anorganik (smelt) yang mengendap dibawah recovery boiler akan diubah
kembali menjadi larutan pemasak yang yng digunakan pada proses pulping. Caranya
adalah dengan mencampurkan smelt dalam air, kemudian dikaustisasikan hingga
menjadi larutan pemasak kembali (white liquor). Jadi, secara keseluruhan diagram
proses recovery boiler adalah sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai