Anda di halaman 1dari 34

OPERAN

A. Pengertian Operan
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-teknologi
dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif berperan penting
dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam (Kerr, 2002). Tujuan
komunikasi selama operan adalah untuk membangun komunikasi yang akurat, reliabel
(Lardner, 1996), tentang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya
agar layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan,
kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidak akuratan
perawatan, serga memberi kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung. (Achmad,
dkk, 2012).
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan.
(Nursalam, 2011).
Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan antara shift pagi
, sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore dipimpin
oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif malam dipimpin oleh
penanggung jawab shif sore.

B. Proses Operan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Timbang terima dilaksanakan 5 menit Ners station PPdan PA
setiap pergantian shift/ operan
2. Prinsip timbang terima semua
pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima
khususnya pasien yang memiliki
permasalahan belun/ dapat teratasi
serta yang membutuhkan observasi
lebih lanjut
3. PP menyampaikan timbang terima
pada PP berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang
terima:
a. Jumlah pasien
b. Identitas klien dan diagnosis
medis
c. Data (keluhan/ subjektif dan
objektif)
d. Masalah keperawatan yang masih
muncul
e. Intervensi keperawatan yang
belum dilaksanakan (secara
umum).
f. Intervensi kolaboratif dan
dependen.
g. Rencana umum dan persiapan
yang perlu dilakukan (persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang,
dll).
Pelaksanaan
1. Kedua kelompok dinas sudah siap 20 menit Ners station KARU, PP
(shift jaga) dan PA

2. Kelompok yang akan bertugas


menyiapkan buku catatan.
3. Kepala ruang membuka acara
timbang terima.
4. Perawat yang melakukan timang
terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab, dan
melakukann validasi terhadap hal-
hal yang telah ditimbang
terimakan an berhak menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang
jelas.
5. Kepala ruangan/ PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien
6. Penyampaian yang jelas, singkat,
dan padat.
7. Perawat yang melaksanakan
timbang terima mengkaji secara
penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan
tindakan yang telah/ belum
dilaksanakan serta hal-hal penting
lainnya selama masa perawatan.
8. Hal-hal yang sifatnya khusus dan
memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas
berikutnya.
9. Lama timbang terima hntuk tiap
pasien tidak lebih dari lima menit
kecuali pada kondisi khusus dan Ruang
perawatan
memerlukan keterangan yang
rumit
1. Diskusi. 5 menit Ners station KARU, PP
2. Pelaporan untuk timbang terima dan PA

dituliskan secara langsung pada


format timbang terima yang
ditandatangani oleh PP yang jaga
saat itu dan PP yang jaga
berikutnya diketahui oleh kepala
ruang.
3. Ditutup oleh kepala ruang

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi
pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat Operan di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup sehingga pasien
disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia
sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse
station.

D. Alur Operan
Alur dan format pedoman operan di ruang MPKP menurut (Achmad, dkk., 2012) adalah
sebagai berikut:
Nurse Station:
1. Operan dipimpin kepala ruangan
2. Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya berdasarkan
dokumentasi keperawatan.
3. Ketua Tim/Penanggung jawab sif dan perawat pelaksana dalam tim mencatat
hariannya
4. Proses klasifikasi informasi.

Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
2. Validasi data pasien.

Nurse Station
1. Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan balik dan
saran tidak lanjut.
2. Menutup operan (doa dan bersalaman).

Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference bersama anggota
tim/perawat pelaksana.
E. Renstra Operan
a. Pelaksanaan Operan
Hari/ tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :

b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

c. Media
1. Status klien
2. Buku Operan
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan prasarana perawatan

d. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat associate (pagi) :
Perawat associate (sore) :
Perawat associate (malam) :
Perawat associate (libur) :
Pembimbing/ supervisor :

e. Uraian kegiatan
1. Prolog
Pada hari....... jam....... seluruh perawat ( PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala ruangan
berkumpul di nurse station untuk melakukan operan.
2. Sesi I di Nurse station
Kepela ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian
mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama
bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan
klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan
yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan
tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien
3. Sesi II di Ruang Perawatan pasien
Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang
mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan
tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit perpasien. Bila terdapat hal-hal
yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di
nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir.
4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah
proses operan selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan operan dengan
diketahui oleh kepala ruangan.

f. Evaluasi
1. Struktur (input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan timbang
terima, status klien dan kelompok shift oepran. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan
operan yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore.
Kegiatan oepran pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas pada
saat itu.

2. Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang
bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Operan pertama dilakukan di nurse station kemudian
ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah dilakukan. Waktu unutuk
setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3. Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui
perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
F. Format Operan

FORMAT OPERAN PENDERITA


Nama Pasien : Kamar :
Umur : Dx. Medis :
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Pagi Sift Sore Sift Malam

Masalah Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & Obyektif) A: A: A:
P: P: P:

Intervensi yang sudah


Dilakukan

Intervensi yang belum


Dilakukan

Hal-hal yang perlu di


Perhatikan (Lab, Obat,-
Advis Medis)

Tanda Tangan PP PP Pagi: PP Sore: PP Malam:


PP Sore: PP Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

G. Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur
informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi
dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk mencapai keterampilan berfikir kritis serta
menghemat waktu. (Rina, 2012)
Konsep SBAR
Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;
1. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada pasien.
- Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
- Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat keparahan.
2. B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
- Daftar pasien
- Nomor medical record
- Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
- Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
- Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
- Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes labor sebagai
pembanding
- Informasi klinik lainnya
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini.
3. A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini
4. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien pada saat ini.

H. SBAR Model
Menurut Rina, 2012;
1. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan menggunakan 4
elemen umum
3. Mencerminkan umum dan nursing process
4. Membuat bahasa yang umum

I. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)


Menurut (Rina, 2012) Sebelum Operan pasien :
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang akan
dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan
4. Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shif sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

SKENARIO OPERAN

A. Pemeran
Karu : Fajar Satria Maha
Katim : Istikaratih

Perawat Sift Malam:


1. Surya Nanda (Pj Shift Malam)
2. Yuliana

Perawat Sift Pagi:


1. Muksalmina
2. Nuria Sari

B. Naskah Drama Operan


Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi : Assalamualaikum,,
Perawat malam : Walaikumsalam
Yuli : ehh,, sudah datang...
Ria : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Surya : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
Ria : baiklah,,

Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap Karu, Katim dan
perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
Surya : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan kepercayaan
masing-masing.. do’a dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi ini,.silahkan...
Surya : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien baru.. di kamar 3 &
4...
Pasien Pertama (PJ surya)
S -: Tn. F (49 Tahun)
- Kamar 1
- Dx: Asma
- Keadaan komposmetis
- Klien masih sesak napas
- Pernapasan cuping hidung
- Pernapasan cepat
- Terdapat sekret yang kental

B -: Telah diberikan terapi O2 2 liter


- Telah diberikan terapi nebulizar

A -: Pemeriksaan TTV
o TD : 130/90 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 30 x/m
o T : 37 oC
- Diet M2
- Terapi IVFD RL 20 tts/m

R -: Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam


- Lakukan pemberian terapi nebulizer 12 x/j
- Pantau pemberian Terapi O2

Ratih : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?


Surya : tidak ada ratih,,
Muksal : masih sering sesak bapak ini?
Surya : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di pantau.
Muksal : oh iyaa bg..

Pasien Kedu (PJ surya)


S -: Tn. B (40 Tahun)
- Kamar 2
- Dx: GE
- Pasien mengatakan badannya masih lemas
- Turgor kulit jelek

B -: Kekurangan cairan
- Telah diberikan terapi IVFD RL 20tts/m

A -: Pemeriksaan TTV
o TD : 130/80 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 22 x/m
o T : 36 oC
- Diet M2

R -: Lanjutkan pemberian terapi IVFD RL 20tts/m


- Diet M2

Ria : bapak ini ada muntah bang?


Surya : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..

Pasien Ketiga (Perawat yuli)


S -: Tn. I (48 Tahun)
- Kamar 3
- Dx: Post Ob Debridemen et DM + selulitas pada lengan
atas sebelah kiri.

B -: Hb 10
- KGD 145

A -: Pemeriksaan TTV
o TD : 120/90 mmHg
o P : 70 x/m
o R : 22 x/m
o T : 37 oC
- Diet M2
- Urine pekat

R -: Cek Hb
- Kontrol intake & output
- Kontrol TTV setiap 3 jam
- Cek KGD setiap 2 jam

Ria : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak yul ?


Yuli : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
Ria : baik kak,,,

Pasien Keempat (perawat yuli)


S -: Tn. S (35 Tahun)
- Kamar 4
- Dx: Hepatitis
- Pasien lemas, kurang nafsu makan
- Kelihatan kuning

B -: Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2 mg/dl)


- Tidak memiliki riwayat alergi

A -: Pemeriksaan TTV
o TD : 110/90 mmHg
o P : 60 x/m
o R : 24 x/m
o T : 36,7 oC
- Diet M2
- Terapi IVFD RL 20 tts/m

R -: Cek Bilirubin
- Cek Hb

Muksal : ini HB nya berapa kak?


Yuli : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Muksal : ya sudah, sudah...
Fajar : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
Surya : (kamar 1-4) siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya
Ratih, Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam
14.00 siang.. dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
Surya : baik,, sudah selesai,
Fajar : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Fajar : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang silahkan, dan yang
lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan ini,, kita berdo’a dulu menurut
agama dan kepercayaan masing-masing, supaya selamat sampai tujuan, berdo’a dimulai..
berdo’a selesai..
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-masing.. terimakasih
assalamualaikum..
Perawat : Walaikumsalam..
Surya & Yuli : kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat : walaikumsalam..
Ratih : iya, hati-hati dijalan..
Definisi Pre dan Post Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan di
tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
a. Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang,
maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP,
2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara
2) Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing perawat
pelaksana
3) Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4) Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
5) Ketua tim atau Pj tim menutup acara

b. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan
(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP,
2006)
Waktu :Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang
harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
4) Ketua tim atau Pj menutup acara.

2. Tujuan Pre dan Post Conference


Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam
pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu
koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan
(T.M.Marelli, et.al, 1997).
a. Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien, merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien

b. Tujuan post conference adalah:


Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.

3. Syarat Pre dan Post Conference


a. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan dan
post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan tindakan rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
d. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota
tim

4. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi


Adapun panduan bagi PP dalam melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
(Ratna Sitorus, 2006).
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
a. Utama klien
b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini.
g. Perubahan keadaan terapi medis.
h. Rencana medis.
4. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalah yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi :
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
f. Ketepatan dokumentasi.
5. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
6. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawatan asosiet.
7. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
Tahap – tahap inilah yang akan dilakukan oleh perawat – perawat ruangan
ketika melakukan pre conference

ROLE PLAY

PRE DAN POST CONFERENCE

PRE CONFERENCE

Waktu kegiatan : setelah operan shift malam ke pagi

Tempat : ruang jaga nifas

Penanggung jawab : ketua tim


Kegiatan :

1. Ketua tim membuka acara

2. ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing bidan pelaksana

3. ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang
diberikan saat itu

4. ketua tim menutup acara

Karu: “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua…….”

“Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan
kepada kita sehingga kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang
bidan.

Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali dengan sama-sama membaca


basmallah.”

Selanjutnya saya serahkan kepada bidan Desi Irawati selaku ketua tim, seperti
biasanya untuk memandu pre conference kita pada pagi hari ini.

Katim: “ Terimakasih kepada Ibu Mia selaku kepala ruangan,

Assalamualikum wr. Wb. Selamat pagi kepada rekan rekan semua,,,


alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan..

“Ya pada kesempatan pre conference pagi ini tanggal 28 April 2014, di ruang
perawatan nifas dengan jumlah pasien 12 orang.

Disini kita akan membagi tugas demi melancarkan kegiatan kita pagi ini sbb:

1. Bidan Ike Kurniawati


Nama Bidan : Ike Kurniawati Ruangan : VVIP Tanggal : 28 April
2014

Nama Pasien :

1. Ny. Marta
Waktu Kegiatan Keterangan
- Operan
07.30 - Pre Conference
1. Memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan
2. Memeriksa catatan perkembangan pasien
3. Memantau kontraksi uterus dengan riwayat atonia
uteri post SC
4. Memantau TFU
5. Memantau pengeluaran ASI
6. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
7. Konseling tentang ASI Eksklusif
08.00 – 8. Konseling tentang Perawatan payudara
11.30 9. Konseling tentang PH ibu
10. Konseling tentang mobilisasi
11. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
12. Konseling tentang pola istirahat ibu
13. Observasi pengeluaran lochea
14. Merawat luka post SC (ganti perban)
1. Pemeriksaan TTV
12.00 – 2. Dokumentasi kegiatan
13.30 3. Pemberian terapi
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

2. Ny. Rinda

Waktu Kegiatan Keterangan


- Operan
07.30 - Pre Conference
1. Memeriksa catatan perkembangan pasien
2. Menemani Dokter Visite
3. Pemeriksaan TTV
4. Memantau kontraksi uterus
5. Memantau TFU
6. Memantau pengeluaran ASI
7. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
8. Konseling tentang ASI Eksklusif
08.00 – 9. Konseling tentang Perawatan payudara
08.30 10. Konseling tentang PH ibu
11. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
12. Konseling tentang pola istirahat ibu
13. Observasi pengeluaran lochea
14. Persiapan pulang : Melepas perban dan melepas
kateter
Pasien pulang
1. Pemberian terapi
09.00 2. Dokumentasi kegiatan
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

Nama bidan : Dewi Suriyanti Ruangan : Mawar Tanggal : 28 April


2014

Nama Pasien :

1. Ny. Anik
2. Ny. Suci
Waktu Kegiatan keterangan
07.30 - Operan
- Pre Conference
1. Memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan
2. Memeriksa catatan perkembangan pasien
3. Memberikan terapi obat
4. Memantau kontraksi uterus
5. Memantau TFU
6. Memantau pengeluaran ASI
7. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
8. Konseling tentang ASI Eksklusif
08.00 – 9. Konseling tentang Perawatan payudara
11.30 10. Konseling tentang PH ibu
11. Konseling tentang mobilisasi
12. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
13. Konseling tentang pola istirahat ibu
14. Observasi pengeluaran lochea
15. Merawat luka jahitan perineum
12.00 – 1. Pemeriksaan TTV
13.30 2. Dokumentasi kegiatan
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

Nama Bidan : Siti Farokah Ruangan : Melati Tanggal : 28 April


2014

Nama Pasien :

1. Ny. Anti

2. ny. Sari

Waktu Kegiatan keterangan


- Operan
07.30 - Pre Conference

1. Memantau kontraksi uterus


2. Memantau TFU
3. Memantau pengeluaran ASI
4. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
5. Konseling tentang ASI Eksklusif
6. Konseling tentang Perawatan payudara
08.00 – 7. Konseling tentang PH ibu
09.30 8. Konseling tentang mobilisasi
9. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
10. Konseling tentang pola istirahat ibu
11. Observasi pengeluaran lochea
12. Pemeriksaan TTV
13. UP infus (Ny.Anti dan Ny.Sari)
1. Persiapan pasien pulang
2. Pemberian terapi
10.00 3. Perbeden TT
12.00 Dokumentasi kegiatan
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

Bidan Siti Murni

Nama Bidan : Siti Murni Ruangan : Melati Tanggal : 28 April 2014

Nama Pasien :

1. Ny.Ratih
Waktu Kegiatan keterangan
- Operan
07.30 - Pre Conference

1. Memantau kontraksi uterus


2. Memantau TFU
3. Memantau pengeluaran ASI
4. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
08.00 – 5. Konseling tentang ASI Eksklusif
11.00 6. Konseling tentang Perawatan payudara
7. Konseling tentang PH ibu
8. Konseling tentang mobilisasi
9. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
10. Konseling tentang pola istirahat ibu
11. Observasi pengeluaran lochea
1. Pemeriksaan TTV
2. Pemberian terapi
12.00 3. Dokumentasi kegiatan
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

2. Ny. Evi

Waktu kegiatan Keterangan


- Operan
07.30 - Pre Conference
08.00 –
09.30 12. Memantau kontraksi uterus
13. Memantau TFU
14. Memantau pengeluaran ASI
15. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
16. Konseling tentang ASI Eksklusif
17. Konseling tentang Perawatan payudara
18. Konseling tentang PH ibu
19. Konseling tentang mobilisasi
20. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
21. Konseling tentang pola istirahat ibu
22. Observasi pengeluaran lochea
23. Pemeriksaan TTV
24. UP infus
1. Persiapan pasien pulang
2. Pemberian terapi
10.00 3. Perbeden TT
12.00 Dokumentasi kegiatan
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

Bidan Vivi Agusti Villa

Nama Bidan : Vivi Agusti Villa Ruangan : Melati Tanggal : 28 April


2014

Nama Pasien :

1. Ny.Santi
Waktu Kegiatan Keterangan
- Operan
07.30 - Pre Conference
08.00 – 1. Memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan
11.30 2. Memeriksa catatan perkembangan pasien
3. Memantau kontraksi uterus
4. Memantau TFU
5. Memantau pengeluaran ASI
6. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
7. Konseling tentang ASI Eksklusif
8. Konseling tentang Perawatan payudara
9. Konseling tentang PH ibu
10. Konseling tentang mobilisasi
11. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
12. Konseling tentang pola istirahat ibu
13. Observasi pengeluaran lochea
14. Merawat luka jahitan perineum
1. Pemeriksaan TTV
12.00 – 2. Dokumentasi kegiatan
13.30 3. Pemberian terapi
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

2. Ny. Riska

Waktu Kegiatan Keterangan


- Operan
07.30 - Pre Conference
08.00 – 1. Memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan
11.30 2. Memeriksa catatan perkembangan pasien
3. Memantau kontraksi uterus
4. Memantau TFU
5. Memantau pengeluaran ASI

6. Konseling cara menyusui yang baik dan benar


7. Konseling tentang ASI Eksklusif
8. Perawatan payudara bengkak
9. Konseling tentang PH ibu
10. Konseling tentang mobilisasi
11. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
12. Konseling tentang pola istirahat ibu
13. Observasi pengeluaran lochea
1. Pemeriksaan TTV
12.00 – 2. Dokumentasi kegiatan
13.30 3. Pemberian terapi
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

Nama Bidan : Yuliah Mastawani Ruangan : Melati Tanggal : 28 April


2014

Nama Pasien :

1. Ny.Kurniawati

2. Ny. Tutik

Waktu Kegiatan Keterangan


- Operan
07.30 - Pre Conference
08.00 –
11.30 1. Memeriksa kelengkapan alat dan obat-obatan
2. Memeriksa catatan perkembangan pasien
3. Memantau kontraksi uterus
4. Memantau TFU
5. Memantau pengeluaran ASI
6. Konseling cara menyusui yang baik dan benar
7. Konseling tentang ASI Eksklusif
8. Konseling tentang Perawatan payudara
9. Konseling tentang PH ibu
10. Konseling tentang mobilisasi dini 2 jam post
partum
11. Konseling tentang nutrisi ibu nifas
12. Konseling tentang pola istirahat ibu
13. Observasi pengeluaran lochea
1. Pemeriksaan TTV
12.00 – 2. Dokumentasi kegiatan
13.30 3. Pemberian terapi
- Operan
14.00 - Post conference ( jika 1 tim > 1 orang )

Katim: ya, baiklah disini ada beberapa pasien yang memerlukan perhatian
lebih, dan kita semua sudah tahu, tapi untuk lebih mengingatkan kita akan
mengulas lagi, bahwa:

1. Ny. Marta dengan riwayat atonia uteri post SC


2. Ny. Riska dengan payudara bengkak
3. Ny. Kurniawati mobilisasi dini post partum
4. Ny. Tutik mobilisasi dini
berdasarkan rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada pagi hari ini, apakah
ada yang ingin disampaikan oleh rekan rekan???

Ya, sebelum kita memulai kegiatan kita pada pagi hari ini, marilah kita sama-
sama berdoa menujrut agama dan kepercayaan masing-masing demi kelancaran
semua tindakan yang akan kita lakukan. Berdoa,,,,,, dimulai,,,,, selesai….

Akhirl kata,,,, wassalamulaikum wr. Wb.


Sampai bertemu lagi di post conference

POST CONFERENCE

Waktu kegiatan : sebelum operan ke dinas sore

Tempat : ruang nifas

Penanggung jawab : ketua Tim

Kegiatan :

1. Katim membuka acara


2. Katim menanyakan hasil asuhan masing-masing
3. Katim menanyakan kendala dalam asuhan yang diberikan
4. Katim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan ke shift
berikutnya
5. Katim menutup acara
Katim: assalamualaikum wr. Wb

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Allah swt. Kita masih


bertemu lagi dan berkumpul di penghujung tugas kita, seperti biasa kita akan
melakukan post conference sebelum di operkan ke shift berikutnya, baiklah
langsung saja bagaimana hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan oleh
rekan-rekan termasuk kendala selama pelaksanaan asuhan dan rencana tindak
lanjut untuk dapat dioperkan pada shift berikutnya.

Bisa dimulai dari bidan Ike di ruang VVIP:

Ike: baik terimakasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya, asuhan
kebidanan yang telah saya lakukan berjalan dengan lancar sesuai dengan
rencana.

Evaluasi askeb:

1. Ny. Marta : k/u baik, TTV (TD: 110/70 mmHg, RR: 18x/menit, N: 82
x/menit, S: 36,50C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan
± 50 cc. Rencana tindak lanjut untuk pasien : Tetap pantau TFU, kontraksi
uterus dan perdarahan. Motivasi ibu untuk tetap melakukan proses laktasi dan
meminum obat yang telah diberikan.
2. Ny. Rinda : k/u baik, TTV (TD : 110/80 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,8 0C,
RR : 20x/menit). TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi bagus, perdarahan ± 10 cc.
Pasien pulang jam 09.00 wib
Dewi :

1. Ny. Anik : k/u baik, TTV (TD: 100/80 mmHg, RR: 22x/menit, N: 84 x/menit,
S: 36,60C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 15 cc.
Perawatan pada luka jahitan perineum telah dilaksanakan sesuai prosedur dan
tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi. Rencana tindak lanjut untuk pasien
: Tetap pantau TFU, kontraksi uterus dan perdarahan serta keadaan luka jahitan.
Motivasi ibu untuk tetap melakukan proses laktasi dan meminum obat yang
telah diberikan.
2. Ny. Suci : k/u baik, TTV (TD: 110/70 mmHg, RR: 28x/menit, N: 80 x/menit,
S: 36,50C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
Perawatan pada luka jahitan perineum telah dilaksanakan sesuai prosedur dan
tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi. Rencana tindak lanjut untuk pasien
: Tetap pantau TFU, kontraksi uterus dan perdarahan serta keadaan luka jahitan.
Motivasi ibu untuk tetap melakukan proses laktasi dan meminum obat yang
telah diberikan
St. Farokah

1. Ny. Anti : k/u baik, TTV (TD: 110/70 mmHg, RR: 20x/menit, N: 82 x/menit,
S: 36,50C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
pasien pulang jam 10.00 wib
2. Ny. Sari : k/u baik, TTV (TD: 120/80 mmHg, RR: 22x/menit, N: 84 x/menit,
S: 36,70C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
pasien pulang jam 10.20 wib
St. Murni

1. Ny. Ratih : k/u baik, TTV (TD: 110/70 mmHg, RR: 18x/menit, N: 82 x/menit,
S: 36,50C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
Rencana tindak lanjut untuk pasien : Tetap pantau TFU, kontraksi uterus dan
perdarahan. Motivasi ibu untuk tetap melakukan proses laktasi dan meminum
obat yang telah diberikan
2. Ny. Evi : k/u baik, TTV (TD: 110/80 mmHg, RR: 22x/menit, N: 82 x/menit,
S: 36,70C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
Pasien pulang jam 10.00 wib
Villa

1. Ny. Santi : k/u baik, TTV (TD: 120/80 mmHg, RR: 24x/menit, N: 84 x/menit,
S: 36,40C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
Rencana tindak lanjut untuk pasien : Tetap pantau TFU, kontraksi uterus dan
perdarahan. Motivasi ibu untuk tetap melakukan proses laktasi dan meminum
obat yang telah diberikan
2. Ny. Riska : k/u baik, TTV (TD: 110/70 mmHg, RR: 20x/menit, N: 80
x/menit, S: 37,80C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan
± 10 cc. perawatan payudara bengkak telah dilakukan sesuai prosedur. Rencana
tindak lanjut untuk pasien : Tetap pantau TFU, kontraksi uterus dan perdarahan,
suhu, pengeluaran ASI, proses laktasi pada bayi, memotivasi ibu untuk tetap
meminum obat yang telah diberikan.
Yuliah

1. Ny. Kurniawati : k/u baik, TTV (TD: 120/70 mmHg, RR: 22x/menit, N: 86
x/menit, S: 36,50C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan
± 15 cc. kendala selama pelaksanaan asuhan adalah ibu masih merasa takut
untuk melakukan mobilisasi, sementara ibu sudah dapat begerak miring ke kiri
dan kanan. Rencana tindak lanjut untuk pasien : Tetap pantau TFU, kontraksi
uterus dan perdarahan, tetap motivasi ibu untuk melakukan mobilisasi. Motivasi
ibu untuk tetap melakukan proses laktasi dan meminum obat yang telah
diberikan
2. Ny. Tutik : k/u baik, TTV (TD: 110/80 mmHg, RR: 24x/menit, N: 84 x/menit,
S: 36,70C), TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus bagus. Perdarahan ± 10 cc.
kendala selama pelaksaan asuhan adalah ibu mengeluh pusing pada saat berjalan
ke kamar mandi, tetapi ibu sudah bisa bergerak miring ke kiri dan kanan serta
menyusui bayinya dalam posisi duduk bersandar pada bantal. Rencana tindak
lanjut untuk pasien : Tetap pantau TFU, kontraksi uterus dan perdarahan,
motivasi untuk tetap melakukan mobilisasi. Motivasi ibu untuk tetap melakukan
proses laktasi dan meminum obat yang telah diberikan
Katim: “baiklah, terimakasih atas laporan hasil asuhan kebidanan yang telah
rekan-rekan sekalian laksanakan, saya kembalikan kepada ibu Mia…

Karu: iya, terimakasih kepada bidan Desi, alhamdulillah proses asuhan


kebidanan yang telah kita lakukan hari ini dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai prosedur. terimakasih atas kerja sama rekan-rekan sekalian, yang sudah
bekerja dengan semaksimal mungkin dan patut kita beri aplouse……
pertahankan terus kinerja rekan-rekan dan alangkah baiknya jika bisa
ditingkatkan lagi demi pencapaian kinerja yang lebih optimal. Amiin.

Untuk mengakhiri tugas kita pada siang hari ini, marilah kita akhiri dengan
berdoa bersama menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing berdoa
mulai selesai Akhir kata, wassalamualikum wr. Wb.

PRE DAN POST CONFERENCE Keperawatan

PRE DAN POST CONFERENCE

1.DEFINISI PRE DAN POST CONFERENCE

A.pre conference

adalah komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau
penanggung jawab primer. Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 (satu)
orang, maka pre conference ditiadakan.
Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala
primer dan penanggung jawab primer. (Modul MPKP, 2006) Waktu : setelah
operan Tempat : meja masing-masing perawat primer Penanggung jawab :
kepala primer atau penanggung jawab primer Kegiatan :
a.Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara
b.Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan rencana harian
masing-masing perawat pelaksana
c.Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan masukan dan
tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
d.Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan
reinforcement
e.Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara
B.Post Conference
adalah komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil
asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
Post conference
dipimpin oleh kepala primer atau penanggung jawab primer (Modul MPKP,
2006). Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya Tempat : meja masing-
masing primer Penanggung Jawab :
kepala primer atau penanggung jawab primer Kegiatan :
a.Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara.
b.Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan hasil asuhan
keperawatan tiap pasien.
c.Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan kendala dalam
asuhan yang telah diberikan
d.Kepala primer atau penanggung jawab primer menyakan tindakan lanjut
asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
e.Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara.
2.LANGKAH-LANGKAH PRE DAN POST CONFERENCE
A.LANGKAH-LANGKAH PRE CONFERENCE
a)PN Menyiapkan ruangan/tempat.
b)PN Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
c)PN Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference.
d)PN memandu pelaksanaan pre conference.
e)PN Menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan rencana.
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
f)PN Memberikan reinforcement positif pada anggota.
g)PN Menyimpulkan hasil pre conference.
B.LANGKAH-LANGKAH POST CONFERENCE
a.PN Menyiapkan ruangan/tempat.
b.PN Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
c.PN Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference.
d.PN memandu pelaksanaan post conference.
e.PN Menjelaskan hasil asuhan keperawatan pasien, tindakan yang telah
dilakukan dan rencana tindak lanjut.
f.PN Memberikan reinforcement positif pada perawat pelaksana.
g.PN Menyimpulkan hasil post conference.
NASKAH ROLE PLAY PRE DAN POST CONFERENCE
Pemeran :

1.Amransyah sebagai Kepala ruang.


2.Fransiskus sebagai Ketua tim.
3.Roberharger sebagai Perawat pelaksana
1. 4. Yunita sebagai Perawat pelaksana
2. 5.Kristina Desi sebagai Perawat pelaksana
3. 6.Syela sebagai Perawat pelaksana
4. 7.Eva sebagai perawat pelaksan
5. 8.Delsi sebagai perawat pelaksan
6. 9.Cristian sebagai Narator

PRE CONFERENCE
Waktu kegiatan : Setelah operan shift malam ke pagi Tempat : Ruang jaga
Cempaka Penanggung jawab : Ketua tim Kegiatan :
1.Kepala ruangan membuka acara.
2.Ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana.
3.Ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang
diberikan saat ini
4.Ketua tim menutup acara.

NARATOR :
Setelah operan shift malam ke pagi di ruang Cempaka melakukan pre
conference.
kepala ruangan membuka acara pre conference.
Karu
: “assalamualaikum wr. Wb. Selamat pagi semua…….”
“Puji syukur kita ucapkan kepada Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan
kepada kita sehingga kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang
Perawat. Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali dengan sama-sama
membaca doa. Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Fransiskus selaku
ketua tim, seperti biasanya untuk memandu pre conference kita pada pagi hari
ini.
Katim: “
Terimakasih kepada pak Amran selaku kepala ruangan, Assalamualikum wr.
Wb. Syalom. Selamat pagi kepada rekan rekan semua, puji dan syukur kita
semua masih diberi kesehatan..
“Ya pada kesempatan
pre conference pagi ini tanggal 7 April 2015, di ruang perawatan Cempaka
dengan jumlah pasien 6 orang. Baik langsung saja kepada perawat Roberhager
silahkan untuk menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
ROBERHAGER :
Selamat pagi, saya menangani pasien A dikamar 1 dengan keluahan BAB lebih
dari 5 kali dalam satu hari. Pada pagi ini tindakan yang dilakukan : 09.00 :
Mengukur TTV dan pantau cairan(input output) 09.15 : Memberi Injeksi 09.30 :
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk diet.
YUNITA :
Saya menangani pasien B dikamar 2 dengan keluhan demam terus menerus
sejak 2 hari yang lalu. Tindakan yang akan dilakukan

Anda mungkin juga menyukai