OLEH :
ANDI WINARNI
B111 09 027
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
HALAMAN JUDUL
OLEH:
ANDI WINARNI
B 11109 027
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
UCAPAN TERIMA KASIH
sebuah karya ilmiah yaitu skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam
Oleh karena itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat
tak pernah putus mereka berikan, serta ketulusan hati tanpa pamrih
memberikan bantuan materil dan spiritual berupa doa yang tulus demi
vi
kesuksesan penulis selama menimba ilmu hingga akhirnya penulis dapat
kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa
yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus A. Paturusi Sp.B Sp.BO. selaku Rektor
3. Bapak Prof. Dr. Muhadar, S.H.,M.S. selaku pembimbing I dan ibu Hj.
bantuan lainnya.
vii
6. Bapak Drs. Richard M. Nainggolan, M.M., MBA., (Kepala Badan
memberi bantuan.
skripsi ini. Terima kasih telah menjadi keluarga kedua bagi penulis.
Inggit, S.H., dan Yefta Gracian D’Mayor K, S.H., terima kasih telah
viii
Tatok, terima kasih atas dorongan semangat, nasihat serta
11. Teman-teman DOKTRIN 2009 yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
12. Seluruh rekan-rekan KKN Reguler Gel. 82 Kel. Lemba, Kec. Lalabata,
13. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah
Penulis,
ANDI WINARNI
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. v
x
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 46
D. Analisis Data ........................................................................ 47
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebagai perwujudan dari Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab serta
yang pada dasarnya merupakan pihak yang paling menderita dalam suatu
1
Dalam penyelesaian perkara pidana, sering kali hukum terlalu
para korban.”1
suatu tindak pidana, sering kali korban hanya diposisikan sebagai pemberi
1
Dikdik M. Arief Mansur & Elisatri Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara
Norma Dan Realita, Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hlm 25.
2
timbul karena keterlibatan korban di dalamnya, misalnya kedudukan
atas hukum harus difungsikan untuk menjadi alat pengendali sosial (social
konsisten.
3
internasional karena penyalahgunaannya berdampak negatif terhadap
Penyalahgunaan narkotika ini tidak luput dari gaya pergaulan yang bebas
dan juga pengaruh keluarga yang justru memiliki andil yang lebih besar.
2
www.kompas.com, diakses tanggal 11 September 2012 pukul 14:45 WITA
4
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang
dilakukan oleh anak, disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya
sebagian orang tua. Ini semua telah membawa perubahan sosial yang
Indonesia, baik itu kota besar, kota kecil, kabupaten, maupun desa-desa.
5
korbannya adalah anak semakin banyak terjadi. Yang mengherankan
serta sudah banyak instansi atau organisasi yang berkaitan dengan kasus
B. Rumusan Masalah
narkotika?
penyalahgunaan narkotika?
6
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
penyalahgunaan narkotika.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Viktimologi
1. Pengertian Viktimologi
Viktimologi, berasal dari bahasa latin victim yang berarti korban dan
logos yang berarti ilmu. Secara terminologis, viktimologi berarti suatu studi
berasal dari bahasa latin yaitu “Victima” yang berarti korban dan “logos”
3
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2010, hlm 43.
4
ibid hlm 43.
5
Arief Gosita, Masalah Korban Kejahatan Kumpulan Karangan, Akademika Pressindo, Jakarta,
1993, hlm. 228.
8
meliputi korban kecelakaan. Pada fase ini desebut sebagai general
hak-hak asasi manusia, pada fase ini dikatakan sebagai new victimology.6
lain-lainnya.
6
Rena Yulia, op.cit, hlm 44-45.
7
J.E. Sahetapy, Bungai Rampai Viktimisasi, Eresco, Bandung, 1995, hlm. 158
9
upaya mengurangi terjadinya korban kejahatan, hak dan kewajiban korban
kejahatan.8
8
Dikdik M. Arief Mansur & Elisatri Gultom, op.cit, hlm 33.
9
Bambang Waluyo, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, Sinar Grafika,
2011, hlm 9.
10
Ibid, hlm 9.
11
Rena Yulia, op.cit, hlm 50-51.
10
korban, rentannya posisi korban dan peranan korban dalam sistem
peradilan pidana.12
termasuk pola korban kecelakaan, dan bencana alam selain dari korban
12
Ibid , hlm 45.
13
Ibid, hlm 45.
14
Ibid, hlm 45-46.
11
masing merupakan komponen-komponen suatu interaksi (mutlak) yang
fisik maupun psikis atau mental berkaitan dengan perbuatan pihak lain.
yang meliputi : 16
15
Arief Gosita, op.cit., hlm 39.
16
Muhadar, Viktimisasi Kejahatan Pertanahan, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, 2006, hlm 22.
12
kriminalitas sebagai suatu viktimisasi yang struktural maupun non-
3. Manfaat Viktimologi
ilmu itu sendiri. Dengan demikian, apabila suatu ilmu pengetahuan dalam
17
Rena Yulia, op.cit., hlm 37-38.
13
c. Viktimologi memberikan keyakinan, bahwa setiap individu
mempunyai hak dan kewajiban untuk mengetahui, mengenai
bahaya yang dihadapinya berkaitan dengan kehidupan
pekerjaan mereka. Terutama dalam bidang penyuluhan dan
pembinaan untuk tidak menjadi korban struktural atau non-
struktural. Tujuannya untuk memberikan pengertian yang baik
dan agar menjadi lebih waspada;
d. Viktimologi juga memperhatikan permasalahan viktimisasi yang
tidak langsung misalnya, efek politik pada penduduk dunia
ketiga akibat penyuapan oleh suatu korporasi internasional,
akiba-akibat sosial pada setiap orang, akibat polusi industri
terjadinya viktimisasi ekonomi, politik, dan sosial setiap kali
seorang pejabat menyalahgunakan jabatan dalam
pemerintahan;
e. Viktimologi memberikan dasar pemikiran untuk masalah
penyelesaian viktimisasi kriminal. Pendapat-pendapat
viktimologi dipergunakan dalam keputusan-keputusan peradilan
kriminal dan reaksi pengadilan terhadap pelaku kriminal.
Mempelajari korban dari dan dalam proses peradilan kriminal,
merupakan juga studi mengenai hak dan kewajiban asasi
manusia.
korban.
14
kejahatan, delikuensi dan deviasi sebagai satu proporsi yang sebenarnya
secara dimensional.
yang mempunyai hak dan kewajiban asasi yang sama dan seimbang
15
tindak pidana sehingga apa yang menjadi harapan dari korban terhadap
4. Korban Kejahatan
korban yang menderita langsung, akan tetapi korban tidak langsung pun
suami, anak yang kehilangan bapak, orang tua yang kehilangan anaknya,
dan lainnya.19
a. Setiap orang;
b. Mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau;
c. Kerugian ekonomi;
d. Akibat tindak pidana
18
Dikdik M. Arief Mansur & Elisatri Gultom, op.cit., hlm 39.
19
Ibid, hlm 51.
16
Menurut Arief Gosita yang dimaksud dengan korban adalah :
menderita kerugian sebagai akibat suatu kejahatan dan atau yang rasa
20
Ibid, hlm 51.
21
Ibid, hlm 52.
17
e. Yang korban adalah satu-satunya yang bersalah (dalam hal ini
pelaku dibebaskan).
dilihat bahwa korban pada dasarnya tidak hanya orang perorangan atau
mencegah viktimisasi.
saja bertanggung jawab dalam kejahatan itu sendiri tetapi juga memiliki
22
Lilik Mulyadi, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminologi dan Viktimologi, Djambatan, Denpasar,
2007, hlm 124.
18
3. Participating victims hakikatnya perbuatan korban tidak disadari
dapat mendorong pelaku melakukan kejahatan. Misalnya,
mengambil uang di Bank dalam jumlah besar yang tanpa
pengawalan, kemudian di bungkus dengan tas plastik sehingga
mendorong orang untuk merampasnya. Aspek ini
pertanggungjawaban sepenuhnya ada pada pelaku;
4. Biologically weak victim adalah kejahatan disebabkan adanya
keadaan fisik korban seperti wanita, anak-anak, dan manusia
lanjut usia (manula) merupakan potensial korban kejahatan.
Ditinjau dari aspek pertanggungjawabannya terletak pada
masyarakat atau pemerintah setempat karena tidak dapat
memberi perlindungan kepada korban yang tidak berdaya;
5. Social weak victims adalah korban yang tidak diperhatikan oleh
masyarakat bersangkutan seperti para gelandangan dengan
kedudukan sosial yang lemah. Untuk itu,
pertanggungjawabannya secara penuh terletak pada penjahat
atau masyarakat;
6. Selfvictimizing victims adalah korban kejahatan yang dilakukan
sendiri (korban semu) atau kejahatan tanpa korban.
Pertanggung jawabannya sepenuhnya terletak pada korban
karena sekaligus sebagai pelaku kejahatan;
7. Political victims adalah korban karena lawan politiknya. Secara
sosiologis, korban ini tidak dapat dipertanggungjawabkan
kecuali adanya perubahan konstelasi politik.
23
Ibid, hlm 124.
19
5. False victims adalah mereka yang menjadi korban karena
dirinya sendiri;
terjadinya suatu tindak pidana, baik dalam keadaan sadar ataupun tidak
24
Lilik Mulyadi, ibid, hlm. 124
20
sadar, secara langsung ataupun tidak langsung. Salah satu latar belakang
seseorang yang akan menjadi calon korban ataupun sikap dan keadaan
menderita kerugian baik secara fisik, mental maupun sosial , justru harus
pula dianggap sebagai pihak yang mempunyai peran dan dapat memicu
25
Bambang Waluyo, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, Sinar Grafika,
Jakarta, 2011, hlm 9.
21
C. Anak
1. Pengertian
26
Edukasi.kompasiana.com, diakses tanggal 11 September 2012, pukul 14:45 wita.
27
Tolib Setiady, Pokok-Pokok Hukum Penitensier Indonesia, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm 173.
22
Selanjutnya menurut Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 3
Anak adalah orang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur
12 (dua belas) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan
belas) tahun dan belum pernah kawin.
adalah orang yang melakukan tindak pidana dimana pada saat melakukan
23
Anak dipahami sebagai individu yang belum dewasa. Dewasa
Indonesia.
anak, tetapi dapat dijumpai antara lain pada Pasal 45 dan Pasal
sudah tidak berlaku lagi karena Pasal ini telah dicabut oleh
Anak.
sebelumnya.
24
c. Pengertian anak menurut Hukum Islam :
ini:
25
belum pernah kawin.” Selanjutnya Mahkamah Konstitusi (MK)
1945.
menikah.
Asasi Manusia.
26
Menurut ketentuan ini, anak adalah seseorang yang belum
sebagai berikut :
28
Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Terhadap Anak di Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta,
2011, hlm 12.
27
Diantara sekian banyak pengertian anak yang telah dikemukakan,
maka dalam tulisan ini pengertian anak yang digunakan Penulis adalah
dan melindungi hak-hak anak agar dapat hidup tumbuh, berkembang dan
diskriminasi.
karena itu, diperlukan adanya peraturan yang dapat melindungi anak dari
28
Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah kepada anak yang
berikut :
(HAM)
29
D. Pengertian dan Jenis-Jenis Narkotika
1. Pengertian
baik dari alam atau sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan
Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke atau narkam yang
yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek stupor
29
Sylviana, Bunga Rampai Narkoba Tinjauan Multi Dimensi, Sandi Kota, Jakarta, 2001, hlm 8.
30
Jhon M. Elhols & Hasan Sadili, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 1996, hlm 390.
31
Dr. Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana
Nasional, Raja Grafindo, Jakarta, 2008, hlm 78.
32
Ibid, hlm 78.
30
Secara terminologi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
term for substances that produce lethargy or stuper or the relief of pain
sebagai berikut :
menghilangkan terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal dari daerah
viresal atau alat-alat rongga dada dan rongga perut, juga dapat
33
Ibid, hlm 78.
34
Ibid, hlm 78.
35
Ibid, hlm 78-79.
36
Ibid, hlm 79.
31
menimbulkan efek stupor atau bengong yang lama dalam keadaan masih
Pasal 1 angka (1) dijelaskan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang
cocaine kasar, codeine hanya dapat diolah dan dikeluarkan oleh mareka
b. Dokter hewan;
sebagai narkotika ternyata tidak hanya obat bius saja melainkan disebut
juga candu, ganja, kokain, morphin, heroin, dan zat-zat lainnya yang
37
Ibid, hlm 79.
38
Makaro Taufik, Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hlm 19.
32
Narkotika merupakan salah satu obat yang diperlukan dalam dunia
penulis dapat menyimpulkan bahwa narkotika adalah obat atau zat yang
2. Jenis-Jenis Narkotika
2009 pada bab III Ruang Lingkup Pasal 6 ayat (1) berbunyi bahwa
33
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
sebagai berikut :
34
2) Jicing, sisa-sisa dari candu setelah dihisap, tanpa
kokaina.
populer :
35
a. Opium39
dari kotak biji tanaman Papaver somni vervum yang belum masak.
Jika buah candu yang bulat telur itu kena torehan, getah tersebut
39
Dr. Mardani, op.cit., hlm 81.
36
pemanasan dan peragian, atau tanpa penambahan bahan-
syarat farmakologi.
b. Morphin
dari candu atau opium. Sekitar 4-21% morphin dapat dihasilkan dari
kimia C17 H19 NO3. Ada tiga macam morphin yang beredar di
masyarakat, yaitu :
40
Ibid, hlm 83.
37
Cairan yang berwarna putih, yang disimpan di dalam
injeksi;
menyilet tubuh;
menelan.
c. Ganja
dasar.
aceh, walau di daerah lain pun bisa tumbuh. Ganja terbagi atas dua
jenis, yakni :
38
1) Ganja jenis jantan, dimana jenis seperti ini kurang
pembuatan tali.
d. Cocaine
semua hasil-hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah
e. Heroin
41
Ibid, hlm 84.
39
acethalasi dengan aceticanydrida. Bahan bakunya adalah morpin,
dan sesak napas, kerusakan paru-paru, ginjal dan hati, sulit buang
40
1) Depressants
Depressants atau depresif, yaitu mempunyai efek
mengurangi kegiatan dari susunan syaraf pusat, sehingga
dipakai untuk menenangkan syaraf seseorang atau
mempermudah orang untuk tidur.
2) Stimulants
Merangsang system syaraf simpatis dan berefek kebalikan
dengan depressants, yaitu menyebabkan peningkatan
kesiagaan, frekwensi denyut jantung bertambah/berdebar,
merasa lebih tahan bekerja, merangsang gembira, sukar
tidur, dan tidak merasa lapar.
3) Hallucinogens/halusinasi
Zat semacam halusinasi dapat menimbulkan perasaan-
perasaan yang tidak nyata yang kemudian meningkat pada
halusinasi-halusinasi atau khayalan karena persepsi yang
salah, artinya si pemakai tidak dapat membedakan apakah
itu nyata atau hanya ilusi saja.
4) Obat adiktif lain
Yitu minuman yang mengandung alcohol, seperti beer (bir),
wine, whisky, vodka, dan lain-lain. Pecandu alcohol
menghalangi penyerapan sari makanan seperti glukosa,
asam amino, asam folat, cacium, magnesium, dan vitamin
B12. Keracunan alcohol akan menimbulkan gejala muka
merah, bicara cadel, sempoyongan waktu berjalan karena
gangguan keseimbangan dan koordinasi motorik, dan akibat
yang paling fatal adalah kelainan fungsi susunan syaraf
pusat seperti, neuropati yang dapat mengakibatkan koma.
Narkotika
41
membantu pencegahan dan pemberantasan penyelundupan dan
pasien (vide Pasal 53). Sedangkan untuk pecandu narkotika dan korban
42
kesempatan pada yang bersangkutan agar terbebas dari kecanduannya,
ayat (1).
Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup
umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial.
42
http://skripsitesishukumsospol.blogspot.com, diakses tanggal 19 Oktober 2012, pukul 12:50
wita
43
Ketentuan ini menegaskan bahwa untuk membantu Pemerintah
dimaksud dengan belum cukup umur dalam ketentuan ini adalah seorang
Dari kedua pasal inilah dapat ditarik kesimpulan bahwa anak yang
dituntut pidana sebagaimana yang tersirat dalam Pasal 128 ayat (2) dan
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
beberapa lokasi ini Penulis dapat memperoleh data yang lengkap, akurat
skripsi yaitu untuk untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab
penanggulangannya.
penelitian ini,
45
yang berlaku, maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
46
D. Analisis Data
47
BAB IV
pada koordinat 119 derajat Bujur Timur dan 5,8 derajat Lintang Selatan
dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut.
Selat Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 km2.
1. Kecamatan Tamalate
2. Kecamatan Mariso
3. Kecamatan Wajo
5. Kecamatan Tallo
6. Kecamatan Tamalanrea
7. Kecamatan Biringkanaya
48
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada bulan Oktober sampai
bersumber dari korban kejahatan itu sendiri. Hal yang sama juga terjadi
ekonomi dan faktor agama. Pada penelitian kali ini Penulis akan
49
pembahasan terkait hal ini karena pada tempat lokasi penelitian Penulis,
Polrestabes Makassar:
Tabel 1
Data terkait pelaku tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh anak
50
2012 dimana jumlah anak yang menyalahgunakan narkotika naik menjadi
dilakukan oleh anak masih belum optimal. Bahkan dapat dikatakan sama
tahun ke tahun.
yang dilakukan oleh anak, terjadi karena beberapa faktor yakni faktor diri,
narkotika, maka yang paling berperan dalam hal ini adalah faktor diri.
Faktor diri yang dimaksud disini adalah faktor-faktor yang muncul dari
dalam diri anak yang kemudian menjadi penyebab utama sehingga anak
a. Keingintahuan anak yang cukup besar untuk mencoba hal baru tanpa
51
c. Keinginan untuk dapat diterima dalam suatu komunitas, kelompok atau
lingkungan tertentu
lingkungan pergaulan
tertekan (depresi)
Dari semua faktor diri diatas, perlu diketahui bahwa anak adalah
manusia yang sedang mencari jati diri mereka. Tingginya rasa ingin tahu,
menuju dewasa. Tapi terkadang, hal ini justru membuat anak salah dalam
mengambil keputusan. Rasa ingin tahu anak yang cukup tinggi serta rasa
penasaran mereka untuk mencoba hal baru, jika tidak diarahkan dengan
benar oleh orang tua maka semua akan menjadi penyebab kehancuran
52
anak, termasuk menjadi salah satu penyebab sehingga anak
menyalahgunakan narkotika.
anak dan adanya pikiran yang muncul dari anak bahwa bersama
yang dihadapi oleh anak sehingga membuat anak depresi atau merasa
faktor diri, hal yang sama juga Penulis dapatkan dari wawancara yang
53
usianya yang masih 17 tahun dan adanya masalah yang terjadi di dalam
keluarga.
berhenti.
karena dipengaruhi oleh teman dan ingin tahu rasa dari narkoba yang ia
shabu yang di dapatkan dari teman karena masalah pekerjaan berat yang
kristal.
54
Menanggapi hasil wawancara diatas Penulis mengemukakan
faktor diri. Penulis sepakat dengan yang dikemukakan bapak Eko Budiono
tindak pidana. Hal yang sama juga Penulis dapati berdasarkan hasil
diri yang dalam hal ini menyangkut rasa ingin tahu anak yang cukup tinggi,
baru yang membawa “kenikmatan” dan risiko tersendiri adalah ciri dari
Keluarga dalam hal ini adalah orang tua yang terlalu sibuk bekerja
berujung pada perilaku negatif yang dilakukan anak, salah satunya adalah
menyalahgunakan narkotika.
dihasilkan.
55
Menanggapi hasil wawancara diatas, Penulis menyimpulkan bahwa
pada akhirnya apa yang Penulis dapatkan baik pada Kepolisian Resort
oleh anak tidak lain berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti:
benteng bagi dirinya dalam menolak segala pengaruh buruk dari luar;
5. Depresi/ stress yang dialami anak karena ada masalah baik itu dengan
Hal yang sama juga harus dilakukan terhadap anak sebagai korban
56
memberikan efek kecanduan kepada korban harus menjadi perhatian
lebih bagi aparat guna menjamin bahwa anak tersebut tidak mengulangi
hukum yang diberikan adalah proses rehabilitasi bagi anak yang menjadi
korban.
ini memakai sistem block total, artinya penyalahguna narkotika tidak boleh
57
lagi menggunakan narkoba atau turunannya dan juga tidak menggunakan
program rehab rawat jalan/ inap dan program pasca rehab. Asesmen
jawab.
untuk memperoleh pendidikan. Rawat inap bagi anak pun tidak boleh
58
c) Program pasca rawat minimal 2 kali pertemuan dalam seminggu,
Wajib lapor adalah kegiatan melporkan diri yang dilakukan oleh pecandu
narkotika yang sudah cukup umur atau keluarga, dan/atau orang tua atau
wali dari pecandu narkotika yang belum cukup umur kepada institusi
59
3) RS. Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
4) Puskesmas Jongaya
6) Puskesmas Kassi-kassi
7) YKP2N
melaporkan dirinya ke IPWL maka akan dilindungi oleh hukum yang diatur
sampai dengan Pasal 59 tentang Rehabilitasi dan Pasal 128 ayat (2)
Lapor. Selain itu, tujuan dari melaporkan diri adalah untuk mendapatkan
narkotika bisa sembuh dalam artian no crime, no drugs dan healthy life
pengguna yang terdapat dalam Pasal 54, Pasal 55, Pasal 56, Pasal 57,
dan Pasal 58. Dan dalam Pasal 103 ayat (1) huruf a dan b, serta ayat (2)
60
rehabilitasi jika pecandu narkotika tersebut tidak terbukti
bersalah melakukan tindak pidana narkotika.
(2) Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi pecandu
narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.
narkotika tidak dipidana, sebagaimana diatur dalam Pasal 128 ayat (2)
umur dan telah dilaporkan oleh orang tua atau walinya sebagaimana
tentang Narkotika.
61
Narkotika hal tersebut adalah kewenangan penyidik, penuntut umum atau
rekomendasi dari Tim Dokter. Hasil dari Tim Dokter tersebut disatukan
dan sosial.
bahwa apa yang dilakukan oleh BNN sudah sangat optimal. Adanya
bentuk perlindungan hukum yang diberikan bagi anak sebagai korban dari
(1) huruf a. Penulis hanya menyarankan agar BNN tidak hanya mengurusi
upaya yang bersifat prefentif, dalam hal ini bersama-sama dengan aparat
kejahatan narkotika yang dilakukan oleh anak. Jadi, aparat yang memilki
62
tugas dan kewenangan di bidang penanggulangaan penyalahgunaan
dengan baik karena telah sesuai dengan peraturan yang ada tanpa
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
menyimpulkan bahwa:
berasal dari dalam diri anak sendiri yang disebut Faktor Diri, berupa:
lingkungan pergaulan
64
l. Kurang pemahaman tentang agama yang dimiliki oleh anak
tertekan (depresi)
pendapat Ezzat Abdul Fattah yang dikutip dari buku Lilik Mulyadi yang
pendapat Ezzat Abdul Fattah adalah false victim yaitu pelaku yang
dengan baik karena telah sesuai dengan peraturan yang ada tanpa
65
sedikitpun melukai hak anak untuk mendapatkan rehabilitasi medis
Narkotika, juga adanya aturan Wajib Lapor yang diatur dalam PP Nomor
Tujuan dari wajib lapor ini selain sebagai pengajuan rencana rehab, juga
pidana jika sebelumnya orang tua/ wali dari anak telah melaporkan anak
oleh pemerintah.
66
B. Saran
mengingat kondisi anak yang masih labil dan mencari jati diri sangatlah
dengan ilmu yang ia miliki, anak bisa membentengi diri untuk tidak
67
DAFTAR PUSTAKA
Jhon M. Elhols & Hasan Sadili, 1996, Kamus Inggris Indonesia, PT.
Gramedia, Jakarta.
Peraturan Perundang-Undangan
68
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
Sumber-Sumber Lain
http://www.4shared.com/get/_snxISHX/DAFTAR_PUSTAKA_1001_BUKU.
html., diakses tanggal 10 Oktober 2012 pukul 20.20 WITA
69