BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan disajikan konsep pengetahuan, konsep perilaku , konsep
sesuai dengan tugas- tugas baru. Proses evaluasi dilakukan dengan memeriksa
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja
dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu
1. Tahu
yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisis (Analysis)
ke dalam komponen- komponen yang masih saling terkait dan masih didalam
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi ( Evaluation)
pengetahuan adalah:
1. Faktor Internal
a. Umur
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari
b. Motivasi
c. IQ
2. Faktor eksternal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
Menurut ratna wati (2009) pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas
karyawan adalah mereka yang bekerja pada oaring lain atau institusi, kantor,
perusahaan dengan upah dan gaju baik berupa uang maupun barang. Macam-
c. Lingkungan
seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
d. Sosial Budaya
11
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
menjawab mengenai materi tertentu baik secara lisan amaupun tulisan, maka
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
dengan 55%
suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu manusia mempunyai
12
dan lain sebagainya. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organiseme
tersebut baik dapat diamatin secara langsung, atau secara tidak langsung.
(Notoadmojo, 2007).
menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat akan menyebabkan mata
ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan
social, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan, tiap
harapan dan pandangan orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang dalam
hidupnya perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain. Perilaku manusia
adalah situasional, artinya perilaku manusia akan berbeda pada situasi yang
berbeda.
2. Kelangsungan Perilaku
Artinya perilaku yang satu ada kaitanya dengan perilaku yang lain,
perilaku yang sekarang adalah kelanjutan dari perilaku yang baru, lalu dan
tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu, orientasinya
adalah untuk menguasai ilmu pengetahuan tertentu. Demikian juga individu yang
manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis dimuka bumi ini,
Perbedaan pengalaman yang dialami oleh individu pada masa silam dan cita-
citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa kini yang
pengetahuan akan terlebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi
bagi dirinya). Hal ini berarti perilaku responden sudah lebih baik lagi.
refleks bersyarat dan perilaku yang mempunyai tujuan. Ada sejumlah perilaku
refleks yang dilakukan oleh manusia secara otomatik. Perilaku refleks diluar
lapangan kemampuan manusa serta terjadi tanpa dipikir atau keinginan. Kadang–
kadang terjadi tanpa disadari sama sekali seperti mengecilkan kelopak mata.
berkembang normal.
adanya perangsang tertentu. Reaksi ini wajar dan merupakan pembawaan manusia
15
berpendapat bahwa manusia belajar atas dasar perilaku refleks bersyarat yang
perilaku naluri adalah gerak refleks yang kompleks atau merupakan rangkaian
tahap- tahap yang banyak, masing- masing merupakan perilaku refleks yang
sederhana. Akan tetapi pendapat ini dibantah bahwa perilaku refleks tanpa
perasaan sedangkan perilaku naluri disertai dengan perasaan. Ada tingga gejala
merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Perilaku
kejiwaan tersebut ditentukan atau di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
Pengalaman Keinginan
Keyakinan Kehendak
Lingkungan Motivasi
Sosial-Budaya niat
16
Perilaku
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain teori Lawrence Green
(1980), Snehandu B. Kar (1983), dan WHO (1984), dalam Notoatmodjo (2012).
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor
di luar perilaku. Sedangkan perilaku sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga
faktor :
kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok refernsi dari perilaku
masyarakat.
17
B = f ( PF, EF, RF )
Dimana:
B = Behaviour
PF = Predisposing Factors
EF = Enabling Factors
RF = Reinforcing Factors
F = fungsi
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
(accessibility of information).
d. Otonomi peribadi, yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
situation).
Dimana :
B = Behavior
F = fungsi
BI = Behavior Intention
SS = Social Support
AI = Accesability of Information
PA = Personal Autonomy
18
AS = Action Situation
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat
ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan
B = f ( TF, PR, R, C)
Dimana:
B = Behaviour
F = fungsi
PR = Personal Reference
R = Resources
C = Culture
19
orang lain yang dijadikan referensi dan sumber-sumber atau fasilitas-fasilitas yang
(health behavior) adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang
kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat
dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari
23).
Becker (1979) dalam Notoatmodjo, 2010 :23) membuat klasifikasi lain
lain :
a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet).
Menu seimbang di sini adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi
meskipun masih rendah (1,0%), tetapi makin meningkat pula. Istirahat yang
cukup, istirahat yang cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan
tidak dapat dihindari oleh siapa saja, namun yang dapat dilakukan adalah
mental (rohani).
e. Perilaku atau gaya hidup positif
Yang lain untuk kesehatan yang intinya tindakan atau perilaku seseorang
agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan
seseorang yang sakit atau terkena masalah kesehatan atau keluarganya, untuk
mencari penyembuhan atau teratasi masalah kesehatan yang lain. Pada saat orang
sakit atau anaknya sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang muncul, antara
lain:
a. Didiamkan saja (no action), artinya sakit tersebut diabaikan, tetap
atau self medication). Pengobatan sendiri ini ada 2 cara, yakni : cara
tradisional (kerokan, minum jamu, obat gosok, dan sebagainya), dan cara
modern misalnya minum obat yang di beli diwarung, toko obat atau
apotek.
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar, yakni ke fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Perilaku Peran Orang Sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai peran (roles)
Menurut Becker hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan
perilaku peran orang sakit (the sick role behavior). Perilaku peran orang sakit ini
antara lain :
a. Tindakan memperoleh kesembuhan
b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil pengideraan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat atau emosi yang bersangkutan
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan
menanggulangi perilaku negatif seseorang bagi yang masih belum dewasa dapat
dilakukan dengan:
a. Peningkatan peranan keluarga terhadap perkembanagn dari kevil hongga
dewasa
b. Peningkatan status social ekonomi keluarga.
c. Menjaga keutuhan keluraga
d. Mempertahankan sikap dan kebiasaan orang tua sesuia dengan norma yang
disepakaiti
23
anak tiri
oleh mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan
melalui udara (airbone). Pada hampir semua kasus, infeksi tuberkulosis didapat
melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil (sekitar1-5 um). Droplet
dikelurkan selama batuk, tertawa, atau bersin. Nukleus yang terinfeksi kemudian
terhirup oleh individu yang rentan (hospes) organisme yang terhirup terlebih
dahulu harus melawan mekanisme pertahan paru dan masuk pada jaringan paru
tuberkulosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu atau
diberbagai organ tubuh yang lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen
yang tinggi. Kuman ini juga mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada
membrane selnya sehingga menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam
dan peryumbuhan dari kumanya berlangsung lambat. Bakteri ini tidak tahan
terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam hari
ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
selaput otak, selaput jantung, getah bening, tulang persendian, kulit, usus, ginjal,
2.3.2 Etiologi
dengan panjang 1-4mm dan lebar 0,3-0,6 mm. Struktur kuman ini terdiri atas lipid
(lemak) yang membuat kuman lebih tahan asam, serta dari berbagai gangguan
kimia dan fisik. Kuman ini juga tahan berada di udara kering dan keadaan dingin
(misalnya didalam lemari es) karena sifatnya yang dormant, yaitu dapat bangkit
kembali dan menjadi lebih aktif. Selain itu, kuman juga bersifat aerob.
Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran penapasan yang vital. Basil
primer. Dalam sebagian besar kasus, bagian yang terinfeksi ini dapat mengalami
pada jaringan paru yang disebabkan penularan ulang (Ardiansyah, 2012 : 300).
Mycobacterium Tuberkulosis
1. Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada suhu 60C selama 15-20
menit.
2. Biarkan dapat mati jika terkena sinar matahari langsung selama 2 jam
3. Dalam dahak, bakteri ini dapat bertahan selama 20-30 jam.
4. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari.
5. Dalam suhu kamar, biarkan basil ini dapat hidup selama 6-8 bulan dan
phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%.
7. Basil dapat dihancurkan oleh Jodium tinetur dalam waktu 5menit,
sementara dengan alkholol 80% akan hancur dalam 2-10 menit (Naga,
2012).
1. Gejala Klinik
Tidak ada yang khas. Gejala klinik sangat bervariasi dari suatu penyakit
yang tidak menunjukkan gejala dengan sesuatu bentuk penyakit dengan dengan
kebetulan, misalnya pemeriksaan rutin. Gejala yang dijumpai dapat akut, sub akut,
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling
sering dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehingga dianggap batuk biasa atau
akibat rokok. Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul
pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan pada saat pasien bangun pagi.
26
sangat mengganggu pasien pada waktu siang maupun malam hari. Bila terkena
trakea atau bronchus, batuk akan terdengar sangat keras, lebih sering atau
terdengar sebagai hallow sounding cough, yaitu batuk tanpa tenaga dan disertai
suara serak.
c. Batuk Darah
darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak
permulaan dari penyakit Tuberculosis atau initial symptom karena batuk darah
merupakan tanda telah terjadinya eksavasi dan ulserasi dari pembuluh darah
pada dinding kafitas. Oleh karena itu, proses Tuberculosis harus cukup lanjut,
d. Dahak
kemudian berubah menjadi mukopurulen atau kuning hijau sampai purulen dan
kemudian berubah menjadi kental bila sudah terjadi pengejuan dan pelunakan.
e. Nyeri dada
27
Nyeri dada pada tuberculosis paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas (nyeri dikeluhkan di
f. Wheezing
g. Dispneu
akibat adanya retriksi dan obstruksi saluran pernafasan serta loss of vascular
2. Gejala-gejala Umum
a. Panas Badan
Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting. Sering kali
panas badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari. Panas badan sedikit
meningkat atau lebih tinggi bila proses berkembang menjadi progresif sehingga
b. Menggigil
Dapat terjadi bila panas badan dengan kecepatan yang sama atau dapat
c. Keringat Malam
28
Paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah lanjut, keringat
malam dapat timbul lebih dini, Nausea, takikardi labil dan sakit kepala timbul
d. Gangguan Menstruasi
menjadi lanjut.
e. Anoreksia
yang timbul belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses progresif.
f. Lemah Badan
Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan, kurang tidur dan
perhatian pasien berkurang atau menurun pada pekerjaan, anak yang tidak suka
bermain, atau penderita yang kelihatan neurotik (prof Dr.H. Tabrani Rab, 2010)
tuberkulosis ini terjadi di udara melalui dahak yang berupa doplet. Bagi penderita
tuberkulosis paru yang memiliki banyak sekali kuman, dapat terlihat langsung
Pada saat penderita batuk atau bersin, kuman TBC Paru dan BTA positif
yang berbentuk droplet sangat kecil ini akan bertebangan di udara. Droplet yang
sangat kecil ini kemudian mengering dengan cepat dan menjadi droplet yang
beberapa jam lamanya, sehingga cepat atau lambat droplet yang mengandung
unsur kuman tuberkulosis akan terhirup oleh orang lain. Apabila droplet ini telah
terhirup dan bersarang di dalam paru- paru seseorang, maka kuman ini akan
memulai membelah diri atau berkembang biak. Masa inkubasinya selama 2-6
bulan. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan bisa
menyebar kebagian tubuh lain melalui peredaran darah, pembuluh limfe atau
2.3.7 Patogenesis
pernapasan, saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi
terjadi melalui udara (air bone), yaitu melalui inhalasi droplett yang mengandung
Basil tuberkel yang mencapai alveolus dan diinhalasi biasanya terdiri atas
satu sampai tiga gumpalan. Basil yang lebih besar cenderung bertahan disaluran
hidung dan cabang besar bronkus, sehingga tidak menyebabkan penyakit. Setelah
Sesudah hari pertama, maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang
Pneumonia selular ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa
yang tertinggal atau proses dapat berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau
berkembang biak didalam sel. Basil juga dapat menyebar melalui getah bening
lebih panjang dan sebagian bersatu, sehingga membentuk sel tuberkel epiteloit
yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 jam.
Tuberkulosis paru manusia dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu tuberkulosis
basil tuberkulosis pada tubuh penderita yang belum pernah mempunyai kekebalan
yang spesifik terhadap basil tersebut. Pada permulaan infeksi, basil tuberkulosis
perlawanan dengan cara yang umum yaitu melalui inflitrasi sel- sel radang
kejaringan tubuh yang mengandung basil tuberkulosis. Reaksi tubuh ini disebut
raksi non spesifik (tahap pra alergi) yang berlangsung kurang dari 3-7 minggu.
Tahap ini tubuh menunjukkan reaksi radang, yaitu kalor, rubor, tumor, dan
Setelah reaksi non spesifik dilampaui, reaksi tubuh memasuki tahap alergi
yang berllangsung kurang lebih 3-7 minggu pada saat itu sudah terbentuk zat anti
sehingga tubuh dapat menjukkan reaksi yang khas (spesifik raction), yaitu tanda –
tanda keradangan umum ditambah uji kulit dengan tuberkulin yang positif. Pada
umumnya tuberkulosis paru primer bisa sembuh sendiri, tetapi ada kemungkinan
31
hari mengalami kekambuhan yang prosesnya lebih cepat pada organ lain yang
Tuberkulosis pasca primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di region
atas paru (bagian apikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah
Sarang ini mula- mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3 –
10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari
sel- sel histiosit dan sel datia langhans (sel besar dengan banyak inti) yang
dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagi jaringan ikat. TB pasca primer juga
bersal dari infeksi eksogen dari usia muda menjadi TB usia tua.
3. Tipe Reinfeksi
Infeksi yang baru terjadi setelah infeksi primer adalah jarang terjadi.
Mungkin dapat terjadi apabila terdapat penurunan dari imunitas tubuh atau terjadi
penularan secara terus – menerus oleh kuman tersebut dalam satu keluarga.
Menurut Naga (2012) kondisi sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis
kelamin, dan faktor toksis pada manusia, ternyata menjadi faktor penting dari
Faktor sosial disini sangat erat kaitannya dengan kondisi rumah kepadatan
hunian lingkungan perumahan serta lingkungan dan sanitasi tempat kerja yang
baruk. Semua faktor tersebut dapat memudahkan penularan TBC paru, karena
pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak yang memnuhi
2. Status Gizi
yang berpengaruh di negara miskin, baik pada dewasa maupun kanak- kanak.
3. Umur
Penyakit tuberkulosis paru paling sering ditemukan pada usia muda atau
usia produktif, yaitu 15-50 tahun. Dewasa ini, dengan terjadinya transisi
demografi meyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi tinggi. Pada usia lanjut,
lebih dari 55 tahun sistem imunologi seseorang menurun, sehingga sangat rentan
4. Jenis Kelamin
perempuan yang meninggal akibat tuberkulosis paru. Dari fakta ini dapat
laki- laki penyakit ini lebih tinggi karena rokok dan minuman alkohol dapat
33
menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga wajar jika perokok dan peminum
Menurut prof. Dr. soedarto (2009) ada beberapa komplikasi yang sering
jalan nafas.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang persendian, ginjal dan
sebagainya.
sakit
berikut:
lesi sebelum ditemukan gejala subjektif awal. Sebelum pemeriksaan fisik dokter
34
juga menemukan kelainan pada paru. Pemeriksaan thoraks ini sangat berguna
untuk mengevaluasi hasil pengobatan, dimana hasil ini bergantung pada tipe
keterlibatan dan kerentanan bakteri tubekel terhadap OAI (apakah sama baiknya
dengan respon pasien ?). penyembuhan total sering kali terjadi dibeberapa area
dan ini adalah observasi yang dapat muncul pada sebuah proses penyembuhan
yang lengkap.
2. Pemeriksaan CT-Scan
paru inaktif/ stabil yang ditunjukkan dengan adanya gambaran garis- garis fibrotic
kavitas dan lebih dapat diandalkan daripada pemeriksaan rontgen thoraks biasa.
menyeluruh serta mengakibatkan penyakit akut yang berat dan sering disertai
berganttung pada ukuran dan jumlah tuberkul milier. Pada beberapa pasien TB
milier tidak ada lesi yang terlihat pada hasil rontgen thoraks, tetapi ada beberapa
penyakitnya.
1. Darah
35
Pada saat Tuberculosis mulai (aktif) akan didapatkan jumlah leukosit yang
bawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh,
jumlah leukosit kembali normal dan jumlah limfosit masih tetap tinggi. Laju
endap darah menurun ke arah normal lagi. Pemeriksaan ini kurang mendapat
perhatian karena angka-angka positif palsu dan negatif palsunya masih besar.
2. Sputum
dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa
Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS) :
pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
b. Pagi (P) dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur, Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK
diagnosis TBC Paru terutama pada anak-anak (balita). Biasanya dipakai cara
36
a. TBC Paru
Adalah TBC Paru yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
tulang, persendian,kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
37
TBC Paru:
spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif, 1 lebih
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negative dan tidak ada perbaikan setelah
Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TBC paru BTA positif. Kriteria
Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif, foto thorax
a. TBC paru BTA negatif foto torax positif dibagi berbasarkan tingkat
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila
(misalnya proses “far advanced”), dan atau keadaan umum pasien buruk.
yaitu:
38
kelenjar adrenal.
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah
pengobatan TBC Paru dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, di
Adalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih
Adalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
Adalah pasien yang dipindahkan dari UPK yang memiliki register TB lain
f. Kasus lain
kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan
masih BTA positif setelah selesai selesai pengobatan ulangan. (Depkes RI,
2007).
model ekologi, model ini menjelaskan bahwa penyakit TBC dipengaruhi oleh 3
(tiga) faktor yaitu: faktor penyebab (agent), inang (host), dan lingkungan
Host
Demografi
Sistem kekebalan
Herediter
Faktor Agent
lingkungan
Bakteri
Penyakit TBC Paru
Fisik Virus
Kimia Protozoa
Biologi
Sosial
Gambar 2.2 Faktor penting penyebab penyakit TBC Paru
2.3.14 Faktor Penyebab (Agent)
TBC Paru menyarang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lainnya Penyebab
mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat tertidur
dahak (droplet) melalui batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman TBC
paru dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam, orang dapat
Mycobacterium TBC Paru masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kuman TBC
Paru dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem linfe,
terinfeksi TBC Paru ditentukan oleh konsentrasi droplet dan lamanya menghirup
udara tersebut. Penularan lainnya yaitu infeksi TBC Paru pada ternak terutama
sapi dan diteruskan ke manusia melalui susu pada Mycobacterium Bovis, namun
sangat khas mempunyai perbedaan yang sangat penting satu-satunya adalah basi
ini sering resistensi terhadap Tysetazon (jenis obat pendamping untuk mencegah
resisten terhadap Isoniazid). Infeksi kuman TBC Paru dapat pula melalui kulit
terutama yang terdapat luka atau goresan baru, TBC Paru dapat masuk dan
diperkirakan infeksi kulit terutama timbul pada permukaan yang paling terpajan
seperti wajah, tungkai atau kaki, lebih jarang pada lengan atau tangan. Beberapa
41
faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh inang untuk melawan kuman
tuberculosis adalah usia, jenis kelamin, gizi, merokok, minum alkohol, obat
yaitu TBC Paru dan ekstra paru. Gejala yang sering ditemukan pada penderita
1. Batuk yang terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih
3. Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang
enak badan, berkeringat malam tanpa disertai kegiatan, demam lebih dari
sebulan.
utama ini harus dianggap sebagai seorang “suspek TBC Paru” atau pasien
tersangka TBC Paru dan segera dahaknya diperiksa di laboratorium. Bila gejala-
tahan terhadap panas, sinar matahari, sinar ultraviolet, dan desinfektan, sedangkan
Obat anti TB (OAT) harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat
yang bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga. Pengobatan TB paru
42
berlangsung 6-8 bulan dalam 2 tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan
kegiatan sterilisasi.
tahan imunologi.
OAT yang bisa digunakan antara lain isoniazid (INH), rifasimin (R),
pirazinamid (Z), dan streptomisin (S) yang bersifat bakterisid dan etambutol
paru yang baik akan memperlihatkan sputum BTA (-), pada perbaikan
Dosis Obat
Obat Dua kaili / Tiga kali
Setiap hari
seminggu seminggu
1. Isoniazid 5mg/kg 15mg/kg 15 mg/kg
Maks 300mg maks 900mg maks 900mg
Keterangan :
Etambutol tidak diajurkan untuk anak- anak usia < 6 bulan, karena
Nama obat
Efek samping
I. Obat TB pilihan pertama
a. Neufritis perifer
Tanda – tanda kejang, neuritis dan
atrofi optik, kejang otot, sempoyongan,
ataksia, kesemutan, kematian. Untuk
pencegahan harus diberikan suplemen
vitamin b6
b. Ikterus
Harus dimonitorfungsi hati (antara lain
transminase) minimal 1x/ bulan
1. Isoniazid (INH)
terutama bila terdapat tanda- tanda
hepatitis : anoreksia, malaise, lalah,
nause, ikterus
c. Hipersentivitas
Demam, erupsi kulit, hepatitis,
vaskulitis yang revesibel. Gejala-
gejala atritis pada beberapa sendi.
d. Lain- lain : miulut kering,
nyeri epigastrik, methemogloinemia,
tinitus, retensio urin
2. Rifampisin a. Ikterus
Masalah yang paling menonjol dan
44
3) Demam (drugfever)0,3%
3. Etambutol
b. Gout (pirai)
Asam urat dalam darah meningkat pada
50%pasien, disebakan penurunan
ekskresi asam urat diginjal. Terjadi 24
jam sampai 90 hari dari mulai terapi.
c. Lain – lain : gatal, nyeri sendi,
neyri epigastrik, nyeri perut malaise,
sempoyongan, sakit kepala, linglung,
binggung.
4. Pirazinamid a. Gangguan hati
Efek samping tesering dan serius.
45
5. Steptomisin ginjal
Catattan : bila pasien mengeluh baal
dimuka terutama sekitar milut segera
setelah pengobatan, tapi bukan tanda
toksisitas obat dab bukan indikasi
pengehentian pengobatan. Namun
gejala menetap, dosis steptomisin harus
diturunkan menjadi 0.5 gr/hari
II. Obat TB pilihan kedua
1. Aminoglikosida a. Amikasin
Toksisitas terhdap pendengaran dan
fungsi ginjal. Hanya digunakan bila
kuman penyebab resisten terhadap
steptomisin dan kanamisin
b. Kanamisin
Efek toksis ditemukan pada pasien
yang mendapat 1 gram/ hari. Efek
toksis cukup berat berupa paralisis
neuromuskuler, depresi nafs,
agranulositosis, tuli.
c. Kapreomisin
Tinitus, ketulian, proteinemia,
silinduria, dan retensi nitrogen. Dapat
46
tuntas
2. Diagnosis pasien TB diberdasarkan dahak (sputum BTA) seacar
mikroskopik.
3. Pemberian obat scara standart selama 6 bulan.
4. Terjaminnya ketersediaan dahak
5. Pencatatan dan pelaporan kasus – kasus TB yang diobati. Dimana dan
kapan saja pasien TB diobati harus dicatat dan dilaporkan dians kesehatan
tindakan, untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang diperlukan
(Notoatmodjo, 2003).
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian
diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut praktek (practice)
akan diambil merupakan praktik pertama. Misalnya ibu dapat memilih makanan
Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuia dengan contoh
adalah indikator praktik tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur
dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong- motongnya, lamanya
3. Mekanisme (Mecanism)
atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktik
tingkat tiga.
4. Adaptasi (Adaption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri tanpa menguragi
yakni:
1. Pencegahan primordial
Pencegahan primordial (pencegahan awal) adalah tingkat pencegahan yang
baru saja akhir – akhir ini diperkenalkan. Upaya pencegahan ini berdasarkan
pola hidup sosial ekonomi dan cultural yang diketahui mempunyai kontribusi
TBC Paru atau dianggap menderita (suspeck) atau yang terancam akan menderita
(masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan tingkat kedua ini adalah diagnose
dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit, antara
lain :
a. Pencarian pasien Tuberculosis secara dini, serta member pengobatan dan
dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen
dan mencegah kematian akibat TBC Paru. Pada tingkat ini usaha yang dilakukan
adalah rehabilitasi, yakni usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi dan social
oleh mycobacterium tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan
melalui udara (airbone). Pada hampir semua kasus, infeksi tuberkulosis didapat
melalui inhalasi partikel kuman yang cukup kecil (sekitar1-5 um). Droplet
dikelurkan selama batuk, tertawa, atau bersin. Nukleus yang terinfeksi kemudian
terhirup oleh individu yang rentan (hospes) organisme yang terhirup terlebih
dahulu harus melawan mekanisme pertahan paru dan masuk pada jaringan paru
sangat diperlukan agar pasien tidak menularkan penyakit TBC paru kepada orang
lain, jadi tindakan pencegahan penularan yang dapat dilakukan dengan mengobati
pasien TBC Paru secara rutin sesuai jadwal pengobatan, bila dirawat dirumah
pasien harus ditempatkan pada ruangan dengan segala peralatan tersendiri dan
untuk pembuangan dahak. Sambil diobati gizi pasien baik dan cukup istirahat.
Selain itu peningkatan daya tahan tubuh pada anak –anak harus dijaga
merupakan hasil tahu dan hal itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
51
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar