TESIS
WIWIK WINDARTI
NPM. 0906647002
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Dokter Spesialis Anak
WIWIK WINDARTI
NPM. 0906647002
Metode : Penelitian potong lintang dengan metode total sampling pada semua subjek yang
terlibat dalam penelitian “Dampak keterlambatan diagnosis hipotiroid kongenital: disabilitas
intelektual dan kualitas hidup pasien” di Jakarta. Penelitian ini dilakukan sejak lolos kaji etik
sampai November 2014.
Hasil : Terdapat 19 dari 25 subjek yang dapat dievaluasi etiologinya. Etiologi yang
ditemukan adalah disgenesis (16/19) dan dishormonogenesis (3/16). Tipe disgenesis
terbanyak berturut-turut adalah hemiagenesis (6/16), athireosis (5/16), hipoplasia (4/16), dan
ektopik (1/16). Nilai IQ pada kelompok hipoplasia adalah borderline, sedangkan kategori
nilai IQ etiologi lainnya adalah disabilitas intelektual. Rerata nilai IQ 72,7(SD 30,3) untuk
kelompok hipoplasia, 58,2 (SD 16) untuk agenesis, 52,5 (SD 16,5) untuk hemiagenesis, 37,3
(SD 8) untuk dishormonogenesis, dan nilai IQ 46 didapatkan pada anak dengan kelenjar
tiroid ektopik.
Simpulan : Etiologi HK pada penelitian ini adalah disgenesis tiroid (16/19) dan
dishormonogenesis (3/19). Hemiagenesis merupakan etiologi HK terbanyak (6/19).
Hipoplasi tiroid merupakan kelompok dengan nilai IQ tertinggi (borderline) daripada
kelompok lainnya (disabilitas intelektual).
Latar belakang : Congenital hypothyroidism (CH) is one of the most preventable cause of
intellectual disability. Investigation for etiology of CH is not a routine procedure in
Indonesia. Congenital hypothyroidism etiology is important for predict severity of
hypothyroidism, L-thyroxine dose substitution, prognosis, and genetic counselling. Etiology
of CH varies among countries. Current data about CH etiology in Indonesia is limited. This
research is part of “Impact of delayed CH diagnosis: intellectual disability and quality of
live” research that has been done in RSCM.
Metode : A cross sectional study with total sampling of all participants in “Impact of
delayed CH diagnosis: intellectual disability and quality of live” research. This research has
been done since pass the ethics until November 2014.
Hasil : There were 19 of 25 participants that could be evaluate the CH etiology. The
etiology are dysgenesis (16/19) and dyshormomogenesis (3/19). Types of dysgenesis are
hemiagenesis (6/16), athireosis (5/16), hypoplasia (4/16), and ectopic (1/16). Mean of total
IQ was 72,7 (SD 30,3) for hypoplasia, 58,2 (SD 16) for agenesis, 52,5 (SD 16,5) for
hemiagenesis, 37,3 (SD 8) for dyshormonogenesis, and IQ score for ectopic thyroid is 46.
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................................... ii
PENGESAHAN................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR........................................................................................................ iv
PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................................ vi
ABSTRACT ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ............................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ............................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus .............................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.4.1. Bidang Akademik ......................................................................... 4
1.4.2. Bidang Pelayanan Masyarakat .................................................... 4
1.4.3. Bidang Penelitian .......................................................................... 4
BAB 6. PEMBAHASAN.................................................................................................. 36
6.1. Karakteristik dan Kelebihan Penelitian...................................................... 36
6.2. Karakteristik Subjek Penelitian.................................................................. 36
6.3. Karakteristik Etiologi Hipotiorid Kongenital ............................................ 37
6.4 Karakteristik Etiologi dan Nilai IQ ........................................................... 40
Tabel 2.1 Angka Kejadian Hipotirodisime Kongenital pada Bayi Baru Lahir Dalam 7
Proyek IAEA di Asia Timur............................................................................
Tabel 2.2 Dimensi Normal Kelenjar Tiroid (Rerata ± SD) dari Bayi Sampai Remaja.... 15
Tabel 5.3 Jumlah Subjek dengan Ketidaksesuaian Temuan USG dan Skintigrafi Tiroid 33
Tabel 5.4 Temuan USG dan Skintigrafi Tiroid pada Hemiagenesis Tiroid .................... 33
123 123
I Iodium
131 131
I Iodium
99m 99m
Tc Tecnetium-pertechnetate
BBL Bayi baru lahir
CA Arteri karotis
CDUS Colour Doppler Ultrasound
fT4 Free tyroxine
HK Hipotiroid kongenital
IDAI Ikatan Dokter Anak Indonesia
IKA Ilmu Kesehatan Anak
IQ Intelligence quotient
RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
SSP Sistem saraf pusat
T4 Tiroksin
Th Tiroid
TSH-R Thyroid stimulating hormone
USG Ultrasonografi
WISC Wechsler Intelligence Scale for Children
WPPSI Wechsler Prescholl and Primary Scale of Intelligence
BAB 1
PENDAHULUAN
Hipotiroid kongenital dikenali melalui uji saring pada bayi baru lahir (BBL).
Sejumlah negara maju telah memiliki program untuk penapisan penyakit ini
namun uji saring HK pada BBL belum dilaksanakan secara luas dan belum
menjadi kebijakan kesehatan nasional di Indonesia. Selain itu insidens disabilitas
intelektual di Indonesia yang dapat dicegah akibat HK juga tidak diketahui.1 Uji
tapis HK merupakan hal yang penting karena secara signifikan memperbaiki
luaran pertumbuhan dan perkembangan anak dengan HK karena terapi dapat
dimulai sejak usia dini. Umur saat terapi dimulai merupakan faktor yang berperan
penting terhadap luaran perkembangan pada masa sebelum uji tapis diterapkan.4
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo telah melaksanakan program uji saring HK,
sebanyak 3720 BBL (97,2%) telah mengikuti program ini akan tetapi recall rate
hanya mencapai 0,38%.3
Peran hormon tiroid dalam maturasi sistem saraf pusat (SSP) sudah diketahui
sejak lama seperti memengaruhi migrasi sel neuron dan meningkatkan
mielogenesis.5 Nilai IQ secara signifikan berkurang sejalan dengan keterlambatan
diagnosis dan terapi. Derajat keparahan penyakit HK saat awal terdiagnosis
1
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
2
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
4
1.3.1. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui etiologi HK.
1.3.2. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5 Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
6
Untuk keperluan terapi jangka panjang, penting untuk membedakan antara pasien
dengan kelenjar tiroid eutopik dengan tiroid disgenesis karena pasien dengan
tiroid disgenesis memerlukan terapi hormon tiroid pengganti seumur hidup.
Sedangkan perbedaan antara tiroid agenesis dan ektopik tidak mengubah
manajemen terapi HK.19 Berikut merupakan klasifikasi etiologi HK:
1. Hipotiroid sentral
a. Anomali hipofisis-hipotalamus
b. Panhipopituarisme
c. Defisiensi TSH terisolasi
2. Hipotiroid primer permanen:
a. Disgenesis:
i. Aplasia (athireosis)
ii. Hipoplasia
iii. Ektopik
iv. Hemiagenesis
b. Dishormonogenesis:
i. Tidak responsif terhadap TSH
ii. Defek trapping yodium
iii. Defek tiroglobulin
iv. Defisiensi iodotirosin deiodinase
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
7
3. Hipotiroid transien
a. Idiopatik
b. Defisiensi yodium
c. Akibat obat-obatan: yodium, methimasol, propiltiourasil
d. Akibat antibodi maternal
2.3. Epidemiologi
Indonesia dengan bantuan dari International Atomic Energy Agency (IAEA) telah
melakukan penapisan HK pada dua rumah sakit besar di Indonesia (RS DR.
Hasan Sadikin/RSHS dan RSCM). Selama tahun 2000-2005 telah dilakukan uji
saring HK pada 55.647 bayi di RSHS dan 25.499 bayi di RSCM, dengan angka
insidens HK 1:3528 kelahiran.2 Insidens HK bervariasi di berbagai negara (Tabel
1).20 Terdapat 162 kasus HK baru di RSCM dari Januari 2005 sampai November
2011, 70% di antaranya terdiagnosis pada usia lebih dari 1 tahun, dan hanya 2,3%
yang terdiagnosis pada usia 3 bulan atau kurang. Uji saring HK telah dilaksanakan
rutin sejak tahun 2012 di RSCM dengan cakupan 97,2% neonatus. Recall rate dari
program ini adalah 0,38% dengan hasil 4 bayi dinyatakan negatif, 1 bayi sindrom
Down, dan 9 bayi tidak dapat dihubungi untuk pemeriksaan ulang.
Tabel 2.1. Angka Kejadian Hipotirodisime Kongenital pada Bayi Baru Lahir Dalam Proyek
IAEA di Asia Timur20
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
8
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
9
2.5. Patofisiologi
Hormon tiroid sudah diproduksi dan diperlukan oleh janin sejak usia kehamilan
12 minggu. Kelenjar tiroid berkembang antara usia kehamilan 4-10 minggu.
Kelenjar tiroid sudah terdiri dari 2 lobus pada usia gestasi 7 minggu. Pada usia 10-
11 minggu usia gestasi, kelenjar tiroid sudah dapat memproduksi hormon tiroid.
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) mulai dihasilkan oleh hipofisis pada usia 9
minggu dan dapat dideteksi dalam sirkulasi fetal pada usia 11-12 minggu. Fungsi
kelenjar tiroid yang utama adalah mensintesis T3 dan T4 menggunakan tiroksin
dan yodium. Aksis hipotalamus-pituitari-tiroid matang dengan mekanisme umpan
balik (feedback mechanism) mulai terjadi pada trimester kedua kehamilan.23
2.7. Diagnosis
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
10
99m
Tc-pertechnetate lebih disukai karena paparan radiasi yang lebih rendah
123 19 99m
dibandingkan dengan I. Selain itu Tc-pertechnetate mudah dikerjakan
(memerlukan pungsi vena), cepat, ditoleransi baik oleh pasien, ketersedian
mudah, dan interpretasi hasil yang seragam. Tidak ada komplikasi yang
dilaporkan setelah penggunaannya. Walaupun demikian beberapa pusat
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
11
123
kedokteran nuklir lebih senang menggunakan I, karena lebih fisiologis, dapat
menggambarkan fungsi tiroid secara umum, serta pemberiannya melalui jalur
123
oral. Akan tetapi mempunyai I lebih mahal, tidak selalu tersedia di pusat
kedokteran nuklir, dan memerlukan waktu jeda yang lebih panjang antara
pemberian oral isotop dengan waktu pencitraan dikerjakan.9
2. Hipoplasia (Gambar 3), tampak kelenjar tiroid dengan fokus kecil dan
akumulasi 99mTc yang rendah.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
12
3. Ektopik (Gambar 4 ), tampak kelenjar tiroid tidak pada lokasi anatomi normal.
4. Nonvisualisasi (Gambar 5). Tidak tampak ambilan isotop 99mTc saat skintigrafi.
Nonvisualiasi ini dapat disebabkan oleh athireosis, supresi tiroid oleh antibodi
131
maternal, rusaknya kelenjar tiroid akibat I, atau pada hipotiroid sekunder.
Kadar T4 dan TSH rendah pada hipotiroid sekunder, yaitu kadar T4<4μg/L dan
kadar TSH <0,01mU/L.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
14
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
15
Tabel 2.2. Dimensi Normal Kelenjar Tiroid (Rerata ± SD) dari Bayi Sampai Remaja35
Tinggi badan (cm) Ketebalan (cm) Lebar (cm)
1,4±0,2 1,7±0,2
45-50
1.4±0,1 1,8±0,2
50-70
1,4±0,1 1,9±0,1
70-90
1,4±0,1 1,8±0,2
90-100
1,5±0,3 2,1±0,3
100-110
1,7±0,3 2,3±0,3
110-120
1,8±0,4 2,4±0,3
120-130
1,9±0,5 2,7±0,2
130-140
2,1±0,4 2,8±0,3
140-150
2,2±0,4 2,8±0,4
150-160
2,4±0,4 3,0±0,4
160-170
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
16
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
17
B.2.2. Dishormonogenesis
Ultrasonografi kelenjar tiroid dapat dijumpai kelenjar tiroid yang membesar pada
posisi anatomi yang normal. Ishmus dan lobus piramidalis sering juga membesar.
Ekogenisitas kelenjar normal (Gambar 11).26,35
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
18
Dishormonogenesis
(1:30000)
Defek NIS Tipis atau tidak Turun/tidak ada Goiter
tampak
Mutasi TPO Goiter difus Meningkat Goiter
Mutasi THOX Goiter difus Meningkat Goiter
Mutasi pendrin Goiter difus Meningkat Goiter
Abnormalitas Goiter difus Meningkat Goiter
tiroglobulin
Defek Goiter difus Meningkat Goiter
iodotirosin
dehalogenase
2.8. Terapi
Hal terpenting dalam penanganan HK adalah diagnosis dini dan terapi substitusi
hormon tiroid. Masa paling optimal untuk diagnosis adalah sebelum usia 10-13
hari dan tercapainya kadar hormon tiroid normal sebelum usia 3 minggu.36,37
Sodium levotiroksin (L-T4) merupakan obat terbaik yang direkomendasikan untuk
terapi HK.23,24 Dosis levotiroksin yang dianjurkan untuk setiap kelompok usia
dapat dilihat pada Tabel 4.38
Tabel 2.4. Dosis Levotiroksin pada Hipotiroid Kongenital
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
19
kedelai ataupun formula yang mengandung besi karena keduanya dapat mengikat
T4 dan menghambat absorbsi.
Efek samping yang dapat terjadi akibat kelebihan atau kekurangan dosis terapi
substitusi L-T4, yang umumnya minimal dan dengan penyesuaian dosis dapat
teratasi. Efek samping yang pernah dilaporkan antara lain perubahan nafsu makan,
diare, sefalgia, penurunan berat badan, rambut rontok, perubahan siklus haid, dan
sulit tidur.24
2.9. Prognosis
Hipotiroid kongenital adalah penyebab disabilitas intelektual tersering yang dapat
dicegah. Tata laksana yang tepat adalah penting agar dalam mencegah terjadinya
disabilitas intelektual. Tata laksana ini meliputi diagnosis awal, terapi yang sesuai,
dan pemantauan rutin terutama pada setahun pertama kehidupan. Seringkali
diagnosis HK ditegakkan setelah muncul tanda dan gejala pada era uji tapis HK
belum menjadi kebijakan rutin. Banyak penelitian melaporkan tentang hubungan
terbalik antara umur saat terdiagnosis dengan status inteligensia (IQ). Sebuah
penelitian di Pittsburgh Children’s Hospital menunjukkan bahwa apabila terapi
hormon tiroid dimulai pada usia ≤3 bulan maka rerata IQ adalah 89 (kisaran 64-
100), jika terapi dimulai pada usia 3-6 bulan maka rerata IQ adalah 71 (kisaran
64-107), jika terapi dimulai lebih dari usia 6 bulan maka rerata IQ turun menjadi
54 (kisaran 25-80).6
Negara maju telah melaksanakan uji tapis HK sejak tahun 1970-an, hal ini
memungkinkan deteksi dan terapi dini pada bayi dengan HK. Usaha ini berhasil
memberikan keluaran neurokognitif yang lebih baik pada anak dengan HK.
Walaupun demikian tidak semua penelitian melaporkan hasil keluaran yang
normal seluruhnya. Dalam sebuah telaah disebutkan bahwa sebanyak 51
penelitian yang melaporkan nilai IQ anak HK dibandingkan dengan saudara
kandung atau teman sekelas. Delapan belas penelitian melaporkan tidak ada
perbedaan IQ yang signifikan dan 33 penelitian melaporkan perbedaan yang
bermakna dengan nilai IQ 5-25 poin lebih rendah pada kelompok HK.39 Beberapa
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
20
faktor yang berperan dalam keluaran neurokognitif adalah umur saat terapi
dimulai, dosis terapi hormon tiroid, dan derajat keparahan hipotiroid.6
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
21
BAB 3
KERANGKA KONSEP
Klinis
HK sentral Laboratorium
Pencitraan tiroid (USG dan skintigrafi tiroid)
Etiologi:
Disgenesis (athireosis,
fT4 rendah; TSH rendah hemiagenesis, hipoplasia, ektopik)
Dishormogenesis
Tes IQ
Menurunkan:
Aktivitas Na+K+ ATP-ase
Letargi
Konsumsi O2
Produksi panas Hipotonia
Metabolisme basal Gagal tumbuh
Glikogenolisis Hipotermia
Glukoneogenesis Kutis marmorata
Lipolisis
Sintesis protein
Terapi jangka
panjang dan
Menurunkan curah jantung Cepat lelah monitoring
Konseling genetik
Keterlambatan maturasi Prognosis
enzim glukoronidase hepar Ikterus neonatal yang memanjang
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik
21 Windarti, FK UI, 2014
22
Keterangan:
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
23 Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
24
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
25
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
26
Informed consent
Sampel Penelitian
Pengumpulan data
riwayat nutrisi,
Pengolahan data
1. Hipotiroidisme kongeni
2. tal primer didefinisikan sebagai kadar fT4 yang rendah dan meningkatnya
kadar TSH.
3. Ultrasonografi dilakukan dengan menggunakan alat utrasonografi
Medison, Prestige Accuvix V20. Adapun yang dinilai adalah letak kelenjar
tiroid, ukuran, ekostruktur, dan derajat vaskularisasi kelenjar tiroid.
Letak kelenjar tiroid:
- Eutopik : letak kelenjar tiroid pada posisi anatomis normal (leher
bagian bawah, inferior dari kartilago tiroid dan di sebelah medial
arteri karotis komunis dan vena jugularis).
- Ektopik : kelenjar tiroid terletak pada lokasi anatomis selain leher
bagian bawah.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
27
Ekostruktur:
- Homogen: parenkim halus tanpa kista dan nodul.
- Heterogen: parenkim kasar tanpa kista dan nodul.
Ekogenositas:29
- Hipoekoik: ekogenisitas kelenjar tiroid sama atau lebih rendah dari
muskulus strenokleidomastoideus yang berdekatan.
- Normal: ekogenisitas kelenjar tiroid lebih tinggi dari muskulus
strenokleidomastoideus yang berdekatan.
Derajat vaskularisasi kelenjar tiroid (normal dan meningkat).41
- Normal: vaskularisasi terbatas pada arteri tiroid perifer atau pada
pembuluh darah subkapsular.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
28
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan sejak bulan Juni hingga November 2014 dengan jumlah
sampel awal adalah 25 orang pasien hipotiroid kongenital yang berasal dari
penelitian sebelumnya yang berjudul “Dampak keterlambatan diagnosis hipotiroid
kongenital: disabilitas intelektual dan kualitas hidup pasien”.
Selama penelitian terdapat 20 dari 25 subjek yang bersedia ikut dalam penelitian
ini. Lima orang subjek tidak bisa mengikuti penelitian karena 3 orang subjek tidak
dapat dihubungi (alamat rumah tidak jelas dan nomor telepon sudah tidak aktif)
dan 2 subjek lainnya tidak mendapatkan izin dari orang tua. Satu subjek tidak
menyelesaikan pemeriksaan USG yang harus dijalankan sehingga dikeluarkan
dari penelitian. Tiga belas subjek penelitian adalah pasien Poliklinik
Endokrinologi RSCM dan 6 subjek merupakan pasien pribadi dari rumah sakit
atau klinik di Jakarta.
Subjek yang berhasil dihubungi menjalani anamnesis, pemeriksaan fisis, USG dan
skintigrafi tiroid dengan 99mTc. Orang tua menandatangani inform consent sebelum
penelitian dilakukan. Ultrasonografi tiroid dilakukan oleh dr. HF Wulandari,
Sp.A(K) di Poliklinik Pencitraan Anak Departemen IKA RSCM. Skintigrafi tiroid
dilakukan di Divisi Kedokteran Nuklir Departemen Radiologi RSCM oleh dr.
Aviyanti Djurzan, Sp. Rad (K) serta Divisi Kedokteran Nuklir RS Pusat
Pertamina (RSPP) Jakarta. Sidik tiroid dilakukan pada dua pusat yang berbeda
disebabkan kekosongan radioisotop di Departemen Radiologi RSCM saat
penelitian dilakukan. Hasil sidik tiroid di RSPP kemudian dikonsulkan ulang
kepada dr. Aviyanti Djurzan, Sp. Rad (K). Alur penelitian dapat dilihat pada
Gambar 12.
31 Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
31
RSCM (n 13)
Klinik/RS lain (n 12)
3 subjek tidak dapat
dihubungi.
2 tidak mendapat
izin
20 subjek berpartisipasi
1 subjek tidak
menjalani USG
19 subjek penelitian
Satu pasien terdiagnosis melalui uji tapis hipotiroid kongenital saat neonatus
tetapi tidak mendapatkan terapi dini. Satu pasien terdiagnosis paling lambat pada
usia 9 tahun 5 bulan dikarenakan orangtua yang terlambat mencari pengobatan
medis. Pasien ini mempunyai gejala, tanda klinis, dan hasil laboratorium yang
khas untuk hipotiroid kongenital. Gejala dan tanda yang ditemukan pada pasien
ini adalah keterlambatan perkembangan umum, perawakan pendek, konstipasi,
gagal tumbuh, mikrosefal, kulit kering, miksedema, dan makroglosia dengan nilai
IQ 50 (disabilitas intelektual), sedangkan pemeriksaan laboratorium menunjukkan
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
32
kadar fT4 rendah (0,33 ng/dL; nilai normal 0,89-1,76 ng/dL) dan nilai TSH yang
sangat tinggi >750 uIU/mL (nilai normal 0,35-5,5 uIU/mL).
Nilai IQ
Normal 2
Di bawah rata-rata 2
Borderline 0
Disabilitas intelektual 15
*dinyatakan dalam tahun
Etiologi hipotiroid kongenital berdasarkan USG dan skintigrafi pada penelitian ini
adalah disgenesis (ektopik, agenesis, hipoplasia, hemiagenesis) dan
dishormonogenesis (Tabel 5.2). Etiologi terbanyak adalah hemiagenesis (6/19
pasien). Pasien dishormonogenesis mempunyai median umur paling tua saat terapi
substitusi hormon tiroid dimulai dan pasien dengan pasien dengan ektopik
mempunyai median umur yang aling muda. Ketidaksesuaian antara USG dan
skintigrafi tiroid (Tabel 5.3) didapatkan pada 8 subjek yaitu hemiagenesis (n=6),
ektopik (n=1), dan hipoplasia (n=1). Enam pasien dengan hemiagenesis terdeteksi
dengan skintigrafi saja pada 2 pasien dan dengan USG tiroid saja pada 4 pasien.
Pasien dengan kelenjar tiroid ektopik hanya tervisualisasi dengan skintigrafi dan 1
orang pasien dengan hipoplasia tervisualisasi dengan USG tiroid saja.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
33
Tabel 5.3. Jumlah Subjek dengan Ketidaksesuaian Temuan USG dan Skintigrafi Tiroid
Sebagian besar pasien dengan hemiagenesis mempunyai lobus kiri saja (5/6) dan
tidak ada pasien yang mempunyai isthmus (Tabel 5.4). Ukuran semua lobus pada
pasien hemiagenesis mempunyai ukuran yang lebih kecil daripada ukuran kelenjar
tiroid yang normal.
Tabel 5.4 Temuan USG dan Skintigrafi Tiroid pada Hemiagenesis Tiroid (n=6)
Jenis USG Skintigrafi Ukuran
Kelamin Lobus
Perempuan Agenesis bilateral Agenesis kanan dan Kecil
hipoplasia kiri
Lelaki Agenesis lobus dekstra Tak tervisualisasi Kecil
dan hipoplasia lobus
sinistra
Perempuan Agenesis lobus dekstra Tak tervisualisasi Kecil
dan hipoplasia lobus
sinistra
Perempuan Agenesis lobus dekstra Tak tervisualisasi Kecil
dan hipoplasia lobus
sinistra
Perempuan Agenesis bilateral Agenesis kiri dan Kecil
hipoplasia kanan
Perempuan Agenesis lobus dekstra Tak tervisualisasi Kecil
dan hipoplasia lobus
sinistra
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
34
Nilai IQ pada setiap etiologi HK pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Rerata IQ tertinggi didapatkan pada kelompok hipoplasia tiroid walaupun tetap
masuk dalam kategori IQ borderline. Rerata IQ terendah didapatkan pada
kelompok dishormonogenesis dengan kategori disabilitas intelektual berat. Rerata
IQ terendah didapatkan pada kelompok dishormonogenesis dengan kategori
disabilitas intelektual berat. Dua orang pasien dengan IQ normal mempunyai
etiologi hipoplasia bilateral, 2 orang dengan IQ di bawah rata-rata mempunyai
etiologi agenesis dan hemiagenesis, sedangkan pasien dengan IQ disabilitas
intelektual mempunyai etiologi yang bervariasi.
Etiologi
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
35
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
BAB 6
PEMBAHASAN
Sampel yang terbatas merupakan kelemahan dalam penelitian ini. Pada akhir
penelitian hanya 19 dari 20 subjek yang bisa menyelesaikan kedua pemeriksaan.
Jumlah sampel yang terbatas ini membuat hasil tidak menggambarkan populasi
anak dengan HK. Keterbatasan selanjutnya adalah skintigrafi tiroid tidak dapat
dilakukan oleh orang dan pada tempat yang sama serta tidak dilakukannya
pemeriksaan tiroglobulin untuk mengetahui apakah terdapat jaringan tiroid atau
tidak. Hal ini disebabkan oleh masalah teknis berupa ketersediaan radioisotop
yang terbatas dan pasien tidak dapat datang ke RSCM untuk menjalani
pemeriksaan. Selain itu pasien yang kurang kooperatif dapat menjadi hambatan
dalam pemeriksaan USG tiroid. Adapun kelebihan penelitian ini adalah
penggunaan USG dan skintigrafi agar etiologi HK menjadi lebih akurat.
Median umur saat pasien diterapi adalah 1,4 tahun dengan usia termuda 2 bulan
dan usia tertua 9 tahun 5 bulan. Penelitian di Bandung mendapatkan rerata umur
11,42 (SD 10,35) bulan pada 26 pasien HK saat didiagnosis dan terapi dengan
usia termuda 2 bulan dan usia tertua 3 tahun 10 bulan.44 Sedikitnya jumlah bayi
yang terdiagnosis pada usia kurang dari 1 bulan disebabkan karena uji tapis HK
pada bayi baru lahir belum menjadi kebijakan kesehatan nasional. Hasil penelitian
ini serupa dengan penelitian di luar negeri saat uji tapis HK belum dikerjakan
secara rutin. Penelitian di Denmark yang meneliti bayi yang dilahirkan antara
tahun 1970-1975 mendapatkan hasil bahwa hanya 10% bayi dengan HK yang
didiagnosis dalam usia 1 bulan pertama, 35% dalam usia 3 bulan pertama, dan
36 Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
37
70% dalam usia 1 tahun pertama. Sisanya didiagnosis terlambat pada usia 3 atau 4
tahun.45 Dalam sebuah penelitian retrospektif di Turki terhadap 1000 kasus HK
tahun 1969-1984, didapatkan rerata umur anak saat didiagnosis HK adalah 49
bulan dan hanya 3,1% kasus yang terdiagnosis dalam usia 1 bulan pertama,
sementara 55,4% terdiagnosis setelah umur 2 tahun.46
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo telah melakukan program uji tapis HK pada
bayi baru lahir dengan cakupan sebanyak 97,2% pada tahun 2012-2013. Recall
rate program ini adalah 0,38% dengan hasil 4 orang dinyatakan negatif, 1 orang
dengan sindrom Down, dan 9 orang tidak dapat dihubungi untuk pemeriksaan
ulang.3 Sebagian besar anak pada negara maju didiagnosis melalui uji tapis HK
pada masa neonatus dimana saat itu belum terdapat tanda dan gejala HK yang
jelas.47
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
38
sebanyak 26,5%, dan kelenjar tiroid ektopik sebanyak 18,1%.52 Penelitian lain di
Perancis yang melibatkan 1748 pasien HK menyebutkan bahwa etiologi terbanyak
adalah kelenjar tiroid ektopik (54,3%), athireosis (29,2%), eutopik (14,5%), dan
tidak diketahui (2%).53 Etiologi spesifik dapat bervariasi dari satu daerah dengan
daerah lainnya.52,54 Hal ini dapat disebabkan oleh latar belakang genetik yang
berbeda dan tingkat konsanguinitas.55
Terdapat satu pasien dengan kelenjar tiroid ektopik pada penelitian ini. Pada
pasien ini skintigrafi menunjukkan adanya kelenjar tiroid ektopik sedangkan pada
USG tiroid tidak ditemukan. Skintigrafi tiroid merupakan baku emas untuk
mendiagnosis kelenjar tiroid ektopik.56 Tiroid ektopik ini merupakan penyebab
HK pada 30-45% pasien.57 Fungsi kelenjar tiroid ektopik umumnya tidak
mencukupi kebutuhan hormon tiroid tubuh dan derajat keparahan HK sangat
bervariasi mulai dari subklinis sampai HK yang berat.
Satu pasien dengan hipoplasia tiroid terdeteksi dengan USG dan tidak
tervisualisasi dengan skintigrafi tiroid. Hal ini dapat disebabkan karena supresi
TSH oleh pengobatan L-tiroksin jangka panjang ataupun karena terdapat mutasi
reseptor TSH sehingga menganggu ambilan radioisotop oleh kelenjar tiroid.58
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
39
Kepentingan klinis dari diagnosis agenesis tiroid adalah kebutuhan terapi hormon
pengganti seumur hidup. Sehingga dengan demikian korelasi antara manifestasi
klinis, hasil laboratorium, dan USG sebagai data tambahan untuk skintigrafi
adalah penting. Pemeriksaan tiroglobulin dapat dijadikan pemeriksaan tambahan
yang berguna untuk mendeteksi ada tidaknya jaringan tiroid.52 Pemeriksaan
tiroglobulin tidak dikerjakan pada penelitian ini.
Terdapat satu pasien dengan hipoplasia tiroid yang mempunyai cold nodule pada
lobus tiroid kiri. Nodul tiroid nonfungsional (cold nodule) dapat diakibatkan oleh
berbagai patologi seperti kista koloid atau adenoma (70-75%), karsinoma (15-
25%), dan penyebab lain sebanyak 15% seperti tiroiditis fokal, abses, perdarahan,
dan kelenjar limfe. Beberapa faktor seperti usia muda, lelaki, riwayat radiasi pada
kepala dan leher, lesi yang keras, massa lain pada leher, dan riwayat keganasan
tiroid pada keluarga meningkatkan risiko keganasan pada cold nodule.62 Faktor
risiko keganasan pada pasien ini adalah lelaki dan berusia muda (12 tahun), faktor
risiko lain tidak ditemukan. Pasien ini memerlukan tindakan lebih lanjut seperti
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
40
aspirasi jarum halus untuk menentukan apakah cold nodule itu keganasan atau
bukan.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
41
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
42
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Etiologi HK pada penelitian ini adalah disgenesis tiroid (16/19) dan
dishormonogenesis (3/19). Tipe disgenesis terbanyak berturut-turut adalah
hemiagenesis (6/16), athireosis (5/16), hipoplasia (4/16), dan ektopik
(1/16).
7.2 Saran
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
43
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
44
16. Perry RJ, Maroo S, Maclennan AC, Jones JH, Donaldson MD. Combine
US and isotope scanning is more informative in the diagnosis of
congenital hypothyroidism than single scanning. Arch Dis Child.
2006;91:972-6.
17. Dhondt JL, Farriaux JP, Sailly JC. Economic evaluation of cost benefit
ratio of neonatal screening procedure for phenylketonuria and
hypothyroidism. J Inherit Metab Dis. 1991;14:633-9.
18. Satyawirawan FS. Penapisan hipotiroid kongenital. Dalam: Suryaatmadja
M, penyunting. Pendidikan berkesinambungan patologi klinik 2005.
Jakarta: Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2005. h.95-104.
19. Supakul N, Delaney LR, Siddiqui AR, Jennings SG, Eugster EA,
Karmazyn B. Ultrasound for primary imaging of congenital
hypothyroidism. AJR. 2012;199:360-6.
20. International Atomic Energy Agency. Screening of Newborns for
Congenital Hypothyroidism: Guidance for developing programmes.
Dalam: Austria: IAEA; 2005. h.
21. Loevner LA. Anatomy and pathology of the thyroid and parathyroid
glands. Dalam: Som PM, Curtin HD, penyunting. Head and neck imaging.
Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier; 2014. h.2611-77.
22. Jackson HA. Thyroid and parathyroid. Dalam: Coley BD, penyunting.
Caffey's pediatric diagnostic imaging. China: Elsevier; 2013. h.150-63.
23. Susanto R, Julia M, Hakimi. Gangguan kelenjar tiroid. Dalam: Batubara
JRL, Tridjaja AAP B, Pulungan AB, penyunting. Buku ajar endokrinologi
anak. Edisi ke-1. Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2009. h.205-21.
24. LaFranchi SH. Disorders of the thyroid gland. Dalam: Behrman RE,
Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics.
Edisi ke-18. Philadelphia: WB Saunders; 2004. h.1870-7.
25. Zakarija M, McKenzie JM, Edison MS. Transient neonatal
hypothyroidism: characterization of maternal antibodies to the thyrotropin
receptor. J Clin Endocrinol Metab. 1990;70:1239-46.
26. Chang YW, Hong HS, Choi DL. Sonography of pediatric thyroid: a
pictorial essay. J Clin Ultrsound. 2009;37:149-57.
27. Schoen EJ, Clapp W, To TT, Fireman BH. The key role of newborn
thyroid scintigraphy with isotopic iodide in defining and managing
congenital hypothyroid. Pediatrics. 2004;114:683-8.
28. Hashemipour M, Rostampour N, Nasry P, Hovsepian S, Basiratnia R,
Hekmatnia A. The role of ultrasonography in primary congenital
hypothyroidism. J Res Med Sci. 2011;16:1122-8.
29. Takashima S, Nomura N, Tanaka H. Congenital hypothyroidism:
assessment with ultrasound. Am J Neuroradiol. 1995;16:1117-23.
30. Tamam M, Adalet I, Bakir B. Diagnostic spectrum of congenital
hypothyroidism in Turkish children. Pediatr Int. 2009;51:464-8.
31. Bubuteishvili L, Garel C, Czernichow P, Leger J. Thyroid abnormalities
by ultrasonography in neonates with congenital hypothyroidism. J Pediatr.
2003;143:759-64.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
45
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
46
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
47
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
48
Hipotiroidisme bawaan adalah suatu penyakit kekurangan hormon kelenjar gondok pada
bayi baru lahir. Hormon kelenjar gondok, Tiroksin (T4), penting untuk mengatur produksi
panas tubuh, metabolisme, perkembangan otak dan pertumbuhan tulang bayi dan anak
usia dini. Hipotiroidisme bawaan yang terlambat diterapi mengakibatkan hambatan
pertumbuhan (cebol) dan keterbelakangan mental.
Pada penelitian ini akan dilakukan skintigrafi atau pemeriksaan ultrasonografi tiroid
untuk mencari penyebab hipotiroidisme bawaan. Penyebab hipotiroidisme bawaan ini
penting untuk mengetahui prognosis, kemungkinan diturunkan pada anak berikutnya,
serta rencana pengobatan jangka panjang. Hasil pemeriksaan akan disampaikan kepada
Bapak/Ibu secara tertulis.
Penelitian dilakukan secara sukarela dan tidak akan dipungut biaya. Bila ada pertanyaan,
mohon menghubungi peneliti di Departemen Ilmu Kesehatan Anak melalui
081310060503. Hasil yang kami peroleh nantinya akan disimpan sebagai rahasia.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik, diucapkan terima kasih.
Jakarta, 2014
Penanggung jawab,
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
49
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
50
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
51
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
52
*Keterangan: Tanda tangan saksi/ wali diperlukan apabila subjek tidak bisa baca
tulis, penurunan kesadaran, mengalami gangguan jiwa, dan berusia di bawah 18
tahun.
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
53
IDENTITAS SUBJEK
Nama : _______________________ (L/P) Rekam Medis - -
Tanggal lahir : ____________________ Umur bulan
Alamat : _____________________________RT / RW Kel _____________
(6 bln terakhir) Kec _________________ Jak Pus/Ut/Tim/Bar/Luar Jakarta
No Telp : Rumah _________________ HP _______________________
Nama Ibu : ______________ Pendidikan terakhir: tidak
sekolah/SD/SMP/SMA/S1/S2/S3
DATA KLINIS
Kesadaran/ Mental :
TD : mmHg ; Nadi : x/menit ; Suhu : ºC ; Pernapasan :
x/menit
BB , kg TB cm LLA cm Status gizi:
obes/baik/kurang/buruk
Kepala Leher :
Dada dan Punggung :
Paru :
Jantung :
Perut dan Pinggang :
Anggota gerak :
Genitalia dan anus :
Status tumbuh kembang :
DATA LABORATORIUM
Fungsi tiroid (saat terdiagnosis) : FT4 , µg/dL, TSH µg/dL , T4
µg/dL
Waktu normalisasi TSH setelah terapi (minggu):
Lain-lain :
USG : _____________________________________
Skintigrafi : _____________________________________
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
54
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014
55
Universitas Indonesia
Etiologi hipotiroid..., Wiwik Windarti, FK UI, 2014