Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agus Salim

Nim : 1.15.2.10284
Fak/Jur : FEB/Akuntansi
Matkul : Sistem Pengendalian Manajemen

UKURAN KINERJA
A. Kinerja Organisasi
Kinerja yaitu pencapaian suatu target (keberhasilan) dari sesuatu yang
direncanakan di dalam organisasi. Kinerja organisasi terdiri dari :
1. Kinerja keuangan, dinilai berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan
nilai uang, dengan cara membandingkan realisasi keuangan berdasarkan
anggarannya, disebut tradisional karena tidak ada keharusan melakukan
inovasi. Contoh, pencapaian laba dan ketersediaan kas.
2. Kinerja non keuangan, adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai tidak
berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang. Contoh,
kehadiran pegawai, kualitas produk, kepadatan telepon.
B. Manfaat Pengukuran Kinerja
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian personel secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan
personel, seperti : promosi, transfer, dan pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan personel dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
personel dan menyediakan suatu dasar untuk mendistribusikan
penghargaan.
C. Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja dapat diselenggarakan berdasarkan berbagai
faktor/ukuran yang terdiri dari :
1. Ukuran Kesuksesan Keuangan Perusahaan. Kelemahannya yaitu :
 Hanya mementingkan target laba jangka pendek tanpa memperhatikan
kepentingan perusahaan jangka panjang. misalnya : melalui pengiriman
produk yang kualitasnya rendah kepada pelanggan.
 Manajer unit bisnis tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka
panjang, misalnya : tidak melakukan investasi karena akan berakibat pada
jangka pendek mengurangi laba.
 Menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan, sehingga
terjadi distorsi komunikasi dengan Manajer Senior yang berakibat
menetapkan target yang mudah dicapai saja.
 Pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi Manajer untuk
memanipulasi data dengan berbagai tindakan, misalnya: memilih metode
akuntansi tertentu atau menyediakan informasi yang tidak akurat.
2. Menilai kesuksesan organisasi melalui pengukuran kinerja ibaratnya melihat
panel instrument pada dash board mobil yang mempunyai berbagai
indikator operasi, sehingga diperlukan ukuran kinerja non keuangan.
D. Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja meliputi 4 (empat) langkah yaitu :
1) Mendifinisikan strategi  kemudian didifiniskan scorecard agar cita-cita
organisasi dinyatakan secara eksplisit dan targetnya telah ditetapkan.
2) Mendifinisikan ukuranukuran strategi organisasi harus mengembangkan
ukuran-ukuran strategi, tetapi harus fokus pada yang penting-penting saja,
sehingga manajemen tidak melihat banyak indikator pada dashboard
organisasi, tetapi harus dilihat ukuran sebab-akibatnya.
3) Mengintegrasikan Ukuran Strategi ke Dalam Sistem Manajemen
scorecard harus diintegrasikan dengan struktur formal dan nonformal dari
organisasi, budaya dan praktek sumber daya manusia.
4) Meninjau Ukuran Strategi dan Hasilnya secara Berkala scorecar harus
ditinjau secara konsisten dan terus menerus oleh Manajemen Senior.
E. Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor Kunci Keberhasilan  ini meliputi beberapa ukuran “non keuangan” atau
juga disebut “faktor kunci keberhasilan”, terdiri dari :

No Berfokus pada pelanggan Berkaitan dengan bisnis internal


1 Pemesanan Utilisasi kapasitas
2 Pesanan tetunda Pengiriman tepat waktu
3 Pangsa pasar Perputaran persediaan
4 Kepuasan pelanggan Kualitas
5 Retensi pelanggan Waktu siklus, pemrosesan +waktu
6 Loyalitas pelanggan penyimpanan + waktu pemindahan +
waktu inspeksi

F. Balance Score Card


Balance Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan
antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu unit bisnis
harus diberi cita-cita dan diukur dari 4 (empat) perspektif, yaitu :
a. Keuangan, contoh : margin laba, ROA, arus kas, dll.
b. Pelanggan, contoh : pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan (CSI).
c. Bisnis internal, contoh : retensi karyawan, pengurangan waktu siklus.
d. Inovasi dan pembelajaran, contoh : persentase penjualan produk baru.
G. Kesulitan/kelemahan BSC
1. Kadang-kala terdapat korelasi yang buruk antara ukuran keuangan dengan
non keuangan karena tidak ada jaminan bahwa profitabilitas masa depan
mengikuti pencapaian target non keuangan.
2. Terpaku pada Hasil Keuangan akibatnya tekanan ini akan mengurangi
perhatian terhadap ukuran non keuangan dalam jangka waktu panjang.
3. Ukuran-ukuran tidak diperbarui, banyak perusahaan tidak punya mekanisme
formal untuk memperbaharui ukuran-ukuran tersebut agar selaras dengan
perubahan strateginya.
4. Terlalu banyak pengukuran, jika terlalu banyak ukuran maka resikonya
adalah manajer kehilangan fokus karena pada waktu yang sama banyak hal
hal dilakukan.
5. Kesulitan menerapkan trade-off Beberapa perusahaan menggabungkan
ukuran keuangan dan non keuangan kemudian diberi bobot, jika tidak
demikian maka sulit untuk melakukan trade off.

Anda mungkin juga menyukai