Anda di halaman 1dari 13

METEOROLOGI LAUT

Meteorologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala-gejala peristiwa-peristiwa

dan proses-proses yang terjadi dalam lapisan udara yang menyelubungi bumi. Lapisan udara

ini di kenal dengan atmosfer. Lapisan atmosfer terdiri dari lapisan-lapisantroposfer,

tropopause, stratosfer, dan ionosfer yang masing-masing mempunyai batas-batas ketinggian

dan suhu tertentu (Barry,1976).

Sebagian besar bahan pengisi atmosfer adalah gas yang mudah mampat dan

mengembang. Medan gravitasi bumi cenderung menarikseluruh bahan atmosfer ke

permukaan bumi. Akibatnya, kerapatan partikel atmosfer meningkat dengan makin

berkurangnya ketinggian. Masa dan tekanannya pun meningkat semakin dekat permukaan

bumi. (Lakitan, 1994)

Meteorologi menelaah tentang proses atau gejala fisika yang berlangsung secara

dinamis pada lapisan atmosfer bumi, dan lebih ditekankan pada perubahan-perubahan kondisi

atmosfer yang terjadi dalam waktu singkat, misal fluktuasi harian unsur-unsur iklim.

Kegiatan perikanan sangat memerlukan meteorologi laut terutama berkaitan dengan

keadaan cuaca, arus dan gelombang yang terjadi di suatu perairan. Meteorologi laut

digunakan untuk menentukan daerah penangkapan (fishing ground) dan waktu yang tepat.

Dengan adanya meteorologi laut kegiatan penangkapan ikan akan berjalan sesuai dengan

tujuan dan mendapatkan hasil yang optimal serta keselamatan dapat terjaga.

Pada umumnya awan terdiri dari butir-butir air cair yang berukuran

sedemikian kecil sehingga tidak jatuh. Namun apabila awan tersebut mencapai suatu

ketinggian dimana temperatur udaranya jauh dibawah 0 C maka butir-butir air tersebut

menjadi butir-butir es (kristal). Awan adalah penolong berharga dalam ramalan cuaca karena

memperlihatkan, perubahan apa yang sedang terjadi dalam atmosfer. Awan itu sendiri tidak

memberitahu kita terlalu banyak. Ahli cuaca harus mengetahui bagaimana ia telah
berkembang dengan berubah atau pecah pada umumnya, kemungkinan ada hujan lebih besar

kalau awan tinggi yang terpisah menjadi tambah tebal, bertambah jumlahnya dan dasar awan

lebih rendah (Wisnubroto, 1981).

 Hubungan Bumi, Bulan dan Matahari

Hampir seluruh energi yang mengendalikan variabel cuaca dan iklim Bumi berasal

dari Matahari. Lebih dari 99.9% energi yang memanasi permukaan Bumi berasal dari

Matahari. Matahari merupakan satu dari sekitar 200 milyar bintang dalam Galaxy Milky

Way. Dibandingkan dengan bintang2 yang lain, matahari dianggap rata2. Akan tetapi pada

skala sistem matahari, dia benar2 besar sekali. Matahari mempunyai diameter sama dengan

109 diameter Bumi dan volume 1.2 juta kali lebih besar daripada Bumi.

Energi matahari tidak terdistribusikan serba sama pada permukaan Bumi. Jumlah

energi yang diterima bervariasi dengan lintang, waktu dari hari, dan musim dari tahun.

Pemanasan yang tidak sama dari bumi pada akhirnya menyebabkan angin dan mengendalikan

sirkulasi permukaan dari lautan.

Angin adalah gaya pengendali utama dari arus laut permukaan. Di atas lautan, energi

yang diteruskan dari udara yang bergerak pada air melalui gesekan. Tarikan yang dikerjakan

oleh angin yang berhembus dengan tetap pada lautan menyebabkan lapisan permukaan air

bergerak.

Gerakan atmosfer dan lautan yang memindahkan panas dari tropis ke kutub

merupakan usaha tanpa akhir untuk mengimbangi energi yang tidak teratur. Hasil dari proses

tersebut adalah fenomena yang kita namakan cuaca.

1. Hubungan Bumi dan Matahari

Untuk memahami bagaimana dinamika Bumi sebagai mesin cuaca bekerja, menjadi

penting untuk memahami mengapa lintang yang berbeda menerima kuantitas yang berbeda

dari energi matahari…dan, mengapa kita mempunyai musim?


Satu dari gerakan utama Bumi adalah rotasi, yaitu gerakan berputar dari Bumi pada

sumbunya. Rotasi menghasilkan siklus harian dari siang dan malam. Satu rotasi memakan

waktu 24 jam. Gerakan ke dua dari planet kita adalah revolusi, yaitu gerakan Bumi dalam

orbitnya mengelilingi Matahari.

Variasi yang kecil dalam energi matahari yang diterima oleh Bumi karena orbit yang

berbentuk ellips, mempunyai sedikit pengaruh pada suhu musiman.

1. Variasi Lamanya Siang dan Malam

Variasi dalam lamanya siang hari bertanggung jawab bagi perbedaan suhu musiman.

Hari -hari pada summer yang panjang menempatkan kita untuk mendapatkan radiasi matahari

yang lebih banyak dibandingkan pada hari-hari winter yang pendek.

2. Perubahan Musiman dalam Sudut Datang Matahari

Disamping variasi dalam panjang siang hari, perubahan musiman dalam sudut

Matahari di tengah hari di atas horizon adalah penyebab penting dari perubahan suhu

musiman. Di summer, Matahari di tengah hari adalah tertinggi di atas horizon. Ketika

summer berganti ke winter, Matahari tengah hari didapati lebih rendah di langit.
Perubahan sudut Matahari menyebabkan variasi jumlah energi mencapai permukaan

Bumi . Makin dekat sudut Matahari ke 90 derajat, makin kuat cahaya matahari. Ketika sudut

didapati lebih rendah, cahaya matahari menjadi lebih tersebar dan kurang kuat. Faktor lain

yang dipengaruhi oleh perubahan sudut Matahari adalah ketebalan atmosfer yang dapat

ditembus oleh cahaya. Ketika Matahari berada tepat di atas kepala, cahaya matahari

menembus ketebalan hanya satu atmosfer. Cahaya yang datang pada sudut 30 derajat harus

menempuh ketebalan 2 atmosfer, sedangkan pada sudut 5 derajat menempuh sekitar 11

atmosfer. Cahaya Mengenai Bumi pada Sudut Rendah Berjalan Menembus Atmosfer Lebih

Panjang dan Mengalami Deplesi Lebih Besar . Makin panjang lintasan menembus atmosfer,

makin besar kesempatan cahaya matahari akan diserap, dipantulkan, atau dibaurkan oleh

atmosfer, dan kesemuanya itu akan mengurangi intensitas matahari di permukaan bumi.

Penyebab Perubahan Panjang Siang Hari dan Sudut Datang Cahaya Matahari

Sekarang anda sudah mempelajari bahwa alasan yang paling penting bagi terjadinya

variasi musiman dalam hal jumlah energi matahari mencapai lokasi tertentu adalah: (1)

perubahan dalam panjang siang hari, dan (2) perubahan dalam sudut dimana cahaya Matahari

mengenai permukaan. Lalu, Apa yang menyebabkan variasi musiman dalam sudut Matahari

dan panjang siang hari?

Bagian penting dari jawaban ini, harus mengarahkan sumbu Bumi pada bidang

orbitnya mengelilingi Matahari. Permukaan imajiner ini dinamakan bidang ekliptik. Sumbu

Bumi tidaklah tegak lurus ke bidang ekliptik, tetapi miring 23 ½ derajat. Kemiringan ini

dinamakan inklinasi sumbu. Karena sumbu yang miring dan selalu mengarah pada arah yang

sama ketika Bumi mengelilingi Matahari, orientasi sumbu Bumi ke berkas cahaya Matahari

secara terus menerus berubah.


Sebagai contoh, setiap tahun, pada tgl 21-22 Juni, posisi Bumi sedemikian sehingga BBU

condong 23 ½ derajat menuju Matahari. Enam bulan kemudian, pada 21-22 Desember, ketika

Bumi bergerak ke posisi yang berlawanan dari orbitnya, BBU condong 23 ½ derajat

menjauhi Matahari.

Pada hari2 antara posisi ekstrim tersebut, orientasi sumbu Bumi ke cahaya Matahari

pada sudut kurang dari 23 ½ derajat. Perubahan orientasi ini menyebabkan titik dimana

cahaya Matahari tegak membuat migrasi tahunan dari 23 ½ derajat Utara ke 23 ½ derajat

Selatan. Menurut sejarah, empat hari setiap tahun telah diberikan makna khusus didasarkan

pada migrasi tahunan dari cahaya Matahari. Pada 21-22 Juni, cahaya tegak Matahari (sudut

90 derajat) mengenai 23 ½ derajat lintang Utara, sebuah lingkaran pada bola bumi yang

dikenal sebagai Tropic of Cancer. Untuk orang2 di BBU, 21-22 Juni dikenal sebagai summer

solstice, hari resmi pertama summer. Di BBS tanggal ini menyatakan winter solstice. Enam

bulan kemudian, pada 21-22 Desember, cahaya Matahari mengenai 23 ½ derajat lintang

Selatan, sebuah lingkaran di bola bumi yang dikenal sebagai Tropic of Capricorn. Untuk

orang2 di BBU, 21-22 Desember adalah winter solstice, yaitu hari pertama winter. Akan

tetapi untuk orang2 di BBS, merupakan summer solstice. Equinoxes terjadi dalam bulan

Maret dan September, pertengahan antara dua solstices. Dalam bulan Maret, BBU mengalami

spring equinox, sedangkan posisi September dinamakan autumnal atau fall equinox. Di BBS,
spring mulai bulan September dan fall mulai bulan Maret. Selama equinox, cahaya vertikal

Matahari mengenai equator ( lintang 0 derajat).

Mari kita lihat pada Bumi dari perspektif yang berbeda sehingga kita dapat melihat

lingkaran iluminasi. (Ingat bahwa lingkaran ini yang membagi siang dan malam). Selama

equinox, cahaya vertikal Matahari mengenai equator karena Bumi berada pada posisi dalam

orbitnya yang kemiringannya tidak mengarah menuju atau menjauh dari Matahari.

Mari kita tinjau dengan seksama dan lebih rinci dari solstices dan equinoxes. Kita

akan mulai dengan solstice yang terjadi pada 21-22 Juni. Kita tahu bahwa cahaya vertikal

Matahari mengenai Tropic of Cancer, 23 ½ derajat Utara dan bahwa itu merupakan summer

solstice di BBU ( winter di BBS). Bergerak menjauhi Tropic of Cancer, sudut cahaya

Matahari tengah hari menjadi semakin kecil. Tempat yang terletak 1 derajat lebih

jauh,menerima sudut 89 derajat, tempat 2 derajat lebih jauh menerima sudut 88 derajat, dan

seterusnya. Untuk menghitung sudut Matahari tengah hari, cari besarnya derajat lintang yang

memisahkan tempat yang anda ingin ketahui dari lintang yang menerima cahaya vertikal

(sudut 90 derajat). Kemudian kurangkan harga tersebut dari 90 derajat. Perhitungan sudut

Matahari tengah hari:

Data: lokasi: 30 derajat Selatan, tanggal:21-22 Juni, lokasi matahari pada 90 derajat: 23 ½

derajat Utara

Perhitungan: langkah 1: jarak dalam derajat antara 23 ½ derajat Utara dan 30 derajat Selatan

= 53 ½ derajat. Langkah 2: 90 dikurangi 53 ½ = 36 ½ = Matahari tengah hari pada 30 derajat

Selatan pada 21-22 Juni.

 Jenis-jenis awan

Awan terbagi dalam 4 golongan yaitu awan tinggi, awan menangah, awan rendah, dan

awan yang membumbung keatas. Tiap golongan awan ini terbagi lagi dalam beberapa jenis

menurut ketinggian dan bentuk awan tersebut misalnya cirrus, alto cumulus, nimbo stratus,
cumulus nimbus, dan lain sebagainya. Awan merupakan salah satu jenis hydrometer, jenis

hydrometer yang lain adalah kabut, hujan lembut, hujan merata, hujan setempat, dan salju.

Jenis-jenis hujan tergantung dari jenis-jenis awan yang merupakan sumbernya (Handoko,

1995).

Menurut Wisnubroto (1981), cuaca penuh sinar matahari mungkin menjadi biasa jika

kabut jadi bersih sebelum tengah hari dan kalau dasar awan menjadi lebih tinggi. Di sini kita

memperlihatkan sepuluh jenis awan yang penting dikelompokkan secara internasional,

menjadi tiga golongan menurut ukuran tinggi, yaitu : rendah, menengah (sedang), dan tinggi.

1. Awan Tinggi terdapat pada ketinggian 6.000 meter ke atas.

a) Cirrus (Ci) adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti mata pancing atau seperti

bulu ayam dengan struktur berserat (fibrous). Awan cirrus tersebut nampak putih bersih.

b) Cirro cumulus (Cc) adalah sejenis awan tinggi yang terbentuk seperti sisik ikan. Awan

cirro cumulus nampak putih bersih, gumpalan-gumpalan awannya adalah kecil-kecil, dan

bundar tanpa bayang-bayang. umumnya awan ini tersusun dalam kelompok, garis/riak yang

dihasilkan dari getaran lembaran awan. Ini disebabkan karena awan cirro cumulus itu terletak

jauh dari mata penilik.

c) Cirro stratus (Cs) adalah sejenis awan tinggi yang tidak mempunyai gambar, melainkan

merupakan suatu layar awan yang rata. Awan tipis menyerupai lembaran yang putih

menutupi seluruh langit dan menampilkan gambaran seperti susu. Awan ini seringkali

menghasilkan halo disekitar matahari/bulan. Pada siang hari kalau langit diliputi awan cirro

stratus, maka langit nampak putih silau.

2. Awan Menengah terdapat pada ketinggian antara 2.000meter dan 6.000 meter.

a) Alto cumulus (Ac) adalah jenis awan menengah yang terbentuk serupa dengan awan

cirro cumulus, seperti bulu domba atau seperti sisik ikan. Akan tetapi gumpalan-gumpalan
awannya nampak lebih besar, massa awan yang pipih danglobular tersusun dalam bentuk

garis / gelombang. karena awan alto cumulusterletak lebih dekat pada mata penilik.

b) Alto stratus (As) adalah jenis awan menengah, dan pada prinsipnya, awan yang berupa

lembaran yang seragam bentuknya dengan warna putih kotor / abu-abu. Kadang-kadang

corona terbentuk, alto stratus umumnya diikuti oleh presipitasi yang meluas dan lama.

3. Awan Rendah terdapat pada ketinggian 2.000 meter ke bawah

a) Nimbo stratus (Ns), pada prinsipnya terbentuk serupa dengan alto stratus, akan tetapi

amat tebal sehingga sinar matahari sulit untuk menembus lapisan awan ini. Dengan demikian

maka bagian bawah awan nimbo stratus berwarna abu-abu gelap sampai hitam. Awan nimbo

stratus bisa menimbulkan hujan lebat.

b) Strato cumulus (Sc) adalah jenis awan rendah yang pada prinsipnya berbentuk serupa

dengan awan alto cumulus, seperti bulu domba akan tetapi gumpalan-gumpalan awannya

nampak lebih besar, karena awan strato cumulus terletak lebih dekat pada mata penilik. Awan

strato cumulus nampak berwarna abu-abu dan bentuk tiga dimensi sudah nampak. Massa

globular besar atau massa awan bergulung-gulung lembut berwarna abu-abu. Pada umumnya

tersusun dalam satu pola yang tetap.

c) (Low) Stratus (St) adalah jenis awan rendah yang tidak mempunyai gambar apa-apa

melainkan merupakan suatu layar awan yang rata. Kalau awan (low) stratusmencapai

permukaan tanah, maka hal ini disebut kabut. Stratus yang tipis menghasikan corona.

4. Awan yang membung keatas

a) Cumulus humilis (Ch) merupakan fase pertama pembentukan awan golongan IV ini

terjadi karena adanya aliran udara vertikal. Pada tempat-tempat dimana udara mengalir ke

atas maka terbentuk awan, dan di tempat-tempat diman udara mengalir ke bawah, mak awan

yang ada akan dilenyapkan. Awan cumulus humilisini juga dikenal dengan sebutan cumulus

kecil atau juga dengan sebutan fair weather cumuli. Awan yang tebal dan rapat dengan
perkembangan vertikal. permukaan bagian atas berbentuk kubah dengan struktur seperti

kubis, sedangkan bagian dasarnya hampir horisontal.

b) Cumulus congestus, merupakan fase kedua pembentukan awan golongan IV. Kalau hari

makin panas, maka aliran udara vertikal mendapat kesempatan untuk mencapai ketinggian

yang lebih besar, dan hal ini menyebabkan awan cumulus humilis bertumbuh ke atas. Bagian

bawah cumulus congestus ini mulai memperoleh warna abu-abu, karena sudah bertambah

tebal, sehingga sinar mata hari mengalami kesulitan untuk menembus awan ini. Puncak awan

cumulus congestus belum melebar, melainkan masih berbentuk runcing.

c) Cumulo nimbus, merupakan fase terakhir pembentuka awan golongan IV. Bagian atas

cumulo nimbus sudah melebar. Bagian bawah cumulo nimbus nampak berwarna abu-abu

gelap sampai hitam. Cumulo nimbus menimbulkan hujan setempat (showers). Selain itu,

petir, kilat, dan guntur ditimbulakan oleh cumulo nimbus.

 Kelembaban udara

Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam

udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosferyaitu hanya

kira-kira 2% dari dari jumlah masa. Akan tetapi uap air merupakan komponen udara yang

sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim. Gas-gas yang menyusun atmosfer yang

dekat permukaan laut relatif konstan dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Sedang uap

air merupakan bagian yang tidak konstan, bervariasi dari 0% sampai 5% (Wilson, 1993).

Menurut Wilson (1993), adanya variabilitas kandungan uap air ini dalam udara baik

berdasarkan tempat maupun waktu adalah penting karena :

1. Besarnya jumlah uap air dalam udara merupakan indikator kapasitas potensial atmosfer

tentang terjadinya presipitasi.

2. Uap air mempunyai sifat menyerap radiasi bumi sehingga ia akan menetukan cepatnya

kehilangan panas dari bumi dan dengan sendirinya juga ikut mengatur temperatur.
3. Makin besar jumlah uap air dalam udara makin besar jumlah energi potensial yang laten

tersedia dalam atmosfer dan merupakan sumber / asal terjadinya hujan angin (strom).

Sedangkan sebaran kelembaban udara ada tiga macam yaitu :

a. Sebaran vertikal

Sebaran vertikal terjadi karena sumber kelembaban udara adalah permukaan bumi, maka

sebagian besar uap air akan terkumpul di lapisan yang lebih bawah. Dan uap air itu

jumlahnya turun dengan cepat dengan naiknya temperatur.

b. Sebaran horisontal

Uap air dalam udara yang dinyatakan dalam kelembaban spesifik atau tekanan uap

mempunyai harga tertinggi di katulistiwa dan terendah di kutub. Ini serupa dengan sebaran

temperatur, yang merupakan faktor penentu besarnya kapasitas udara

Menurut Lakitan (1994), berbagai cara digunakan untuk menyatakan jumlah uap air

yang ada di udara :

1. Kelembaban mutlak, yakni angka yang menunjukan jumlah massa uap air yang terdapat

dalam satuan volume udara, dinyatakan dalam gram per meter kubik udara.

2. Kelembaban nisbi, yakni angka yang menunjukan perbandingan antara massa uap air

yang sesungguhnya ada dalam suatu massa udara pada suhu tertentu, dengan massa uap air

dalam keadaan udara kenyang pada suhu itu, biasanya dinyatakan dalam %.

Pengamatan kelembaban udara dimaksudkan untuk memperoeh data tentang

kelembaban nisbi dari udara atmosfer daerah yang diamati. Utama maksud tersebut

diperlukan alat pengukuran kelembaban udara. Ada berbagai tipe alat pengukuran

kelembaban udara tetapi yang umum dipakai adalah hygrometer dan psychrometer.
 Temperatur udara

Temperatur udara adalah salah satu efek dari radiasi matahari. Makhluk hidup hanya

dapat berkembang pada temperatur tertentu dan setiap fenomena dari kehidupan vegetasi

sangant erat hubungannya dengan zone panas optimal. Temperatur udara yang diukur dengan

termometer. Tempat yang terbuka, suhunya berbeda dengan tempat yang bergedung,

demikian pula suhu di ladang berumput berbeda dengan ladang yang dibajak, atau jalan

beraspal dan sebagainya. Pengukuran temperatur udara hanya memperoleh satu nilai yang

menyatakan nilai rata-rata suhu temperatur atmosfer. Secara fisis suhu dapat didefinisikan

sebagai tingkat gerakan molekul benda, mekin cepat gerakan molekul, makin tinggi suhunya.

Suhu dapat juga didefinikasikan sebagai tingkat panas suatu benda. Panas bergerak dari

sebuah benda yang mempunyai suhu tinggi ke benda dengan suhu rendah (Handoko, 1995).

Untuk menyatakan suhu udara dipakai berbagai skala. Dua skala yang sering dipakai

dalam pengukuran suhu udara adalah skala Fahrenheit yang dipakai di Negara Inggris dan

skala Celcius atau skala perseratusan (centigrade) yang dipakai oleh sebagian besar di dunia

(Handoko, 1995).

Skala Fahrenheit menetapkan titik didih air pada 212 derajat dan titik lebur es pada 32

derajat. Dalam skala perseratus (skala Celcius) ditetapkan titik didih air pada 100 derajat dan

titik lebur es pada 0 (nol) derajat. Skala Celcius sekarang banyak dipakai dalam pelaporan

dan analisis data cuaca dan iklim. Kedua skala tersebut menunjukan suhu yang sama pada -40

derajat (Handoko, 1995).

Pada lapisan troposfer, secara umum suhu makin rendah menurut ketinggian. hal ini

dapat dijelaskan dengan faktor-faktor berikut:


1. Udara merupakan penyimpan panas terburuk, sehingga suhu udara sangat dipengaruhi

oleh permukaan bumi tempat persentuhan antara udara dengan daratan dan lautan.

Permukaan bumi tersebut merupakan pemasok panas terasa untuk pemanas udara.

2. Lautan mempunyai luas dan kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan,

sehingga meskipun daratan merupakan penyimpan panas yang lebih buruk tetapi karena

udara bercampur secara dinamis, maka pengaruh permukaan lautan secara vertikal akan lebih

dominan. Akibatnya suhu akan turun menurut ketinggian baik di atas lautan maupun daratan.

Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian di Indonesia sekitar 5-6°C tiap kenaikan

1000 m (Handoko, 1995).

 Temperatur air

Temperatur air adalah keadaan suhu air, yang menyatakan tingkat panas dan

dinginnya air, Tekanan air dinyatakan dengan satuan derajat Celcius, Fahrenheit, Reamur dan

Kelvin. Menurut Lakitan (1994), ada dua istilah dalam menentukan temperatur air

yaitutemperatur insitu dan temperatur pada dasarnya mempunyai sifat potensial.

Temperaturudara adalah sifat termodinamis cairan karena aktifitas molekul dan atom didalam

cairan tersebut. Semakin besar aktifitas (energi), semakin tinggi pula temperaturnya.

Temperaturnya menunjukkan kandugan energi panas. Energi panas dan temperatur

dihubungkan oleh energi panas spesifik. Energi panas spesifik sendiri secara sederhana dapat

diartikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari satu

satuan massa fluida sebesar 1°. Jika kandungan energi panas nol (tidak ada aktifitas atom dan

molekul dalam fluida) maka temperaturnya secara absolute juga nol (dalam skala Kelvin).

Jadi nol dalam skala Kelvin adalah suatu kondisi dimana sama sekali tidak ada aktifitas atom

molekul dalam suatu fluida. Temperatur air laut dipermukaan ditentukan oleh adanya

pemanasan (heating) di daerah tropis dan pendinginan (cooling) di daerah lintang tinggi.

Kisaran harga temperatur di laut adalah -2° s.d. 35°C.


Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah parsel air

yang bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan yang lain akan mengalami penekanan

(komperasi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel air mengalami penekanan secara

adibiatis (tanpa terjadi pertukaran anegi panas), maka temperaturnya akan bertambah.

Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan (adibiatis), maka temperaturnya akan

berkurang. Satuan untuk temperatur dan temperatur potensial adalah derajat Celcius.

Sementara itu, jika temperatur akan digunakan untuk menghitung kandungan energi panas

dan transpor energi panas, harus digunakan satuan Kelvin. 0°C = 273,16 K. Perubahan 1°C

sama dengan perubahan 1K. (Handoko, 1995).

Anda mungkin juga menyukai